10 ini
gondang boru
sudah bisa bebas dimainkan kapan saja tidak seperti pada semasa kerajaan dahulu.
Gondang boru terdiri dari dua buah gondang, yaitu gondang siayakon besar dan gondang pangayakan kecil.Dalam tampilan fisiknya gondang ini
seperti dua gondang yang kembar.Namun ada beberapa ukuran panjang dan lebar membran yang sedikit berbeda.Pada gondang boru memiliki berbagai ukuran, hal
ini bisa disesuaikan dengan permintaan si pemesan, namun ada batasan ukuran ketentuan. Ada banyak repertoar yang dimainkan pada gondang boru diantaranya:
Tortor
,
Sabe-sabe
,
Alap-alap Tondi
,
Moncak
,
Raja-raja Nasution dan Lubis
,
Tua
,
Mangido Udan
,
Pamulihon
,
Jolo-jolo turun
dan lainya. Namun di daerah Pakantan terdapat paling banyak namarepertoargondang dibandingkan di daerah
masyarakat Mandailing lainnya.
1.4.2 Teori
Teori merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
, 2005. Teori mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian dan dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Tanpa
teori, penemuan tersebut akan menjadi keterangan-keterangan empiris yang berpencar Moh. Nazir, 1983:22-25. Sebagai landasan berpikir dalam melihat
suatu permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan tersebut.
Dalam tulisan ini, penulis membahas tentang pendeskripsian alat musik gondang boru yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima
11 di dalam APTA
Asia Performing Traditional Art
1978:74, yaitu: Dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas alat musik, yakni pendekatan
struktural dan fungsional
. Secara
struktural
yaitu; aspek fisik instrumen musik, pengamatan, mengukur, merekam, serta menggambar bentuk instrumen,
ukurannya, konstruksinya, dan bahan yang dipakai. Secara
fungsional
, yaitu fungsi instrumen sebagai alat untuk memproduksi suara, meneliti, melakukan
pengukuran dan mencatat metode, memainkan instrumen, penggunaan bunyi yang diproduksi, dalam kaitannya dengan komposisi musik dan kekuatan suara.
Mengenai klasifikasi alat musik gondang boru dalam penulisan ini penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel 1961
yaitu sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama penghasil bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.
Idiofon,
penggetar utama penghasil bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri,
2.
Aerofon,
penggetar utama penghasil bunyinya adalah udara, 3.
Membranofon,
penggetarutama penghasil
bunyinya adalah
membran atau kulit, 4.
Kordofon,
penggetarutama penghasil bunyinya adalah senar atau dawai.
Mengacu pada teori tersebut, maka gondang boru adalah instrumen musik
membranofon
dimana penggetar utama penghasil bunyinya adalah membran atau kulit.
12 Penulis juga menggunakan beberapa teori lainnya seperti untuk mengetahui
teknik permainan gondang boru buatan Bapak Ridwan Aman Nasution, penulis menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Nettl 1963:98 yaitu:
”Kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan musik dari apa yang kita dengar, dan
kita dapat menuliskan musik tersebut di atas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat.”
Teori lain yang digunakan penulis untuk mendukung penggunaan dan fungsi gondang goru adalah teori yang dikemukakan oleh Alan P. Meriam 1964:223-
226 dalam bukunya
The Antropology of Music
. Penggunaan
use
musik meliputi bagaimana musik itu digunakan. Sedangkan fungsi
function
musik berkaitan dengan tujuan musik tersebut. Fungsi musik tersebut ada sepuluh yaitu:
1.
The function of aesthetic enjoyment
fungsi penghayatan estetis, 2.
The function of entertainment
fungsi sebagai sarana hiburan, 3.
The function of communication
fungsi sebagai sarana komunikasi, 4.
The functionof
symbolic representation
fungsi representasi
perlambangan, 5.
The function of physical response
fungsi sebagai reaksi jasmani, 6.
The function of enforcing conformity to social norms
fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial,
7.
The function of validation of social institutions and religious rituals
fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, 8.
The function of contribution to the continuity and stability of culture
fungsi sebagai kesinambungan budaya,
13 9.
The function of emotional
fungsi sebagai pengungkapan emosional, 10.
The function of contribution the integration of society
fungsi sebagai pengintegrasian masyarakat.
Berkaitan dengan
gondang boru
, penulis akan mengaplikasikannya dalam kajian ini. Dan menurut penulis fungsi gondang boru dalam kebudayaan
masyarakat Mandailing,
termasuk diDeli
Serdang, adalah
berfungsi sebagai:pengungkapan emosional, sebagai sarana hiburan, sarana komunikasi,
serta pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan ritual.
1.5 Metode Penelitian