Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD

2.1.1. Definisi DBD DBD merupakan satu penyakit demam akut yang disertai dengan pendarahan dan dapat menimbulkan syok dan menyebabkan kematian Goering, et al, 2008. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, namun orang dewasa juga dapat diserang oleh penyakit ini. Tanda-tanda penyakit ini adalah demam mendadak 2 sampai dengan sd 7 hari tanpa penyebab jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, pendarahan di kulit petechiae, lebam ecchymosis, ruam, mimisan, berak darah dan kesadaran menurun. Biasanya pada DBD, hanya beberapa simptom yang disebutkan muncul pada pasien. Kadang-kadang DBD dapat berlanjutan sehingga menimbulkan syok Halstead, 2007. 2.1.2. Diagnosis Klinik Pada pemeriksaan klinik, ditemukan demam dengan suhu tubuh sekitar 38 o C-40 o C yang berlangsung selama 2 sd 7 hari, nyeri kepala, nyeri hebat pada otot dan persendian, bintik-bintik merah pada kulit, pembesaran hati, pendarahan pada hidung dan gusi, mudah memar pada kulit, syok yang ditandai dengan rasa nyeri pada perut, mual, muntah, tekanan darah menurun, dan pucat Witayathawornwong, 2005; Halstead, 2007; Peters, 2008 Menurut WHO, diagnosis DBD ditegakkan jika semua kriteria dibawah ini dijumpai pada pasien. Kriteria yang dimaksudkan adalah : a Demam, atau adanya riwayat demam akut, berlangsung selama 2-7 hari. Universitas Sumatera Utara b Tanda-tanda hemoragik seperti: - tes tourniquet positif atau; - petechiae, ecchymosis atau purpura, atau; - pendarahan dari mukosa, traktus gastrointestinalis, atau dari bagian tubuh yang lain, atau; - hematomesis atau melena. c Trombositopenia 100 000 selmm 3 atau kurang d Plasma leakage, yang ditandai dengan: - peningkatan kadar hematokrit sebanyak 20 atau lebih dari kadar normal menurut usia, jantina dan populasi, atau; - penurunan kadar hematokrit setelah volume-replacement therapy, sebanyak 20 atau lebih, dari kadar batas baseline, atau; - dijumpai efusi pleura, asites dan hipoproteinemia. DBD dibagikan atas 4 derajat keparahan, dimana derajat III IV dapat dianggap sebagai Dengue Shock Syndrome DSS WHO, 2006. Derajat I : Demam disertai dengan gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi pendarahan adalah uji tourniquet positif. Derajat II : Derajat I ditambah dengan pendarahan spontan, biasanya dikulit atau pendarahan lain. Derajat III : Kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, terdapat kulit dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah. Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba serta tekanan darah yang tidak dapat diukur. Universitas Sumatera Utara 2.1.3. Vektor Penular Penyakit DBD umumnya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk-nyamuk ini aktif menggigit pada musim hujan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan Ditjen PP PL, 2004. Aedes aegypti biasanya berada di dalam rumah penduduk semantara Aedes albopictus berada di luar rumah terutama di pohon, kebun atau pinggir hutan. Tempat pembiakan kedua nyamuk ini juga berbeda dimana Aedes aegypti membiak di tempat lembab dan genangan air sementara Aedes albopictus membiak di lubang-lubang pohon, dalam lipatan daun dan genangan air yang lainnya Supartha, 2008. Secara morfologi, kedua nyamuk ini walaupun samgat mirip, namun dapat dibedakan dengan strip putih yang terdapat pada bagian skotumnya. Skotum Aedes aegypti berwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian dorsal tengah yang diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih. Skotum aedes albopictus pula berwarna hitam yang terdapat hanya satu garis putih tebal di bagian dorsal Kowalski, 2007; Nene et.al, 2007. Larva nyamuk Aedes mempunyai bentuk siphon yang tidak langsing dan hanya memiliki satu pasang hair tuft serta pectin yang tumbuh tidak sempurna. Seekor nyamuk betina dapat meletakkan telur kira-kira sebanyak seratus butir telur setiap kali bertelur. Pertumbuhan nyamuk ini dari telur sehingga menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu sebanyak 9 hari Soegeng, 2004; Soegijanto, 2004. Nyamuk ini berkembangbiak pada genangan air, namun tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang berhubungan langsung dengan tanah Ditjen PP PL, 2004. Tempat pembiakannya dapat dibagikan atas beberapa kelompok yaitu: a Tempat Penampungan Air TPA untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tangki air, tempayan, bak air, ember dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara b TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti vas bunga, dan barang-barang bekas ban, botol, kaleng, plastik, dan lain-lain c TPA alamiah seperti lubang pada pohon, lubang pada batu, lipatan daun, bambu yang dipotong dan lain lain. 2.1.4. Penularan DBD DBD ditularkan oleh nyamuk yang pada saat itu sudah mengandung virus dalam darahnya. Virus ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, kemudian melakukan replikasi dengan cepat dalam tubuh manusia. Periode replikasi ini memerlukan waktu selama lebih kurang empat hari. Apabila jumlah virus sudah mencukupi, maka virus akan memasuki sirkulasi darah Peters, 2008. Pada saat ini, manusia akan mengalami gejala panas. Disini, terjadi reaksi tubuh terhadap virus ini dimana reaksi dapat berbeda untuk setiap individu. Pada prinsipnya, bentuk reaksi tubuh manusia terhadap virus adalah seperti berikut: a Reaksi pertama Terjadi neutralisasi virus, dan seterusnya terjadi pengendapan bentuk neutralisasi pada pembuluh darah. Gejala yang timbul adalah ruam. b Reaksi kedua Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah komponen-komponen pembekuan darah yang menimbulkan manifestasi pendarahan. Universitas Sumatera Utara c Reaksi ketiga Terjadi kebocoran pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma darah ke rongga tubuh. Manifestasi dapat berupa asites dan efusi pleura. Apabila terjadi reaksi pertama dan kedua, maka orang tersebut menderita demam dengue. Jika sudah muncul reaksi ketiga, orang tersebut menderita DBD Ditjen PP PL, 2004.

2.2. Segitiga Epidemiologi