301
h. Alat Pasca Panen
  Alat perontok padi Thresher Mesin  perontok  yang  digerakkan  dengan  motor  biasanya  dilengkapi
dengan  alat  blower  penghembus  kotoran-kotoran  yang  tidak diinginkan. Berdasarkan  jumlah  drumnya,  ada  mesin  perontok  dengan
drum  tunggal  dan  drumganda.  Drum  perontok  berbentuk  silinder dengan  diameter  360-420  mm,  panjang450-600  mm,  dan  poros
berdiameter  22-23  mm.  gigi  perontok  terbuat  dari  kawat baja berdiameter  6  mm  dan  berbentuk  U  atau  V,  gigi  perontok  ini
ditancapkan  terbalik  pada  drum  dengan  dengan  las  atau  sekrupmur. Tinggi  gigi  60  mm.  gigi  disusun  dengan  jarak  antar  gigi  100-125  mm.
setiap  drum  perontok  semacam  ini  mempunyai  45-65  buah  gigi  dalam 10 atau 12 susun yang melingkari drum,dengan sistem pemasangan ½,
13,  ¼,  15  atau  16.  alat  perontok  bermotor power  thresher  dapat pula  dilengkapi  dengan  sebuah  rantai  pengumpanfecding chaindimuka
drum perontok
yang bergerak
berputar ke
samping sambilmengantarkan  batang-batang  padi  bermalai  ke  arah  drum
perontok  dengankecepatan  1-2  mdetik.Butir-butir  gabah  yang  masih menempel  pada  malai  akan  dihantam  gigi-gigi  perontok  hingga  rontok
dari bulirnya. Gabah  hendaknya  sudah  betul-betul    dengan  kadar  air  20-
22maksimum.  Gabah  akan  hancurpecah  jika  kadar  airnya  lebih besar.  C a r a  pengoperasian  alat  iniberbeda-beda.  Ada  yang
dipegangi  pangkal  malaibatang padi,  dan  ada  pula  yang dilemparkan langsung kedalam ruangan perontok throw-in system.
Pada  sistem  yang  terakhir  ini,  malai  padi  dipotong  sependek  mungkin agar  perontokannya  sempurna.  Pada  alat  perontok  tersebut  terdapat
saringangabah  yang  terletak  di  bawah  drum  perontok  yang
302
berfungsi  sebagai  saringankotoran.  Gabah  turun  ke  bawah  dan melewati  saringan  itu.  Kotorannya  yang  tidak dapat  melewati
saringan  akan  diembus  keluar  oleh  kipas  pengembus. Dengansebuah screw conveyor pendorong
berbentuk uliran
sekrup,  gabah  yang  turunkebawah  ini  didorong  kesamping, keluar  dari  badan  perontok,  dan  ditampungdalam  karung.  Cara
pembersihan  gabah  oleh  alat  pengembus  dapat  berlangsung dengan  pemisahan  tunggalsingle  select,   p e m i s a h a n   g a n d a
double select, maupun pemisahan 3 tingkattriple select   Alat pecah kulit padi Huller
Penggilingan  gabah  menjadi  beras  sosoh,  dimulai  dengan  pegupasan kulitgabah.  Syarat  utama  proses  pengupasan  gabah  adalah  kadar
keringnya  gabah  yangakan  digiling.  Gabah  kering  giling  berarti  gabah yang  sudah  kering  dan  siap  untuk digiling.  Bila  diukur  dengan  alat
pengukur  kadar  air moisture tester,  kekeringanini  mencapai  angka  14- 14  ½  .  Pada  kadar  air  ini,  gabah  mulai  digilingdikupaskulitnya.Ada
beberapa  model  da  tipe  mesin  pengupas  gabah.  Besarnya kapasitas penggunaannya  sangat  bervariasi;  ada  yang  kecil,
sedang dan besar. Mesin ini sering disebuthuller atauhusker. Didalam  bagian  pengupasan hulling  headt e r d a p a t   d u a   b u a h
r o l   k a r e t yang  berputar  berlawanan  arah,  masing-masing  berputar kearah dalam. Kedua rolduduk pada dua poros yang terpisah satu sama
lain,  sejajar  secara  horizontal. Masing-masing  rool  berputar  dengan kecepatan  putaran  besar-kecilnya  gabah.Melalui  pintu  pemasukan,
gabah  turun  dari  bak  penampungan  dan  jatuh diantara  2  buah silinder  karet  yang  telah  disetel  jarak  renggangnya.  Gabah  dengan
ukuran  tebal  tertentu  akan  terjepit  diantara  kedua  silinder  tersebut. Adanya  gerakan  dari  kedua  silinder  menyebabkan  kulit  gabah
303
terkoyak,  sehingga  gabahterkupas  menjadi  beras  pecah  kulit. Terkoyaknya  kulit  gabah  dapat  terjadi  karenaadanya  perbedaan
kecepatan putar dari kedua rol karet.   Mesinpenyosoh
Dari  bak  penampungan,  beras  pecah  kulit  turun  melalui  pintu pemasukan  dan  jatuh  ke  pendorong  b erulir  yang  kemudian
mendorongnya  masuk  ke  ruang  penyosohan.  Di  sini  beras  akan berdesak-desak  dan  bergesek  satu  sama  lain.  Keluarnya  beras  akan
tertahan  oleh  adanya  anak  batu  pemberat  atau  pegas  pengontrol. Beban tahanan yang diterimanya cukup besar, sehingga setiap butir
beras  akan  terkelupas  lapisan  dedak  halusnya.  Butiran  beras  akan menjadi  panas  dan  ini  berakibat  jelek  terhadap  utuhnya  beras
serta  daya  tahan  material  bagian-bagian  alat  penyosoh  ini.  Oleh karena  itu,  udara  dari  alat  pengembus  dialirkan  melalui  lubang-
lubang  di  dalam  poros  utama  untuk  mengurangi  panas  yang timbul  serta  untuk  mengembus  dedak  halus,  yang  telah  terlepas
dari  butiran  beras,  ke  luar  melalui  lubang-lubang  saringan screen.
Aliran  angin  juga  membantu  mempermudah  terlepasnya  dedak halus  yang  menempel  pada  butiran  beras,  sehingga  beras  yang  keluar
sudah putih, bersih, dan mengkilap. Beberapa pabrik memakai  istilah air  jet  polisher  atau  Air  jet  pearler  bagi  mesin  dengan  sistem
ini. Dedak  halus  jatuh  ke  lantai  di  bawah  saringan  dan  dikumpulkan
dengan  tangan  atau  dibuatkan  tempat  khusus  yang  rapat  angin. Kemudian  dedak  halus  diisap  oleh  kipas  pengisap  dan  diteruskan  ke
cyclone. Jika beras pecah kulit yang digiling kurang kering,  maka dedaknya  lembap  dan  penyedotan  oleh  kipas  pengisap  kurang
304
sempurna  dan  juga  menempel  pada  saringan  dan  lain-lain, sehingga mempersulit pekerjaan penyosohan.
  Mesin Pengering Dewasa  ini,  banyak  model  dan  tipe  mesin  pengering  dryer
digunakan untuk mengeringkan biji-bijian. Namun, secara umum, perlu diperhatikan  tujuan  pengeringan  bahan  yang  bersangkutan,  yaitu
untuk  digunakan  sebagai  benih  atau  untuk  konsumsi.  Jika  untuk konsumsi,  suhu  pengeringannya  dapat  mencapai  55  -  60°C;
sedangkan bila untuk benih, hendaknya suhu panas tidak lebih dari 42°C.
Mula-mula  isilah  bak  pengeringan  dengan  bahan  yang  akan dikeringkan  secukupnya.  Periksalah  kadar  air  permulaan  dengan
menggunakan  alat  pengukur  moisture  tester.  Hidupkan  motor  dan jalankan  baling-baling  kipas  angin  hingga  udara  mengalir  ke  ruang
pengeringan. Pengaliran udara biasa tanpa panas ini sangat diharuskan, terutama bagi biji-bijian yang baru saja dipanen. Hal ini dimaksudkan
untuk  menghilangkan  air  yang  menempel  pada  biji-bijian  tersebut, sehingga  kemungkinan  hangusnya  bahan  oleh  udara  panas  dari
apikompor  dapat  dihindarkan.  Selain  itu,  cara  ini  juga dimaksudkan  untuk  menyeragamkan  kondisi  bahan  sebelum
dialiri  udara  panas.  Yada  biji-bijian  yang  baru  saja  dipanen  dari sawah,  pengaliran  udara  biasa  ini  berlangsung  lebih  lama  ±  2  -
3  jam  daripada  bahan  yang  telah  mengalami  penjemuran sementara. Setelah proses ini selesai, hidupkanlah alat pemanas.
Mula-mula  hentikan  baling-baling  kipas  angin  tanpa  mematikan motornya.  Alirkan  minyak  tanah  ke  piringan  pra -pemanas  dan
kemudian  nyalakan  dengan  korek  api.  Setelah  kompor  cukup panas  dan  nyala  api  cukup  besar,  jalankan  baling-baling  kipas
305
angin  agar  udara  panas  tersedot  masuk  ke  ruang  pemanasan. Aturlah  pemasukan  bahan  bakar  ke  kompor  dengan  menyetel  keran
pengeluaran  minyak  tanah  dari  tangkinya.  Semakin  banyak  minyak tanah  dialirkan  ke  kompor,  semakin  besar  nyala  api  dan  semakin
tinggi suhu di ruang pemanasan. Demikian pula sebaliknya. Aturlah besarnya nyala api sedemikian rupa,
sehingga  suhu  pemanasan  selalu menunjuk angka 42° untuk benih atau 55° - 60° untuk bahan konsumsi. Pertahankan suhu itu sampai
±  1  jam  atau  lebih,  sesuai  keperluan.  Sesudah  1  -  2  jam pengeringan  dengan  udara  panas,  Iakukanlah  waktu  istirahat
selama  1  -  2  jam  pula.  Setelah  itu,  alirkan  lagi  udara  panas, waktu  istirahat,  udara panas waktu istirahat, dan seterusnya. Dengan
cara ini, kerusakan bahan akibat proses pengeringan dapat dihindari.
i. Peralatan Laboratorium