c Reaksi ketiga
Terjadi kebocoran pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma darah ke rongga tubuh. Manifestasi dapat
berupa asites dan efusi pleura. Apabila terjadi reaksi pertama dan kedua, maka orang tersebut
menderita demam dengue. Jika sudah muncul reaksi ketiga, orang tersebut menderita DBD Ditjen PP PL, 2004.
2.2. Segitiga Epidemiologi
Teori segitiga epidemiologi mejelaskan bahwa terjadinya suatu penyakit disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, agen, penjamu host, dan
lingkungan. Ketiga faktor ini dihubungkan dengan satu segitiga. Dalam hal ini, perubahan dari satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lainnya.
Untuk memprediksi pola penyakit, perlu pemahaman dan analisis masing- masing komponen Timmereck, 2001. Pada kasus DBD, komponen yang
terkait adalah: a
Agen Agen penyakit DBD adalah virus dengue yang tergolong
dalam genus Flavivirus, famili Flaviridae yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai
vektor penular Goering, et.al, 2008. b Penjamu
Penjamu adalah manusia yang rentan terhadap pengaruh agen. Tingkat imunitas, susunan genetik, tingkat pajanan,
status kesehatan dan kebugaran dapat menentukan efek yang dapat ditimbulkan oleh agen.
Universitas Sumatera Utara
c Lingkungan Lingkungan adalah kondisi luar manusia yang dapat
mempengaruhi pola penularan penyakit. Faktor-faktor lingkungan dapat mencakup aspek fisik lingkungan, aspek
sosial dan aspek budaya. Ketiga komponen ini dihubungkan oleh satu lagi komponen yaitu waktu.
Waktu dapat mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup penjamu atau agen dan perjalanan penyakit Timmereck, 2001.
2.3. Prevalensi
Prevalensi adalah bagian dari studi epidemiologi yang membawa pengertian jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan atau
kondisi tertentu pada suatu tempoh waktu dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal. Prevalensi sepadan dengan insidensi
dan tanpa insidensi penyakit maka tidak akan ada prevalensi penyakit. Insidensi merupakan jumlah kasus baru suatu penyakit yang muncul dalam
satu periode waktu dibandingkan dengan unit populasi tertentu dalam periode tertentu. Insidensi memberitahukan tentang kejadian kasus baru.
Prevalensi memberitahukan tentang derajat penyakit yang berlangsung dalam populasi pada satu titik waktu Timmereck, 2001. Dalam hal ini
prevalensi setara dengan insidensi dikalikan dengan rata-rata durasi kasus Lilienfeld dan Lilienfeld, 2001 dalam Timmereck, 2001.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi. Faktor-faktor tersebut adalah:
a Kasus baru yang dijumpai pada populasi sehingga angka
insidensi meningkat. b
Durasi penyakit.
Universitas Sumatera Utara
c Intervensi dan perlakuan yang mempunyai efek pada
prevalensi. d
Jumlah populasi yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL