Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra Pada Kampanye Pemilu Legislatif 2014

(1)

SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI GERINDRA PADA KAMPANYE PEMILU LEGISLATIF 2014

DI KOTA MEDAN

DISUSUN OLEH

HANSEN GUNAWAN GULTOM 090906062

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan untuk mempertahankan dan diperbanyak oleh Nama : HANSEN GUNAWAN GULTOM

NIM : 090906062 Departemen : Ilmu Politik

Judul : Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra Pada Kampanye Pemilu Legislatif 2014

Menyetujui : Ketua

Departemen Ilmu Politik,

Dra. T. IRMAYANI, M.Si NIP. 196806301994032001

Dosen Pembimbing,

Drs. ZAKARIA TAHER, MSP NIP. 195801151986011001

Mengetahui : Dekan FISIP USU,

Prof. Dr. BADARUDDIN, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

HANSEN GUNAWAN GULTOM (09096062)

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI GERINDRA PADA KAMPANYE PEMILU LEGISLATIF 2014

DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Strategi kampanye yang dilakukan oleh Bappilu Partai Gerindra melalui strategi manajemen Dapil (menempatkan caleg sebanyak-banyaknya perdapil) gool getter Partai Gerindra, mengambil caleg yang relatif telah teruji elektabilitasnya yang tinggi, seperti caleg yang relatif banyak berasal dari pensiunan birokrat, purnawiraan dan PNS seperti camat dan lain-lain, yang sudah berpengalaman dan dekat selama ini dengan rakyat.

Pendekatan metodologi dalam penelitian ini termasuk kategori kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, mendeskripsikan data tanpa mengoperasionalisasi konsep atau menguji konsep pada realitas yang diteliti. Riset deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian.

Strategi komunikasi partai Gerindra dengan Enam Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra 2014-2019 antara lain Membangun Ekonomi Yang Kuat, Berdaulat, Adil dan Makmur, Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan, Membangun Kedaulatan Pangan dan Energi serta Pengamanan Sumberdaya Air, Meningkatkan Kualitas Pembabgunan Manusia Indonesia Melalui Program Pendidikan, kesehatan, Sosial danBudaya serta Olah raga, Membangun Infrastruktur dan Menjaga Kelestarian Alam serta Lingkungan Hidup, Membangun Pemerintah yang Bebas Korupsi, Kuat, Tegas dan Efektif. strategi komunikasi langsung kepada masyarakat Kota Medan, yaitu : Sosial Kemasyarakatan, Keagamaan, Kampanye.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

DEPARTEMEN PF POLITICAL SCIENCE

HANSEN GUNAWAN GULTOM (09096062)

ABSTRACT

Campaign strategy undertaken by Bappilu Gerindra through Dapil management strategy (candidates put as much perdapil) gool Gerindra getter, take candidates who have proven relatively high, as relatively many candidates came from retired bureaucrats and civil servants as camat Purnawiraan and others, who have experienced and been close to the people.

Methodological approach in this study are categorized by the type of qualitative descriptive research, describe the data without operationalizes a concept or test the concept of the reality studied. Descriptive research is problem-solving procedures are investigated by describing the state of the subject / object of research.

Gerindra party communication strategies with Six Nations Programme of Action Transformation 2014-2019 Gerindra include Building a Strong Economy, Sovereign, Just and Prosperous, Implement Economic Democracy, Building Food Sovereignty and Security of Energy and Water Resources, Improving the Quality of Human Pembabgunan Indonesia Through Education Program , Health, and Social danBudaya Exercise, Build and Maintain Infrastructure and Preservation of Natural Environment, Government Corruption-Free Building, Strong, Decisive and Effective. strategy of direct communication to the public of Medan, namely: Social Community, Religious, Campaign.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra Pada Kampanye Pemilu Legislatif 2014 Di Kota Medan”, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Politik.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti menyadari banyak sekali bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti haturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya ditujukan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Drs. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Zakaria Taher, MSP selaku dosen pembimbing yang disela-sela kesibukannya masih sempat meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan serta masukan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingannya selama ini

5. Buat kedua orang tua ayahanda Alm. Dr. Drs. Bas Gultom, SH dan ibunda Uniaty Wen, MPd, dan Kakak, Yanti, Devi, Feny yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun material sehingga terselesaikanya skripsi ini

6. Bapak Bobby O. Zulkarnaen, SE, selaku Ketua DPC Gerindra Kota Medan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis. 7. Bapak Jhon Sari Haloho, SH., M.H selaku Sekretaris DPC Gerindra Kota


(6)

8. Bapak Cui Tjing Hui selaku Bendahara DPC Gerindra Kota Medan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga amal dan kebaikan pihak-pihak yang membantu penulis mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan semoga tulisan ini bermanfaat, bagi pembaca terutama kepada penulis sendiri.

Medan, Juni 2014 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSTRAK ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1. Manfaat Bagi Penulis ... 4

1.5.2. Manfaat Akademis ... 4

1.5.3. Manfaat Secara Teoritis ... 4

1.6. Kerangka Teoritis ... 4

1.6.1. Teori Perencanaan dan Aksi ... 4

1..6.1.1. Teori Perencanaan (Planning Theory) ... 4

1.6.1.2. Teori Aksi (Action Assembly Theory) ... 6

1.6.2. Komunikasi Politik ... 8

1.6.3. Strategi ... 10

1.6.3.1. Strategi Politik ... 10

1.6.3.2. Strategi Pemilihan Umum ... 13

1.6.3.3. Jenis-jenis Strategi Politik ... 13

1.6.4. Kampanye Politik ... 14

1.6.4.1. Pengertian Kampanye ... 14

1.6.4.2. Bentuk-Bentuk Kampanye ... 16

1.6.4.3. Pengertian Juru Kampanye ... 16

1.6.4.4. Peranan Juru Kampanye ... 17

1.6.4.5. Manajemen Kampanye ... 18

1.7.Metode Penelitian ... 19


(8)

1.7.2. Subjek Penelitian ... 19

1.7.3. Teknik Pengumpulan Data ... 20

1.7.4. Analisis Data ... 20

1.8.Sistematika Penulisan ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 22

2.1. Sejarah Partai Gerindra ... 22

2.2. Visi dan Misi Partai Gerindra ... 25

2.3. Prinsip Dasar Partai Gerindra ... 25

2.4. Sejarah Kota Medan dan Profil DPC Partai Gerindra Kota Medan ... 27

2.4.1. Sejarah Singkat Kota Medan ... 27

2.4.2. Keadaan Geografis Kota Medan ... 28

2.4.3. Profil DPC Gerindra Kota Medan ... 30

2.5. Situs DPP Partai Gerindra ... 35

2.6. Situs DPC Partai Gerindra Kota Medan ... 35

BAB III HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ... 37

3.1. Strategi Komunikasi Partai Kampanye Partai Gerindra pada pada Pemilu 2014 di Kota Medan ... 32

3.2. Strategi Komunikasi Politik Calon Anggota Legistlatif Partai Gerindra ... 77

BAB IV PENUTUP ... 87

4.1. Kesimpulan ... 87

4.2. Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

HANSEN GUNAWAN GULTOM (09096062)

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI GERINDRA PADA KAMPANYE PEMILU LEGISLATIF 2014

DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Strategi kampanye yang dilakukan oleh Bappilu Partai Gerindra melalui strategi manajemen Dapil (menempatkan caleg sebanyak-banyaknya perdapil) gool getter Partai Gerindra, mengambil caleg yang relatif telah teruji elektabilitasnya yang tinggi, seperti caleg yang relatif banyak berasal dari pensiunan birokrat, purnawiraan dan PNS seperti camat dan lain-lain, yang sudah berpengalaman dan dekat selama ini dengan rakyat.

Pendekatan metodologi dalam penelitian ini termasuk kategori kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, mendeskripsikan data tanpa mengoperasionalisasi konsep atau menguji konsep pada realitas yang diteliti. Riset deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian.

Strategi komunikasi partai Gerindra dengan Enam Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra 2014-2019 antara lain Membangun Ekonomi Yang Kuat, Berdaulat, Adil dan Makmur, Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan, Membangun Kedaulatan Pangan dan Energi serta Pengamanan Sumberdaya Air, Meningkatkan Kualitas Pembabgunan Manusia Indonesia Melalui Program Pendidikan, kesehatan, Sosial danBudaya serta Olah raga, Membangun Infrastruktur dan Menjaga Kelestarian Alam serta Lingkungan Hidup, Membangun Pemerintah yang Bebas Korupsi, Kuat, Tegas dan Efektif. strategi komunikasi langsung kepada masyarakat Kota Medan, yaitu : Sosial Kemasyarakatan, Keagamaan, Kampanye.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(10)

DEPARTEMEN PF POLITICAL SCIENCE

HANSEN GUNAWAN GULTOM (09096062)

ABSTRACT

Campaign strategy undertaken by Bappilu Gerindra through Dapil management strategy (candidates put as much perdapil) gool Gerindra getter, take candidates who have proven relatively high, as relatively many candidates came from retired bureaucrats and civil servants as camat Purnawiraan and others, who have experienced and been close to the people.

Methodological approach in this study are categorized by the type of qualitative descriptive research, describe the data without operationalizes a concept or test the concept of the reality studied. Descriptive research is problem-solving procedures are investigated by describing the state of the subject / object of research.

Gerindra party communication strategies with Six Nations Programme of Action Transformation 2014-2019 Gerindra include Building a Strong Economy, Sovereign, Just and Prosperous, Implement Economic Democracy, Building Food Sovereignty and Security of Energy and Water Resources, Improving the Quality of Human Pembabgunan Indonesia Through Education Program , Health, and Social danBudaya Exercise, Build and Maintain Infrastructure and Preservation of Natural Environment, Government Corruption-Free Building, Strong, Decisive and Effective. strategy of direct communication to the public of Medan, namely: Social Community, Religious, Campaign.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Strategi kampanye yang dilakukan oleh Bappilu Partai Gerindra melalui strategi manajemen Dapil (menempatkan caleg sebanyak-banyaknya perdapil) gool getter Partai Gerindra, mengambil caleg yang relatif telah teruji elektabilitasnya yang tinggi, seperti caleg yang relatif banyak berasal dari pensiunan birokrat, purnawiraan dan PNS seperti camat dan lain-lain, yang sudah berpengalaman dan dekat selama ini dengan rakyat.

Pemilu yang diadakan pada tahun 2014 adalah pemilu yang kesebelas kalinya semenjak Indonesia merdeka. Dengan kembalinya sistem multi partai ini, para konsisten pemilih diharapkan pada sebuah kenyataan, bahwa persaingan untuk mampu merebut, memuaskan dan meyakinkan pemilih semakin ketat. Tujuan akhir dari persaingan antar partai ini adalah membawa pemilih ke tempat pemugutan suara (TPS) sampai akhirnya mencoblos suatu partai.

Guna memenangkan kompetisi di ajang pemilu, para kontestan partai politik saling bersaing satu sama lain dengan menerapkan berbagai strategi komunikasi politik yang jitu. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap masyarakat sangat diperlukan dalam menghadapi sebuah pemilihan umum. Keberhasilan suatu strategi komunikasi politik oleh partai politik dalam merencanakan dan melaksanakan, akan ikut berperan pada hasil perolehan suara partai politik dalam pemilu. Strategi komunikasi politik sangat penting untuk dianalisis. Soalnya, strategi tersebut tidak hanya menentukan kemenangan politik pesaing, tetapi juga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai.1

1 Firmanzah, Marketing politik; Antara Pemahaman dan Realitas, yayasan Obor Indonesia,

Jakarta. 2008. hal 244

Strategi memberikan beberapa manfaat melalui kegiatan taktiknya yang mampu membangun dan menciptakan kekuatan melalui kontinuitas serta konsistensi. Selain itu, arah strategi yang jelas dan disepakati bersama akan menyebabkan perencanaan taktis yang lebih mudah dan cepat. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk


(12)

mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk men- capai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah usaha, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.2

Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik harus menyesuaikan dengan sistem politik yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sistem politik mau tidak mau turut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukan oleh partai politik.

3

Dengan demikian masyarakat diharapkan mengenai siapa yang akan dijadikan pemimpin mereka nantinya. Secara otomatis system komunikasi politik yang digunakan antar partai politikpun sangat variatif terlebih partai tersebut baru beberapa kali mengikuti pemilu. Salah satunya adalah partai gerindra, partai ini berperan sebagai pemain baru didunia perpolitikan Indonesia, dengan mengusung seorang tokoh nasional bernama Prabowo Subianto yang menjabat sebagai dewan Pembina partai Gerindra dan menjadi calon presiden dari partai berlambang garuda ini.

Melihat bahwa komunikasi politik merupakan salah satu masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik. Komunikasi politik sebagai bagian dari sistem politik merupakan satu konsepsi yang menyatakan bahwa semua gejala sosial, termasuk gejala komunikasi dan politik, adalah saling berhubungan dan saling mem- pengaruhi.

Pemilu legislatif yang dikenal dengan Pileg serentak dilakukan di seluruh Indonesia pada tanggal 9 April 2014, dengan peserta pemilu sebanyak 12 Partai (multi partai), baik partai-partai lama maupun partai baru. Dua belas partai yang beraliran agamis dan nasionalis. Perebutan suara di berbagai DPT terlihat sangat nyata, ini dapat ditemui pada setiap wilayah-wilayah pemilihan dengan banyaknya atribut partai yang tersebar di setiap gang-gang serta jalan-jalan. Singkatnya pemilu pada saat sekarang ini, sebagai landasan pokok demokrasi telah mengalami berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia itu sendiri wujud nyata perubahan ini terlihat dengan adanya penyonterangan nama dan foto calon legislatif (Caleg) itu sendiri.

2 Effendy, Onong U., Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Remaja Rosda Karya, Bandung. 1993.

hal 300

3 Almond, Gabriel A. dan Sidney Verba, Budaya Politik Tingkah Laku Politik dan Demokrasi di


(13)

Oleh karena itu pentingnya sebuah komunikasi politik yang baik, untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, dalam hal ini partai Gerindra sebagai partai yang baru kedua kalinya ikut pemilu mampu membawa partai berlambang burung garuda ini sukses meloloskan calegnya dari Pimpinan Daerah Partai Gerindra pada pileg di Kota Medan pada tahun 2014. Dari latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti “Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra Pada Kampanye Pemilu Legislatif 2014 di Kota Medan.

1.2.Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi politik partai Gerindra pada kampanye Pemilu Legislatif 2014 di Kota Medan.

1.3.Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis mencoba untuk membatasi permasalahan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pelebaran dalam pembahasannya nantinya. Maka penulis membatasinya hanya pada strategi komunikasi politik Partai Gerindra pada kampanye pemilu legislatif 2014 di Kota Medan.

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui model strategi komunikasi kampanye Partai Gerindra

pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Medan

2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan strategi komunikasi kampanye Partai Gerindra pada Pemilu 2014 di Kota Medan.

1.5.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, secara teoritis diharapkan mampu memberikan manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, terlebih lagi dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu, yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :


(14)

1.5.1. Manfaat bagi penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis dapat mengasah kemampuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah dan melatih penulis untuk membiasakan diri dalam membuat dan membaca karya tulis. Melalui penelitian ini juga dapat menambah wawasan dan pengalaman berharga dalam kapasitas kemampuan, dan kontribusi penulis untuk melihat bagaimana masalah yang diteliti.

1.5.2. Manfaat akademis

Secara akademis dapat menambah referensi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP USU mengenai penelitian studi kepartaian.

1.5.3. Manfaat secara teoritis

Memberikan sumbangan dan kontribusi pemikiran terhadap perkembangan ilmu politik dalam hal perkembangan dan kekuatan politik dari Partai Gerindra terkhusus mengenai Kemenangan Partai Gerindra pada Pemilihan Legeslatif 2014 di Kota Medan, dan juga diharapkan mampu memberikan manfaat bagi Ilmu Sosial lainnya secara umum.

1.6.Kerangka Teoretis

1.6.1. Teori Perencanaan dan Aksi

1.6.1.1.Teori Perencanaan (Planning Theory)

Teori perencanaan dalam bidang komunikasi ini dikembangkan oleh Charles Berger. Teori ini menjelaskan tentang proses perencanaan individu atau seseorang dalam perilaku komunikasi. Menurut Berger, rencana adalah “Hierkis Kognitif penyataan dari tujuan yang diarahkan untuk suatu rangkaian tindakan4

Komunikasi sangat penting dalam mencapai tujuan. Perencanaan akan menghasilkan tujuan yang diharapkan. Perencanaan komunikasi harus disiapkan

” , dengan kata lain, rencana adalah gambar dari salah satu langkah yang akan dilalui untuk memenuhi tujuan. Perencanaan adalah proses berpikir atau rencana aksi.

4 Stephen W. Littlejohn. Theories of Human Communication, Belmont, USA Wadsworth Group,


(15)

dengan baik agar dalam pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya pengguna komunikasi akan terhambat bila perencanaan tidak disiapkan sehingga terjadi hambatan dalam pelaksanaan.

Manuasi adalah makhluk sosial. Karena itu, keberadaan oang lain menjadi penting dalam hidup kita. Diperlukan komunikasi dan perencanaan jika mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Manusia dapat mencapai berbagai jenis tujuan dengan berkomunikasi dengan cara tertentu.

Dari teori perencanaan yang dikembangkan oleh Charles Berger, dapat dilihat beberapa asumsi dasar, yaitu :

a. Kekuatan tujuan akan mempengaruhi rencana yang cenderung kompleks Asumsi ini menyatakan ketika tujuannya kuat, tentu saja akan mempengaruhi rencana yang dimiliki tentang rencana dan pengetahuan dalam pelaksanaan aksi.5

b. Teori ini memprediksikan ketika suatu pengetahuan (khusus dan umum) yang lebih kompleks, maka rencana akan jelas.

Dalam kasus ini dapat kita lihat seberapa besar kekuatan Partai Gerindra khususnya Pimpinan Daerah dalam perencanaan untuk memenangkan Pileg di Kota Medan

Asumsi ini menitikberatkan pada sumber informasi atau sumber pengetahuannya harus dikuatkan terlebih dahulu, apabila sumbernya sudah kuat, maka dalam perumusan rencana akan lebih mudah dan lebih terperinci. Dalam hal ini. Pimpinan Daerah Kota Medan terlebih dahulu mengetahui bagaimana Pileg di Kota Medan. Setiap daerah pemilihan (dapil) akan berbeda dalam menilai strategi komunikasi politik suatu partai.

c. Besar atau kecilnya hasil yang dicapai bergantung pada motivasi untuk mencapai tujuan.

Teori Berger menunjukkan bahwa apakah besar dan kecilnya keberhasilan bergantung pada motivasinya untuk mencapai tujuan. Sebuah rencana akan matang dan mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil apabila mempunyai motivasi yang kuat. Sebaliknya, jika motivasi untuk mencapai


(16)

tujuannya rendah, akan mungkin terjadi kegagalan. Dapat kita lihat apakah Pimpinan Daerah Partai Gerindra mempunyai motivasi kuat yang untuk meloloskan Calegnya dalam Pileg atau Pimpinan Daerah hanya akan menjadi penonton atau partai yang hanya ikut meramaikan Pileg di Kota Medan.

d. Perencanaan dan pencapaian tujuan sangat terikat ke dalam emosi

Keberhasilan perencanaan dan pencapaian tujuan ditentukan oleh kerja keras untuk mencapai tujuan dan kedekatan tujuan yang sebenarnya. Jika tujuan itu sangat penting, maka seseorang akan berhati-hati dan sangat memikirkan tentang rumusan perencanaan.6

1.6.1.2.Teori Aksi (Action Assembly Theory)

Jika perencanaan hanya dirumuskan dengan seadanya, maka dapat dipastikan akan mengalami kegagalan. Pencampuran emosi dan pemikiran perencanaan menjadi kekuatan dalam pelaksanaan (aksi) ikatan emosional antara Pimpinan Daerah dengan Caleg menjadi ikatan kuat untuk memenangkan Pileg di Kota Medan

John Greene dalam teorinya action assembly theory menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan.7

Pengetahuan procedural terdiri dari suatu kesadaran akan konsekuensi dari berbagai aksi dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam action assembly theory, pengetahuan procedural (procedural knowledge) menjadi pusat perhatian utama. Greene menggambarkan cara kerja procedural knowledge seperti titik-titik Teori ini menjelaskan struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara pengetahuan yang diurutkan dan digunakannya dalam komunikasi.

Dari teori kumpulan aksi yang dikembangkan oleh Jhon Greene, terdapat beberapa asumsi dasar. Dalam teori ini, Greene menyebut 2 (dua) komponen pengetahuan, yakni pengetahuan isi (content knowledge) dan pengetahuan procedural (procedural knowledge).

6 Ibid.hal 103 7 Ibid.hal 104


(17)

(nodes) yang saling terhubung satu sama lain.8

a. Teori ini mengasumsikan bahwa seseorang berperilaku dan bertindak berdasarkan struktur dan proses yang turut berdasarkan pengetahuan.

Inti dari asumsi dasar ini adalah anda tahu tentang sesuatu dan anda tahu bagaimana melakukan sesuatu itu (you know about things, and you know how to do things)

Asumsi dasar ini menjelaskan, ketika bertindak dan berprilaku harus sesuai prosedur, urutan dalam bertindak merupakan suatu hal yang penting. Seseorang harus memilih yang paling sesuai dengan keadaan untuk mencapai tujuan. Pimpinan Daerah harus menyusun tindakan (aksi) yang akan dilakukan. Rangkaian tindakan yang terstruktur menjadi salah satu penentu untuk mencapai tujuan.

b. Adanya keseimbangan tindakan

Menurut teori ini, kesinambungan tindakan merupakan suatu proses yang rumit dan tidak selalu berhasil. Untuk melakukan suatu yang baik tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi saja, tetapi juga kemampuan untuk mengatur dan mengambil tindakan yang diperlukan secara efisien dan tepat. Pimpinan Daerah Partai Gerindra Kota Medan sebagai Partai Politik, harus mempunyai strategi dan rencana dalam menangkan Pileg di Kota Medan.

1.6.2. Komunikasi Politik

Arifin Rahman, komunikasi politik merupakan salah satu input dari sistem politik, dimana politik ini menggambarkan proses informasi-informasi politik. Sedangkan menurut Alfian komunikasi politik yang diasumsikan yang menjadi sistem politik itu hidup dan dinamis. Komunikasi politik mempersembahkan semua kegiatan dari sistem politik sehingga aspirasi dan kepentingan dokonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.9

Komunikasi politik disamping semua bagian dari sistem politik, komunikasi politik dapat pula menentukan kualitas tanggapan dari sistem politik itu sendiri. Bilamana komunikasi politik berjalan dengan lancar, wajar dan sehat maka akan meningkatkan kualitas responsif yang tinggi terhadap perkembangan

8 Ibid. hal 1


(18)

aspirasi dan kepentingan masyarakat serta tuntutan perubahan zaman. Menurut Lucian Pye, seluruh proses-proses social yang dapat dianalisis dalam pengertian struktur, kandungan dan aliran komunikasi. Sebagaimana dijelaskan :

Komunikasi adalah jarring masyarakat manusia. Struktur sebuah sistem komunikasi dengan saluran-salurannya yang sedikit banyak terdefinisikan baik adalah seperti halnya kerangka dari tubuh social yang membungkusnya. Kandungan komunikasi merupakan sumber substansi dasar hubungan manusia. Aliran komunikasi menentukan arah dan jejak perkembangan social yang dinamis10

10 Ibid.

Menurut Redi Panuju, unsur-unsur dalam komunikasi politik umumnya terdiri dari komunikator, komunikan, pesan, media, tujuan, efek dan sumber komunikasi. Kesemua unsur ini berada pada dua struktur politik, yakni infrastruktur dan suprastruktur politik. Dari kerangka di atas dapat diasumsikan bahwa komunikasi semata-mata sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Lebih jauh ia mengatakan bahwa ada enam bagian scenario berfikir, yaitu:

1. Komunikasi merupakan cara dan teknik penyerahan sejumlah tuntutan dan dukungan sebagai input dalam sistem politik, misalnya dalam rangka artikulsi kepentingan.

2. Komunikasi digunakan sebagai penghubungan antara pemerintah dengan rakyat, baik dalam rangka mobilasasi social untuk implementasi tujuan, memperoleh dukungan, memperoleh kepatuhan dan integritas politik. Komunikasi juga digunakan sebagai bentuk feed back atas sejumlah output (kebijakan pemerintah)

3. Komunikasi menjalankan fungsi sosialisasi politik kepada warga negara. 4. Komunikasi menjalankan peran memberi ancaman (coercion) sekaligus juga

memberikan batasan-batasan mengenai hal-hal yang ditabukan untuk membatasi ruang gerak aktifitas politik masyarakat.

5. Komunikasi mengkoordinasikan tata nilai politik yang diinginkan, sehingga mencapai tingkat hagemonitas yang relatif. Hagemonitas nilai-nilai politik ini sangat menentukan stabilitas politik.


(19)

6. Komunikasi sebagai kekuatan kontrol sosial yang memelihara idealism social dan keseimbangan politik11

Pendapat umum adalah hasil dari pengaruh kontak tatap muka dan media massa pengaruh orang tua, pendidikan, kelompok sebaya, kelompok kerja dan waktu senggang, opinion leaders disatu pihak dan dari pengaruh surat kabar serta media cetak. Tentunya semua pengaruh ini tidak sama pentingnya dan dalam banyak hal tergantung pada evaluasi masing-masing individu.

Pendapat umum tidak dibentuk dalam isolasi, dan tidak hanya menjadi satu bagian yang terintegritas dari proses komunikasi politik saja, akan tetapi juga dari proses-proses sosialisasi, partisipasi dan pengrekrutan. Pendapat umum tersebut erat terlibat dalam setiap proses, sebab apa yang diketahui orang dan diyakini merupakan faktor penting dalam penentuan tingkah laku politik mereka.

12

1.6.3. Strategi

Strategi merupakan rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Pada awalnya kata strategi dipergunakan untuk kepentingan militer “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa yunani, strategos. Adapun stretegos dapat diterjemahkan sebagai “komandan militer atau kepemimpinan atas pasukan”.

Von Cluasewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi itu sendiri bukanlah merupakan suatu kemengan yang tampak dipermukaan, melainkan kedamaian yang terletak di belakangnya. Terkait defenis diatas erat kaitannya denagn strategi politik yang dijalankan setiap partai politik tentunya berbeda-beda, seperti misalnya mempengaruhi, merekrut lalu mendoktrin individu-individu yang ada dalam masyarakat. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menggapai “kemenagan”. Kemenangan merupakan menjadi tujuan dan focus utama dari partai politik untuk meraih dan memperoleh suara sebanyak-banyaknya pada

11 Ibid. hal 874-875 12 Ibid. hal 877


(20)

pemilihan umum agar bias menempatkan wakil-wakil yang diajukan oleh setiap partai politik.13

1.6.3.1.Strategi Politik

Partai politik ini tidak terlepas dari yang namanya “strategi politik”. Strategi politik merupakan teknik, cara, atau strategi yang digunaklan untuk mewujudkan suatu cita-cita politik, strategi politik sangat penting bagi setiap partai politik, tanpa adanya strategi politik maka perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan terwujud. Perencanaan strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gambling dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai, dan juga segala kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut.14

Pendekatan dan kominikasi politik perlu dilakukan oleh kontestan untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengedintifikasi besaran (size) pendukungnya, massa mengembang dan pendukung kontestan lainnya, identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan dipeoleh pada saat pencoblosan, juga untuk mengedntifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing secara intens melakuakan upaya-upaya untuk memenangkan pesrsaingan politik. Sementara itu, cara masyarakat menentukan pilihanya juga tergantung pada karakteristik masyarakat bersangkutan. Di satu sisi, terdapat kelompok masyarakat yang lebih menggunakan logika dan rasionalitas dalammenimbang kontestan. Kemampuan kontestan memecahkan persoalan masyrakat menjadi titik perhatian kelompok masyrakat ini. Di pihak lain, kedekatan idiologis juga menjadi kekuatan untuk menarik pemilih kedalam bilik suara dan mencoblos kontestan yang beridiologi sama. Pemilih jenis ini tidak begitu memperdulikan program kerja apa yang ditawarkan oleh partai politik bersangkutan. Asal idiologi partai tersebut sama dengan idiologi pemilih, sudah cukup alasan baginya untuk memmilih kontestan ini. Besaran antara karakteristik alasan yang dipakai untuk

13 Peter Schoder, Strategi Politik, Jakarta: Friderich Naumun Stifung, 2003 hal. 4 14 Ibid. hal 7


(21)

menentukan pilihan dengan segmen- segmen pemilih dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut.15

15Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realita, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, 2007, hal. 124


(22)

Tabel 1.1.

Jenis dan Alasan Pemilih Pembagian Pemilih

Anggota Partai Partisan Non Partisan Problem Solving Penguatan dan

proteksi secara rasional

Peyakinan secara rasional

Pengenalan dan merebut secara rasional Ideology Penguatan dan

Proteksi secara ideologi

Peyakinan secara ideologi

Pengenalan dan merebut secara ideologi

Kontestan adalah kelompok masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suata partai politik. Kelompok masyarakat ini merupakan basis pendukung kontestan. Konstituens memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih lain. Sementara non-partisan adalah massa mengambang yang masih belum memutuskan partai politik apa yang mereka dukung. Non-partisan tidak mengikatkan diri dengan suatu partai politik apapun. Biasanya jenis pemilih ini akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye. Atau, mereka malah tidak memilih siapaun karena mereka tidak melihat sutu pun dari pilihan kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau konstituen partai politik lain. Suatu partai politik atau kontestan individu perlu juga mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karena kontestan pemilu perlu menjaga stabilitas dan situasi yang aman semasa periode kampanye. Partai politik perlu menggunakan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka berhadapan dengan konstituen yang lebih mengedepankan Problem-soving. Ketika partai politik harus berhubungan dengan konstituen yang lebih melandaskan alasan memilih pada aspek-aspek non-rasional, penguatan idiologi perlu dilakukan. Mengingatkan pesan, nilai, norma, dan faham partai perlu ditekankan dalam hal ini.


(23)

Dalam rangka memenangkan pemilihan umum setiap partai politik harus memiliki strategi dan ini juga merupakan bagian dari grand strategi partai politik, yaitu yang disebut dengan strategi politik. Sebuah bentuk strategi politik yang khusus adalah strategi pemilihan umum. Dalam strategi pemilihan umum, yang terpenting disini adalah memperoleh kemenangan dan kekuasaan sebanyak mungkin pengaruh dengan cara memperoleh hasil yang baik dalam pemilihan umum, sehingga politik dapat diwujudkan dalam suatu perubahan dalam masyarakat.

Persaingan dalam memperoleh suara sebanyak-banyaknya dalam pemilihan umum, untuk menarik simpatik pemilih harus direncanakan dengan hati-hati, di design dengan sebaik mungkin dan membutuhkan apa yang disebut dengan “strategi”.16

1.6.3.3.Jenis- Jenis Strategi Politik

Strategi pemilihan umum yang digunakan untuk memperoleh kekusaan seringkali dipandang suatu hal yang buruk. Padahal strategi ini digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan dan menawarkan konsep-konsep dari partai politik.

Berikut jenis-jenis strategi dalam politik politik menurut Peter Schoder dalam tabel 1.2.17

Strategi Ofensif

Tabel 1.2

Jenis-Jenis Strategi Politik

Strategi Defensif Strategi memperluas pasar Strategi mempertahankan pasar

Strategi persaingan Strategi pelanggan, strategi multiplikator Strategi menembus pasar Strategi menutup, menyerahkan pasar Strategi pelanggan Strategi lingkungan sekitar

Strategi ofensif selalu dibutuhkan, misalnya apabila partai ingin meningkatkan jumlah pemilihnya atau apabila pihak eksekutif ingin mengimplementasikan sebuah proyek. Dalam kedua kasus tersebut harus ada

16 Ibid. hal 123 17 Ibid. hal 124


(24)

orang yang lebih banyak oaring yang memiliki pandangan positiif terhadap partai atau proyek tersebut, sehingga kampanye dapat berhasil. Yang termasuk kedalam strategi ofensif adalah startegi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Pada dasarnya, semua strategi ofensif yang diterapkan saat kampanye pemilu harus menampilkan perbedaan yang jelas dan menarik antara kita dan partai-partai pesaing yang ingin kita ambil alih pemilihnya. Dalam strategi ofensif yang digunakan untuk mengimplementasikan politik yang harus dijual atau ditampilkan adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan dari padanya. Sedangkan strategi defensif akan muncul kepermukaan ketika terjadainya koalisi partai pemerintah yang terdiri atas beberapa partai yang ingin memperthankan mayoritasnya. Di lain waktu strategi defensive muncul ketika sebuah pasar tidak lagi dipertahankan lebih lanjut, dan ketika penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan yang lebih banyak.

1.6.4. Kampanye Politik 1.6.4.1.Pengertian Kampanye

Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada defenisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat (4) hal yakni : Pertama: Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, Kedua: Jumlah khalayak sasaran yang besar, Ketiga : Biasanya dipusatkan dalam kurun tertentu dan, Empat : Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.18

Kampanye politik secara universal dapat didefenisikan sebagai suatu cara yang digunakan para warga dalam demokrasi untuk menentukan siapa yang akan memerintah mereka. Menurut Pasal 1 butir 11 Undang-Undang No. 12 tahun 2003 (Pemilu Legislatif) kampanye pemilu adalah kegiatan proses pemilu dan atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), DPRD Propinsi, dan DPRD


(25)

Kabupaten dan kota untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan program-programnya.

Ciri utama dari kampanye adalah persuasif, perubahan sikap, dan tingkah laku dari objek komunikasi (komunikan) yang ingin dicapai melalui himbauan dan ajakan. Faktor penting disini adalah membuat komunikan tertarik sehingga mau secara sadar dan sukarela menerima dan menuruti keinginan komunikator (sumber pesan).

Menurut Gabriel Almond yang dikutip oleh Rauf, menyatakan bahwa salah satu bentuk komunikasi politik adalah kampanye politik Komunikasi politik versi Almond beranggapan bahwa arus komunikasi bisa mengalir dari bawa ke atas yaitu dari masyarakat ke penguasa politik ke masyarakat.19

19 Maswadi Rauf, Konsensus Politik, Direktorat Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan

Nasional, 2000

Bagi kampanye politik, keefektifan adalah memenangkan pemilihan dengan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia secara tepat dengan mengimplementasikan dan merealisasikan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan menawarkan program, visi, dan misi partai politik.

Isi pesan dalam kampanye adalah program dan pandngan atau pendapat partai politik. Melalui kampanye, apara juru kampanye menyampaikan kebaikan dan keunggulan program, rencana kerja yang akan dilakukan oleh partai yang bersangkutan bila keluar sebagai pemenang dalam pemilhan umum, dan pandangan partainya dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.


(26)

Dalam ilmu politik ada empat tekhnik kampanye yaitu: 20

1. Kampanye dari pintu ke pintu (Door to door Campaign) Dilakukan dengan cara kandidat mendatangi langsung para pemilih sambil menanyakan persoalan-persoalan yang mereka hadapi

2. Kampanye diskusi kelompok (Group Discussion). Dilakukan dengan membentuk kelompok, diskusi kecil, yang membicarakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat

3. Kampanye massa tidak langsung (Indirect Mass Campaign). Dilakukan dengan cara berpidato di radio, televisi, ataupun iklan di media cetak

1.6.4.2 Bentuk-Bentuk Kampanye

Bentuk-bentuk kampanye yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan itu dikemukakan seperti pada Pasal 17 Undang-undang 15 Tahun 2013 menyatakan bahwa kegiatan kampanye itu dilakukan melalui:

1. Pertemuan Terbatas 2. Tatap Muka

3. Penyebaran malalui media cetak dan media elektronik 4. Penyiaran melalui radio dan atau televisi

5. Penyebaran bahan kampanye kepada umum 6. Pemasangan alat peraga di tempat umum 7. Rapat Umum

8. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

1.6.4.3 Pengertian Juru Kampanye

Daryanto, mengemukakan bahwa pengertian juru kampanye adalah orang yang bertugas melaksanakan pekerjaan tertentu. Jadi juru kampanye adalah seseorang yang bertugas menyampaikan materi-materi kampanye kepada khalayak audience dalam lingkup kampanye. Dalam hal ini ada sejumlah aturan main yang harus dimiliki oleh para juru kampanye dan para kontestan pemilihan

20 Riswandha Imawan, Membedah Politik Orba,Yogyakarta: Cetakan Pertama, Pustaka Belajar,


(27)

umum yakni asas yang melandasi pelaksanaan pemilu yaitu asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

1.6.4.4 Peranan Juru Kampanye

Titus megemukakan bahwa untuk memilih Juru kampanye partai, dapat digunakan kriteria yang sama untuk memilih pemimpin yang intellectual capacity, self significance, vitality, training, experience, dan reputation.21

Oleh sebab itu, Juru Kampanye dalam perolehan suara, harus memiliki strategi komunikasi kampanye secara efektif yaitu:

22

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

b. Mengubah opini (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change behavior)

Tujunnya adalah membentuk menanmkan harapan, sikap, keyakinan, dan orientasi, dan perilaku pemilih. Perilaku pemilih yang diharapkan adalah ekspresi mendukung dengan berbagai dimensinya, khusunya menjatuhkan pilihan pada partai atau kandidat tertentu.23

Warjio menambahkan bahwa peranan ataupun tugas yang dilakukan oleh juru kampanye dalam kegiatan-kegiatan politik, seperti Pemilu, pemilihan kepala daerah adalah menyampaikan pesan-pesan politik atau melindungi tujuan-tujuan kepentingan politik.

24

Tema-tema yang perlu disusun juru kampanye sebagai strategc policy harus memenuhi syarat 3A yaitu :

25

1. Attractive

Tema-tema kampanye yang diajukan juru kampanye, harus attractive atau mudah menarik perhatian pemilih.

2. Absorbed

21A.M. Fatwa, Kampanye Partai Politik Di Kampus, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama,

2003,hal. 18

22 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations,edisi Revisi,Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004, hal. 23

23 Adnan Nursal, Political Marketig: Strategi Memenangkan Pemilu,Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama,2004, hal. 23

24 Dikutip dari Harian Analisa, Edisi Rabu, 9 April 2008 25Adnan Nursal, Op.,cit , hal.196-206


(28)

Informasi yang disajikan oleh juru kampanye harus mudah terserap terhadap pikiran pemilih

3. Attributable

Tema yang attributable biasanya memiliki kaitan dengan reputasi dan identitas partai atau kandidatnya. Sebuah tema dikatakan attributable bila tema tersebut mempunyai daya untuk menanmkan makna politis tertentu kepada para pemilih

1.6.4.5 Manajemen Kampanye

Joe Garecht mengajukan empat strategi besar agar kampanye terorganisasi dengan baik dan mencapai sukses, yakni :

1. Rencana

Ini taktik pertama dan yang terpenting agar kampanye terorganisasi dengan baik. tanpa perencanaan yang baik, kampanye akan berjalan tanpa target dan hasil yang diharapkan, jika berhasil itu hanya merupaka keberuntungan. 2. Pendelegasian

Para kandidat politik biasanya lemah dalam hal pendelegasian (poor delegator) atau bagi-bagi tugas. Bakat dan ambisi yang menjadikan mereka kandidat poltik yang hebat, juga membuat mereka ingin mengendalikan kampanye dan mengurusnya utnuk memastikan bahwa semuanya dijalankan dengan baik.

3. Membuat jadwal atau skedul (Create a Timeline)

Setelah menyusun rencana kampanye, buatlah jadwal kampanye atau kalender yang mendaftar tugas-tugas kunci-kunci yang harus dilakukan. Bahkan sketsa tentang jadwal kampanye tiap-tiap anggota tim sehingga mereka bisa melihat tugas-tugas mana saja akan mereka kerjakan sesuai dengan kalender secara keseluruhan.

1.7.Metode Penelitian

1.7.1. Metodologi Penelitian

Pendekatan metodologi dalam penelitian ini termasuk kategori kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, mendeskripsikan data tanpa


(29)

mengoperasionalisasi konsep atau menguji konsep pada realitas yang diteliti.26 Riset deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian.27

1.7.2. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggambarkan dan menguraikan strategi komunikasi kampanye Partai Gerindra pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Subjek dalam penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra pada Kampanye Pemilu Legislatif 2014 di Kota Medan, dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, sebagai pelaku, Partai Gerinda adalah subjek dari penelitian ini. Dalam pelaksanaannya, kebijakan kampanye terpusat Partai Gerinda harus disesuaikan kembali dengan latar belakang budaya dan kondisi masyarakat di daerah masing-masing. Tim Pemenangan Pemilu Daerah diharuskan melakukan inovasi dalam melakukan strategi komunikasi di daerah masing-masing. Dari sekian banyak strategi komunikasi kampanye yang dilaksanakan, hanya tiga kegiatan yang dikoordinasi Tim Pemenangan Pemilu Nasional, yaitu iklan televisi, iklan radio, dan nada sambung pribadi. Hal ini disebabkan oleh latar belakang budaya dan kondisi masyarakat di Indonesia yang sangat beragam.

1.7.3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:28 a. Wawancara

Mengumpulkan data dan informasi langsung dari peneliti kepada subjek penelitian, wawancara terdiri dari Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan, Wkl Ketua Partai, Wkl. Sekretaris dan Wkl. Bendahara Partai Gerindra DPC Kota Medan dan simpatisan Partai Gerindra

b. Dokumen

26 Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Predana Media

Group.2008. hal 65-67

27

Simamora, Bilson. Riset Pemasaran (Falsafah, Teori, dan Aplikasi). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.2004. hal 107


(30)

Mengumpulkan data melalui dokumen umum, jurnal, surat, tabloid, koran, dan lain-lain.

1.7.4. Analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif: Analisa data deskriptif kualitatif mengadopsi cara berpikir induktif untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak dipermukaan. Model tahapan analisis induktif adalah sebagai berikut :29 a. Melakukan pengamatan sosial, melakukan identifikasi, revisi-revisi, dan

pengecekan ulang terhadap data yang ada

b. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh c. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi

d. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi e. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum f. Membangun atau menjelaskan teori

1.8. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan kedalam empat bab, masing-masing bab dibagi dalam sub bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penulisan, kerangka teori dan sistematika penulisan.

BAB II DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Bab ini akan memberikan gambaran secara umum tentang sejarah singkat lokasi penelitian yang dalam hal ini adalah Partai Gerindra, Bab ini juga akan memberikan gambaran tentang Partai Gerindra Kota Medan

BAB III HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN


(31)

Bab ini akan memuat hasil dan analisis penelitian dari penelitian yang berhubungan dengan Model strategi komunikasi kampanye Partai Gerindra pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Medan, Kekuatan dan kelemahan strategi komunikasi kampanye Partai Gerindra pada Pemilu 2014 di Kota Medan.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan, saran maupun rekomendasi yang berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini.


(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Partai Gerindra

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berdiri pada 6 Februari 2008, merupakan partai berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendirianya terkait dengan kondisi bangsa, dimana mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan dan system politik yang tak kunjung mampu melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Indonesia dari kemeleratan30

Dalam menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi, identitas dan jatidiri bangsa tetap menjadi fondasi utama untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan tatanan baru. Terjadinya penyelewengan terhadap cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 di berbagai bidang perlu dikoreksi. Haluan baru dan tatanan baru bagi kehidupan bangsa dan Negara Republik Indonesia harus dilandaskan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Hakikat tatanan baru adalah sikap mental yang menuntut pembaharuan dan

Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan tujuan bersama dari seluruh rakyat Indonesia.

Cita-cita kemerdekaan tersebut hanya dapat dicapai dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun segala kehidupan secara seimbang lahir dan batin dengan landasan Pancasila. Selanjutnya kehidupan bangsa yang lebih maju, modern, dan mandiri menuntut pembaruan terus‐menerus melalui usaha-usaha yang disesuaikan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan zaman dengan tetap memelihara nilai‐nilai luhur dan kepribadian bangsa Indonesia.


(33)

pembangunan yang terus‐menerus dalam rangka melaksanakan Pancasila dan

UUD 1945.

Sejak Proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih bergulat memerangi kemiskinan dan kemelaratan serta berjuang untuk tegaknya keadilan. Sistem politik dan ekonomi tidak mampu menutup kesenjangan antara kaum miskin dan kaum kaya, yang akhirnya menciptakan jurang ketidakadilan. Ketika kondisi mayoritas rakyat berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tak kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan kebijakan politik, sosial, dan ekonomi untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia. Sistem politik kita tidak mampu membangun kepemimpinan nasional yang kuat, yang dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang kemakmuran yang berkeadilan.

Pada sisi lain, sejak era reformasi, sistem perekonomian kita semakin liberal dan kapitalistik. Sistem ekonomi kerakyatan yang diletakkan dasarnya oleh para pendiri bangsa melalui Pasal 33 UUD 1945 semakin ditinggalkan. Kondisi ini telah menyebabkan kehidupan rakyat pada umumnyajauh dari kesejahteraan. Kekayaan alam menjadi lahan pertarungan perebutan pengaruh diantara kekuatan-kekuatan politik dan kekuatan-kekuatan asing, tidak untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jumlah kemiskinan dan pengangguran tetap menjadi masalah utama. Karena itu, tidak ada pilihan lain, kita harus mewujudkan kemandirian bangsa dengan membangun sistem ekonomi kerakyatan.

Budaya bangsa harus menjadi jati diri dan kekuatan bersama. Wawasan kebangsaan mempererat persatuan dan kesatuan manusia Indonesia. Perbedaan di antara kita tidaklah menjadi sebab untuk terpecah belah, tetapi hendaknya menjadi rahmat dan kekuatan bangsa Indonesia. Partai Gerindra dideklarasikan pada tanggal 6 Februari 2008 di Jakarta. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) hadir di tengah masyarakat karena terpanggil untuk memberikan amal baktinya kepada Negara dan rakyat Indonesia. Partai Gerindra adalah partai rakyat yang berjuang untuk tegaknya Pancasila, UUD 1945 sebagaimana ditetapkan pada 18 Agustus 1945, dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Partai Gerindra adalah partai rakyat yang mendambakan Indonesia yang bangun jiwanya, dan bangun badannya. Partai Gerindra adalah partai rakyat yang


(34)

bertekad memperjuangkan kemakmuran dan keadilan disegala bidang. Partai Gerindra menyatakan diri tampil di pentas demokrasi untuk perubahan kepemimpinan nasional, dan perubahan tata laksana penyelenggaraan Negara. Partai Gerindra mendukung segala upaya untuk pembangunan bangsa (nation building) dan karakter manusia Indonesia.

Partai Gerindra bertekad memerdekakan rakyat Indonesia dari penjajahan ekonomi dan politik yang membelenggu dan merampas kehormatan manusia Indonesia. Partai Gerindra menjunjung tinggi kebebasan intelektual sebagai amanah Pancasila dan UUD 1945. Partai Gerindra memposisikan diri sebagai partai gerakan yang mandiri, produktif, dan berpijak pada kearifan lokal, dalam upaya menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Sebagai gerakan, Partai Gerindra senantiasa berjuang bersama rakyat serta menjadikan kekuatan rakyat sebagai kekuatan utama dalam membangun bangsa dan masyarakat Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut, Prabowo berinisiatif membangun sebuah wadah baru yang kemudian lahirlah partai baru yang dengan nama Gerindra. Prabowo sendiri tidak ikut sebagai Pendiri (dibelakang layar) karena masih terikat dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Pendiriannya dilakukan oleh sekelompok pendukungnya seperti Fadli Zon, Suhardi, Ahmad Muzani dan Muchi PR. Baru setelah keluar dari Partai Golkar, Prabowo akhirnya resmi menjadi anggota Partai tanggal 12 Juli 2008.

Partai Gerindra langsung mengusung Prabowo Subianto sebagai sosok calon presiden dalam pemilihan presiden 2009. Melalui HKTI Prabowo menyerukan pentingnya membeli produk makanan dalam negeri.

2.2 Visi dan Misi Partai Gerindra

Keberadaan Partai Gerindra dalam pentas politik nasional memiliki visi“menjadi partai politik yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada nilainilai nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan Republik


(35)

Indonesia.” Untuk mewujudkan visi tersebut, Partai Gerindra mengemban misi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain :

1. Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2. Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan pemeratan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh warga bangsa dengan mengurangi ketergantungan kepada pihak asing.

3. Membentuk tatanan sosial dan politik masyarakat yang kondusif untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dan kesejahteraan rakyat.

4. Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga tak bersalah dan persamaan hak di depan hukum.

5. Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden untuk menciptakan lapisan kepemimpinan nasional yang kuat.

2.3 Prinsip Dasar Partai Gerindra

Dalam mewujudkan visi dan misi, Partai Gerindra mengacu pada prinsip-rinsip dasar sebagai berikut :

1. Prinsip Disiplin

Disiplin merupakan prinsip dasar dari seluruh pejuangan Partai Gerindra dalam mencapai tujuan bersama. Dengan disiplin, seluruh sumber daya terfokus dan terorganisir sehingga mencapai usaha maksimal. Dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, Partai Gerindra senantiasa mengedepankan disiplin dalam setiap gerak dan langkah.

2. Prinsip Kedaulatan

Kedaulatan merupakan perwujudan sejati dari sebuah kemerdekaan, yang meliputi kedaulatan atas diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Menghargai dan menghormati kedaulatan setiap entitas merupakan landasan penting dalam tata pergaulan sosial, politik, dan ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai Gerindra bersikap dan bertindak berdasarkan


(36)

penghormatan dan penghargaan terhadap kedaulatan setiap individu serta menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa.

3. Prinsip Kemandirian

Kemandirian dimaknai sebagai bekerja dan berkarya berdasarkan kemampuan diri sendiri dan tidak menggantungkan diri pada bantuan pihak lain. Kemandirian juga dimaknai sebagai manifestasi dari kepercayaan diri dan penghargaan atas diri sendiri serta menempatkan setiap individu sebagai entitas yang memiliki kemampuan dan karya. Partai Gerindra bersikap dan bertindak berdasarkan kemampuan yang dimiliki serta menghargai kemandirian setiap individu.

4. Prinsip Persamaan Hak

Dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap individu memiliki persamaan hak yang dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku. Tak ada yang dikecualikan dan dibedakan haknya, kecuali dikarenakan oleh karya dan kerja individu itu sendiri. Partai Gerindra bersikap dan bertindak dengan mengedepankan persamaan hak setiap individu dan mengembangkan sikap anti diskriminasi.

5. Prinsip Kerjasama dan Gotong Royong

Sikap kerjasama dan gotong royong yang dilandasi oleh penghormatan atas kedaulatan, kemandirian, dan persamaan hak dalam mengerjakan dan menuntaskan sebuah pekerjaan sejatinya merupakan kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Tidak ada individu yang bias hidup tanpa membutuhkan individu lain. Partai Gerindra sangat menyadari pentingnya kerjasama, karena itu dalam setiap sikap dan tindakan, Partai Gerindra mengedepankan dan mengembangkan kerjasama dan gotong royong dengan entitas masyarakat lainnya sebagai landasan pergaulan berbangsa dan bernegara.

6. Prinsip Musyawarah

Musyawarah merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia yang luhur. Musyawarah memberikan penghormatan kedaulatan individu dan mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi. Musyawarah harus dijadikan jalan utama dalam memecahkan setiap permasalahan sehingga tidak memunculkan konflik dan kebuntuan. Partai Gerindra menjadi garda terdepan


(37)

dalam pelestarian nilai‐nilai musyawarah dengan mengembangkan musyawarah

dalam penyelesaian permasalahan bangsa.

2.4 Sejarah Kota Medan dan Profil DPC Partai Gerindra Kota Medan 2.4.1 Sejarah Singkat Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.

Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa yang pertama mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk


(38)

bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama

Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat

2.4.2 Keadaan Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1

Batas Wilayah Kota Medan Utara Selat Malaka

Selatan Kabupaten Deli Serdang

Barat Kabupaten Deli Serdang

Timur Kabupaten Deli Serdang

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.


(39)

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.

Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota 28 Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan, yakni :

1. Medan Tuntungan dengan 9 Kelurahan 2. Medan Johor dengan 6 Kelurahan 3. Medan Amplas dengan 8 Kelurahan 4. Medan Denai dengan 5 Kelurahan 5. Medan Area dengan 12 Kelurahan 6. Medan Kota dengan 12 Kelurahan 7. Medan Maimun dengan 6 Kelurahan 8. Medan Polonia dengan 5 Kelurahan 9. Medan Baru dengan 6 Kelurahan 10. Medan Selayang dengan 6 Kelurahan 11. Medan Sunggal dengan 6 Kelurahan 12. Medan Helvetia dengan 7 Kelurahan 13. Medan Petisah dengan 7 Kelurahan


(40)

14. Medan Barat dengan 6 Kelurahan 15. Medan Timur dengan 11 Kelurahan 16. Medan Perjuangan dengan 9 Kelurahan 17. Medan Tembung dengan 7 Kelurahan 18. Medan Deli dengan 6 Kelurahan 19. Medan Labuhan dengan 7 Kelurahan 20. Medan Marelan dengan 4 Kelurahan 21. Medan Belawan dengan 6 Kelurahan

2.4.3. Profil DPC Gerindra Kota Medan

DPC Partai Gerindra Kota Medan dideklarasikan pada tanggal 17 Februari 2008. Saat itu diprakarsai oleh Cuk Sukaca, Talim Endo Saputra, Ir. Cecep Permanadi, Tati Herawati, S.Pd. Hingga saat ini Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan masih dijabat oleh Bobby O. Zulkarnaen, SE. DPC Gerindra Kota Medan cukup membantu melonjaknya perolehan suara Partai Gerindra menempati urutan ke 3 perolehan suara nasional hasil pemilu legislatif 2014 dengan total 14.760.371 suara atau 11,81%.31

Pada awal berdirinya, sekretariat Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Kota Medan beralamat di Jalan Mojopahit No. 37, Kota Medan. Seiring berjalannya waktu, kini sekretariat DPC Gerindra Kota Medan telah berpindah ke Jalan Makmur No. Sei Agul Kec. Medan Barat, Kota Medan. Kerja keras DPC Partai Gerindra tidaklah sia-sia. Hal ini dapat kita lihat pada perolehan kursi DPRD di daerah yang sangat kental dengan partai besar, seperti pada Kota Medan terdapat 6 orang kader yang berhasil mendapatkan kursi di DPRD Kota Medan. 2 kursi Dapil I meliputi Medan Kota, Medan Denai, Medan Amplas, 1 kursi Dapil II meliputi Sunggal, Tuntungan, Johor, Maimun, Polonia dan Selayang, 1 kursi Dapil III meliputi Helvetia, Medan Barat, Petisah dan 1 kursi Dapil IV meliputi Dengan demikian, Partai Gerindra lolos parliamentary electoral threeshold. Sebuah modal yang cukup untuk memasuki kancah pemilu 2014. Sedangkan tingkat Provinsi Sumatera Utara Partai Gerindra menempati urutan ketiga

31


(41)

Medan Perjuangan, Medan Timur, Tembung serta 1 kursi Dapil V meliputi Medan Deli, Medan Belawan, Medan Labuhan, dan Marelan.32

1. Ketua Drs. H. Maramuda Harahap, MA

Berikut ini Susunan Personalia Dewan Penasehat Cabang Partai Gerindra Kota Medan, lampiran Surat Keputusan No. 11-0198/Kpts/DPP-Gerindra/2013 tanggal 11 November 2013.

No. Jabatan Nama

2. Anggota Pdt. Tombang Hutabarat

3. Anggota Drs. H. Erwin Asmuni Lubis, MM 4. Anggota Drs. Ansyoruddin Amir

5. Anggota Ade Sandrawati, SH 6. Anggota Ir. Tomi John P 7. Anggota Sutresno, SE 8. Anggota Andrianto

9. Anggota H. Nasri Gamal Nasution, SH 10. Anggota Drs. Ahmad Yani, S.PdI 11. Anggota Chairul Azhari Siregar 12. Anggota H. Tengku Daniel Mozard 13. Anggota Syamsul Ardhi

14. Anggota Ngadiman

15. Anggota Asep Sabar Mustaqim

Sesuai dengan Surat Keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat Nomor : 07-984 / Kpts / DPP-Gerindra / 2008, pada tanggal 22 Juli 2008, pengurus DPC Gerindra Kota Medan adalah sebagai berikut di dalam tabel di bawah ini:

Susunan Personalia Pengurus Partai Gerindra DPC. Kota Medan

No . Jabatan Nama

1. Ketua Bobby O. Zulkarnaen, SE 2. Wkl Ketua H. Ihwan Ritonga, SE 3. Wkl Ketua Hidayat Tanjung, SE., MM 4. Wkl Ketua Zulkifli Nasution

32


(42)

5. Wkl Ketua Rinaldi Amri, SIP 6. Wkl Ketua Surianto, SH

7. Wkl Ketua Syahrul Bahri Siregar, BA 8. Wkl Ketua Ny. Dra. Lily, MBA, MH 9. Wkl Ketua Ir. Dadang Suryana 10. Wkl Ketua Proklamasi Naibaho 11. Wkl Ketua Febri Dalimunthe

12. Wkl Ketua Ramdan Damir, SH., M.Hum 13. Wkl Ketua Dandy Prayogi Susilo

14. Wkl Ketua Ny. T. Ivo Fauziah 15. Wkl Ketua Mirza Syahputra, SE 16. Wkl Ketua Oscar Jambak, SE 17. Wkl Ketua Limson Jaya Sihaloho 18. Wkl Ketua Dendy Syahrial, SE 19. Wkl Ketua Ny. Heni Wahyuni 20. Wkl Ketua Suriadi

21. Wkl Ketua Ir. Hendra Gunawan Nasution 22. Wkl Ketua Torang Apta Susilo, SSN 23. Wkl Ketua Ny. R. Roro Nenny, M.ST 24. Wkl Ketua Agung Alkaustar Marbun 25. Wkl Ketua Depa Lesmana

26. Wkl Ketua dr. Hendra Taufiq Hasibuan 27. Wkl Ketua Dr. Haposan Siallagan, SH.M.H 28. Wkl Ketua Jadi Pane, S.Pd

29. Wkl Ketua Bagus Abdul Halim

30. Sekretaris Jhon Sari Haloho, SH., M.H 31. Wkl. Sekretaris Nimrot Simamora

32. Wkl. Sekretaris Drs. Herbin Saragih 33. Wkl. Sekretaris Sahrin Parinduri 34. Wkl. Sekretaris Ir. Miduk Hutabarat 35. Wkl. Sekretaris Bambang Heru W. SE 36. Wkl. Sekretaris Indra Rangkuti, SE


(43)

37. Wkl. Sekretaris Ny. Sumiati, SH 38. Wkl. Sekretaris Patar Marbun, SE 39. Wkl. Sekretaris Budi Hartoyo, SE., MM 40. Wkl. Sekretaris Bambang Nurdiansyah 41. Wkl. Sekretaris Narendra Balen 42. Wkl. Sekretaris Jerry Edi Manullang 43. Wkl. Sekretaris Ny. Ida Sabrina Hutasuhut 44. Wkl. Sekretaris Rudi Harto Situmorang 45. Wkl. Sekretaris Ny. Ir. Syahrita

46. Wkl. Sekretaris Dingin Pakpahan, SH 47. Wkl. Sekretaris Eflin Nuriadin, S.Pd

48. Wkl. Sekretaris Hariono Benget Sitorus, ST

49. Wkl. Sekretaris Ny. Mastiur Pangaribuan, S.KM., MM 50. Wkl. Sekretaris Habibie, SE

51. Wkl. Sekretaris Ny. Henny Hartati Harefa 52. Wkl. Sekretaris M. Charil Azhar Sitorus Pane 53. Wkl. Sekretaris Ny. Rina Tiorida Parapat, S.Kom 54. Wkl. Sekretaris Mansyur

55. Wkl. Sekretaris Alex Tambunan

56. Wkl. Sekretaris Ny. Evi Elvina Sembiring, SE. AK 57. Wkl. Sekretaris Jhon Martin Lumbangaol, S.Si 58. Bendahara Cui Tjing Hui

59. Wkl Bendara Ny. Faizah, SE 60. Wkl Bendara Kharil Indra 61. Wkl Bendara Ny. Dian Ristanti 62. Wkl Bendara Erik Chandra, SE 63. Wkl Bendara Ny. Janli, SE., AK 64. Wkl Bendara H. Yudia Prayitno, SE 65. Wkl Bendara A. K. Hari Krisna 66. Wkl Bendara Ny. Faulina Ginting, SH 67. Wkl Bendara Ny. Khairani Lubis, S.Pd 68. Wkl Bendara Sastra Sibayang


(44)

69. Wkl Bendara Ny. Sonya Pulungan, SE 70. Wkl Bendara Frengki Romel

71. Wkl Bendara Nico Flamonia Simanjuntak

72. Wkl Bendara Ir. Muhammad Sjoufiahadi Susman 73. Wkl Bendara Ny. Elpi Nuriati

74. Wkl Bendara Ny. Suciwati, SH 75. Wkl Bendara Dr. Eddi

76. Wkl Bendara Ny. Atika Rahmi A.W., M.Psi 77. Wkl Bendara Ny. Lailatul Badri

78. Wkl Bendara Ny. Jasminar Tanjung, B.AC 79. Wkl Bendara Ny. Therisia Esti Kirana, SE 80. Wkl Bendara Ny. Habibah Hanum Sembiring Sumber: DPC Partai Gerinda Kota Medan

Dalam menjalankan roda organisasi dan aktifitasnya, partai dibingkai oleh Visi dan Misi, Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), Kebijakan Dasar Partai serta peraturan-peraturan lainnya yang mengikat seluruh anggota partai. Roda organisasi dikendalikan oleh sebuah Dewan Pimpinan Pusat (Central Board) yang berpusat di Jalan Brawijaya IX no 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160, yang dikelola secara full-time.

2.5 Situs DPP Partai Gerindra

Situs DPP Partai Gerindra terdiri dari beberapa menu yaitu, menu

Profil Partai, Kegiatan Partai, Forum Partai, dan Web Link”. Selain menu di atas ada berita-berita yang diangkat oleh DPP Partai Gerindra. Menu ”Profil Partai memiliki beberapa info yaitu makna lambang Partai Gerindra, deklarasi Partai Gerindra, Anggaran Dasar Partai Gerindra, Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra. Menu ”Kegiatan Partai tidak memiliki fitur tetapi mengemukakan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Partai Gerindra. Menu ”Web Link memiliki beberapa fitur sehingga pengunjung dapat mengakses situs lain melalui situs DPP Partai Gerindra yaitu situs Prabowo Subianto, situs Depkumham, situs Depdagri, situs KPU. Berikut ini


(45)

adalah tampilan situs Partai Gerindra:

2.6 Situs DPC Partai Gerindra Kota Medan

Partisipasi politik pada hakekatnya sebagai ukuran untuk mengetahui kualitas kemampuan warga negara dalam menginterpretasikan sejumlah simbol kekuasaan (kebijaksanaan dalam mensejahterakan masyarakat sekaligus langkah-langkahnya) ke dalam simbol-simbol pribadi. Para aktivis partai telah berpikir maju untuk membangun partainya dan bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan dibukanya alamat situs DPD Partai Gerindra Kota Medan yaitu www.gerindra-kota medan.or.id, pada tahun 2008. Orang yang mengakses situs tersebut berasal dari kalangan anggota Partai Gerindra, simpatisan, dan pengamat politik.33

33


(46)

BAB III

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

3.1.Strategi Komunikasi Kampanye Partai Gerindra pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Medan

Kemerdekaan yang hakiki dari suatu bangsa adalah kemampuan bangsa tersebut untuk bisa menentukan sendiri arah dantujuan berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari bangsa itu sendiri. Kemerdekaan tersebut juga berarti bahwa suatu bangsa terlepas dari ketergantungan, ketertinggalan, ketakutan, kemiskinan serta dominasi kepentingan yang menghambat tercapainya cita-cita yang ingin di capai bangsa itu.

Tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia sudah sangat jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dimana kita sebagai bangsa menginginkan suatu Indonesia yang adil dan makmur, suatu bangsa yang sejahtera, suatu bangsa yang cerdas, suatu bangsa yang mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bansa-bangsa lain di dunia. Untuk tujuan itulah para pendahulu kita berjuang membebaskan bangsa ini dari penjajahan yang telah begitu lama membelenggu dengan mempersembahkan jiwa dan raga mereka.34

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) hadir di tengah-tengah kondisi bangsa yang semakin menyedihkan tersebut. Partai kita hadir untuk menjadi

Namun, sejarah menunjukkan bahwa selama kurun waktu hampir tujuh decade ini bangsa kita masih jauh dari tujuan nasionalnya. Bangsa ini masih akrab dengan kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan dan keterpurukan. Hal ini semakin diperparah dengan angka korupsi yang begitu tinggi, yang melibatkan banyak oknum-oknum pemimpin yang tidak peduli dengan kelangsungan hidup bangsanya sendiri. Eksploitas besar-besaran terhadap sumber daya yang kita miliki hanya menguntungkan segelintir kelompok masyarakat dan meninggalkan sebagian besar masyarakat kita dalam kesengsaraan, smentara amanat konstitusi kita dengan jelas mengatakan bahwa kekayaan sumber-sumber alam harus dimanfaatkan untuk sebesar-sebesarnya kemakmuran rakyat.

34 Panduan Praktis Pemenangan Partai Gerindra, 2013, Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara


(47)

solusi terhadap permasalahan bangsa yang sedang kita hadapi. Partai Gerindra merupakan Partai yang lahir dengan sebuah niat suci untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu yang masih membelitnya; belenggu kemiskinan belenggu kebodohan, belenggu keterpurukan dan belenggu ketidakadilan. Untuk itu Partai Gerindra merasa wajib mempersiapkan kekuatan politik dengan cara menyiapkan pejuang-pejuang politik yang memiliki kebersihan jiwa, kejujuran, kepemimpinan dan hati yang berpihak kepada kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan negara serta mampu meletakkan kepentingan-kepentingan tersebut diatas kepentingan pribadinya.

Anggota legislatif adalah bagian dari pejuang-pejuang politik Partai Gerindra. Di tangan, pikiran dan hati merekalah Partai Gerindra meletakkan harapan yang sangat besar untuk memperjuangkan kemerdekaan yang paling hakiki dari bangsa ini. Anggota legislatif Partai Gerindra adalah ujung tombak perjuangan Partai dalam upayanya unutk memperbaiki keadaan hidup bangsa Indonesia dijalur parlemen. Tugas tersebut harus diyakini sebagai tugas suci yang harus di selesaikan. Ingatlah, bahwa Tuhan Ynag Maha Kuasa tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika bukan bangsa itu sendiri yang mengubahnya. Percayalah bahwa apa yang sedang kita lakukan adalah sebuah amanah yang arus kita jalani. Perjuangan ini adalah panggilan ibu pertiwi yang harus kita jawab. Karena kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi?

Dalam rangka merebut kemenangan tersebut, disusunlah Panduan Praktis Pemenangan Partai Gerindra dapat memanfaatkan panduan ini dengan sebaik-baiknya karena Partai kita ingin menang besar. Setiap diri saudara harus menjanjikan sebuah kemenangan bagi perjuangan ini dan saya berharap tidak kurang dari pada itu. Berbagai variabel dan faktor yang diperlukan dalam perjuangan yang akan saudara-saudara hadapi telah di rangkum dalam panduan ini. Namun, saya ingatkan kembali, panduan ini tidak akan berarti apa-apa jika saudara-saudara tidak mau bergerak dan berupaya untuk merebut mandate rakyat.

Oleh karena itu, tanamkanlah semangat juang yang tinggi di dalam jiwa saudara. Semangat untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu yang masih mengikatnya. Semangat untuk meyakinkan setiap calon konstituen saudara agar


(48)

berpihak pada perjuangan kita demi masa depan yang lebih baik sesuai dengan apa yang kita cita-citakan dalam konstitusi kita.

Kita harus Menang, kita harus Menang dan kita harus Menang besar!!! Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan petunjukNya Kepada kita semua dalam perjuangan suci ini.

Enam program aksi transformasi Bangsa Partai Gerindra 2014-2019 antara lain:35

1. Membangun Ekonomi Yang Kuat, Berdaulat, Adil dan Makmur

a. Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dari Rp 35 juta (3.500 dollar AS) menjadi Rp 60 Juta (6.000 dollar AS) dengan pertumbuhan ekonomi menjadi 7 persen per tahun menuju pertumbuhan di atas 10 persen.

b. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi jurang antara simiskin dan si kaya (menurunkan Ineks Gini dari 4.01 menjadi mencapai 0.31) dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dari sekitar 75 mencapai sekitar 65.

c. Meningkatkan penerimaan Negara dari pajak dari sekitar 12 persen hingga mencapai ratio minimal 16 persen dari Produk Domestik Bruto dengan melaksanakan Intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan perbaikan sistem perpajakan yang lebih adil,menekan pemborosandan inefisiensi pengeluaran anggaran; dan mengelola utang pemerintah dengan cermat dan bijak serta memanfaatkannya dengan efisien dan efektif.

d. Mendorong peran swasta dam prekonomian nasional untuk menciptakan lapangan pekerjaan, nilai tambah, industrialisasi,dan industri pengolahan. e. Menjadikan BUMN ynag memiliki nilai strategis bagi perekonomian

bangsa sebagai lokomotif dan ujung tombak kebangkitandan kedaulatan ekonomi.

f. Membangun industri pengolahan untuk menguasai nilai tambah bagi perekonomian nasional.

g. Membangun dan mengembangkan industry nasional;


(49)

1) Sarana transfortasi darat (kereta api, mobil, dan sepeda motor) 2) Laut (angkutan kapal laut dan angkutan sungai)

3) Udara (pesawat terbang)

4) Alat berat dan alt mesin pertanian. 2. Melaksanakan ekonomi kerakyatan

a. Memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan, dan koperasi dan UMKM, dan menengah.

b. Mendorong perbankan nasional dan lembaga keuangan lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi petani, nelayan, buruh,pegawai, industry kecil menengah, pedagang tradisional dan pedagang kecil lainnya. c. Mendirikan Bank Tani dan Nelayan yang secara khusus menyelurkan

kredit bagi pertanian, perikanan, dan kelautan serta memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan bagi rakyat kecil, petani, nelayan buruh, pedagang tradisional dan pedagang kecil. d. Melindungi dan memordenisasi pasar tradisional

e. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh termasuk buruh migran (TKI/TKW).

f. Membangun imfrastruktur untuk rakyat melalui Delapan Program Desa yaitu:

1. Jalan, jembatan, dan IrigasiDesa dan Pesisir 2. Listrik dan Air Bersih Desa

3. Koperasi Desa, BUMDES, dan lembaga Keuangan Mikro 4. Lumbung Desa

5. Pasar Desa

6. Klinik dan Rumah Sehat Desa

7. Pendidikan dan Wirausaha Muda Desa 8. Pendidikan dan Wirausaha Muda Desa 9. Sistem Informasi Desa


(1)

f. Membangun prasarana di seluruh wilayah Indonesia: jalan dan jembatan termasuk 3.000 km jalan raya nasional baru yang modern dan 3.000 km rel kereta api, pelabuhan laut, (samudra dan nusantara) dan pelabuhan udara, listrik, dan telekomunikasi.

g. Mempercepat pembangunan infrastruktur strategis irigasi di pedesaaan dan pelabuhan perikanan di pesisir.

h. Membangun infrastruktur fasilitas pendukung dan kawasan industri maritim dan pariwisata.

i. Melakukan rehabilitasi 77 juta hektar hutan yang rusak dengan system tumpang sari dan konservasi aneka ragam hayati, hutan lindung, taman nasional dan suaka alam.Mencegahdan menindak tegas pelaku pencemaran lingkungan dan melindungi flora dan afuna sebagai bagian dari asset bangsa.

j. Mengembangkan infrastruktur pendujung pulau-pulau terluar. j. Membangun Pemerintah yang Bebas Korupsi, Kuat, Tegas dan Efektif

f. Mempercepat peningkatan kesejahteraan aparatur dan mengakselarasi reformasi birokrasi untuk mencapai system birokrasi yang efisien dan melayani dengan menerapkan system intensif dan hukuman yang efektif. g. Menciptakan kepastian dan menegakkan hukam tanpa pandang bulu dan

seadil-adilnya.

h. Mencegah dan memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme denganmenerapkan teknik-teknik menejemen yang terbuka dan akuntabel. i. Meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI/ Polri, pegawai negeri sipil dan

keluarganya termasuk para veteran dan pensiunan.

j. Menempatkan 30% perempuan pada pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota.

B. Saran

1. Dalam upaya kaderisasi hendaknya Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kota Medan dapat lebih intens lagi agar terbentuknya militansi yang tinggi pada diri kader.


(2)

2. Hendaknya pengurus dan kader/simpatisan mengetahui dengan strategi dan peta politik yang harus diterapkan agar pada pemilu selanjutnya bisa lebih baik dan dapat memperkuat jaringan diantara para pengurus dan kader baik ditingkat ranting, PAC dan DPC merupakan satu langkah yang dapat dapat membentuk kekuatan dan penyataan visi serta misi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Almond, Gabriel A. dan Sidney Verba, Budaya Politik Tingkah Laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara, Bumi Aksara, Jakarta. 1990

Antar Venus, Manajemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004.

Adnan Nursal, Political Marketig: Strategi Memenangkan Pemilu,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2004

A.M. Fatwa, Kampanye Partai Politik Di Kampus, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2008.

Dikutip dari Harian Analisa, Edisi Rabu, 9 April 2008

Effendy, Onong U., Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Remaja Rosda Karya, Bandung. 1993.

Firmanzah, Marketing politik; Antara Pemahaman dan Realitas, yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 2008

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.2008.

Maswadi Rauf, Konsensus Politik, Direktorat Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2000

Riswandha Imawan, Membedah Politik Orba,Yogyakarta: Cetakan Pertama, Pustaka Belajar, 1997.

Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations,edisi Revisi,Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004.

Pito, TA, Mengenai Teori-Teori Politik, Jakarta, 2005.

Peter Schoder, Strategi Politik, Jakarta: Friderich Naumun Stifung, 2003


(4)

Stephen W. Littlejohn. Theories of Human Communication, Belmont, USA Wadsworth Group, 2001.

Simamora, Bilson. Riset Pemasaran (Falsafah, Teori, dan Aplikasi). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.2004.

Suwandi dan Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.


(5)

DAFTAR WAWANCARA

1. Setelah partai menetapkan strategi pelaksanakan pemilu dan mensosialisasikan kepada caleg.

Jawab selanjutnya menjadi tanggung jawab masing-masing caleg untuk menentukan strategi komunikasi untuk merebut suara yang maksimal dari masyarakat. Menyatakan sebagai partai nasional, tidak ada hambatan psikologis yang dirasakan dalam menyebarluaskan visi dan misinya, misalnya ketika berada dalm kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti pengajian atau majelis ta’lim.

2. Dalam menyampaikan visi dan misinya, ia tidak secara vulgar menyampaikan keinginannya menjadi caleg, tetapi dibuktikan dengan kemampuannya menyampaikan pesan dan program-program yang ditawarkan atas berbagai persoalan yang terjadi pada masyarakat, dan mencari solusinya atas persoalan yang di hadapi.

Jawab Ketua DPC juga mengangkat isu lokal yakni “orang kita”, yang dimaksud dengan ornag kita adalah bahwa ia orang bumi atau putra daerah. Ia juga berkampanye dengan materi kampanye yang tetap difokuskan pada upaya mengangkat nasib rakyat kecil.

3. Strategi dengan mendekatkan diri kepada masyarakat pemilih yang belum menentukan pilih juga dilakukan. Seperti masyarakat pendatang yang tinggal dikontrakan misalnya dan orang-orang yang apatis terhadap politik, hal ini tentunya diperkuat dengan upaya-upaya meningkatkan konsilidasi kader-kader pemilih partai Gerindra.

Jawab Pelaksanaan kampanye melalui pendekatan budaya, kegiatan sosial keagamaan, kekuatan kader yang dikoordinir oleh partai, pemanfaatan kharisma pemimpin atau melalui media komunikasi massa, pada hakekatnya merupakan upaya caleg untuk berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat pemilihnya. Termasuk juga bentuk komunikasi tatap muka yang dilakukan melalui kegiatan rapat terbuka partai dan caleg kepada massa pendukungnya. Melalui metode seperti inilah keseluruhan strategi komunikasi partai dan caleg dikomunikasikan kepada masyarakat pada kegiatan kampanye.

4. Seluruh kebijakan partai dan caleg perlu diimplementasikan menjadi sebuah kegiatan komunikasi kepada masyarakat dalam bentuk kampanye

Jawab Partai telah percaya akan kekuatan massa pada daerah basis partai karena sebelum pelaksanaan pileg upaya untuk meningkatkan loyalitas kader telah dilakukan, misalnya melalui kegiatan pengajian, bakti sosial, dan kerja bakti membersihkan lingkungan. Untuk itu partai lebih menekankan pada daerah diluar basis partai untuk direbut, karena daerah tersebut umumnya luput dari pandangan partai caleg dalam melakukan kampanye.

5. Keberhasilan strategi komunikasi partai dan strategi komunikasi caleg ditentukan oleh kemampuannya dalam menyusun pesan politik yang dapat mempengaruhi masyarakat pemilih. Ketika strategi ini akan diterapkan, maka


(6)

keberhasilan selanjutnya ditentukan oleh pemahaman caleg terhadap keputusan masyarakat pemilih mengenai pesan politik yang diterimanya. Jawab Strategi komunikasi yang dilakukan oleh DPC Gerindra Kota Medan dan para calegnya meliputi beberapa bidang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. DPC Gerindra Kota Medan menilai rutinitas caleg untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan, jauh sebelum pelaksanaan kampanye dimulai sangat efektif mendekatkan caleg dari DPC Gerindra Kota Medan dengan masyarakat pemilihnya. Masyarakat menjadi lebih terfokus kepada pesan politik yang disampaikan caleg DPC Gerindra kota medan kepadanya (central route). Masyarakat juga lebih mendalami makna pesan politik yang disampaikan caleg DPC Gerindra Kota Medan dan membandingkannya dengan realita kehidupan yang terjadi serta harapan perubahan yang diinginkan masyarakat.

6. DPC Gerindra Kota Medan mengadakan kegiatan kampanye sebagai sebuah implementasi dari strategi komunikasi langsung kepada masyarakat Kota Medan, yaitu :

4. Sosial Kemasyarakatan

Terdapat beberapa kegiatan sosial kemasyarakatan yang telah diadakan oleh DPC Gerindra Kota Medan bersama para calegnya. Kegiatan sosial kemasyarakatan ini dinilai sangat perlu untuk dilakukan karena maslah-masalah kemasyarakatan adalah realita yang terjadi di masyarakat.

5. Keagamaan.

Terdapat beberapa kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh DPC Gerindra Kota Medan bersama Calegnya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Kota Medan. Kegiatan tersebut melalui pengajian-pengajian yang dilakukan di masjid maupun majelis taklim. Hal ini perlu dilakukan karena agama merupakan hal penting yang harus menjadi sorotan bagi partai dan calegnya.

6. Kampanye.

Kampanye ini mengusung tema “orang kita”, yang dimaksud dengan orang kita adalah bahwa ia orang bumi atau putra daerah. Ia juga berkampanye dengan materi kampanye yang tetap di fokuskan pada upaya mengangkat nasib rakyat kecil. Tema kampanye ini dinilai tepat untuk masyarakat Kota Medan