Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Terhadap Percepatan Menarke Pada Anak Perempuan

(1)

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP   PERCEPATAN MENARKE PADA ANAK PEREMPUAN 

  TESIS

DINA OLIVIA 067103010 / IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK – KONSENTRASI ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010  


(2)

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP   PERCEPATAN MENARKE PADA ANAK PEREMPUAN 

 

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kesehatan Anak / M. Ked (Ped) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

DINA OLIVIA 067103010 / IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK – KONSENTRASI ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

Judul Tesis : Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Terhadap Percepatan Menarke Pada Anak Perempuan

Nama Mahasiswa : Dina Olivia Nomor Induk Mahasiswa : 067103010 / IKA

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing

Dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) Ketua

dr. Supriatmo, SpA(K) Anggota

Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS

Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 15 Oktober 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

KETUA : dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) ...

Anggota : dr. Supriatmo, SpA(K) ...

Prof. dr. Sjabaroeddin Loebis, Sp(A)K ...

dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp(A)K ...

Prof. dr. Habibah Hanum, SpPD(K) ...


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kasih-Nya sehingga memberikan kesempatan kepada penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) dan dr. Supriatmo, SpA(K) yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini. 2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Spesialis Anak FK USU yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Chairuddin P.Lubis, DTM&H, SpA(K) yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU.


(6)

4. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan FK USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU.

5. dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode Juli 2007 sampai sekarang yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

6. Prof. dr. Sjabaroeddin Loebis, SP(A)K, dr.Hj.Tiangsa Sembiring, Sp(A)K, dan Prof. dr. Habibah Hanum, SpPD(K) yang telah memberi masukan dan bimbingan dalam penyelesaian tesis ini.

7. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

8. Bapak Parlindungan Pasaribu selaku Kepala Sekolah SD dan Bapak Posdam Manihuruk selaku kepala sekolah SMP swasta Immanuel yang telah sangat membantu Saya dalam penelitian ini.

9. Teman-teman PPDS yang tidak mungkin dapat saya lupakan yang telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, khususnya M. Hatta, Juliana, Nanda Susanti, dan Wagito terima kasih untuk kebersamaan kita dalam melaksanakan penelitian dan pendidikan selama ini.


(7)

10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Kepada yang sangat penulis cintai dan hormati, orang tua, dr. Anwar Napitupulu, SpA dan Ibunda Zubaidah Siahaan, SH yang telah bersusah payah membesarkan, memberikan rasa aman, cinta dan doa restu kepada penulis sejak lahir hingga saat ini, dalam menjalani segala hal.

Akhirnya kedua buah hati yang tersayang, Jorsch Pieter Sirait dan Jessica Astrid Sirait, terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat penulis habiskan bersama-sama kalian dalam suka cita dan keriangan selama penulis menjalani pendidikan spesialisasi dan menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, Oktober 2010


(8)

DAFTAR ISI

Lembaran Persetujuan Pembimbing i

Lembar Panitia Penguji Tesis ii

Ucapan Terima Kasih iii

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Singkatan x

Daftar Lambang xi

Abstrak xii

Abstract xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 4

1.3. Hipotesis 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 6

2.2. Perubahan Hormonal dan Awitan Pubertas 7

2.3. Menarke 10

2.3.1. Usia Menarke dan Status Sosioekonomi 11

2.3.2. Usia Menarke dan Diet 11

2.3.3.Usia Menarke dan Aktifitas Fisik 12 2.4. Siklus Menstruasi 13

2.5 Indeks Massa Tubuh 16

2.6. Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Menarke 17

2.7. Kerangka Konseptual 19

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain 20

3.2. Tempat dan Waktu 20

3.3. Populasi dan Sampel 20

3.4. Besar Sampel 21

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 21

3.5.1. Kriteria Inklusi 21


(9)

3.6. Persetujuan / Informed Consent 22

3.7. Etika Penelitian 22

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 22

3.8.1. Metode Pengambilan Sampel 22

3.8.2. Pengukuran 23

3.9. Identifikasi Variabel 24

3.10. Definisi Operasional 25

3.11. Pengolahan dan Analisis Data 26

BAB 4. HASIL 27

BAB 5. PEMBAHASAN 32

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 39

6.2. Kesimpulan 39

6.3. Saran 39

RINGKASAN 40

DAFTAR PUSTAKA 42

Lampiran

1. Persetujuan Penelitian dari Komite Etik Penelitian FK-USU 2. Susunan Peneliti, Rencana Anggaran, dan Jadwal Penelitian 3. Naskah Penjelasan kepada Orangtua

4. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) 5. Status Endokrinologi

6. Grafik CDC tahun 2000: Indeks Massa Tubuh anak perempuan usia 2-20 tahun

7. Daftar Riwayat Hidup


(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1.1. Tahap perkembangan pubertas anak perempuan 2. Tabel 4.1. Karakterisitik sampel penelitian

3. Tabel 4.2. Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan stadium Tanner

4. Tabel 4.3. Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan usia menarke

5. Tabel 4.4. Hubungan korelasi indeks massa tubuh (IMT) terhadap usia menarke


(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1.1. Pertumbuhan payudara dan rambut pubis pada anak perempuan

2. Gambar 2.2.1. Pengaruh neuroendokrin terhadap waktu pubertas 3. Gambar 2.4.1. Perubahan hormon dan endometrium selama

menstruasi normal 4. Gambar 2.7.1. Kerangka konseptual


(12)

DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat badan

BMI : Body Mass Index

CDC : Center for Disease Control

cm : sentimeter

dkk ; dan kawan-kawan

FSH : Follicle Stimulating Hormone

g/l : gram per liter

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone

Hb : hemoglobin

IMT : Indeks Massa Tubuh

LH : Luteinizing Hormone

LHRH : Luteinizing Hormone Releasing Hormone

m : meter

ml : milliliter

NHANES : The National Health and Examination Survey

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PSP : Persetujuan Setelah Penjelasan

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SPSS : Statistical Package for Social Science

TB : Tinggi badan

USA : United States of America

USU : Universitas Sumatera Utara


(13)

DAFTAR LAMBANG

≥ : lebih besar atau sama dengan

< : lebih kecil dari

> : lebih besar dari

= : sama dengan

n : jumlah sampel / subjek

zα : Deviat baku normal untuk α

zβ : Deviat baku normal untuk β

α : Kesalahan tipe I β : Kesalahan tipe II

r : koefisien korelasi

CI : confidence interval

P : Probabilitas

SD : Standard Deviasi


(14)

Abstrak

Latar Belakang Saat ini usia menarke pada anak perempuan makin cepat. Status nutrisi sering dipertimbangkan memiliki pengaruh yang kuat terhadap menarke. Beberapa studi telah menunjukkan adanya kaitan indeks massa tubuh (IMT) seorang anak perempuan dengan usia pertama kali mendapat menstruasi (menarke).

Tujuan. Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan usia pertama kali mendapat menstruasi.

Metode Studi ini merupakan studi cross sectional. Pemilihan sampel secara purposive sampling yang dilakukan pada murid remaja perempuan yang berusia 10 sampai 15 tahun di SD sampai SMP sekolah swasta Immanuel di kota Medan yang dilakukan pada bulan Juli 2010. Semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). TB diukur dengan menggunakan mikrotoir 2 m yang terbuat dari metal dengan tingkat presisi 0.5 cm, dimana posisi subjek berdiri tegak tanpa menggunakan alas kaki dengan muka lurus menghadap ke depan, bokong dan tumit menempel ke dinding, lalu TB diukur dari telapak kaki sampai batas atas kepala. Pengukuran BB dengan timbangan berdiri yang memiliki tingkat presisi 0.5 kg. Subjek ditimbang tanpa alas kaki dan hanya memakai seragam sekolah, lalu diukur indeks massa tubuh (IMT). Hubungan antara IMT dengan usia menarke dinilai dengan uji chi-square dan korelasi Pearson, dengn P < 0.05 dan interval kepercayaa 95%

Hasil Delapan puluh lima subjek berpartisipasi dalam penelitian ini, diperoleh anak dengan berat badan pada persentil 5-85, 85-95, dan di atas 95, masing-masing 44,29, dan 12. Ditemukan perbedaan yang bermakna usia rata-rata menarke antara kelompok persentil 5-85, 85-95, dan di atas 95 (IK 95% -9.00; -5.97 P 0.0001). Selanjutnya didapati korelasi yang kuat dan berpola negatif antara indeks massa tubuh dengan usia menarke ( r : - 0.38 P: 0.0001)

Kesimpulan Indeks masa tubuh mempengaruhi usia menarke. Semakin besar indeks masa tubuh maka usia menarke akan semakin cepat.

Kata kunci IMT, Menarke, Anak perempuan, Pubertas, Status nutrisi


(15)

Abstract

Backgrounds In trend, early age at menarke in young girls. Nutrition status has an important role in attainment of menarche. Some studies had shown that asociation between body mass index (BMI) young girl with age at menarche.

Objective The aim this study was to assess the association of BMI with age of menarche

Methods This is cross sectional’s study .The recruitmen of samples with purposive sampling in young girls aged 10 until 15 years old at primary and elementary school in Immanuel’s school Medan at Juli 2010. The subjects whom according inclusion and exclusion criteria were measured height and body weight.The measured of body weight was microtoir 2 m with precision 0.5 cm, that was standing without foundation of the foot with saw to front, buttock and heels patched to wall, then measured body height from foundation to top of head. The measurement of body weight with pair of scales in precision 0.5 kg. The measurement of body weigh without foundation of the foot and with clothing of school. The association between BMI and early age of menarche assessed with chu square and Pearson’s correlation test with P < 0.05 and confidence interval 95%.

Results Eighthy five subjects were participated in this study. After measured the BMI, we found body weigh at percentile 5 -85, 85-95 , and > 95 consist 44, 29 , and 12 .Then, we found associaton negatif and strong among these group (r -0.38 P 0.0001)

.Conclusion Body mass index association body mass index BMI) with a menarche . Then, add of body mass index will accelerate of menarcShe in young girls.


(16)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang`

Pubertas adalah masa peralihan dari anak menuju kedewasaan.1,2 Perubahan yang terjadi pada masa pubertas meliputi perubahan fisik, psikis, perilaku, dan sosial.2,3 Perubahan fisik yang mencolok terjadi selama proses ini, diikuti oleh perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, perubahan komposisi tubuh serta perubahan maturasi tulang yang cepat, dan diakhiri dengan penyatuan epifisis serta terbentuknya perawakan dewasa.1,3

Awitan pubertas pada anak perempuan ditandai oleh pertumbuhan payudara, pertumbuhan puncak kecepatan tinggi badan, dan menarke. 1 Menarke adalah tanda bahwa seorang anak perempuan telah memasuki usia pubertas. Menarke merupakan menstruasi pertama yang dialami anak perempuan. Menstruasi adalah keluarnya darah dari uterus yang terjadi secara periodik dengan interval sebulan sekali yang menunjukkan aktifnya organ reproduksi seorang wanita. Usia pertama kali mendapat menstruasi biasanya terjadi antara 10 sampai 16 tahun dengan rata-rata berusia 12.8 tahun.1,4,5

Saat ini usia pubertas pada perempuan semakin cepat dibandingkan abad-abad sebelumnya. Usia menarke di negara-negara industri seperti di benua Eropah dan Amerika semakin berkurang 2 sampai 3 bulan tiap dekade


(17)

dalam kurun waktu 100 sampai 500 tahun.6-8 Dalam beberapa tahun terakhir, usia menarke yang semakin cepat juga terlihat di negara berkembang.7,9,10 Faktor genetik berpengaruh pada percepatan usia menarke, namun selain itu perubahan lingkungan, peningkatan status nutrisi dan pendidikan, perkembangan fisik, dan meningkatnya status ekonomi dan sosial juga terbukti sebagai penyebab perubahan ini.11-13

Usia anak perempuan pada saat pertama kali mendapatkan menstruasi merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan kesehatan (selain pengadaan fasilitas sanitasi, informasi kesehatan yang berhubungan dengan menstruasi di sekolah dasar dan menengah serta pendirian pusat kesehatan remaja). Semakin cepatnya usia menarke yang terjadi selama berabad-abad telah dinilai sebagai indikator positif dari perbaikan nutrisi dan status ekonomi dari sebuah populasi.14-16

Percepatan usia menarke telah dicatat dalam beberapa periode dari pertengahan 1800-an sampai pertengahan 1900-an dan sering dihubungkan dengan perbaikan nutrisi dan kesehatan.17 Hal inI ditunjukkan pada anak perempuan overweight lebih cepat mengalami menarke daripada yang kurus.18 Pengamatan selanjutnya mendukung hipotesis bahwa massa lemak tubuh merupakan faktor pemicu kerja neuroendokrin yang mencetuskan onset menstruasi. Suatu studi yang dilakukan oleh badan survei nasional dengan membandingkan indeks massa tubuh (IMT) pada anak menemukan bahwa antara awal 1960-an dan akhir 1980-an terjadi kecenderungan


(18)

peningkatan kejadian obesitas selama periode 25 tahun.19 Beberapa data lain juga mendukung hipotesis yang menyebutkan bahwa peningkatan kejadian obesitas secara signifikan menyebabkan onset pubertas dini di United States. Hal ini menyebabkan berkembangnya penelitian mengenai pengaruh berat badan terhadap usia menarke, yaitu apakah seorang anak perempuan normal yang mengalami menarke lebih awal dari rata-rata usia menarke memiliki berat badan yang lebih daripada anak perempuan lain dengan usia yang sama tetapi belum mengalami menarke. 20

Studi longitudinal dan cross sectional menemukan bahwa anak perempuan dengan pubertas terlambat memiliki massa lemak tubuh dan IMT yang lebih besar daripada anak perempuan prepubertas.21,22 Studi yang dilakukan oleh Berenjy & Hanachi (2008) di beberapa sekolah di kota Kermanshah dengan melibatkan anak perempuan berusia 11 sampai 14 tahun, menemukan adanya hubungan yang berkorelasi negatif antara IMT dengan usia menarke.3

Hal yang berbeda diperoleh dari studi yang dilakukan oleh Rosenfield dkk tahun 1988 sampai 1994 di United States yang mendapatkan bahwa perkembangan payudara dan rambut pubis terjadi pada usia di bawah 8 tahun pada anak perempuan dengan IMT normal di populasi umum. Lemak tubuh dan etnis kulit hitam non-Hispanik serta Amerika Meksiko tidak mempengaruhi perkembangan pubertas dini pada anak perempuan. 23


(19)

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia pertama kali mendapat menstruasi (menarke) pada anak perempuan ?

1.3. Hipotesis

Ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia pertama kali mendapat menstruasi (menarke) pada anak perempuan

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan umum adalah untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia pertama kali mendapat menstruasi pada anak perempuan

1.5. Manfaat Penelitian

1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang endokrinologi, khususnya tentang hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia pertama kali mendapat menstruasi pada anak perempuan

2. Di bidang pelayanan masyarakat : meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya peran penilaian indeks massa tubuh dalam memprediksi usia pertama kali seorang remaja


(20)

perempuan mendapat menstruasi dalam menentukan derajat kesehatan anak di Indonesia.

3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan tambahan data terhadap bidang endokrinologi anak tentang hubungan antara indeks massa tubuh dengan percepatan usia pertama kali mendapat menstruasi (menarke) pada anak perempuan.


(21)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pubertas

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.1,2,21 Pubertas merupakan tahapan dalam kehidupan dimana terjadi pematangan sistem reproduksi bersama pertumbuhan somatik dan kematangan seksual. Masa pubertas biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada anak perempuan pubertas ditandai oleh pertumbuhan payudara, pertumbuhan puncak kecepatan tinggi badan, dan menarke.1 Tanner menyusun perkembangan payudara dan rambut pubis seperti terlihat pada Tabel 2.1.1. dan Gambar 2.1.1. 22

Mekanisme terjadinya pubertas belum diketahui sepenuhnya, namun pengaruh utama tampaknya berasal dari sistem saraf pusat. Sistem neuroendokrin khususnya hormon gonodatropin yang dilepas neuron gonadotropin-releasing hormone di nukleus arkuatus hipotalamus berperan dalam mempengaruhi terjadinya pubertas. Neurotransmiter yang menyebabkan penghambatan (inhibitor) atau stimulasi (stimulator) seperti asetilkolin, katekolamin, gamma-aminobutyric acid, peptida opioid, prostaglandin dan serotonin turut mempengaruhi kejadian pubertas.23-26


(22)

Tabel 2.1.1 Tahap perkembangan pubertas anak perempuan22

Tahap Payudara Rambut pubis

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5

Prapubertas

Breast budding,menonjol seperti bukit kecil,areola membesar

Payudara dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah

Areola dan papilla membentuk bukit kedua

Bentuk dewasa, papilla menonjol, areola sebagian bagian dari kontur buah dada

Tidak ada rambut pubis

Jarang,berpigmen sedikit, lurus, atas medial labia

Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah

Kasar, keriting, belum sebanyak dewasa

Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa, tersebar sampai medial paha

2.2. Perubahan Hormonal dan Awitan Pubertas

Sebelum pubertas, steroid gonad dalam jumlah yang kecil mampu menekan aktivasi hipotalamus dan hipofisis. Dengan awitan pubertas, gonadostat hipotalamus secara progresif menjadi kurang peka terhadap efek supresi steroid seks oleh sekresi gonadotropin. Akibatnya kadar luteinizing hormone


(23)

(LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) meningkat, yang selanjutnya akan menstimulasi gonad sehingga tercapai keadaan homeostatik baru (gonadarke). Kira-kira satu sampai dua tahun sebelum awitan pubertas, terjadi sekresi LH dalam jumlah kecil saat tidur. Sekresi LH terjadi secara pulsatil dan dianggap mencerminkan pelepasan luteinizing hormone releasing hormone (LHRH) hipotalamus endogen secara episodik. Dengan adanya sekresi LH nokturnal tersebut, diperkirakan awitan pubertas akan terjadi dalam waktu satu sampai dua tahun kemudian. Sekresi LH nokturnal pulsatil terus berlanjut dan meningkat dalam aspek frekuensi maupun amplitudonya saat gambaran klinis pubertas mulai terlihat.1,26

Gambar 2.1.1. Pertumbuhan payudara dan rambut pubis pada anak perempuan. 22


(24)

Penurunan kepekaan hipotalamus dianggap penting dalam awitan pubertas. Pada saat anak perempuan mengalami pubertas terjadi peningkatan tajam produksi FSH yang mendahului peningkatan estradiol plasma. Sedangkan pada laki-laki LH meningkat sebelum peningkatan tajam testosteron. Selama pubertas kadar LH bioaktif dalam plasma meningkat lebih jauh dibandingkan dengan LH imunoreaktif, maka terjadi perubahan kualitatif dan kuantitatif LH. 24-26

Pada pertengahan masa pubertas, sekresi LH secara pulsatil semakin nyata bahkan pada saat tidur.Sekresi gonadotropin secara pulsatil ini merupakan stimulasi awal terhadap maturasi gonad (gonadarke). Faktor yang mengaktivasi atau mengendalikan pulse generator LHRH belum diketahui.1,24-26

Selama masa remaja respon LH terhadap Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) meningkat dengan cepat pada kedua jenis kelamin, namun peningkatan FSH tidak sepesat kenaikan LH. FSH dan LH bekerja secar sinergis untuk menimbulkan perubahan-perubahan gonad pada masa pubertas. 1,26

Pada anak laki-laki, LH menstimulasi sel Leydig untuk mensekresi testosteron, sedangkan FSH menstimulasi sel sertoli untuk memproduksi suatu peptida yang disebut inhibin yang akan menimbulkan reaksi umpan balik dan menghambat estrogen. Pada perempuan FSH menstimulasi sel granulosa untuk menghasilkan estrogen dan menstimulasi folikel untuk


(25)

mensekresi inhibin. Sementara itu LH muncul dan sedikit berperan sampai saat menarke dan menjadi pencetus timbulnya ovulasi, selanjutnya LH menstimulasi sel teka untuk mensekresi androgen dan prekusornya.24-26

Pada perempuan terjadi perubahan hormonal yang mencolok menjelang menarke yaitu penurunan sensitivitas mekanisme umpan balik negatif hormon seks. FSH kurang ditekan oleh hormon seks sehingga kadarnya akan meningkat. Peningkatan kadar FSH akan merangsang ovarium sehingga folikel-folikel primer berkembang dan kadar estradiol meningkat. Perubahan status hormonal ini akan tampak dari munculnya tanda-tanda seks sekunder. Beberapa saat menjelang menarke, muncul mekanisme kontrol baru yaitu umpan balik positif estradiol terhadap hipofisis yang menghasilkan lonjakan LH. Lonjakan LH berkaitan dengan ovulasi. Bila tidak terjadi ovulasi maka kadar estradiol menurun dan keadaan ini akan diikuti dengan perdarahan akibat deskuamasi endometrium yang berupa haid pertama.1,25-27 Pengaruh neuroendokrin terhadap waktu pubertas dapat dilihat pada Gambar 2.2.1.27 Waktu pubertas dapat dipengaruhi beberapa faktor termasuk karakteristik genetika, ras, lemak tubuh, aktifitas, dan diet.24-26

2.3. Menarke

Menarke adalah menstruasi pertama yang terjadi pada remaja perempuan.1,2 Usia menarke pada perempuan dapat berbeda-beda. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. 1,27


(26)

2.3.1. Usia Menarke dan Status Sosioekonomi

Berbagai penelitian telah banyak membuktikan hubungan usia menarke dan status sosioekonomi. Bagga dan Kuklkarni (2000) mengamati adanya korelasi yang positif antara pekerjaan orang tua dan usia menarke.28 Studi lain membuktikan hubungan yang kuat antara status sosioekonomi yang biasanya berhubungan dengan norma keluarga kecil, kondisi kehidupan yang lebih baik, nutrisi yang sesuai, dapat menjadi alasan dengan faktor lainnya untuk proses kematangan psikoseksual yang menjelaskan onset awal dari menarke. Namun demikian, ada beberapa studi yang menemukan hubungan yang tidak signifikan antara status sosioekonomi dengan usia menarke.29

2.3.2. Usia Menarke dan Diet

Nutrisi selalu dikaitkan sebagai faktor utama yang berpengaruh pada periode pertumbuhan pubertas. Diet yang mengandung tinggi kalori dan kaya protein menyebabkan kematangan fisik yang lebih baik dan percepatan usia menarke. Padmavati dkk (1974) melaporkan bahwa remaja perempuan yang bukan vegetarian mengalami percepatan usia menarke sekitar enam bulan dibandingkan yang vegetarian. Jumlah protein dan kalori pada diet nonvegetarian dapat bervariasi dari satu keluarga dengan keluarga lainnya. 30


(27)

Gambar 2.2.1. Pengaruh neuroendokrin terhadap waktu pubertas27 2.3.3. Usia Menarke dan Aktifitas Fisik

Pengeluaran energi melalui aktifitas fisik diketahui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usia menarke. Latihan fisik yang intensif selama usia prepubertas mengakibatkan perlambatan pertumbuhan dan pubertas. Sebuah studi yang dilakukan oleh Sidhu dan Grewal (1980) telah membuktikan bahwa usia menarke melambat pada atlit perempuan.31 Moison dkk (1991) mengamati bahwa peserta kompetisi dansa, balet, sanggar senam, renang dan menyelam memiliki risiko yang rendah untuk mendapatkan menarke pada usia yang lebih dini.32 Merzenich dkk


(28)

(1993) mencatat bahwa peningkatan aktifitas fisik berhubungan dengan perlambatan usia menarke.33 Pada saat yang bersamaan diperkirakan bahwa timbulnya stres pada saat latihan yang berat dapat menghambat atau

mengganggu pembangkit sinyal GnRH.31,33 2.4. Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah siklus perdarahan uterus yang dialami oleh kebanyakan remaja perempuan pada masa reproduktif. Hal ini ditandai dengan pelepasan yang siklik dari endometrium sekretorik karena penurunan produksi progesteron dan estradiol disebabkan pengecilan korpus luteum.34

Panjang siklus menstruasi bervariasi antara satu sampai dua hari setiap bulan dan hanya 50% perempuan yang memiliki siklus dalam batas 26 sampai 30 hari yang kemudian disebut dengan interval 28 hari. Panjangnya siklus menstruasi bervariasi menurut umur dan ovulasi. Siklus anovulasi cenderung lebih singkat dan terjadi selama usia reproduksi.34

Lamanya siklus menstruasi bervariasi, rata-rata adalah selama 26 sampai 28 hari dengan batas 21 sampai 35 hari pada usia antara 17 sampai 41 tahun. Durasi menstruasi adalah selama 3 sampai 7 hari dengan total kehilangan darah sebanyak 70 ml sampai 80 ml. Kehilangan darah yang melebihi 80 ml berkorelasi dengan terjadinya anemia (Hb < 12 g/l) dan menurunnya kadar besi plasma. Usia menstruasi bagi sebagian besar perempuan dimulai pada usia 13 tahun dan berhenti pada usia 51 tahun. Perubahan hormonal yang terjadi selama menstruasi dapat dilihat pada Gambar 2.4.1.34


(29)

Siklus menstruasi seringkali irreguler pada remaja, khususnya pada interval dari siklus pertama dan siklus kedua. Menurut studi yang dilakukan berbagai lembaga yang bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) pada 3073 remaja perempuan, median panjang siklus pertama setelah menarke adalah 34 hari, dan sebanyak 38% responden panjang siklus menstruasi mencapai 40 hari. Hasil studi juga menunjukkan beragamnya variasi panjang siklus menstruasi: 10% remaja perempuan dengan interval lebih dari 60 hari dan 7% lainnya hanya 20 hari. Sebagian besar responden mengalami perdarahan menstruasi pertama selama 2 sampai 7 hari.35

Gambar 2.4.1. Perubahan hormon dan endometrium selama menstruasi normal 34


(30)

Awal menstruasi ditandai dengan siklus anovulasi, namun frekuensi ovulasi berhubungan dengan waktu sejak mendapat menarke dan usia saat menarke. 36,37 Menarke dini dikaitkan dengan onset dini dari siklus ovulasi. Bila usia menarke lebih muda dari 12 tahun, 50% siklus ovulasi terjadi pada tahun pertama ginekologik (tahun setelah menarke).38

2.5. Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) atau indeks Quetelet, ditemukan antara 1830 dan 1850 oleh seorang Belgia yang bernama Adolphe Quetelet ketika mengembangkan "ilmu fisika sosial".39 IMT telah digunakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai standar untuk mencatat statistik obesitas sejak awal 1980-an. Di Amerika Serikat, IMT juga digunakan sebagai ukuran underweight, untuk penderita yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Pengukuran IMT dapat dilakukan dengan cepat dan tanpa biaya yang mahal. 39,40

IMT didefinisikan sebagai ukuran yang diperoleh dari berat badan individu (kg) dibagi dengan kuadrat tingginya (m2). Formula yang universal digunakan adalah:40

IMT =

Penentuan IMT dapat juga dilakukan dengan menggunakan kurva IMT, yang menampilkan IMT sebagai fungsi berat badan (sumbu horizontal) dan tinggi


(31)

badan (sumbu vertikal) dengan menggunakan garis kontur untuk nilai dari IMT yang berbeda atau warna yang berbeda untuk kategori IMT (Lampiran 6).39,40

IMT memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan pengukuran lainnya untuk menentukan adipositas. Pengukuran tinggi badan dan berat badan yang dinyatakan dalam IMT memberikan pengukuran yang reliabel dari kegemukan di populasi daripada pengukuran ketebalan lipatan kulit otot trisep. Reliabilitas pengukuran antara interobserver dan intraobserver sangat sulit ditegakkan, semakin rendah reliabilitas semakin tinggi lemak tubuh, dan tidak ada metode yang efisien untuk mengkaji reliabilitas dari berbagai survei.39,40

2.6 Hubungan Indeks Masa Tubuh dan Menarke

Hubungan antara lemak tubuh dan menarke masih sukar dipahami, meskipun terdapat pandangan yang menyebutkan bahwa hormon leptin memainkan peran yang penting. Leptin adalah protein 16,7-kD yang dikode oleh gen ob dan dihasilkan oleh jaringan lemak. Konsentrasi serum leptin berkorelasi kuat dengan persentase lemak tubuh pada orang dewasa (r 0,85, P < 0,001). Leptin diketahui berperan penting bukan hanya pada pengaturan asupan makanan dan metabolisme namun juga pengaturan onset pubertas. 41,42

Bukti peran leptin pada sistem reproduksi berasal dari uji coba pada tikus yang menunjukkan bahwa pemberian leptin dapat menginduksi fungsi


(32)

reproduksi pada tikus betina normal. Studi lainnya dengan menggunakan tikus ob/ob menunjukkan bahwa leptin tidak secara primer menginisiasi pubertas, namun memacu proses pematangan seksual.42 Garcia-Mayor dkk (1997) mengukur serum leptin pada anak-anak dan remaja dan menemukan bahwa pada remaja perempuan kadar leptin meningkat pada awal pubertas, menetap pada masa pertengahan pubertas, kemudian memuncak pada payudara Tanner tingkat 5. Selain itu, kadar leptin yang bersirkulasi berkorelasi dengan status pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan.43


(33)

2.6. Kerangka Konseptual

Usia Menarke  

   

   

Hypothalamus – Pituitary – Gonadal Axis

(GnRH, FSH, LH, Testosteron) 

Growth Axis

(GH, IGF-1, Insulin) Faktor genetik

Hormon lain (leptin)

Tinggi Badan

Berat Badan Faktor nutrisi

Indeks Masa Tubuh (IMT)

           

Gambar 2.7.1. Kerangka Konseptual


(34)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain

Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk menilai hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan usia menarke pada anak perempuan.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) usia 10 sampai 15 tahun di Sekolah Perguruan Immanuel di kota Medan. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Juni 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah remaja perempuan yang berusia 10 sampai 15 tahun. Populasi terjangkau adalah populasi target yang sedang menjalani pendidikan SD dan SMP di Sekolah Perguruan Immanuel Kota Medan. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Besar sampel

Besar sampel dihitung berdasarkan rumus untuk menentukan besar sampel tunggal pada uji hipotesis dengan menggunakan koefisien korelasi (r) sebagai berikut:44


(35)

n = besar sampel

zα = tingkat kemaknaan = 1,96

zβ = power = 1,84

r = koefisien korelasi = 0,3

berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel adalah 85 orang 3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi :

- Remaja perempuan berusia 10 sampai 15 tahun. - Mendapat informed consent dari orangtua.

Kriteria Eksklusi :

- Anak dengan gizi kurang.

- Mendapat obat-obatan hormonal. - Menderita penyakit kronis.

- Anak menolak dilakukan pemeriksaan.

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Subjek penelitian diminta persetujuan dari orang tua untuk dilakukan penilaian indeks massa tubuh (IMT) dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan responden. Formulir persetujuan setelah penjelasan dan naskah penjelasan terlampir.


(36)

3.7. Etika Penelitian

Izin dari Komisi Etika Penilitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 3.8.1. Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan sekolah (SD dan SMP) ditetapkan secara purposive sampling. Subjek dikelompokkan berdasarkan usia (dalam tahun) dengan stratified random sampling.

3.8.1. Pengukuran

1. Melakukan survei dan pendataan awal di SD dan SMP di Sekolah Perguruan Immanuel Medan.

2. Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi.

3. Dilakukan pengisian status endokrin terhadap sampel penelitian.

4. Mengukur Tinggi Badan (TB) sampel dengan menggunakan microtoir 2 meter yang terbuat dari metal dengan tingkat presisi 0,5 cm. Sampel diukur pada posisi tegak dengan muka lurus menghadap ke depan, bokong dan tumit menempel ke dinding, tanpa menggunakan alas kaki. 5. Mengukur Berat Badan (BB) sampel dengan menggunakan timbangan

merk Camry dengan tingkat presisi 0,5 kg. Subjek ditimbang tanpa menggunakan alas kaki dan hanya memakai pakaian sekolah saja.


(37)

6. Melakukan penilaian indeks massa tubuh (IMT) sampel yaitu BB (dalam kg) dibagi TB2 (dalam m2), kemudian memetakannya pada grafik Center for Disease Control (CDC) tahun 2000 untuk IMT anak perempuan usia 2 sampai 20 tahun.

7. Menilai perkembangan seksual sampel dengan kriteria stadium Tanner dengan melihat pertumbuhan payudara dan rambut pubis sampel. Penilaian ini didampingi oleh 1 guru perempuan, 2 orang PPDS, dan 1 orang co-asisten perempuan.

Alur penelitian

Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi

Randomisasi

85 sampel

Penilaian stadium Tanner Pembagian kelompok berdasarkan IMT

Hubungan IMT dengan usia menarke Penilaian IMT


(38)

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel Bebas Skala

IMT Nominal

Variabel Tergantung Skala

Usia Pertama Kali Mendapat Menstruasi Nominal

3.10. Definisi Operasional

1. Remaja perempuan adalah anak perempuan berusia 10 sampai 15 tahun yang sedang menjalani pendidikan SD dan SMP di Sekolah Perguruan Immanuel kota Medan.

2. Menstruasi adalah siklus perdarahan uterus yang terjadi pada remaja perempuan usia 10 sampai 15 tahun.

3. Menarke adalah menstruasi yang pertama kali terjadi pada remaja perempuan usia 10 sampai 15 tahun.

4. Usia menarke adalah usia kronologis pertama kali mendapat menstruasi. 5. Penilaian indeks masa tubuh (IMT) adalah hasil pengukuran berat badan

(dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat yang dipetakan pada Centre of Diseases Control (CDC) berdasarkan usia dengan kriteria sebagai berikut:

a. Gizi kurang : IMT berada pada < persentil 5.

b. Gizi baik : IMT berada pada persentil 5 sampai 85. c. Gizi lebih (overweight): IMT berada pada > persentil 85.


(39)

d. Obesitas : IMT berada pada > persentil 95.

6. Penyakit kronis adalah selama 3 bulan atau lebih mempengaruhi aktifitas anak sesuai usianya, menyebabkan perawatan di rumah sakit, pelayanan kesehatan di rumah, atau penggunaan alat medis yang berlebihan dibandingkan dengan anak seusianya.45

7. Stadium Tanner adalah tahap perkembangan fisik anak perempuan pada masa pubertas.

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul diolah, dianalisis, dan disajikan dengan menggunakan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.0, dan Microsoft Excel tahun 2007. Interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan batas kemaknaan P<0.05.

Untuk menilai hubungan antara IMT yang berskala nominal dengan usia pertama kali mendapat menstruasi (menarke) yang berskala nominal digunakan uji chi square dan korelasi Pearson.


(40)

BAB 4. HASIL

Subjek penelitian dipilih dari anak perempuan usia 10 sampai 15 tahun murid SD dan SMP Immanuel di Medan.

90 subjek

Dieksklusikan:

5 anak tidak bersedia mengikuti penelitian

Persentil 85-95 n = 29 Persentil 5-85

n= 44

>Persentil 95 n = 12 Indeks masa tubuh (IMT)

Subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (n= 85)

Gambar 4.1. Profil studi

Profil studi dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dapat dilihat disini bahwa setelah diperoleh sebanyak 85 orang sampel penelitian, lalu dinilai status


(41)

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik

IMT Persentil 5 -85

(n = 44)

IMT Persentil 85-95

(n = 29)

IMT >Persentil 95

(n = 12) IMT(kg/m2),rerata (SD)

Umur (tahun), rerata (SD) Umur ayah (tahun),rerata (SD) Umur ibu (tahun), rerata (SD) Pendidikan ayah:

- SMA, n(%) - Diploma, n(%) - S1, n(%) - S2, n(%) Pendidikan ibu: -SMA, n(%) - Diploma, n(%) - S1, n(%) - S2, n(%)

Pekerjaan orangtua: -PNS, n(%)

- Peg. Swasta, n(%) -Wiraswasta, n(%) Penghasilan orangtua: - 2 - 3 juta, n(%) - 3 - 4 juta, n(%) - 4 – 5 juta,n(%) - > 5 juta,n(%)

20.4 (2.66) 12.3 (14.70)

40.1 (6.30) 35.4 (6.76)

2 (4.5) 15 (34.1) 20 (45.4) 7(16.0) 8 (18.2) 14 (31.8) 18 (40.9) 4 (9.1) 21 (47.7) 7 (15.9) 16 (36.4) 10 (22.7) 15 (34.1) 16 (36.4) 3 (6.8) 23.6 (1.53) 12.6 (14.26) 39.5 (6.77) 35.6 (6.88) 3 (10.3) 9 (31.1) 11 (38.0) 6 (20.6) 7 (24.2) 9 (31.0) 13 (44.8) 0 12 (41.4) 5 (17.2) 12 (41.4) 8 (27.6) 10 (34.5) 8 (27.6) 3 (10.3) 27.5 (1.33) 12.8 (14.39) 38.1 (6.23) 34.3 (6.18) 3 (25.0) 3 (25.0) 6 (50.0) 0 3 (25.0) 3 (25.0) 6 (50.0) 0 2 (16.6) 5 (41.7) 5 (41.7) 2 (16.6) 8 (66.7) 2 (16.7) 0


(42)

gizinya dan didapati ternyata indeks massa tubuh (IMT) anak berada pada persentil 5 sampai 85 sebanyak 44 (51.8%) anak, antara persentil 85 sampai 95 sebanyak 29 (34.1%) anak, sedangkan yang memiliki IMT lebih besar dari persentil 95 sebanyak 12 (14.1%) anak. Tidak ditemukan anak dengan indeks massa tubuh di bawah persentil 5.

Dari tabel karakteristik sampel (Tabel 4.1) didapati bahwa indeks massa tubuh anak berbeda antara kelompok dengan IMT persentil 5 - 85, 85 - 95, dan diatas persentil 95 dengan rerata IMT 23.8 kg/m2, sedangkan rerata umur ketiga kelompok adalah 12.6 tahun. Rerata usia orangtua, pendidikan orangtua, dan penghasilan orangtua pada ketiga kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.1 di atas.

Tabel 4.2. Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan stadium Tanner

IMT (persentil) M2 n(%) M3 n(%)

Total IK 95% P

5 – 85 (n = 44) 85 – 95 (n = 29) > 95 (n = 12) Total 20 (45.5) 12 (41.4) 4 (33.3) 36 24(54.5) 17 (58.6) 8 (66.7) 49 44 29 12 85

- 0.80 ; 0.30 - 0.68 ; 0.52 - 0.16 ; 1.49

0.34 0.44 0.10


(43)

Penilaian stadium Tanner dilakukan pada semua sampel. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna maturitas seksual antara kelompok IMT persentil 5 - 85, 85-95, dan diatas 95. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. di atas.

Tabel 4.3. Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan usia Menarke

Usia menarke (tahun) IMT

(persentil)

10-11 11-12 1 12-13

Total IK 95% P

5-85, n(%) 85-95, n(%) >95, n(%) Total 34 20 0 54 0 1 0 1 44 29 12 85 -9.0; -5.97 0.0001

Tabel 4.3 di atas menunjukkan hubungan antara indeks masa tubuh (IMT) terhadap usia menarke pada anak. Dijumpai perbedaan yang bermakna usia menarke antara kelompok IMT persentil 5-85. 85-95, dan diatas 95.


(44)

Tabel 4.4. Hubungan korelasi antara indeks massa tubuh (IMT) terhadap indeks masa tubuh

Koefisien korelasi (r) P

Indeks massa tubuh (IMT)

Usia menarke (tahun)

- 0.38 0.0001

Dari Tabel 4.4 di atas didapati hubungan yang kuat dan berpola negatif antara indeks massa tubuh dengan usia menarke. Nilai korelasi r : – 0.38 menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar indeks massa tubuh, maka akan semakin cepat usia menarke pada anak perempuan.


(45)

BAB 5. PEMBAHASAN 

Usia saat terjadi pubertas sangat bervariasi. Sebagian besar anak perempuan akan mengalami pubertas pada usia 10 sampai 15 tahun. Awitan pubertas pada anak perempuan ditandai oleh pertumbuhan payudara, pertumbuhan puncak kecepatan tinggi badan, dan menarke. Menarke merupakan tanda awal kedewasaan pada anak perempuan.1

Akhir-akhir ini usia menarke cenderung lebih awal. Seperti yang terjadi di Jerman dimana usia rata-rata menarke telah menurun dari 15.5 tahun pada tahun 1869 menjadi 12.5 tahun pada tahun 1978.45 Kini, usia menarke berada pada usia 12.5 sampai 13 tahun di banyak negara Eropah dan United States of America (USA).16

Perbaikan status nutrisi dianggap sebagai pencetus penting terjadinya percepatan onset pubertas. Pada tahun 1971 Frisch dan Revelle mengajukan hipotesis critical body weight tentang hubungan onset menarke dengan berat badan berdasarkan data berat badan yang dikumpulkan dari tahun 1929 sampai 1950 pada 181 anak perempuan.46 Beberapa tahun belakangan ini, telah banyak diamati adanya peningkatan rasio berat badan relatif terhadap tinggi badan yang sering disebut indeks massa tubuh (IMT), yang menetap selama satu tahun prepubertas. Peningkatan lemak tubuh khususnya selama periode prepubertas pada anak perempuan merupakan


(46)

tanda penting persiapan reproduksi saraf pusat hipotalamus yang menginduksi pubertas. 47

Sejalan dengan hipotesis critical body weight tersebut dapat diprediksikan bahwa pada populasi akan terjadi peningkatan jumlah anak obesitas, yang selanjutnya berakibat percepatan usia menarke.47 Kenyataannya, selama 10 tahun terakhir prevalensi anak obesitas meningkat terus di USA dan Eropah. Survei selanjutnya menemukan bahwa lebih dari 18% anak usia normal pubertas mengalami overweight.48

Beberapa survei besar di USA menunjukkan bahwa rata-rata anak perempuan yang sudah menarke memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar daripada anak perempuan yang belum menarke. 49,50

Telah terjadi penurunan usia menarke yang dramatis antara pertengahan 1800-an dan pertengahan 1900-an yang berhubungan dengan perubahan pada berat dan tinggi badan anak selama periode ini. Penurunan usia menarke ini terjadi akibat perbaikan status nutrisi. 18,51

Sejumlah studi tentang hubungan antara percepatan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan terhadap onset menarke telah banyak dilakukan di berbagai negara seperti di Oman, Kroasia, Katalonia, dan Senegal dimana semua studi tersebut menemukan bahwa IMT mempengaruhi onset pubertas. 52-55 Tetapi belumlah jelas apakah lemak tubuh mendahului pubertas atau sebaliknya, karena periode pubertas


(47)

berhubungan dengan perubahan komposisi tubuh termasuk massa lemak dan berat badan. 56

Pada studi ini didapati perbedaan yang bermakna rata - rata IMT antara kelompok dengan indeks massa tubuh antara persentil 5 sampai 85 (20.4%), persentil 85 sampai 95 (23.6%) , dan di atas persentil 95 (27.5%), demikian juga usia menarke dijumpai perbedaan yang bermakna diantara ketiga kelompok. Hal ini berarti bahwa indeks massa tubuh mempengaruhi usia menarke pada anak perempuan.

Rata-rata usia menarke yang ditemukan pada studi ini lebih muda daripada rata-rata usia menarke yang ditemukan di USA dan Eropah. Hal ini mungkin disebabkan jumlah sampel yang sedikit pada studi ini.

Temuan pada studi ini menunjukkan bahwa efek peningkatan indeks massa tubuh (IMT) mempengaruhi percepatan usia menarke pada anak perempuan. Hasil yang ditemukan pada studi ini sesuai dengan studi yang dilakukan sebelumnya oleh Gross dan Smith di daerah high-malnutrition di Papua New Guinea yang mendukung hipotesis critical body weight dengan melakukan studi terhadap 310 anak perempuan, mereka menemukan bahwa berat badan lebih, memiliki hubungan dengan onset menarke daripada tinggi badan.51

Studi cross sectional di Berlin dari tahun 2006 sampai 2007 yang dilakukan pada 1840 anak perempuan usia 10 sampai 15 tahun mendapati bahwa onset menarke tidak menjadi cepat pada populasi anak dengan lebih


(48)

dari 10% prevalensi obesitas. Meskipun demikian, masih ditemukan korelasi negatif antara IMT dengan usia onset pubertas.47

Hasil studi cohort yang dilakukan pada 954 anak perempuan di sekolah SMP di Taipei, Taiwan tahun1993, tidak mendukung hasil studi ini, dimana ditemukan bahwa kecepatan tinggi badan mencapai puncak pada satu tahun sebelum menarke tetapi kecepatan tinggi badan berhenti dalam satu tahun setelah menarke. Perubahan kecepatan berat badan tidak mempengaruhi percepatan usia menarke.57

Salah satu penanda awitan pubertas pada anak perempuan adalah perkembangan fisik yang terjadi. Pada tahap ini dinilai perkembangan payudara dan rambut pubis dengan menggunakan stadium Tanner yang sudah diterima di seluruh dunia.8 Skala ini mengambarkan tahap 1 sebagai stadium prepubertas, tahap 2 sebagai onset pubertas, dan tahap 5 sudah mencapai kedewasaan.11 Berdasarkan data dari the Third National Health and Nutrition Examination Survey yang melakukan penelitian pada anak perempuan usia 8 sampai 16 tahun mendapati bahwa onset rata-rata usia tumbuhnya rambut pubis, perkembangan payudara, dan usia menarke masing-masing 9.5; 9.5; dan 12.1 tahun pada anak perempuan kulit hitam, sementara untuk Amerika Meksiko masing-masing 10.3; 9.8; dan 12.2 tahun, sedangkan pada anak perempuan kulit putih masing-masing 10.5; 10.3; dan 12.7 tahun. Dari hasil ini diketahui anak perempuan kulit hitam dan Amerika Meksiko memiliki rambut pubis, perkembangan payudara, dan onset menarke


(49)

pada usia yang lebih muda dari pada kulit putih. Temuan ini semakin memperkuat studi sebelumnya yang menyebutkan bahwa ras dan etnis berhubungan dengan maturasi pubertas pada anak-anak perempuan di Amerika. Alasan tentang perbedaan ras dan etnis mempengaruhi usia menarke belumlah jelas. 58

Indeks massa tubuh (IMT) digunakan untuk menilai banyaknya lemak tubuh pada anak dan remaja. Kondisi populasi, ras dan usia mempengaruhi kurva IMT, tetapi belum diketahui apakah maturasi seksual mempengaruhi kurva IMT. Suatu studi cross sectional yang dilakukan di Ankara (1999) terhadap 167 anak perempuan sehat usia 9-16 tahun mendapatkan bahwa ditemukan hubungan positif antara indeks massa tubuh (IMT) dengan berat badan (r :0.82 P < 0.001) dan perkembangan payudara stadium Tanner ( r : 0.49 P < 0.001). Peningkatan indeks massa tubuh sejalan dengan peningkatan maturitas seksual yang meningkat sesuai usia.59

Studi ini menemukan bahwa perkembangan fisik anak berada pada Tanner 2 dan 3, dimana tidak dijumpai perbedaan yang bermakna tingkat perkembangan fisik antara kelompok dengan IMT 5-85. 85-95, dan di atas 95. Hal ini disebabkan karena semua sampel pada studi ini sudah mengalami menarke, sehingga tidak bisa dinilai pengaruh IMT terhadap maturitas seksual anak.

Faktor lain yang mempengaruhi menarke adalah faktor lingkungan dan genetika. Efek genetika lebih penting daripada lingkungan. Beberapa


(50)

studi menyebutkan bahwa 53% sampai 70% variasi usia menarke dipengaruhi oleh genetika. Paparan estrogen pada jaringan melalui reseptor estrogen penting untuk terjadinya menarke, yang secara genetik dipengaruhi oleh mekanisme ini. Sebaliknya, usia menarke dipengaruhi oleh total durasi terjadinya pemaparan estrogen di jaringan. 60

Studi ini tidak menilai faktor genetika terhadap percepatan usia menarke, tetapi suatu studi cohort yang dilakukan di Greek pada remaja

perempuan menemukan bahwa gen polymorphism ERα dan ERβ

mempengaruhi usia menarke. 61 Studi lain yang dilakukan di Caucasian menemukan bahwa kelainan usia pubertas (prekok dan pubertas terlambat) lebih dipengaruhi oleh genetika daripada lingkungan.62

Pemilihan sampel dari kelompok dengan status sosial dan ekonomi yang hampir sama karena diketahui bahwa salah satu penyebab percepatan menarke adalah tingkat status sosial dan ekonomi yang baik, sehingga faktor ini disetarakan untuk menghindarkan bias pada studi ini.

Studi ini memiliki keterbatasan karena semua anak yang diperiksa sudah mengalami menarke, sehingga sulit dinilai apakah IMT yang mempengaruhi menarke meningkat sebelum menarke atau setelah menarke.


(51)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Indeks massa tubuh mempengaruhi percepatan usia menarke pada anak perempuan, dimana semakin besar indeks massa tubuh akan menyebabkan semakin cepat usia menarke.

6.2. SARAN

Diperlukan penelitian dengan metode retrospektif dan dalam jangka waktu yang lama dengan pengambilan sampel secara acak untuk menilai apakah peningkatan indeks massa tubuh (IMT) yang mempengaruhi usia menarke sudah terjadi sebelum atau setelah menarke.


(52)

RINGKASAN

Saat ini usia menarke pada anak perempuan makin cepat. Status nutrisi sering dipertimbangkan memiliki pengaruh yang kuat terhadap menarke. Beberapa studi telah menunjukkan adanya kaitan indeks massa tubuh (IMT) seorang anak perempuan dengan usia pertama kali mendapat menstruasi (menarke).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks masa tubuh dengan usia pertama kali mendapat menstruasi. Studi ini merupakan studi cross sectional. Pemilihan sampel secara purposive sampling yang dilakukan pada murid remaja perempuan yang berusia 10 sampai 15 tahun di SD sampai SMP sekolah swasta Immanuel di kota Medan yang dilakukan pada bulan Juli 2010. Semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). TB diukur dengan menggunakan mikrotoir 2 m yang terbuat dari metal dengan tingkat presisi 0.5 cm, dimana posisi subjek berdiri tegak tanpa menggunakan alas kaki dengan muka lurus menghadap ke depan, bokong dan tumit menempel ke dinding, lalu TB diukur dari telapak kaki sampai batas atas kepala. Pengukuran BB dengan timbangan berdiri yang memiliki tingkat presisi 0.5 kg. Subjek ditimbang tanpa alas kaki dan hanya memakai seragam sekolah, lalu diukur indeks massa tubuh (IMT). Hubungan antara IMT dengan usia menarke dinilai dengan uji korelasi Pearson.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa dari 85 subjek berpartisipasi dalam penelitian ini, diperoleh anak dengan berat badan pada persentil 5-85 (44 anak), 85-95 (29 anak), dan di atas 95 (12 anak). Ditemukan perbedaan yang bermakna usia rata-rata menarke antara kelompok persentil 5-85, 85-95, dan di atas 95 (IK 95% -9.00; -5.97 P 0.0001). Selanjutnya didapati korelasi yang kuat dan berpola negatif antara indeks massa tubuh dengan usia menarke ( r : - 0.38 P: 0.0001)

Studi ini menyimpulkan bahwa indeks massa tubuh mempengaruhi usia menarke. Semakin besar indeks massa tubuh maka usia menarke akan semakin cepat.


(53)

SUMMARY

In trend, early age at menarke in young girls. Nutrition status has an important role in attainment of menarche. Some studies had shown that asociation between body mass index (BMI) young girl with age at menarche.

The aim this study was to assess the association of BMI with age of menarche with method cross sectional’s study .The recruitmen of samples with purposive sampling in young girls aged 10 until 15 years old at primary and elementary school in Immanuel’s school Medan at Juli 2010. The subjects whom according inclusion and exclusion criteria were measured height and body weight.The measured of body weight was microtoir 2 m with precision 0.5 cm, that was standing without foundation of the foot with saw to front, buttock and heels patched to wall, then measured body height from foundation to top of head. The measurement of body weight with pair of scales in precision 0.5 kg. The measurement of body weigh without foundation of the foot and with clothing of school. The association between BMI and early age of menarche assessed with Pearson’s correlation test. The results of this study showed that from 85 subject, we found body weigh at percentile 5 -85, 85-95 , and > 95 consist 44%, 29% , and 12%. Then, we found associaton negatif and strong among these group (r -0.38 P 0.0001) Body mass index association body mass index BMI) with a menarche . Then, add of body mass index will accelerate of menarche in young girls.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pulungan AB. Pubertas dan gangguannya. Dalam: Batubara JBRL, Tridjaja B, Pulungan AB, penyunting. Buku ajar endokrinologi anak. Edisi pertama. Jakarta: UKK Endokrinologi Anak dan Remaja IDAI, 2010. h.85-121

2. Ozdemir F, Nazik E, Pasinlioglu. Determination of the motherly reactions to adolescents experience of menarche. J Pediatr Adolesc Gynecol. 2009; 1-5

3. Berenjy S, Hanachi P. Relation of obesity and menarche age among adolescent students.J Fam Plann Reprod Health Care. 2008; 2:173-7 4. Herman-Giddens ME, Slora EJ, Wasserman RC, Bourdony CJ, Bhapkar

MV, Koch GG, dkk. Secondary sexual characteristics and menses in young girls seen in office practice: a study from pediatric research in office setting network. Pediatrics. 1997; 99:505-12

5. Garcia-Mayor RV, Andrade MA, Rios M, Lage M, Dieguez C, Casaneuva F. Serum leptin in normal children: relationship to age, gender, body mass index, pituitary-gonadal hormones, and pubertal stage. J Clin Endocrinol Metab. 1997; 82:2849-55

6. Dattani MT, Hindmarsh PC. Normal and abnormal puberty. Dalam: Brook CGD, Clayton PE, Brown RS, penyunting. Clinical pediatric endocrinology. Edisi ke-5. London Boston: Blackwell Publishing, 1995. h.183-209

7. Blum WF, Englaro P, Hanitsch S, Juul A, Hertel NT, Muller J, dkk. Plasma leptin levels in healthy children and adolescents: dependence on body mass index, body fat mass, gender, pubertal stage, and testosterone. J Clin Endocrinol Metab. 1997; 82: 154-9

8. Styne DM. Normal growth and pubertal development. Dalam: Sanfilippo JS, Muram D, Dewhurst J, Lee PA, penyunting. Pediatric and adolescent gynecology. Edisi ke-2. Philadelphia Toronto: WB Saunders Company, 2002. h.2345-55

9. Ekerbicer HC, Celik M, Kiran H, Kiran G. Age at menarch in Turkish adolescent in Kahranmaras: Eastern Mediterranian region of Turkey. The Eur J Contracept Reprod Health Care. 2007; 12:289-93


(55)

10. Golub MS, Collman GW, Foster PMD, Kimmel CA, De Meyts ER, Reiter EO, dkk. Public health implications of altered puberty timing. Pediatrics; 121:S218-29

11. Euling SY, Herman-Gidden ME, Lee PA, Selevan SG, Juul A, Sorensen TIA, dkk. Examination of US puberty-timing data from 1940 to 1994 for secular trends: panel findings. Pediatrics; 121:S172-91

12. Ersoy B, Balkan C, Gunay T, Egemen A. The factor affecting the relation between the menarcheal age of mother and daughter. Child Care Health. 2005; 31:303-8

13. Anderson SE, Dallal GE, Must A. Relative weight and race influence average age at menarche: results from two nationally representative surveys of US girls studied 25 years apart. Pediatrics; 111:844-50

14. Freedman DS, Khan LK, Serdula MK, Dietz WH, Srinivasan SR, Berenson GS. Relation of age at menarche to race, time period, and anthropometric dimensions: the Bogalusa heart study. Pediatrics. 2002; 110:1-4

15. Wyshak G, Frisch RE. Evidence for a secular trend in age af menarche. N Eng J Med. 1982; 306:1033-5

16. Garn SM, Haskell JA. Fat and growth during childhood. Science. 1959; 130:1711-2

17. Troiano RP, Flegal KM, Kuczmarski RJ, Campbell SM, Johnson CL. Overweight prevalence and trends for children and adolescents: the national health and nutrition examination surveys, 1963 to 1991. Arch Pediatr Adolesc Med. 1995; 149:1085-91

18. Kaplowitz PB, Slora EJ, Wasserman RC, Pedlow SE, Herman-Giddens ME. Earlier onset of puberty in girls: relation to increased body mass index and race. Pediatrics; 108:347-53

19. Hammer LD, Wilson DM, Litt IF. Impact of pubertal development on body fat distribution among white, Hispanic, and Asian female adolescents. J Pediatr. 1991; 118:975-80

20. Morrison JA, Barton B, Biro F. Sexual maturation and obesity in 9 and 10 year old black and white girls: the national heart, lung, and blood institute growth and health study. J Pediatr. 1994; 124:889-95

21. Rosenfield RL, Lipton RB, Drum ML. Thelarche, pubarche, and menarche attainment in children with normal and elevated body mass index. Pediatrics. 2009; 123:84-8


(56)

22. JM Tanner. Growth of adolescent. Oxford: Blackwell Scientific Publications, 1962. h.232-6

23. Styne DM. Cuttler L. Normal pubertal development. Dalam: Rudolph CD, Rudolph AM, Hostetter MK, Lister G, Siegel NJ, penyunting. Rudolph’s pediatrics. Edisi ke-21. Milan Toronto: McGraw Hill Companies, 2002. h.124-39

24. Rosenfield RL. Puberty in the female and its disorders. Dalam: Sperling MA, penyunting. Pediatric Endocrinology. Edisi ke-2. Philadelphia Toronto: Saunders, 2002. h. 225-6

25. Brook CGD, Brown RS. Handbook of clinical pediatric endocrinology: problems of puberty and adolescence. Edisi ke-1. London Boston: Blackwell Publishing, 2008. h. 59-69

26. Garilbadi L. Physiology of puberty. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2008. h. 2308-9

27. Ebling FJP. The neuroendocrine timing of puberty. Reproduction. 2005; 129:675-83

28. Bagga A, Kuklkarni S. Age at menarche and secular trend in maharastrian (Indian) girls. Act Biol Szegediensis. 2000; 44:53-7

29. Rokade S & Mane A. A Study of age at menarche, the secular trend and factors associated with it. Int J Biol Antroph. 2009; 3:1-14

30. Padmavati V, Poosha DVR, Busi BR. A note on age at menarche and its relationship to diet, economic class, sibship size and birth order in 300 Andhra girls. Man in India, 1984; 264:175-180

31. Sidhu LS and Grewal R. Age of menarche in various categories of Indian sportswomen. British J Sports Medicine. 1980; 14:199-303

32. Moison J, Meyer F, Gingras S. Leisure physical activity and age at menarche. Med Sci Sport Exerc. 1991; 23:1170-5

33. Merzenich H, Boeing H, wahrendorf J. Dietary fat and sports activity as determinants for age at menarche. Am J Epidemiol. 1993; 138:217-24 34. Manassiev N, Burger H. The female reproductive cycle. Dalam:

Manassiev N, Whitehead MI, penyunting. Female reproductive health. London Parthenon: Publishing Group, 2004; 27-41

35. American Academic Pediatric. Menstruation in girls and adolescents: using the menstrual cycle as a vital. Pediatrics. 2006; 118: 2245-51


(57)

36. Venturoli S, Porcu E, Fabbri R, dkk. Longitudinal evaluation of the different gonadotropic pulsatile patterns in anovulatory cycles of young girls. J Clin Endocrinol Metab. 1992; 74:836–41

37. Apter D, Vihko R. Early menarche, a risk factor for breast cancer, indicates early onset of ovulatory cycles. J Clin Endocrinol Metab.1983; 57:82–86

38. Vihko R, Apter D. Endocrine characteristics of adolescent menstrualcycles: impact of early menarche. J Steroid Biochem. 1984;

20:231–236

39. Eknoyan, Garabed. Adolphe quetelet (1796-1874): the average man and indices of obesity. Nephrol. Dial. Transplant. 2008; 23:47–51

40. Garrow JS, Webster J. Quatelet’s index (W/H)2 as a measure of fatness. Int J Obes Relat Metab Disord. 1985; 9:147-53

41. Kasa-Vubu JZ, Ye W, Borer KT, Rosenthal A, Meckmongkol T. Twenty-four hour growth hormone and leptin secretion in active postpubertal adolescent girls: impacyt of fitness, fatness, and age at menarche. J Clin Endocrinol Metab. 2006; 91:3935-40

42. Kaplowitz PB. Link between body fat and the timing of puberty. Pediatrics. 2008; 121:S208-17

43. Garcia-Mayor RV, Andrade A, Rios M, Lage M, Dieguez C, Casaneuva FF. Serum leptin levels in normal children: realthionship to age, gender, body mass index, pituitary-gonadal hormones, and pubertal stage. J Clin Endocrinol Metab. 1997; 82:3239-45

44. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar - dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3 . Jakarta: Sagung Seto, 2008. h. 302-31

45. Ostersehlt D, Danke-Hople H. Changes in the age at menarche in Germany: evidence for a continuing decline. Am J Hum Biol. 1991;

3:647-54

46. Frisch R, Revelle R. Height and weight at menarche and hypothesis of menarche. Arc Dis Child. 1971; 46:695-701

47. Bau AM, Ernert A, Schenk L, Wiegand S, Martus P, Gruters A, dkk. Is there a further acceleration in the age at onset of menarche? A cross sectional study 1840 school children focusing on age and bodyweight at the onset of menarche. Euro J Endocrinol. 2009; 160:107-13


(58)

48. Wang Y, Lobstein T. Worldwide trends in childhood overweight and obesity . Int J Pediatr Obesity. 2006; 1:11-25

49. Anderson SE, Must A. Imterpreting the continued decline in the average age at menarche: results from two nationally representative surveys of USA girls studied 10 years apart. Pediatrics. 2005; 147:753-60

50. Wattigney W, Srinivasdan SR, Chen W, Greenlund KJ, Berenson GS. Secular trend on earlier onset of menarche with increasing obesity in black and white girls: the bogulusa heart study. Eth Dis. 1999; 9:181-9 51. Gross AD, Smith TA. Age at menarche and associated nutritional status

variables in Karimuri and Daribi census divisions of Simbu Province. PNG Med J. 1992; 35:84-94

52. Musaiger AO. Height, weight, and menarcheal age of adolescent girls in Oman. Ann Hum Biol. 1991; 18:71-4

53. Prebeg Z, Juresa V, Kujundzic M, Secular growth changes in Zagreb school children over four decades, 1951-1991. Ann Hum Biol.1995; 22:99-110

54. De La Punte ML, Canela J, Alvarez J, Salleras L, Vincens-Calvet E. Cross sectional growth study of the child and adolescent population of Catalonia (Spain). Ann Hum Biol. 1997; 24:435-52

55. Simondon KB, Simon I, Simondon F. Nutritional status and age at menarche of Senegalese adolescents. Ann Hum Biol. 1997; 24:521-32 56. Lee JM, Appugliese D, Karicoti N, Corwyn RF, Bradley RH, Lumeng JC.

Weight status in young girls and the onset of puberty. 2007; 119:e624-30

57. Wu T, Mendola P, Buck GM. Ethnic differences in the presence of secondary sex characteristics and menarche among US girls : the Third National Health and Nutrition Examination Survey, 1988-1994. Pediatrics. 2002; 110:752-7

58. Chang SH, Tzeng SJ, Cheng JY, Chu Chie WC. Height and weight change across menarche of schoolgirls with early menarche. Arch Pediatr Adolesc Med. 2000; 154:880-4

59. Yalcin SS, Kinik E. The impact of the sexual maturation stage on body mass index in adolescent girls. Turk J Pediatr. 1999; 41(3):315-21

60. Stavrou I, Zos C, Ioannids JPA, Tsatsoulis A. Assocition of polymorphism of the estrogen receptor α gene with the age of menarche. Hum Reprod. 2002; 17:1101-5


(59)

61. Stavrou I,.Zois C, Chatzikyriakidou A, Georgiou I, Tsatsoulis A. Combined estrogen receptor α and estrogen receptor β genotypes influence the age of menarche. Hum Reprod. 2006; 21: 554-7

62. Burt SA, McGue M, DeMarie J, Krueger RF, Lacono WG. Timing of menarche and the origiun of conduct disorder. Arch Gen Psychiatry. 2006; 63:890-6


(60)

LAMPIRAN 2

1.Susunan Peneliti

1. Ketua Penelitian :dr.Dina Olivia Napitupulu 2. Supervisor Anggota :dr.Hakimi,SpA(K)

dr.Melda Deliana,SpA(K) dr.Siska Mayasari Lubis,SpA

3. Anggota Penelitian :dr.Syamsir Alam 4. Tenaga Administrasi :1 orang

2. Anggaran Penelitian

No Uraian Jumlah (Rp)

1. Honorarium Tenaga Administrasi

200.000,-2. Fotokopi 900 lembar x @ Rp. 200,-

1.800.000,-3. Transportasi dan Akomodasi

500.000,-4. Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian

200.000,-5. Penggandaan Proposal dan Laporan Penelitian

1.000.000,-T O 1.000.000,-T A L


(61)

3. Jadwal Penelitian

APRIL MEI JUNI

PERSIAPAN

PELAKSANAAN PEYUSUNAN LAPORAN

PENGGANDAAN LAPORAN


(62)

LAMPIRAN 4

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Umur : ... Alamat : ... Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan pemeriksaan tinggi badan, dan berat badan terhadap anak saya :

Nama : ... Umur : ... Alamat Rumah : ... Alamat Sekolah : ... Yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ...2010 Yang Memberikan

Penjelasan

Yang Membuat Pernyatan Persetujuan

dr. ... ...

Saksi-Saksi Tanda Tangan

1. ... ... 2. ... ...


(63)

LAMPIRAN 3

Naskah Penjelasan kepada Orangtua

Yth. Bapak/Ibu ...

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri. Kami dokter Dina dan kawan-kawan, bertugas di Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian tentang hubungan berat dan dan tinggi badan dengan Usia pertama kali mendapat haid anak SD dan SMP di Perguruan Immanuel Kota Medan. Bersama ini, kami mohon izin kepada Bapak/Ibu orangtua dari ... untuk melakukan pendataan tentang kondisi anak Bapak / Ibu tersebut.

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya dilakukan pemeriksaan tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu bersedia datang ke sekolah pada ... untuk menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan.

Atas perhatian Bapak / Ibu, diucapkan terima kasih.

Mengetahui : Hormat Kami,

Kepala Sekolah Ketua Tim Peneliti


(64)

LAMPIRAN 5

Status Endokrinologi

No. Reg : Tanggal : Dilakukan Oleh :

Identitas Pribadi

Nama : ………

Tempat, Tanggal Lahir : ……… Tinggi / Berat Badan : ……… Alamat Rumah : ……… Alamat Sekolah : ……… Anak ke ….. dari ….. bersaudara. Kembar (ya / tidak)

Identitas Orang Tua Ibu Ayah

Nama ……… ……….

Tanggal Lahir ……… ………. Suku Bangsa ………... …………...……

Pekerjaan ……… ………

Pendidikan ……… ……… Riwayat kelainan keturunan dalam keluarga : ya / tidak

*)………ANAMNESIS

Penyakit yang sedang dialami (jika ada) : ……… Penyakit terdahulu yang pernah dialami (jika ada) : ………

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : tampak sehat / sakit ; Kesadaran : ……… Status Pubertas : Payudara : ….Rambut Pubis : …..


(65)

UKURAN-UKURAN BADAN

Tinggi Badan : …… Persentil…… Berat Badan:... . Persentil ... Indeks Massa Tubuh (IMT) = ……….

KUESIONER

1. Apakah pekerjaan orangtua anda? a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) b. Pegawai swasta

c. Wiraswasta d. Lain-lain

2. Berapa penghasilan orangtua anda dalam 1 bulan a. 2 – 3 juta c. 4 – 5 juta

b. 3 – 4 juta d. > 5 juta 3. Apakah pendidikan orangtua and?

a. SMP d. S1 b. SMA e. S2 c. D3 f. S3

4. Kapan anda mendapatkan haid pertama kali (menarke)? a. usia 10 – 11 tahun d. usia 13 – 14 tahun

b. usia 11 – 12 tahun e. usia 14 – 15 tahun c. usia 12 – 13 tahun f. usia 15 – 16 tahun 5. Bagaimana siklus menstruasi anda?

a. Teratur b. Tidak teratur


(66)

LAMPIRAN 6


(67)

LAMPIRAN 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dina Olivia

Umur : 33 tahun

Tempat / tanggal lahir : Medan, 24 Mei 1977

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Kemiri II no.17 Medan

Menerangkan dengan sesungguhnya

PENDIDIKAN

1. SD Immanuel (1984-1990), tamat tahun 1990 2. SMP Immanuel (1990-1993), tamat tahun 1993 3. SMA Immanuel (1993-1996), tamat tahun 1996

4. Fakultas Kedokteran USU (1996-2002), tamat tahun 2002

5. Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU tahun 2006 sampai sekarang


(1)

LAMPIRAN 4

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Umur : ... Alamat : ... Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan pemeriksaan tinggi badan, dan berat badan terhadap anak saya :

Nama : ... Umur : ... Alamat Rumah : ... Alamat Sekolah : ... Yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ...2010 Yang Memberikan

Penjelasan

Yang Membuat Pernyatan Persetujuan

dr. ... ...

Saksi-Saksi Tanda Tangan


(2)

Naskah Penjelasan kepada Orangtua

Yth. Bapak/Ibu ...

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri. Kami dokter Dina dan kawan-kawan, bertugas di Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian tentang hubungan berat dan dan tinggi badan dengan Usia pertama kali mendapat haid anak SD dan SMP di Perguruan Immanuel Kota Medan. Bersama ini, kami mohon izin kepada Bapak/Ibu orangtua dari ... untuk melakukan pendataan tentang kondisi anak Bapak / Ibu tersebut.

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya dilakukan pemeriksaan tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu bersedia datang ke sekolah pada ... untuk menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan.

Atas perhatian Bapak / Ibu, diucapkan terima kasih.

Mengetahui : Hormat Kami,

Kepala Sekolah Ketua Tim Peneliti


(3)

LAMPIRAN 5

Status Endokrinologi

No. Reg : Tanggal : Dilakukan Oleh : Identitas Pribadi

Nama : ………

Tempat, Tanggal Lahir : ………

Tinggi / Berat Badan : ………

Alamat Rumah : ………

Alamat Sekolah : ………

Anak ke ….. dari ….. bersaudara. Kembar (ya / tidak)

Identitas Orang Tua Ibu Ayah

Nama ……… ……….

Tanggal Lahir ……… ……….

Suku Bangsa ………... …………...……

Pekerjaan ……… ………

Pendidikan ……… ………

Riwayat kelainan keturunan dalam keluarga : ya / tidak

*)………ANAMNESIS

Penyakit yang sedang dialami (jika ada) : ……… Penyakit terdahulu yang pernah dialami (jika ada) : ………


(4)

Tinggi Badan : …… Persentil…… Berat Badan:... . Persentil ... Indeks Massa Tubuh (IMT) = ……….

KUESIONER

1. Apakah pekerjaan orangtua anda? a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) b. Pegawai swasta

c. Wiraswasta d. Lain-lain

2. Berapa penghasilan orangtua anda dalam 1 bulan a. 2 – 3 juta c. 4 – 5 juta

b. 3 – 4 juta d. > 5 juta 3. Apakah pendidikan orangtua and?

a. SMP d. S1 b. SMA e. S2 c. D3 f. S3

4. Kapan anda mendapatkan haid pertama kali (menarke)? a. usia 10 – 11 tahun d. usia 13 – 14 tahun

b. usia 11 – 12 tahun e. usia 14 – 15 tahun c. usia 12 – 13 tahun f. usia 15 – 16 tahun 5. Bagaimana siklus menstruasi anda?

a. Teratur b. Tidak teratur


(5)

LAMPIRAN 6


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dina Olivia

Umur : 33 tahun

Tempat / tanggal lahir : Medan, 24 Mei 1977 Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Agama : Kristen Protestan Alamat : Jl. Kemiri II no.17 Medan Menerangkan dengan sesungguhnya

PENDIDIKAN

1. SD Immanuel (1984-1990), tamat tahun 1990 2. SMP Immanuel (1990-1993), tamat tahun 1993 3. SMA Immanuel (1993-1996), tamat tahun 1996

4. Fakultas Kedokteran USU (1996-2002), tamat tahun 2002

5. Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU tahun 2006 sampai sekarang