Metode Pengumpulan Data Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

b Pengujian parameter regresi secara tunggal Uji-t Tujuan pengujian secara tunggal adalah untuk men unjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas lainnya konstan. Pengujian secara tunggal dapat dilakukan dengan uji-t dengan hipotesis: H : bi = 0 H = masing-masing variabel dalam model tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan H 1 : bi ≠ 0 H 1 = masing-masing variabel dalam model berpengaruh nyata terhadap permintaan Dalam pengujian t hitung persamaan yang digunakan adalah: t hitung = Keterangan : bi = parameter regresi ke-i Sbi = kesalaahan baku penduga parameter regresi ke-i Adapun kriteria dalam pengambilan keputusan, yaitu: Apabila t hitung t tabel , maka tolak H yang berarti variabel bebas Xi berpengaruh terhadap permintaan semangka Y. Apabila t hitung t tabel , maka terima H yang berarti variabel bebas X 1 tidak berpengaruh terhadap permintaan semangka Y. b. Uji Asumsi Klasik Model regresi linier dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Apabila nilai asumsi klasik terpenuhi, maka metode estimasi penaksir linear kuadrat terkecil Ordinary Least Square OLS akan menghasilkan Unbiased Linear Estimator dan memiliki varian minimum yang sering disebut dengan BLUE Best Linear Unbiased Estimator Ghozali, 2009. Beberapa jenis asumsi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan salah satu asumsi dari model regresi linear klasik. Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendelati sempurna diantara variabel bebas Priyatno, 2009. Ada beberapa hal yang menyebabkan multikolinearitas seperti metode pengumpulan data yang digunakan, adanya constraint pada model atau populasi yang dijadikan sampel. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta nilai variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2002. 2 Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain Priyatno, 2012. Masalah heteroskedastisitas umum terjadi pada data silang cross section daripada data runtut waktu timeseries. Pada data silang waktu cross section, biasanya berhubungan dengan anggota populasi pada satu waktu tertentu dan anggota populasi itu memiliki perbedaan dalam ukuran. Sementara itu, pada data runtut waktu variabel cenderung urutan besaran yang sama oleh karena data dikumpulkan pada entitas yang sama selama periode waktu tertentu. Heteroskedastisitas tidak merusak property dari estimasi ordinary least square OLS yaitu tetap tidak bias unbiased dan konsisten estimator, tapi estimator ini tidak lagi memiliki minimum variance dan efisien sehingga tidak lagi BLUE Ghozali, 2002. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara informal maupun informal. Cara informal yaitu cara yang dapat langsung dilihat dan cara yang paling cepat dilakukan adalah menggunakan cara informal yaitu mendeteksi pola residual dengan menggunakan sebuah grafik. Jika residual mempunyai varian yang sama homoskedastisitas maka tidak ada pola yang pasti dari residual, sebaliknya jika residual memiliki sifat heteroskedastisitas maka residual ini akan menunjukkan pola tertentu. Cara formal yang dapat dilakukan untuk medeteksi heteroskedastisitas adalah dengan metode park, metode glejser, metode korelasi spearman atau metode white Widarjono, 2009. 3 Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya t-1. Untuk pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin Watson DW test. Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah: a DU DW 4 – DU maka Ho diterima, artinya tidak ada autokorelasi. b DW DL atau DW 4 – DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi c DL DW DU atau 4 – DU DW 4 – DL artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. Nilai DU durbin watson upper dan DL durbin watson lower dapat dilihat dari tabel statistik durbin watson yang akan dibandingkan dengan nilai durbin watson hitung Priyatno, 2012. c. Perhitungan Elastisitas 1 Elastisitas Harga Perhitungan elastisitas harga bertujuan untuk mengetahui besar nilai elastisitas harga terhadap permintaan buah semangka. Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: -----------------------------------10 Keterangan: ΔQ : Perubahan jumlah barang yang diminta ΔPx : Perubahan harga barang Q : Jumlah barang yang diminta Px : Harga barang tersebut Kaidah pengujian adalah: Ed [-1] : Permintaan elastis Ed [-1] : Permintaan inelastis 2 Elastisitas Silang Perhitungan elastisitas silang bertujuan untuk mengetahui besar nilai elastisitas silang terhadap permintaan buah semangka. Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: ---------------------------------- 11 Keterangan: ΔQ : Perubahan jumlah barang yang diminta ΔPy : Perubahan harga barang lain Q : Jumlah barang yang diminta Py : Harga barang lain Kaidah pengujian adalah: Es 0 : Barang substitusi Es = 0 : Barang netral Es 0 : Barang komplementer 3 Elastisitas Pendapatan Perhitungan elastisitas pendapatan bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai elastisitas pendapatan terhadap permintaan buah semangka. Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: ------------------------------------------------------------12 Keterangan: ΔQ : Perubahan jumlah barang yang diminta ΔI : Perubahan pendapatan Q : Jumlah barang yang diminta I : Pendapatan Kaidah pengujian adalah: Edi 0 : Barang normal Edi = 0 : Barang netral Edi 0 : Barang inferior Edi 1 : Barang superior 64

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Kota Bandar Lampung

Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan dan juga sebagai pusat perekonomian di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung memiliki letak yang strategis karena merupakan pintu gerbang antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Sebagai Ibukota provinsi, Bandar Lampung memiliki keuntungan karena setiap kegiatan baik dari pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan dan perekonomian lebih cepat bertumbuh dibanding dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km 2 yang terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan. Secara geografis, Kota Bandar Lampung terletak pada 5 20’ - 5 30’ Lintang Selatan dan 105 28’ - 105 37’ Bujur Timur. Secara administratif, batas wilayah Bandar Lampung adalah: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Lampung. 65 c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. d. Sebelah timur berbatasan Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 – 700 meter diatas permukaan laut dengan empat karakteristik topografi yang dimiliki, yaitu: 1. Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian Selatan dan Panjang. 2. Daerah perbukitan yaitu sekitar Teluk Betung bagian Utara. 3. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh gunung Balau serta perbukitan Batu Serampok dibagian Timur Selatan. 4. Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian Selatan. Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung merupakan daerah perbukitan, seperti Gunung Kunyit, Gunung Kelutum, Gunung Banten, Gunung Kucing, dan Gunung Kapuk. Luas wilayah yang datar hingga landai meliputi 60 total wilayah, landai hingga miring meliputi 35 total wilayah, dan sangat miring hingga curam meliputi 4 total wilayah. Penduduk yang tinggal di Kota Bandar Lampung terdiri dari berbagai macam suku. Jumlah penduduk yang berada di setiap kecamatan di Bandar Lampung juga beraneka ragam sesuai dengan besarnya luas wilayah setiap kecamatan dan pertumbuhan yang secara alami terjadi baik kelahiran maupun kematian serta perpindahan penduduk. Jumlah penduduk, luas wilayah dan kepadatan penduduk Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel 5. 66 Tabel 5. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Bandar Lampung tahun 2011 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012 Pada tabel 5, terlihat bahwa jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 adalah 891.374 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Teluk Betung Selatan yaitu berjumlah 93.156 jiwa dengan luas wilayah 20,99 km 2 . Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Betung Selatan dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar tidak terlepas karena wilayah tersebut merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Bandar Lampung, dicirikan dengan banyaknya gedung-gedung perkantoran dan bangunan pertokoan. Jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Tanjung Senang yaitu berjumlah 41.672 jiwa. Jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan tanjung senang yaitu berjumlah 16, 87 jiwa dengan luas wilayah 11, 63 jiwa, dimana kecamatan ini merupakan kecamatan yang baru Kecamatan Jumlah Penduduk jiwa Luas Wilayah km 2 Kepadatan Penduduk jiwakm 2 Teluk Betung Barat 60.041 20,99 2.860 Teluk Betung Selatan 93.156 10,07 9.251 Panjang 64.194 21,16 3.034 Teluk Betung Timur 90.295 21,11 4.277 Teluk Betung Utara 63.342 10,38 6.120 Tanjung Karang Pusat 73.169 6,68 10.953 Tanjung Karang Barat 64.439 15,14 4.256 Kemiling 72.248 27,65 2.613 Kedaton 89.273 10,88 8.205 Rajabasa 43.727 13,02 3.358 Tanjung Senang 41.672 11,63 3.583 Sukarame 71.530 16,87 4.240 Sukabumi 64.288 11,64 5.523 Jumlah 891.374 197,22 4.520 67 berkembang, dicirikan adanya perumnas baru, fasilitas transportasi, jasa dan fasilitas pendidikan yang belum memadai. Kecamatan Tanjung Karang pusat merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu 10.953 jiwakm 2 , sedangkan Kecamatan Kemiling merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu 2.613jiwakm 2 .

B. Kecamatan Kedaton

Kecamatan Kedaton merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Bandar Lampung. Kecamatan Kedaton memiliki luas wilayah 1.088 Ha, yang secara administratif berbatasan dengan : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Pusat c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Barat Sebagian besar Kecamatan Kedaton adalah daerah daratan dan diantaranya daerah bukit dan pegunungan. Ibukota kecamatan Kedaton terletak di Kelurahan Kedaton. Secara administratif, Kecamatan Kedaton dibagi menjadi delapan kelurahan, yaitu Kelurahan Sukamenanti, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Surabaya, Kelurahan Perumnas Way Halim, Kelurahan Kedaton, Kelurahan Labuhan Ratu, Kelurahan Kampung Baru dan Kelurahan Sepang Jaya.