29 Penerbit :
Bentang Tebal buku
: 292 halaman Ukuran buku
: 20,5 cm Cetakan :
X Tahun :
2007 Jenis :
Novel Warna sampul
: Perpaduan warna biru dan putih Gambar
sampul :Gambar seorang lelaki berpakaian hitam sedang duduk berjongkok menatap langit. Lelaki itu duduk di ujung sebuah
dermaga kayu yang dikelilingi oleh laut dan langit biru. Desain sampul
: Andreas Kusumahadi
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi perpustakaan library research yaitu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan. Pada penelitian ini
akan diperoleh data dan informasi tentang objek penelitian melalui buku-buku Semi, 1988:8. Adapun objek penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata. Setelah data terkumpul, maka penelitian ini dilanjutkan dengan menganalisis
data objek. Data yang akan diteliti, terlebih dahulu dirumuskan berdasarkan masalah kemudian diadakan studi perpustakaan. Setelah berbagai informasi diperoleh,
selanjutnya dilakukan pengumpulan data, penyusunan data, penganalisisan data, dan penafsiran data. Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam laporan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB IV ANALISIS STRUKTURAL DAN SOSIOSASTRA
TERHADAP NOVEL SANG PEMIMPI 4.1 Analisis Struktural
4.1.1 Alur
Alur merupakan penuntun bagi pembaca untuk memahami sebuah cerita dengan baik. Alur yang baik harus memiliki kejelasan dan kesederhanaan.
Nurgiyantoro 1998:110 menjelaskan bahwa kejelasan alur dapat berarti kejelasan cerita dan kesederhanaan alur berarti kemudahan cerita untuk dipahami.
Menurut Nurgiyantoro
1998:114: alur diwujudkan melalui perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh
utama cerita, bahkan umumnya peristiwa yang ditampilkan dalam cerita tidak lain dari perbuatan dan tingkah laku tokoh-tokoh cerita. Alur merupakan
cermin dari perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berperasaan, dan bersikap dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Hamidy 1983:26 berpendapat bahwa alur suatu cerita atau plot dapat dipandang sebagai pola atau kerangka cerita dari bagian-bagian lain cerita itu
disangkutkan sehingga cerita itu kelihatan menjadi suatu bangunan yang utuh. Sedangkan menurut Keraf 1980:148,
alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lainnya,
bagaimana suatu insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, bagaimana situasi dan perasaan
karakter tokoh yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu.
Universitas Sumatera Utara