Sejarah Sanggar SABA TINJAUAN PUSTAKA

Misalnya, latihan dilaksanakan setiap akhir pecan pada sore hari. Latihan dapat dilaksanakan di dalam maupun luar ruangan. Adapun tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan ini sering kali dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 54 a. Tujuan InstruksionalTujuan Pembelajaran Umum Tujuan instruksional umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum menggambarkan tingkah laku spesifik. Tujuan instruksional umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP Garis-garis Besar Program Pengajaran. b. Tujuan InstruksionalTujuan Pembelajaran Khusus Tujuan instruksional khusus adalah penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional umum tersebut dapat lebih dispesifikkan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan KTSP, yaitu untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian wewenangan otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. 55 Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk: 56 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. 54 Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.2012. h. 150. 55 E. Mulyana. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. h. 22. 56 Ibid., Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VIII Sekolah Menengah Pertama SMP semester 2, sesuai dengan tujuan KTSP dengan Standar Kompetensi SK pada aspek membaca, yaitu: Memahami buku novel remaja asli atau terjemahan dan antologi puisi, sedangkan Kompetensi Dasar KD: 7.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi, dengan indikator, sebagai berikut. 1. Mampu menyebutkan struktur fisik dalam puisi. 2. Mampu menyebutkan struktur batin dalam puisi.

I. Penelitian Relevan

Penelitian yang baik, yaitu penelitian yang tidak menyerupai penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain dan menghasilkan informasi baru. Jadi, untuk menghindari kesamaan penelitian perlu diadakan kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan dapat dijadikan acuan serta masukan pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Rojab Dian Puspitasari dari Universitas Indonesia UI dengan judul skripsi, “Pantun Betawi dalam Siaran Bensradio: Ti njauan Fungsi dan Amanat”. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2008. Pada penelitian ini Puspitasari memberikan gambaran mengenai fungsi dan amanat pantun. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Puspitasari, yaitu sama-sama meneliti pantun Betawi dan perbedaan pada penelitian penulis dengan penelitian Puspitasari, yaitu subjek kajiannya berbeda. Puspitasari meneliti pantun Betawi dalam siaran bensradio: tinjauan fungsi dan amanat, sedangkan penulis meneliti struktur pantun pada seni budaya palang pintu Betawi dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra Indonesia di SMP. Penelitian relevan yang kedua, Maman Mahayana dalam Jurnal Kritik 062013; Volume 04, III Januari-Juni 2013: 85-100 ; dengan judul “Pantun sebagai Potret Sosial-Budaya Tempatan: Perbandingan Pantun Melayu, Jawa, Madura, dan Betawi ”. Pada penelitian ini, Maman Mahayana membandingkan pantun Melayu, Jawa, Madura, dan Betawi serta menunjukkan perbedaan dalam fungsi dan ekspresi dalam konten dan sampiran. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Mahayana, yaitu sama-sama meneliti pantun Betawi dan perbedaan pada penelitian penulis dengan penelitian Mahayana, yaitu subjek kajiannya berbeda. Mahayana meneliti pantun sebagai potret sosial-budaya tempatan: perbandingan pantun Melayu, Jawa, Madura, dan Betawi, sedangkan penulis meneliti struktur pantun pada seni budaya palang pintu Betawi dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra Indonesia di SMP. Lalu penelitian relevan yang ketiga, Rostina Sari dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul skripsi, “Representasi Budaya Pantun Betawi dalam Tayangan Pesbukers di Antv Tahun 2013 ”. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 2014. Pada penelitian ini Sari menggunakan metode analisis semiotika yang dimiliki oleh Charles Sanders Peirce. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Sari, yaitu sama-sama meneliti pantun Betawi dan perbedaan pada penelitian penulis dengan penelitian Sari, yaitu subjek kajiannya berbeda. Sari meneliti Representasi Budaya Pantun Betawi Dalam Tayangan Pesbukers Di Antv Tahun 2013, sedangkan penulis meneliti struktur pantun pada seni budaya palang pintu Betawi dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra Indonesia di SMP.