berfungsi untuk mempertahankan diri dimana saat kondisi terdesak baik debu atau pasir dilemparkan ke mata lawan untuk membela diri.
9. Jurus loseng
Jurus loseng merupakan jurus yang diarahkan ke bagian kaki lawan. Jurus ini berfungsi untuk menarik kaki lawan baik tendangan maupun dalam posisi berdiri,
dengan tujuan melemparkan atau menjatuhkan tubuh lawan. Selain beksi kesenian Betawi yang diajarkan oleh Darif adalah palang pintu.
Palang pintu dalam SABA ini adalah simbol bahwa pernikahan mempunyai tantangan dan ujian. Siapa yang mampu mengalahkan tantangan dari ujian tersebut, dapat
dikatakan pantas untuk melakukan pernikahan bagi kedua mempelai. Jadi palang pintu itu berisi tentang pantun yang saling menjatuhkan jagoan antara mempelai
wanita dan mempelai pria. Namun, tidak ada yang mengetahui sejarah dari palang pintu, tetapi ada istilah palang pintu itu dari berbalas pantun artinya ada nilai
perjuangan dalam pernikahan.
H. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia di SMP
Menurut Rahmanto, pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cangkupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan
berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak.
51
Pada dasarnya belajar sastra adalah belajar bahasa dalam praktik. Belajar sastra harus selalu berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan
kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan. Kita sadar bahwa tak ada informasi dari luar baik berupa pengantar,
komentar guru, cara membaca, gambar maupun kritik yang sebelumnya lebih dapat menuntut perhatian siswa kecuali pengalaman siswa itu sendiri. Pengalaman dari
karya sastra bagaimanapun hanya dapat dimulai dan dilanjutkan dengan mempelajari
51
Bernardus Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. 1988. h. 16.
analisis verbal. Karena kita banyak membaca, kita merasa mudah sekali menerima isi bacaan. Padahal sebenarnya proses membaca itu sangat rumit karena kita dituntut
memahami dengan cepat kumpulan huruf yang merupakan simbol dari bahasa yang dipakai. Walaupun demikian, kesulitan itu menjadi tidak terasa setelah kita menjalani
banyak latihan setiap kali kita membaca. Tapi bagaimanapun, sebagai guru sastra kita sering dihadapkan pada simbol-simbol bahasa yang menuntut pemahaman dengan
lebih hati-hati daripada pembaca pada umumnya. Di samping harus mengerti minat dan cara berfikir siswa, guru sastra diharapkan benar-benar dapat memahami seluk-
beluk kebahasaan yang dipakai dalam karya sastra yang disajikan pada siswanya.
52
Hazim Amir dalam buku membaca 2 karya Kisyani Laksono, dkk menjelaskan bahwa ada beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai persiapan
pembacaan puisi, seperti dalam uraian berikut.
53
a. Mempertimbangkan aspek kesastraan
Langkah awal yang harus dilakukan seorang pembaca puisi adalah memilih puisi yang akan dibacakannya. Puisi yang akan dibacakan harus mengandung nilai-nilai
kesastraan yang tinggi. b.
Pertimbangkan potensi oratoris Langkah yang kedua dalam persiapan membaca puisi adalah mempertimbangkan
potensi puisi jika dibacakan. Pada tahap ini pembaca puisi mempertimbangkan apakah larik-larik yang tertulis dalam sajak tersebut jika dibacakan memiliki
potensi satuan-satuan bunyi yang oratoris. Artinya, satuan-satuan bunyi yang dapat menimbulkan efek kenikmatan, keharuan, dan menggiring pembaca pada
proses perenungan akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. c.
Pelatihan membaca puisi Pada umumnya pelatihan membaca puisi dikerjakan secara berkelompok pada
tempat dan waktu tertentu. Untuk latihan, sebaiknya disepati jadwal tertentu.
52
Bernardus Rahmanto. op.cit., h. 38-39.
53
Kisyani Laksono, dkk. op. cit. h. 8.29-8.31.
Misalnya, latihan dilaksanakan setiap akhir pecan pada sore hari. Latihan dapat dilaksanakan di dalam maupun luar ruangan.
Adapun tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan ini sering kali dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
54
a. Tujuan InstruksionalTujuan Pembelajaran Umum
Tujuan instruksional umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum menggambarkan tingkah laku spesifik. Tujuan instruksional
umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP Garis-garis Besar Program Pengajaran.
b. Tujuan InstruksionalTujuan Pembelajaran Khusus
Tujuan instruksional khusus adalah penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional umum
tersebut dapat lebih dispesifikkan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan KTSP, yaitu untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian wewenangan otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
55
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
56
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3.
Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
54
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.2012. h. 150.
55
E. Mulyana. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. h. 22.
56
Ibid.,