Teori Pecking Order Pecking Order Theory Teori Signal Signalling Theory

Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut, karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham. Dalam menentukan kebijakan struktur modal, manajemen berpegang pada beberapa teori di bawah ini:

a. Teori Pecking Order Pecking Order Theory

Menurut Keown 2000, teori pecking order dalam struktur modal dijelaskan dalam empat poin di bawah ini : a.1. perusahaan menerapkan kebijaksanaan denda untuk kesempatan investasi, a.2. perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari, a.3. saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan diterbitkan terakhir, dan a.4. dengan semakin banyaknya dana eksternal dibutuhkan untuk mendanai proyek dengan nilai sekarang positif, pendapat pecking order akan diikuti, ini berarti lebih menyukai utang yang beresiko, artinya pada konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir. Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu lagi membuka diri dari pemodal luar, kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperolehnya dari pemodal luar sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk utang daripada modal sendiri dengan alasan : pertama, biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai akibat buruk dari pemodal, dan membuat harga saham akan Universitas Sumatera Utara turun. Jadi, urutan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah dana internal fund internal, utang debt, dan modal sendiri equity.

b. Teori Signal Signalling Theory

Signalling theory is based on the assumption that information is not equally available to all paeties at the same time, and that information asymmetry is the rule. Information asymmetries can result in very low valuations or a sub- optimum investment policy. Signalling theory states that corporate financial decisions are signals sent by the company’s managers to investors in order to shake up these asymmetries. These signals are the cornerstone of financial communications policy. www.loreal-financial.comsiteuscontenulexique.asp Teori ini menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Asumsi awal dalam investasi menyatakan bahwa manajemen dan investor memiliki informasi yang sama namun teori ini menjelaskan bahwa manajemen memiliki informasi yang lebih baik daripada investor luar. Hal ini disebut ketidaksamaan informasi asymmetric information. Investor mungkin tidak mengetahui secara pasti tentang kondisi perusahaan, tapi dapat memperkirakannya dari keputusan struktur modal yang diambil. Perusahaan yang prospeknya baik tidak menghendaki pendanaan dengan penjualan saham baru, sebaliknya perusahaan dengan prospek yang buruk akan lebih memilih pendanaan dengan menerbitkan saham baru.

c. Teori Trade Off Trade Off Theory

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Stuktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 43 94

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aktiva, Risiko, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 45 131

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 94

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SEKTOR RITEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12