Tabel 1.1. Jenis dan Alasan Pemilih
Pembagian Pemilih Anggota Partai
Partisan Non Partisan
Problem Solving Penguatan dan
proteksi secara rasional
Peyakinan secara rasional
Pengenalan dan merebut secara
rasional
Ideology Penguatan dan
Proteksi secara ideologi
Peyakinan secara ideologi
Pengenalan dan merebut secara
ideologi
Kontestan adalah kelompok masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suata partai politik. Kelompok masyarakat ini merupakan basis
pendukung kontestan. Konstituens memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih lain. Sementara non-partisan adalah massa
mengambang yang masih belum memutuskan partai politik apa yang mereka dukung. Non-partisan tidak mengikatkan diri dengan suatu partai politik apapun.
Biasanya jenis pemilih ini akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye. Atau, mereka malah tidak memilih siapaun karena mereka tidak
melihat sutu pun dari pilihan kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau konstituen partai politik lain. Suatu partai
politik atau kontestan individu perlu juga mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karena kontestan pemilu perlu menjaga
stabilitas dan situasi yang aman semasa periode kampanye. Partai politik perlu menggunakan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka berhadapan dengan
konstituen yang lebih mengedepankan Problem-soving. Ketika partai politik harus berhubungan dengan konstituen yang lebih melandaskan alasan memilih pada
aspek-aspek non-rasional, penguatan idiologi perlu dilakukan. Mengingatkan pesan, nilai, norma, dan faham partai perlu ditekankan dalam hal ini.
1.6.3.2. Strategi Pemilihan Umum
Universitas Sumatera Utara
Dalam rangka memenangkan pemilihan umum setiap partai politik harus memiliki strategi dan ini juga merupakan bagian dari grand strategi partai politik,
yaitu yang disebut dengan strategi politik. Sebuah bentuk strategi politik yang khusus adalah strategi pemilihan umum. Dalam strategi pemilihan umum, yang
terpenting disini adalah memperoleh kemenangan dan kekuasaan sebanyak mungkin pengaruh dengan cara memperoleh hasil yang baik dalam pemilihan
umum, sehingga politik dapat diwujudkan dalam suatu perubahan dalam masyarakat.
Persaingan dalam memperoleh suara sebanyak-banyaknya dalam pemilihan umum, untuk menarik simpatik pemilih harus direncanakan dengan
hati-hati, di design dengan sebaik mungkin dan membutuhkan apa yang disebut dengan “strategi”.
16
1.6.3.3.Jenis- Jenis Strategi Politik
Strategi pemilihan umum yang digunakan untuk memperoleh kekusaan seringkali dipandang suatu hal yang buruk. Padahal strategi ini
digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan dan menawarkan konsep-konsep dari partai politik.
Berikut jenis-jenis strategi dalam politik politik menurut Peter Schoder dalam tabel 1.2.
17
Strategi Ofensif
Tabel 1.2 Jenis-Jenis Strategi Politik
Strategi Defensif Strategi memperluas pasar
Strategi mempertahankan pasar Strategi persaingan
Strategi pelanggan, strategi multiplikator Strategi menembus pasar
Strategi menutup, menyerahkan pasar Strategi pelanggan
Strategi lingkungan sekitar Strategi ofensif selalu dibutuhkan, misalnya apabila partai ingin
meningkatkan jumlah pemilihnya atau apabila pihak eksekutif ingin mengimplementasikan sebuah proyek. Dalam kedua kasus tersebut harus ada
16
Ibid. hal 123
17
Ibid. hal 124
Universitas Sumatera Utara
orang yang lebih banyak oaring yang memiliki pandangan positiif terhadap partai atau proyek tersebut, sehingga kampanye dapat berhasil. Yang termasuk kedalam
strategi ofensif adalah startegi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Pada dasarnya, semua strategi ofensif yang diterapkan saat kampanye pemilu
harus menampilkan perbedaan yang jelas dan menarik antara kita dan partai-partai pesaing yang ingin kita ambil alih pemilihnya. Dalam strategi ofensif yang
digunakan untuk mengimplementasikan politik yang harus dijual atau ditampilkan adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-
keuntungan yang dapat diharapkan dari padanya. Sedangkan strategi defensif akan muncul kepermukaan ketika terjadainya koalisi partai pemerintah yang terdiri atas
beberapa partai yang ingin memperthankan mayoritasnya. Di lain waktu strategi defensive muncul ketika sebuah pasar tidak lagi dipertahankan lebih lanjut, dan
ketika penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan yang lebih banyak.
1.6.4. Kampanye Politik 1.6.4.1.Pengertian Kampanye