51
dinamika politik yang terjadi atau perkembangan kasus hukum yang di dakwanya. Komunikasi politik sebagai suatu proses di mana informasi
politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainya, dan diantara sistem-sistem sosial dan sistem politik.
Proses ini terjadi secara kesinambungan dan mencapai pula pertukaran informasi diantara individu-individu dengan kelompok-
kelompoknya pada semua tingkatan, komunikasi politik merupakan suatu elemen yang dinamis dan yang menentukan sosialisasi politik dan
partisipasi politik. Pola-pola komunikasi politik, komunikasi pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap yang dikembangkan oleh suatu negara menentukan
bentuk sosialisasi politik dan partisipasi politik yang terjadi di negara yang bersangkutan. Dalam hal ini komunikasi politik menentukan corak
perilaku insan politik.
10
Orang tahanan atau narapidana, yang direnggut kebebasanya oleh negara atas dasar hukum, merupakan kelompok yang vulnerable rentan
dalam masyarakat. Kemungkinan untuk menerima resiko diberlakukan buruk, diinterogasi dengan menggunakan kekerasan atau memperoleh
pengakuan, disiksa, penglihatan secara paksa, hingga menerima kondisi tempat tahanan yang tidak manusiawi dan merendahkan, martabat munusia
sangat mudah dan terbuka menimpa mereka.
11
10
Rafael Raga maran, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001, h. 159.
11
Lihat pengantar yang ditulis Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat- ELSAM, dalam buku, Hak-Hak Terpidana, Jakarta: ELSAM, 1996, cet pertama, h. v.
52
Ketika ditangkapnya Hambali, Ricky Arsilan dan Ade Faisal di Depo Plumpang mereka diperlakukan buruk terhadap mereka, seperti
halnya Hambali di pukuli oleh aparat polisi di tengah jalan untuk di bawa Polres Jakarta Utara, di sepanjang perjalanan Hambali di pukuli secara
bergantian oleh aparat sampai kepalanya dipenuhi oleh darah. Sedangkan Ricky Arsilan, Ade Faisal didalam tahanan Polres Jakarta Utara dan warga
yang juga ditahan oleh polisi tak luput juga jadi sasaran pemukulan oleh aparat polisi.
12
2. Kelanjutan Gerakan
Sebagai organisasi gerakan, aktivis KM UIN Jakarta tetap melakukan perlawanan walaupun tiga aktivis KM Jakarta di penjara, serta
melakukan aksi di jalan, membuat propaganda-propaganda melalui selebaran dan aksi mogok makan serta jahit mulut. Sebanyak enam
mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di pelataran kampus Universitas Kristen Indonesia UKI, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Desember 2007. Dalam
aksinya, mereka melakukan mogok makan dan aksi jahit mulut. Keenam mahasiswa unjuk rasa itu adalah Asep Asyari, Niam, Abdul Muis, Citra
Wahyudiansyah mahasiswa UIN Jakarta, Gesang, Arif Simbolon mahasiwa UKI.
13
12
Wawancara pribadi dengan Hambali “Joey” aktivis KM UIN Jakarta. Eks tahanan
politik terkait demonstrasi menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas 2007 Fakultas Adab dan Humanior
a, angkatan 2002, Hambali “Joey”, Pada 12 Agustus 2011.
13
“Jahit Mulut, Tuntut Teman Dibebaskan, Warta Kota,” kamis, 6 Desember 2007, diakses 10 September, 2011
53
Di setiap agenda sidang di pengadilan Jakarta Utara, aktivis KM UIN Jakarta selalu menghadiri dan melakukan aksi di pengadilan Jakarta
Utara untuk mendukung serta menuntut agar tiga aktivis tersebut untuk di bebaskan. Pada Senin 20 Desember 2007 membawa empat aktivis KM
UIN Jakarta yaitu Asep Asyari Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Niam Muso Fakultas Syari’ah dan Hukum, Abdul Muis Fakultas Adab dan
Humaniora, dan Citra wahyudiansyah Fakultas Adab dan Humaniora yang sedang mogok makan dan jahit mulut di pengadilan Jakarta Utara.
14
Dengan aksi mogok makan dan jahit mulut untuk membuktikan keseriusan aktivis KM UIN Jakarta untuk menolak konversi minyak tanah
ke gas yang di progamkan oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla serta menuntut di bebaskan tiga aktivis KM UIN Jakarta.
Pola aksi ini agar di dengar oleh pemerintah yang selama ini tidak pernah direnspon.
Pada hari senin 27 Desember 2007 dalam agenda sidang pengadilan Jakarta utara, tiga aktivis KM UIN Jakarta membacakan Pledoi
mereka. Serta dihadiri para demonstran dari FMPMT Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah dan para orang tua dari Hambali, Ricky
Arsialan, Ade Faisal. Dalam Pledoi mereka secara umum tetap tolak untuk konversi minyak tanah ke gas, dengan kondisi masyarakat masih kecil
dalam pendapatan sehari-hari, maka akan berat untuk membeli tiga kilo
14
Syukri Rahmatullah, Peserta jahit mulut hadiri sidang demo minyak tanah, artikel diakses
http:news.okezone.comread20071210167042peserta-jahit-mulut-hadiri-sidang- demo-minyak-tanah, tgl 8 juli 2011, pukul 21:30.
54
gram LPG Liquefied Petroleum Gas yang penggunaanya hampir setara dengan tiga setengah liter minyak tanah, selain itu juga pemerintah belum
matang dalam mengatur teknis pendistribusian kompor gas gratis beserta tabung dan perangkatnya.
Dalam implementasi program konversi minyak tanah ke gas ambil contoh wilayah Jakarta Utara, pada saat suplai minyak tanah ke wilayah
itu di kurangi drastis dengan harapan agar masyarakatnya menggunakan energi gas dan tabung gas gratis dari pemerintah ke wilayah itu, hingga
berakibatkan fatal terhadap masyarakat yang membutukan bahan bakar tiap harinya antrian panjang jerigen minyak tanah menumpuk di
pangkalan-pangkalan minyak, minyak tanah yang tak kunjung datang serta kompor dan tabung gas gratis yang belum di terima masyarakat makin
mempersulit mereka. Dalam amanat Undang-Undang Dasar UUD 45, pasal 33 yang
berbunyi: “Seluruh sumber daya alam yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak dikusai oleh negara dan dikembalikan sepenuhnya
untuk kesejahteraan masyarakat”. Pemerintah dan pertamina tentunya punya pertimbangan tersendiri sehingga mengeluarkan kebijakan konversi
minyak tanah ke gas, namun seberapa objektifkah pertimbangan itu hingga terkesan rasionalisasi untuk konversi minyak tanah ke gas di buat semata-
mata untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas pada rentang 17-22
November 2007 terhadap 252 rumah tangga penerima tabung dan kompor gas program konversi minyak tanah di DKI Jakarta menunjukan, tidak
55
sedikit dari mereka yang tidak langsung memanfaatkan pemberian pemerintah tersebut. Jumlah rensponden yang menyatakan langsung
menggunakan tabung dan kompor gas itu sebanyak 81 persen. Sisanya 19 persen mengaku belum memakainya karena faktor keamanan, takut
kompor meleduk.
15
Pada persidangan dalam agenda Pledoi dan vonis tetap para Majelis Hakim menjatuhkan vonis bersalah terhadap tiga aktivis KM UIN
Jakarta dan mendapatkan hukuman di pidana penjarakurungan selama empat bulan dua puluh empat hari, karena melakukan tindak pidana
Kekerasan Terhadap Penguasa Umum KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pidana pasal 160 KUHP, serta di potong masa tahanan,
maka 29 desember 2007, Hambali, Ricky Arsialan dan Ade Faisal di bebaskan karena sudah cukup masa tahanan mereka di Rutan Rumah
Tahanan Salemba Jakarta Pusat dan Ade Faisal di LP Lembaga Pemasyarakatan Pondok Bambu Jakarta Timur.
Sangat tidak adil pengadilan yang memvonis ketiga aktivis KM UIN Jakarta bersalah, seharusnya pengadilan tempat bentengnya terakhir
kebenaran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tetapi ini tidak. Mereka yang menyerukan dan menentang ketidakadilan dengan menolak
konversi minyak tanah ke gas bersama-sama rakyat, harus di tangkap dan di penjara sungguh di luar dugaan apa yang dilakukan pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada tahun 2007, mungkin seandainya Bung Karno, Hatta, Syahrir Tan Malaka dan pelopor-pelopor
15
Giane, “Survey Konversi Energi, Mengubah Kebiasaan Konsumsi Tidak Mudah.”
KOMPAS, 31 Januari 2010, diakses 10 September 2011.