12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejarah adalah rekontruksi masa lalu
1
. Beberapa peristiwa masa lalu dapat direkontruksi oleh seorang sejarawan sehingga masa lalu itu menjadi lebih jelas suatu
peristiwanya. Jadi yang direkontruksikannya adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasa, dan dialami oleh seseorang
2
. Seorang Sejarawan yang menulis masa lalu tentu saja akan menambah dan
memberikan kontribusi nyata bagi khasanah sejarah pada masa kini. Sebahagian sejarawan ada yang menulis mengenai perkembangan di dunia pendidikan sehingga
pada waktu itu muncul berbagai gerakan yang mengarah pada persoalan nasionalisme. Salah satu gerakan yang memberikan kesadaran akan pentingnya rasa
nasionalisme adalah Budi Utomo. Dengan berdirinya organisasi Budi Utomo maka melahirkan suatu tonggak
kebangkitan nasional. Organisasi ini bergerak dengan tujuan untuk menyadarkan bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme itu sangat penting. Organisasi ini
merupakan perkumpulan orang terpelajar yang bercita-cita menjadikan bangsa ini terlepas dari tangan penjajahan. Budi Utomo merupakan organisasi yang terdiri dari
orang-orang terpelajar yang tumbuh dan berkembang di pulau Jawa. Tidak hanya di pulau Jawa saja adanya kaum terpelajar, akan tetapi ada juga kaum terpelajar yang
tersebar di seluruh tanah air. Salah satu organisasi yang mencetak para kaum terpelajar yang aktif adalah organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil
1
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogjakarta. Bentang Pustaka, 2005, Hlm 18.
2
Ibid, hlm 18-19
Universitas Sumatera Utara
13
Khairiyah yang berada di Tanjung Pura. Tanjung Pura merupakan daerah bahagian dari keresidenan Sumatera Timur, yang pada saat itu merupakan sebuah kesultanan
yang kaya raya
3
. Organisasi pendidikan ini didirikan oleh Sultan Abdul Aziz Musa Abdul Jalil Rahmadsyah pada tanggal 13 Desember 1912, ditandai dengan
dikeluarkan SK Besluit dari Sultan No 102 tahun 1912.
4
Ada sedikit kemiripan nama organisasi ini dengan nama raja muda yaitu Tengku Mahmud, namun hal itu
suatu kebetulan saja dan tidak ada maksud untuk memuliakan nama Tengku Mahmud. Arti dari nama organisasi ini dalam lafal Arab berarti “perkumpulan terpuji
untuk mendapatkan kebajikan”. Tujuan dari didirikannya organisasi ini adalah untuk mencerdaskan putra dan
putri Langkat terutama dalam bidang agama Islam. Mengingat adanya rumor bahwa setiap orang yang berasal dari Langkat adalah seorang yang pandai dalam agama,
maka hal ini memaksa masyarakat yang tinggal di Langkat khususnya yang ada di Tanjung Pura untuk lebih giat belajar agama Islam agar tidak malu dengan
masyarakat sekitar terlebih masyarakat luar. Sebelum organisasi pendidikan ini berdiri Sultan telah mengumpulkan para
alim ulama serta guru untuk memberikan pendidikan kepada anak dan cucu Sultan, hal inilah yang membuktikan bahwa Sultan sangat peduli dengan pendidikan.
Sebagai langkah awal guna mendukung pendidikan ini maka Sultan mewakafkan istananya yang terletak di kampung Dalam Tanjung Pura untuk
madrasah pertama. Istana ini cukup luas dan jika disusun dapat menampung sebanyak
3
Antony Reid, Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1987, hlm 87-91.
4
Fahruddin Ray, dkk, Sejarah Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah. Pengurus besar Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah Tanjung Pura, Langkat, 1994. hlm 3.
Universitas Sumatera Utara
14
8 lokal belajar dan ditambah lagi ruang-ruang organisasi lainnya. Untuk pertama kali organisasi ini dapat menampung 400 murid untuk putra dan putri. Disamping itu
organisasi pendidikan ini mengusahakan untuk menampung yatim piatu untuk dididik pada suatu rumah yang kemudian menjadi madrasah yang kedua. Rumah ini berasal
dari rumah seorang pangeran yang dijadikan sebagai tempat penampungan dan pendidikan. Pendidikan dasar dari organisasi pendidikan ini adalah Fiqih, Tauhid, dan
Tafsir, selain itu juga Sultan mendatangkan buku-buku yang berasal dari Arab yang keseluruhan buku itu berbahasa Arab, hal ini dilakukan agar para murid dapat
berbahasa Arab dengan lancar. Sebagai sumber biaya, Sultan memberikan bantuan yang secukup mungkin
setiap bulan. Agar madrasah ini tidak mengalami kesulitan dalam pembiayaan, maka Sultan mewakafkan 2 pintu kedai sebagai sumber pendanaan. Belakangan ini
diketahui bahwa Sultan telah mewakafkan sebanyak 18 kedai sebagai pusat pembiayaan dan ditambah lagi biaya sumbangan dari wali murid. Bagi setiap murid
diwajibkan untuk membayar iuran sebesar F.1 dan ada juga yang membayar sebesar F.0,10, sehingga iuran ini tergantung dari kemampuan wali murid.
Dengan bertambahnya murid maka kebutuhan akan gedung menjadi sangat penting, maka atas inisiatif dari masyarakat dibangunlah gedung yang baru.
Pembangunan gedung baru ini memakan biaya yang sangat besar yaitu F. 430.903,40 dimana setengah dari biaya ditanggung oleh Sultan. Gedung ini segera dimanfaatkan
oleh jama’ah Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairyah dan diberi nama Madrasah Mahmudiyah yang diperuntukan untuk putra. Sementara untuk putri bernama
Madrasah Maslurah terakhir diketahui gedung ini hancur dimakan usia
Universitas Sumatera Utara
15
Sampai pada tahun 1927 madrasah ini mulai menyusun jenjang pendidikan yang terdiri atas 4 jenjang diantaranya:
1. Tingkat dasar dinamai Tajhijiyah dan masa belajar selama 4 tahun
2. Tingkat Ibtidaiyah merupakan lanjutan dari Tajhijiyah dan lama
belajar selama 4 tahun 3.
Tingkat Tsanawiyah merupakan lanjutan dari Ibtidaiyah dan lama belajar selama 5 tahun serta
4. Qismus Ali atau Takhasus ialah lanjutan dari Tsanawiyah dan lama
belajar selama 2 tahun Untuk masing-masing tingkatan diberikan ijazah sebagai simbol bahwa seseorang itu
telah lulus dari tingkatan tertentu. Keberadaan organisasi pendidikan ini sangat membantu masyarakat yang berada di Keresidenan Sumatera Timur dan khususnya
bagi masyarakat Tanjung Pura. maka disini penulis mengangkat judul skripsi tentang organisasi pendidikan ini dengan judul: Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah
di Tanjung Pura-Langkat 1912-1944. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang terjadi selama lembaga pendidikan ini berdiri
serta sumbangsihnya bagi masyarakat Tanjung Pura khususnya. Lembaga pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting pada saat itu
sehingga Sultan mendirikan sebuah organisasi pendidikan yang berbasis pada agama Islam. Hal inilah yang perlu di kaji sebab pendidikan ini merupakan sekolah yang
pertama kali berdiri dan memiliki banyak alumni yang bertindak sebagai pembela tanah air khususnya didaerah Langkat.
Universitas Sumatera Utara
16
1.2 Permasalahan