62
kebutuhan hidup. Para guru yang diharapkan masih dapat mengajar di Jamaiyah tidak dapat mengajar disebabkan karena tidak adanya murid yang datang.
4.1.2 Usaha Merebut Dan Mempertahankan Kemerdekaan
Setelah masuknya pendudukan Jepang yang dikemudian hari menberikan penderitaan yang sangat pahit bagi masyarakat Tanjung pura dan Langkat umumnya,
menjadikan setiap masyarakat yang ada di Langkat untuk berusaha mengusir Jepang. Dalam usaha mengusir pendudukan Jepang banyak terdapat kesulitan yang
terjadi. Kekurangan pejuang yang sangat mencolok juga adanya kekurangan perlengkapan persenjataan yang tidak sebanding antara angkatan bersenjata Jepang
dengan pejuang kemerdekaan. Pejuang banyak mengunakan persenjataan seadanya yang kebanyakan mengunakan bambu runcing. Dengan tidak seimbangnya
perlengkapan persenjataan tidak menyurutkan semangat pejuang dalam usaha pembelaan tanah air.
Melihat gigihnya perjuangan yang dilakukan pejuang mendorong murid Jamaiyah untuk turut serta membela tanah air. Para murid Jamaiyah yang dewasa itu
memiliki keterampilan dalam berpidato dimana keterampilan seperti itu masih sangat langkah, sehingga kegiatan berpidato telah menaikan derajat Jamaiyah di mata
masyarakat ramai. Dengan adanya dasar berpidato itu maka tidak jarang murid Jamaiyah menjadi mubaligh yang baik. Bahkan pada awal kemerdekaan dikenal
beberapa pemuda yang terampil diatas mimbar, bahkan menjadi pemimpin pergerakan perjuangan. Diantaranya yang terut serta memimpin pergerakan
mempertahankan kemerdekaan adalah 1.
Muhammad Saleh Umar yang dikenal dengan surapati
Universitas Sumatera Utara
63
2. Izzuddin Qadir
3. Amar Hanafiah yang dikenal sebagai pemimpin pesindo kemudian menjadi
Dan Yon XVII TNI 4.
Sami Kadin yang menjadi pimpinan Pesindo 5.
M.Sahar menjadi pimpinan Hizbullah Langkat Hilir 6.
A. Kadir Ahmadi Dan Yon sabbillilah Langkat Hilir 7.
A. Khatib 8.
Husin Bakry 9.
Ismail Daud sebagai anggota Pesindo Serta banyak lagi pemuda yang melibatkan diri dalam usaha pembelaan tanah air baik
sebagai anggota maupun pemimpin yang menyusun strategi. Pengurus-pengurus Jamaiyah seperti para guru juga turut serta dalam
memperjuangkan kemerdekaan secara langsung, ada juga yang tergabung dalam beberapa partai politik seperti O.K.Ibnu Jafar, Amar Hanafiah dan juga Syekh
Abdullah Afifuddin yang merupakan guru Jamaiyah. Kegiatan mempertahankan kemerdekaan ini memalingkan muka para guru, murid, serta para pengurus dalam
dunia pendidikan. Mereka telah lupa bahwa pendidikan yang mereka tempuh telah tertunda.
Bahkan setiap organisasi politik maupun laskar rakyat pasti terdapat murid Jamaiyah baik sebagai anggota maupun sebagai pemimpin dalam organisasi tersebut.
Kegiatan mereka lakukan tidak hanya terbatas pada usaha merebut kemerdekaan dari tangan Jepang, akan tetapi juga turut serta dalam mempertahankan kemerdekaan.
Didalam usaha merebut kemerdekaan ada murid Jamaiyah yang turun langsung kepertempuran dan bergeriliya di seluruh pelosok Langkat Hilir dari Stabat hingga
Universitas Sumatera Utara
64
Pangkalan Berandan. Usaha ini tidak sia-sia sebab Jepang mengalami kesulitan dalam meredam pergerakan perjuangan ini.
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan murid Jamaiyah juga turut serta mempertahankan kemerdekaan. Mereka tampak pada pergerakan-pergerakan
organisasi politik yang bersifat memberi kemajuan bagi perkembangan Langkat Hilir. Ada juga murid Jamaiyah yang tergabung dalam pemerintahan yang bertugas
mengamankan daerah Langkat Hilir
4.1.3 Pemanfaatan Gedung Oleh Laskar Pejuang