Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting
6
C. Landasan Pelaksanaan Kolaborasi Pemberdayaan masyarakat
Landasan pelaksanaan Kolaborasi pemberdayaan masyarakat di TNTP, diantaranaya:
Keputusan Menteri Kehutanan No. 390Kpts-II2003 tentang Tata Cara
Kerjasama Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19Menhut-II2004 tentang Pengelolaan Kolaboratif KSA dan KPA
Permenhut No. P.56Menhut-II2006 tentang Pedoman Zonasi Taman
Nasional
II. PELAKSANAAN KOLABORASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI TNTP
A. Manajemen kolaborasi pemberdayaan masyarakat
Selama ini Balai TNTP telah melaksanakan kolaborasikerjasama dalam pengelolaan TNTP termasuk dalam usaha pemberdayaan masyarakat
daerah penyangga. Kolaborasi yang dibangun Balai TNTP dilandasi oleh kesepahaman tujuan yang dituangkan dalam nota kesepakatan MoU
baik dengan LSM maupun kelompok masyarakat desa. Manajeman dalam pelaksanaan
terutama pembagian
peran merupakan
hal yang
menentukan tingkat keberhasilan suatu kerjasamakolaborasi yang dibangun. Pada awalnya kerjasama yang dibangun di TNTP dengan
berbagai mitra menimbulkan masalah karena peran ganda antara para pihak tumpang tindih kepentingan yang menimbulkan konflik dalam
pelaksanaanya. Akan tetapi seiring dengan waktu dan semakin
Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting
7
dewasanya para pemangku kepentingan di TNTP konflik-konflik yang terjadi bisa teratasi dan sampai sekarang pembagian peranpun semakin
tertata dan jelas. Kawasan TNTP dibagi kedalam 3 seksi wilayah dan setiap seksi dibagi
kedala 3 resort wilayah. Setaiap seksi dan resort terdapat desa yang berbatasan dengan TNTP. Desa- desa inilah yang menjadi binaan Balai
TNTP dengan didukung oleh mitra kerja. Berikut alur Manajemen Kolaborasi Pemberdayaan masyarakat di TNTP.
Jalur komando, pemgawasan, monitoring dan evaluasi. Jalur koordinasi dan pelaporan
Jalur koordinasi
Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting
8
Menejemen kolaborasi pemberdayaan masyarakat desa penyangga TNTP seperti gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Berawal dari tingkat Balai TNTP yang menjalin kerjasama dan
koordinasi dengan berbagai Stakeholder yang mempunyai komtmen sama dalam pengelolaan TNTP dan pemberdayaan masyarakat
sekitar TNTP. Dalam hal ini yang terlibat adalah Pemerintah Daerah kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan, sedangkan
untuk LSM meliputi Orangutan Foundation International OFI, World Education WE, Friends of The National Park Foundation FNPF,
dan Yayasan Orangutan Indonesia YayorinOF-UK. b.
Kesepakatan antara Balai TNTP dengan LSM ditunagkan dalam nota kesepakatan MoU yang ditandatangani kedua belah pihak, dengan
mencantumkan hak dan kewajiban masing- masing. c.
Program kerja Balai TNTP di tuangkan dan dilaksanakan oleh 3 seksi wilayah dan seksi wilayah di laksanakan oleh petugas resort wilayah.
Mekanisme pemberdayaan berada di tingkat resort dengan Koordinator Kepala Resort dan dibawah kendali Kepala Seksi.
d. LSM yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat daerah
penyangga, diatur mekanismenya sesuai dengan tugas dan tujuannya. Petugas lapangan LSM dibawah koordinasi dan komando
dari Kepala Resort, segala kegiatan harus spengetahuan Kepala Resort, dan wajib memberikan laporan tertulis kepada Kepala
Resort, yang ditembuskan ke Kepala Seksi dan Kepala Balai. e.
Kelompoak masyarakat yang ada di Desa dibawah koordinasi dan komando dari Kepala Resort. Kegiatan- kegiatan yang berkaitan
dengan pemanfaatan sumber daya yang ada di TNTP harus sepengetahuan, koordinasi, dan kegiatannya dilaporkan ke Kepala
Resort.
Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Taman Nasional Tanjung Puting
9
f. Pemerintah Daerah melalui dinas terkait dan kecamatan melakukan
koordinasi denga Balai TNTP dan Seksi Wilayah untuk melakukan kegiatan pemberdayaan di Desa Penyangga.
B. Manajemen pembagian peran parapihak