23
2.2 Tinjauan Pustaka
Novel Sang Pemimpi memiliki beberapa kelebihan sehingga novel ini banyak
diresensi, diteliti, serta diulas dalam beberapa forum diskusi. Menurut pengamatan penulis, novel Sang Pemimpi belum pernah diteliti oleh mahasiswa di Departemen
Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara karena karya ini masih tergolong baru. Sedangkan di lain tempat, novel ini sudah pernah diteliti oleh Sofa dengan judul
Penelitian tentang Psikologi Tokoh Utama dalam Novel Sang Pemimpi www.ilmuonline.com
. Sofa mengkaji Sang Pemimpi melalui pendekatan psikologi sastra. Sofa menelaah kejiwaan para tokoh utama novel ini. Kemudian, novel Sang
Pemimpi pernah ditelaah oleh Atulasca dengan judul Kajian Bahasa dalam Novel Sang Pemimpi
www.dalammihrabcinta.com . Atulasca mengkaji dari unsur
kebahasaan karena karya Andrea Hirata ini penuh dengan kata-kata yang berjiwa. Pada kesempatan ini, penulis mencoba mengkaji novel Sang Pemimpi dari
segi sosiologi sastra. Karena karya ini tidak terlepas dari nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat setempat. Nilai-nilai sosial di antaranya adalah nilai pendidikan. Hal ini
terbukti pada petikan kalimat berikut: “Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali
semangat dan mimpi-mimpi. Kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi- mimpi itu”hal.153
Namun, sekarang aku memiliki filosofi baru bahwa berbuat yang terbaik pada titik di mana aku berdiri. Maka sekarang aku adalah orang yang
paling optimis. Aku terpatri dengan cita-cita agung kami: ingin sekolah ke Perancis, menginjakkan kaki di Sorbone, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika.
Tak pernah sedikit pun mengkompromikan cita-cita itu hal.208.
Universitas Sumatera Utara
24 Nilai budaya juga terdapat pada novel Sang Pemimpi. Hal ini tampak pada
petikan kalimat di bawah ini: Jika merapat di Dermaga Olivir Magai maka peradaban pertama yang
ditemukan orang adalah sebuah gedung bioskop.Hiburan paling top di Magai. Memutar film dua kali seminggu, film India dan film Jakarta, kata orang
Melayu. Speaker TOA dari dalam bioskop itu melolongkan suara sampai ke los kontrakan kami. Dari situlah aku tahu kata mutiara:”masa muda adalah
masa yang berapi-api”dari Rhoma Irama ketika film Gitar Tua-nya diputar tak henti-henti selama tiga bulan. Orang bersarung berduyun-duyun menontonnya
hal.95-96.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III METODE PENELITIAN