22
Tingginya kasus HIV AIDS, khsusunya pada kelompok umur remaja adalah satu penyebabkan akibat pergaulan bebas. Hasil peneletian di 12 kota di
Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10 – 31 remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar
SLTA yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4 mempunyai pengalaman hubungan seksual, mereka terdiri atas putra 27 dan putri 18 . Dari statistik
nasional mengenai penderita HIVAIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75 terjangkit hilangnya kekebalan daya tahan tubuh usia remaja .
Berdasarkan data HIVAIDS di Bali hingga februari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif, penderita tersebut terdiri atas
usia 5- 14 tahun satu orang, usia 15 – 19 tahun 21 orang, usia 20 – 29 tahun 352 orang, usia 30 -39 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang .
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami penderitaan kehilangan harga diri 82 , berteriak – teriak histeris 51,
mimpi buruk berkali kali mengenai bayi 28, terjerat obat – obat terlarang 41, dan tidak bisa menikmati hubungan seksual 59.\
3. Aborsi
Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya sebelum dapat lahir secara alamiah.
Kehamilan yang tidak di inginkan pada remaja sering kali berakhir dengan aborsi. Banyak survey yang telah di lakukan di negara – negara berkembang
menunjukkan bahwa hampir 60 kehamilan pada wanita di bawah usia 20 tahun
Universitas Sumatera Utara
23
adalah kehamilan yang tidak di inginkan atau salah waktu mistimed. Pada akhir tahun 1980 – an di Kanada, Inggris, Selandia Baru dan Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 50 lebih dari semua aborsi terjadi pada wanita di bawah usia 25 tahun Wimpie Pangkahila,2007. Data Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia SDKI menyebutkan, pada tahun 1997 dari 1.563 perempuan usia subur, terdapat 50,9 melakukan aborsi secara sengaja pada usia 15-19 tahun,
sekitar 11,9 melakukannya dengan cara tradisional ataupun medis.Cara tradisional yang digunakan untuk aborsi adalah meminum jamu atau ramuan
tradisional, jumlah pelakunya sekitar 27,5 Dianawati, 2006. Informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka
yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan, aborsi beresiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikololgis .
Dalam buku “ Fascts OF Life “ yang ditulis oleh Brian Clowes Phd : resiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan di hadapi seorang wanita pada
saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah: a.
Kematian mendadak karena pendarahan hebat . b.
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal c.
Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan d.
Rahim yang sobek Uterine Proforation. e.
Kerusakan leher rahim Cervical Laceretions yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya .
f. Kanker payudara karena ketidakseimbagan hormon esterogen wanita
g. Kanker indung telur Ovarian Cancer
Universitas Sumatera Utara
24
h. Kanker leher rahim Cervical Cancer
i. Kanker hati Liver cancer
j. Kelainan pada placenta ari – ari Placenta Previa yan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya .
k. Menjadi mandul tidak mampu memiliki keturunan lagi Ectopic
Progarancy. l.
Infeksi rongga panggul Pelvic Inflamator Disease m.
Infeksi pada lapisan rahim Endometriosis
Proses aborsi bukan saja suatu proses yan memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita . Gejala ini di kenal dalam dunia psikologis sebagai “Post Abortion Syndrome “ Sindrom paksa
– aborsi atau PAS. Gejala – gejala ini di catat dalam “Psychological reactions reported after Abortion” di dalam penerbit The Post Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk di perhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus darin orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti cara menyampaikan jika mau berhubungan seksual,
mereka harus siap menaggung segala resikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Universitas Sumatera Utara
25
Menurut Sabirin, masyarakat orang tua masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan pengarahan seks kepada anak. Padahal hal ini akan
berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal seks tersebut.
Adapun penjelasan dari tinjauan pustaka di atas adalah bagian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kebebasan pergaulan antara
pria dan wanita pada saat sekarang ini juga mendukung terjadinya seks bebas, dimana karena kebebasan tersebut menambah rasa penasaran remaja tentang seks
itu sendiri. Maka melalui penelitian ini peneliti ingin membuktikan apakah hal yang di sebutkan di atas ada hubungan dengan masalah seks bebas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN