Pubertas Perubahan Hormonal dan Awitan Pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pubertas

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. 1,2,21 Pubertas merupakan tahapan dalam kehidupan dimana terjadi pematangan sistem reproduksi bersama pertumbuhan somatik dan kematangan seksual. Masa pubertas biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada anak perempuan pubertas ditandai oleh pertumbuhan payudara, pertumbuhan puncak kecepatan tinggi badan, dan menarke. 1 Tanner menyusun perkembangan payudara dan rambut pubis seperti terlihat pada Tabel 2.1.1. dan Gambar 2.1.1. 22 Mekanisme terjadinya pubertas belum diketahui sepenuhnya, namun pengaruh utama tampaknya berasal dari sistem saraf pusat. Sistem neuroendokrin khususnya hormon gonodatropin yang dilepas neuron gonadotropin-releasing hormone di nukleus arkuatus hipotalamus berperan dalam mempengaruhi terjadinya pubertas. Neurotransmiter yang menyebabkan penghambatan inhibitor atau stimulasi stimulator seperti asetilkolin, katekolamin, gamma-aminobutyric acid , peptida opioid, prostaglandin dan serotonin turut mempengaruhi kejadian pubertas. 23-26 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1.1 Tahap perkembangan pubertas anak perempuan 22 Tahap Payudara Rambut pubis Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Prapubertas Breast budding,menonjol seperti bukit kecil,areola membesar Payudara dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah Areola dan papilla membentuk bukit kedua Bentuk dewasa, papilla menonjol, areola sebagian bagian dari kontur buah dada Tidak ada rambut pubis Jarang,berpigmen sedikit, lurus, atas medial labia Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah Kasar, keriting, belum sebanyak dewasa Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa, tersebar sampai medial paha

2.2. Perubahan Hormonal dan Awitan Pubertas

Sebelum pubertas, steroid gonad dalam jumlah yang kecil mampu menekan aktivasi hipotalamus dan hipofisis. Dengan awitan pubertas, gonadostat hipotalamus secara progresif menjadi kurang peka terhadap efek supresi steroid seks oleh sekresi gonadotropin. Akibatnya kadar luteinizing hormone Universitas Sumatera Utara LH dan follicle stimulating hormone FSH meningkat, yang selanjutnya akan menstimulasi gonad sehingga tercapai keadaan homeostatik baru gonadarke. Kira-kira satu sampai dua tahun sebelum awitan pubertas, terjadi sekresi LH dalam jumlah kecil saat tidur. Sekresi LH terjadi secara pulsatil dan dianggap mencerminkan pelepasan luteinizing hormone releasing hormone LHRH hipotalamus endogen secara episodik. Dengan adanya sekresi LH nokturnal tersebut, diperkirakan awitan pubertas akan terjadi dalam waktu satu sampai dua tahun kemudian. Sekresi LH nokturnal pulsatil terus berlanjut dan meningkat dalam aspek frekuensi maupun amplitudonya saat gambaran klinis pubertas mulai terlihat. 1,26 Gambar 2.1.1. Pertumbuhan payudara dan rambut pubis pada anak perempuan. 22 Universitas Sumatera Utara Penurunan kepekaan hipotalamus dianggap penting dalam awitan pubertas. Pada saat anak perempuan mengalami pubertas terjadi peningkatan tajam produksi FSH yang mendahului peningkatan estradiol plasma. Sedangkan pada laki-laki LH meningkat sebelum peningkatan tajam testosteron. Selama pubertas kadar LH bioaktif dalam plasma meningkat lebih jauh dibandingkan dengan LH imunoreaktif, maka terjadi perubahan kualitatif dan kuantitatif LH. 24-26 Pada pertengahan masa pubertas, sekresi LH secara pulsatil semakin nyata bahkan pada saat tidur.Sekresi gonadotropin secara pulsatil ini merupakan stimulasi awal terhadap maturasi gonad gonadarke. Faktor yang mengaktivasi atau mengendalikan pulse generator LHRH belum diketahui. 1,24-26 Selama masa remaja respon LH terhadap Gonadotropin Releasing Hormone GnRH meningkat dengan cepat pada kedua jenis kelamin, namun peningkatan FSH tidak sepesat kenaikan LH. FSH dan LH bekerja secar sinergis untuk menimbulkan perubahan-perubahan gonad pada masa pubertas. 1,26 Pada anak laki-laki, LH menstimulasi sel Leydig untuk mensekresi testosteron, sedangkan FSH menstimulasi sel sertoli untuk memproduksi suatu peptida yang disebut inhibin yang akan menimbulkan reaksi umpan balik dan menghambat estrogen. Pada perempuan FSH menstimulasi sel granulosa untuk menghasilkan estrogen dan menstimulasi folikel untuk Universitas Sumatera Utara mensekresi inhibin. Sementara itu LH muncul dan sedikit berperan sampai saat menarke dan menjadi pencetus timbulnya ovulasi, selanjutnya LH menstimulasi sel teka untuk mensekresi androgen dan prekusornya. 24-26 Pada perempuan terjadi perubahan hormonal yang mencolok menjelang menarke yaitu penurunan sensitivitas mekanisme umpan balik negatif hormon seks. FSH kurang ditekan oleh hormon seks sehingga kadarnya akan meningkat. Peningkatan kadar FSH akan merangsang ovarium sehingga folikel-folikel primer berkembang dan kadar estradiol meningkat. Perubahan status hormonal ini akan tampak dari munculnya tanda-tanda seks sekunder. Beberapa saat menjelang menarke, muncul mekanisme kontrol baru yaitu umpan balik positif estradiol terhadap hipofisis yang menghasilkan lonjakan LH. Lonjakan LH berkaitan dengan ovulasi. Bila tidak terjadi ovulasi maka kadar estradiol menurun dan keadaan ini akan diikuti dengan perdarahan akibat deskuamasi endometrium yang berupa haid pertama. 1,25-27 Pengaruh neuroendokrin terhadap waktu pubertas dapat dilihat pada Gambar 2.2.1. 27 Waktu pubertas dapat dipengaruhi beberapa faktor termasuk karakteristik genetika, ras, lemak tubuh, aktifitas, dan diet. 24-26

2.3. Menarke