BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
• Prevalensi adalah jumlah kasus penyakit pada suatu tempoh tertentu
dihubungkan dengan besar populasi. Perhitungan prevalensi di sini adalah jumlah kasus pasti DBD dibandingkan dengan jumlah kasus
diagnosis awal DBD. Dengan melihat data rekam medis, dikatakan pasien menderita DBD jika dijumpai kesemua empat kriteria yang
ditetapkan WHO yaitu demam selama 2 sd 7 hari, manifestasi Demam Berdarah
Dengue Derajat penyakit
Jenis kelamin
Umur
Bulan
Derajat demam
Kadar trombosit Prevalensi
Universitas Sumatera Utara
pendarahan, trombositopenia dan tanda-tanda plasma leakage, sesuai dengan kriteria diagnosis WHO.
• Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien DBD pada saat penelitian
dilaksanakan. Cara pengukuran adalah dengan cara observasi. Alat ukur adalah rekam medis. Hasil ukur adalah:
a Pria b Wanita
skala : nominal •
Umur adalah umur pasien DBD pada saat penelitian dilaksanakan dan umur dinyatakan dalam tahun. Cara ukur adalah dengan cara
observasi. Alat ukur yang digunakan adalah rekam medis. Hasil ukur adalah :
a ≤ 10 tahun
b 11 – 20 tahun c 21 – 30 tahun
d ≥ 30 tahun
skala ukur : ordinal •
Bulan adalah waktu dimana pasien dinyatakan tersangka menderita DBD dan dinyatakan dalam bulan. Cara ukur yang digunakan adalah
observasi. Alat ukur yang digunakan pula adalah rekam medis. Hasil ukur adalah :
a Januari e Mei
i September b Febuari
f Juni j Oktober
c Maret g Juli
k Nopember d April
h Agustus l Desember
Universitas Sumatera Utara
Skala : nominal •
Derajat penyakit adalah derajat DBD pada pasien DBD pada saat penelitian dilakukan. Derajat DBD ditentukan dengan menggunakan
kriteria yang ditetapkan oleh WHO. Derajat DBD dibagikan atas empat derajat yaitu derajat I,II,III dan IV. Cara ukur yang digunakan
adalah observasi. Alat ukur adalah rekam medis. Hasil pengukuran adalah :
a Derajat I ; ditandai dengan demam disertai gejala tidak khas.
Satu-satunya tanda pendarahan adalah uji tourniquet positif. b
Derajat II ; ditandai dengan kombinasi derajat I dan pendarahan spontan, biasanya dikulit atau pendarahan lain.
c Derajat III ; terjadinya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat
dan lemah, hipotensi, kulit dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah.
d Derajat IV ; terdapat syok berat dengan nadi yang tidak teraba
serta tekanan darah yang tidak dapat diukur. Skala : ordinal
• Kadar trombosit adalah jumlah trombosit pasien DBD pada saat
penelitian dilakukan. Trombosit adalah salah satu dari komponen yang terlibat dengan proses pembekuan darah. Kadar trombosit yang rendah
sangat berhubungan DBD yaitu dibawah 100.000mm
3
WHO, 2006. Cara ukur adalah dengan cara observasi. Alat ukur yang digunakan
adalah rekam medis. Hasil pengukuran adalah WHO, 2006; Pagana, 2006 :
a Rendah ; yaitu kadar trombosit pada 50.000mm
3
sd 100. 000mm
3
.
Universitas Sumatera Utara
b Gawat ; yaitu kadar trombosit 50.000mm
3
. Skala : ordinal
• Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas kadar normal. Suhu
tubuh normal adalah 36,5
o
C sd 37,5
o
C. Pada DBD, suhu tubuh biasanya pada 38
o
C-40
o
C yang berlangsung selama 2 sd 7 hari. Derajat atau beratnya demam tergantung pada suhu tubuh pasien dan
derajat demam dinyatakan dalam Celsius
o
C. Cara ukur yang digunakan adalah observasi. Alat ukur yang digunakan adalah rekam
medis. Hasil ukur adalah ; a
Subfebfil : 37.5
o
C sd 37.8
o
C b
Febril : 37.9
o
C sd 38.4
o
C c
Demam tinggi : 38.4
o
C sd 40
o
C d
Hiperpireksia : 40
o
C Skala : ordinal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN