Akibat Hukum Pendelegasian Pemberian Izin Terhadap Investor

2 Biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen 3 Pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek 4 Pembayaran ha katas kekayaan intelektual j. Hasil penjualan asset Namun perlu diketahui bahwa hak – hak inventor asing diatas tidak mengurangi hak – hak pemerintah untuk : 1. Memberlakukan ketentuan peraturan perundang – undangan yang mewajibkan pelaporan pelaksanaan transfer dana 2. Hak pemerintah untuk mendapatkan pajak dan atau royalty dan atau pendapatan pemerintah lainnya dari penanaman modal 3. Menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlihan tertentu 4. Mendapat kepastian hak, hukum, dan perlindungan 5. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan 6. Hak pelayanan 7. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan

C. Akibat Hukum Pendelegasian Pemberian Izin Terhadap Investor

Pengaturan mengenai pemerintah daerah terakhir diatur di Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pemda yang mengganti Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tututan penyelenggaraan otonomi daerah sehingga perlu diganti. Pembagian wilayah Indonesia adalah atas daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Daerah yang ada dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah provinsi dan DPRD serta pemerintahan kabupaten kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten kota dan DPRD Pemerintah Daerah terdiri atas kepala daerah dan perangkat daerah. 86 Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. 87 86 Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah, Bogor : Ghalia Indonesia, 2007, hal. 167 87 Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota Pendelegasian yang diberikan dari pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah bermula dari pasca diundangkannya Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pemda, salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah adalah mengenai pengelolaan penanaman modal. Hanya saja dalam pelaksanaanya terdapat interperensi dari masing – masing daerah. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena calon investor masih bersifat menunggu wait and see. 88 Wewenang mempunyai hubungan sejajar dengan hak. Wewenang digunakan untuk lingkup hukum publik yang berkaitan dengan kekuasaan, sedangkan hak digunakan dalam lingkungan hukum privat, namun keduanya mempunyai makna kebebasan untuk melakukan perbuatan hukum secara sah. Menurut Henc van Maarseveen dalam buku Philipus M. Hadjon, sebagai konsep hukum publik, wewenang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga komponen, yaitu pengaruh, dasar hukum, dan konformitas hukum. Wewenang digunakan untuk mengendalikan perilaku subjek hukum, yang harus selalu dapat ditunjukkan dasar hukum dari wewenang tersebut. Konformitas hukum dalam wewenang berarti adanya standar wewenang, baik standar umum untuk semua jenis wewenang maupun standar khusus untuk jenis wewenang tertentu. 89 Pelimpahan wewenang yang harus memenuhi syarat sebagai berikut : 90 88 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hal. 154 89 https:shantidk.wordpress.com20130829pelimpahan-wewenang-dalam- rancangan-undang-undang-tentang-keperawatan, diakses pada tanggal 16 Oktober 2015 90 https:shantidk.wordpress.com20130829pelimpahan-wewenang-dalam- rancangan-undang-undang-tentang-keperawatan, diakses pada tanggal 16 Oktober 2015 a. harus definitif, pemberi wewenang tidak dapat menggunakan lagi wewenangtugas yang telah dilimpahkan; b. harus berdasarkan peraturan perundang-undangan, wewenangtugas hanya mungkin dilimpahkan jika ada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan; c. delegasi tidak kepada bawahan sehingga dalam hubungan kepegawaian tidak diperlukan lagi adanya delegasi; d. pemberi wewenang wajib untuk memberikan penjelasanketerangan dan penerima wewenang berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut; e. peraturan kebijaksanaan beleidsregel, pemberi wewenang memberi instruksipetunjuk tentang penggunaan wewenang. Kewenangan dalam mengelola investasi diatur dalam pasal 30 Undang – Undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanam Modal, yaitu : 1. Pemerintah danatau pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan penanaman modal. 2. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan penyelenggaraan penanaman modal yang menjadi urusan Pemerintah. 3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan penanaman modal. 4. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi menjadi urusan Pemerintah. 5. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas kabupatenkota menjadi urusan pemerintah provinsi. 6. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya berada dalam satu kabupatenkota menjadi urusan pemerintah kabupatenkota. 7. Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, yang menjadi kewenangan Pemerintah adalah : a. penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat risiko kerusakan lingkungan yang tinggi; b. penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional; c. penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antarwilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; d. penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional; e. penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan perjanjian yang dibuat oleh Pemerintah dan pemerintah negara lain; dan f. bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan Pemerintah menurut undang-undang. 8. Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan Pemerintah, Pemerintah menyelenggarakannya sendiri, melimpahkannya kepada gubernur selaku wakil Pemerintah, atau menugasi pemerintah kabupatenkota. 9. Ketentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan di bidang penanaman modal diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Dari ketentuan di atas terlihat bahwa, di satu sisi dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal disebutkan pelayanan penanaman modal dilakukan dalam satu sistem pelayanan terpadu, tetapi di sisi lain ada hal – hal tertentu yang diserahkan kepada instansi terkait dan atau pemerintah daerah. Dalam rangka menjabarkan lebih lanjut apa saja yang di atur di dalam Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota. 91 “Urusan Pemerintah adalah fungsi – fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi – fungsi tersebut yang menjadi Dalam Pasal 1 butir 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota menjelaskan bahwa : 91 Ibid., hal. 157 kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterahkan masyarakat.” Dapat dikatakan bahwa, terdapat dalam melaksanakan urusan pemerintahan, pemerintah pusat memiliki beberapa hal yang dapat dibagi urusan pemerintahan tersebut, dan ada yang tidak dapat dibagi kepada pemerintah daerah. Yang dapat dibagi kepada pemerintah daerah yang terdiri atas 31 tiga puluh satu bidang urusan pemerintahan : 92 1. pendidikan; 2. kesehatan 3. pekerjaan umum; 4. perumahan; 5. penataan ruang; 6. perencanaan pembangunan; 7. perhubungan; 8. lingkungan hidup; 9. pertanahan; 10. kependudukan dan catatan sipil; 11. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 12. keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 13. sosial; 14. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; 92 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota pasal 2 15. koperasi dan usaha kecil dan menengah; 16. penanaman modal; 17. kebudayaan dan pariwisata; 18. kepemudaan dan olah raga; 19. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 20. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi 21. keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, 22. dan persandian; 23. pemberdayaan masyarakat dan desa; 24. statistik; 25. kearsipan; 26. perpustakaan; 27. komunikasi dan informatika; 28. pertanian dan ketahanan pangan; 29. kehutanan; 30. energi dan sumber daya mineral; 31. kelautan dan perikanan; 32. perdagangan; dan 33. perindustrian. Sedangkan Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. 93 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah, Pemerintah dapat: 94 1. menyelenggarakan sendiri; 2. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada kepala instansi vertikal atau kepada gubernur selaku wakil pemerintah di daerah dalam rangka dekonsentrasi; atau 3. menugaskan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan daerah danatau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, pemerintahan daerah provinsi dapat: 95 1. menyelenggarakan sendiri; atau 2. menugaskan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan daerah kabupatenkota danatau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan. 93 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota pasal 2 94 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota pasal 16 95 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota pasal 16 Mencermati kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menyelenggarakan penanaman modal, maka kepada pemerintah daerah juga diberikan kewenangan untuk memberikan insentif. 96 Pemberian insentif dari pemerintah daerah kepada penanaman modal dapat berbentuk : 97 1. pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah; 2. pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah; 3. pemberian dana stimulan; danatau 4. pemberian bantuan modal. Pemberian kemudahan dari pemerintah daerah kepada penaman modal dapat berbentuk: 98 1. penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal; 2. penyediaan sarana dan prasarana; 3. penyediaan lahan atau lokasi; 4. pemberian bantuan teknis; danatau 5. percepatan pemberian perizinan. Pemberian insentif dan pemberian kemudahan diberikan kepada penanam modal yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: 99 2. memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat; 3. menyerap banyak. tenaga kerja lokal; 96 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hal. 158 97 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah pasal 3 98 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah pasal 3 99 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah pasal 3 4. menggunakan sebagian besar sumberdaya lokal; 5. memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik; 6. memberikan kontribusi dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto; 7. berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; 8. termasuk skala prioritas tinggi; 9. termasuk pembangunan infrastruktur; 10. melakukan alih teknologi; 11. melakukan industri pionir; 12. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, atau daerah perbatasan; 13. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi; 14. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi; atau 15. industri yang menggunakan barang modal, mesin, atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri. Akibat hukum dari pendelegasian wewenang adalah adanya sistem kerja yang jelas ditentukan oleh undang – undang dengan tidak mengurangi kewenangan dari pemerintah pusat dalam menentukan kebijakan perizinan di bidang penanaman modal. Adanya pembagian yang jelas antara mana yang diatur oleh pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Sehingga apa yang telah didelegasikan kepada pemerintah daerah tidak boleh dilakukan campur tangan oleh pemerintah pusat dalam hal pelaksanaan maupun pemberian izin investasi. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sebenarnya bisa berfungsi sebagai motor akselerasi terhadap pertumbuhan investasi di Indonesia, jika Undang – Undang atau peraturan lainnya yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan investasi disederhanakan. Dengan kata lain, tidak akan ada gunanya jika birokrasi dalam pengurusan izin investasi disederhanakan namun prosedur administrasi untuk mendapatkan izin – izin lainnya untuk membuka suatu usaha baru tidak turut disederhanakan. Faktor lainnya yang sangat bertanggung jawab terhadap memburuknya kondisi investasi di Indonesia adalah kondisi infrastruktur, tidak hanya dalam kuantitas yang terbatas dibandingkan volume mobilisasi manusia dan barang, tetapi juga dalam kualitas yang buruk dari infrastruktur yang sudah ada, khususnya jalan raya. Kombinasi kedua aspek ini tentu sangat menghambat kelancaran produksi dan perdagangan di dalam negeri maupun kegiatan ekspor yang selanjutnya berarti beban biaya bagi perusahaan – perusahaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan ada peran pemerintah daerah yang aktif bersamaan dengan pemerintah pusat dalam memajukan perkembangan ekonomi di Indonesia. 100 100 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hal. 156 BAB IV PELAKSANAAN PENDELEGASIAN IZIN INVESTASI KEPADA PEMERINTAH DAERAH

A. Pengertian Pelaksanaan Pendelegasian Izin Investasi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Joint Venture Agreement Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dan Dikaitkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

2 57 158

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ASING MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 7 18

KAJIAN YURIDIS TENTANG PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEGIATAN INVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 4 50

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Analisis Yuridis Terhadap Pendelegasian Pemberian Izin Investasi Kepada Pemerintah Daerah Menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Penanaman Modal

0 0 8

Analisis Yuridis Terhadap Pendelegasian Pemberian Izin Investasi Kepada Pemerintah Daerah Menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Penanaman Modal

0 0 2

Analisis Yuridis Terhadap Pendelegasian Pemberian Izin Investasi Kepada Pemerintah Daerah Menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Penanaman Modal

0 0 20

Analisis Yuridis Terhadap Pendelegasian Pemberian Izin Investasi Kepada Pemerintah Daerah Menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Penanaman Modal

0 0 30

Analisis Yuridis Terhadap Pendelegasian Pemberian Izin Investasi Kepada Pemerintah Daerah Menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Penanaman Modal

0 0 4