PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting 4 KOLABORASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SEKITAR TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu kawasan suaka alam di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687Kpts- II1996. Pertimbangan utama suatu kawasan dijadikan sebagai kawasan suaka alam adalah tingginya tingkat biological diversity yang dimiliki termasuk didalamnya pertimbangan bahwa kawasan tersebut merupakan habitat satwa yang dilindungi dan atau sebagai keterwakilan ekosistem di wilayahnya. Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu benteng terakhir dalam penyelamatan flora-fauna dan ekosistem asli Kalimantan yang terancam punah. Taman Nasional Tanjung Puting dengan luasan 415.040 Ha, mempunyai daerah penyangga yang berupa pedesaan baik didalam maupun diluar kawasan. Total ada 12 desa yang berada di sekitar TNTP dengan rincian 3 desa berada di dalam Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting 5 kawasan dan 9 desa berada di luar kawasanberbatasan dengan TNTP. Dengan wilayah kerja yang begitu luas, aksesibilitas yang sulit karena keadaan alam yang berawa dan dikelilingi perairan, sedangkan tenaga pengelola di Balai TNTP total hanya 80 orang dengan tenaga lapangan 60 orang, sangat berat untuk mengelola TNTP beserta daerah penyangga agar menjadi kawasan yang aman dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Karena hal itulah, maka diperlukan manajeman kolaborasi pengelolaan TNTP, dengan melibatkan LSM, Pemerintah Daerah, serta masyarakat sekitar kawasan. Begitupula dalam hal pemberdayaan masyarakat desa daerah penyangga juga harus dilakukan dengan menejemen kolaborasi pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 390Kpts-II2003 tentang Tata Cara Kerjasama di bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekositemnya menunjukkan aturan main dan mekanisme kerjasama kemitraaan dalam bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekositemnya. Dalam peraturan tersebut sudah jelas tujuan, ruang lingkup kerjasama, mitra, bentuk dan tingkat kerjasama, jangka waktu, laporan, dan lain- lain sudah jelas aturannya. Sehingga dalam membuat kerjasama pengelolaan bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya harus mengacu kepada kepada aturan tersebut. Kemudian Permenhut No. P .19Menhut-I I2004 mengenai Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam KSA dan Kawasan Pelestarian Alam KPA, Kolaborasi KPA dan KSA adalah petunjuk teknisnya.

B. Tujuan Kolaborasi Pemberdayaan masyarakat

Tujuan dari kolaborasi pemberdayan masyarakat desa sekitar TNTP adalah mengisi, melengkapi kekurangan dan membantu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Taman Nasional Tanjung Puting TNTP, khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat desa sekitar TNTP untuk percepatan tujuan TNTP yang didalamnya termasuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya kolaborasi dalam pendanaan, kapasitas Sumber Daya Manusia maupun sarana dan prasarana. Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting 6

C. Landasan Pelaksanaan Kolaborasi Pemberdayaan masyarakat

Landasan pelaksanaan Kolaborasi pemberdayaan masyarakat di TNTP, diantaranaya:  Keputusan Menteri Kehutanan No. 390Kpts-II2003 tentang Tata Cara Kerjasama Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;  Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19Menhut-II2004 tentang Pengelolaan Kolaboratif KSA dan KPA  Permenhut No. P.56Menhut-II2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional

II. PELAKSANAAN KOLABORASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI TNTP