Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yangf digunakan adalah porposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono,
2006:78. Pertimbangan yang digunakan adalah : 1. kabupaten dan kota yang memiliki data Laporan Keuangan Daerah tahun
2005-2007, 2. kabupaten dan kota yang bukan merupakan daerah pemekaran pada tahun-
tahun amatan. Dengan kriteria tersebut diperoleh 16 kabupaten dan kota sebagai sampel.
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang di
perlukan peniliti untuk mengukur. Di lihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang di gunakan dalam penilitian ini terdiri dari variabel independent dan
variabel dependen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain Umar, 2003:50. Penelitian ini menggunakan variabel dan defenisi operasiomal sebagai berikut :
Variabel independen disimbolkan dengan “X
1
” Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi
Dan Bangunan, Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Dan
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Pajak Penghasilan Pasal 21, “X2” Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam adalah bagian daerah yang berasal dari hasil-hasil
Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan, Pertambangan Minyak Bumi, Pertambangan Gas Bumi, dan Pertambangan Panas Bumi. “Y” Belanja Modal,
Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa
manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
G.Metode Analisis Data
Dalam Penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 15.0. Penggunaan metode analisis
regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
Variabel Konsep Variabel
Skala Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berasal dari kehutanan,
pertambangan umum, perikanan, pertambangan, minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
Rasio
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berasal dari kehutanan,
pertambangan umum, perikanan, pertambangan, minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
Rasio
Belanja Modal Pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset
tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya
pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah
masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Rasio
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memilki distribusi normal. Untuk menguji
apakah data berdistribusi normal akan digunakan analisis grafik probability plot, histogram dan uji kolmogorovsmirnov. Kalau nilai residual tidak mengikuti
distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2005:110. Menurut Ghozali 2005:110, “cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
titik pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah
1. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2 jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
“Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S”, yang dijelaskan oleh Ghozali
2005:115. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H
o
: data residual berdistribusi normal, H
a
: data residual tidak berdistribusi normal.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Bila sign ifikansi 0,05 dengan = 5 berarti distribusi data normal dan Ho
diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Model regresi yang baik
seharusnya menunjukan
tidak terjadi korelasi antar variable bebas. Multikolinearitas adalah situasi adanya variabel-variabel independen antara yan
satu dengan yan lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas
yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel
independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat : 1
melihat nilai tolerance, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance 0,10, 2
melihat nilai Variance Inflation Factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonearitas
adalah nilai VIF 10, 3
menganalisis matriks korelasi variabel-varibel independen,
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
menurut Ghozali 2005 : 93 untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinearitas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang
cukup tinggi umumnya di atas 0,95, 4
melihat nilai Condition Index CI, jika nilai CI antara 10 dan 30 terdapat multikolinearitas moderat kekuat,
sedangkan jika nilai CI 30 artinya terdapat multikolinearitas sangat kuat.
c. Uji heteroskesdastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
Erlina, 2007:108 “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda,
maka disebut heteroskedastisitas.” Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai produksi variabel
independen dengan niali residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:
1 jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2 jika tidak ada pola yang jelas , seperti ttitik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
1 Menurut Ghozali 2005 : 107 ”analisis dengan grafik plot memiliki
kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin
sulit menginterpretasikan hasil grafik plot.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan dengan yang lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson
dengan ketentuan dari Profesor Singgih sebagai berikut: 1
angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2
angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3
angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Run test sebagai bagian dari statistik non parametik dapat pula digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali 2005 : 103 bila signifikansi 0,05 dengan = 5 berarti residual random dan
Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti residual tidak random dan Ho ditolak.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
2. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam terhadap Belanja Modal dengan model dasar sebagai berikut:
Y =
α+
1
X
1
+
2
X
2+
e Keterangan :
Y = Variabel dependen, Belanja Modal
α = Konstanta
1
= Koefisien regresi X
1
X
1
= Variabel independen pertama yaitu Dana Bagi Hasil Pajak
2
= Koefisien regresi X
2
X
2
= Variabel independen kedua yaitu Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
e = Tingkat kesalahan pengganggu error
a.
Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Uji F
dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam terhadap Belanja
Modal. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Uji Signifikansi Simultan Uji F
H
o
diterima jika F hitung F tabel,
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
H
a
diterima jika F hitung F tabel pada tingkat kepercayaan 95. Selain itu dapat pula diihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi
penelitian 0,05 maka H
a
diterima.
Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh terhadap Belanja Modal secara simultan.
Hipotesis penelitian
Ho : b1 = b2 = b3 = 0 Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal secara parsial.
Hipotesis Statistik
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Alam berpengaruh terhadap Belanja Modal secara parsial.
b.
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam secara parsial terhadap Belanja Modal. Uji
ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Uji Signifikansi Parsial Uji T
H
o
diterima jika t hitung t tabel = 5,
H
a
diterima jika t hitung t tabel = 5. Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi
penelitian 0,05 maka H
a
diterima.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bgai Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh terhadap Belanja Modal secara parsial.
Hipotesis Penelitian
H
o
: bi = 0 Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal secara parsial.
Hipotesis Statistik
H
a
: bi ≠ 0 Dana Bagi Hasil Pajak d an Dan a Bagi Hasil Sum ber Daya Alam
berpengaruh terhadap Belanja Modal secara parsial.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan micosoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Didapat 16 kabupaten dan kota yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Tabel 4.1 Daftar Sampel Kabupaten dan Kota
No Kabupaten Kota
1
Kabupaten Asahan
2
Kabupaten Deli Serdang
3
Kabupaten HumbangHasundutan
4
Kabupaten Labuhan Batu
5
Kabupaten Mandailing Natal
6
Kota Medan
7
Kota Padang Sidempuan
8
Kota Sibolga
9
Kabupaten Simalungun
10
Kabupaten Tapanuli Selatan
11
Kabupaten Tapanuli Tengah
12
Kabupaten Tapanuli Utara
13
Kabupaten Toba Samosir
14
Kabupaten Tanjung Balai
15
Kabupaten Tanah Karo
16
Kabupaten Pakpak Barat
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.bpk.go.id dan BPS Sumatera Utara berupa Laporan
Keuangan Daerah yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
sebagai variabel bebas independent variable dan Belanja Modal sebagai variabel terikat dependent variable. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
kabupaten dan kota selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Deskriptif Data Secara Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Ln_SDA
48 16.12
26.14 20.9766
1.56711 Ln_Pajak
48 22.75
26.18 24.1215
.90092 Ln_Belanjamodal
48 23.41
26.75 25.1598
.73537 Valid N listwise
48
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Tabel di atas menunjukan bahwa variabel Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam dan Belanja Modal memiliki nilai minimum positif.
Untuk nilai maksimum, semua variabel juga memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
c. variabel DBH Pajak memiliki nilai minimum 22,75 dan maksimum 26,18
dengan rata-rata DBH Pajak sebesar 24,1215 dengan jumlah sampel sebanyak 48 kabupaten dan kota,
d. variabel DBH Sumber Daya Alam memiliki nilai minimum 16,12 dan
maksimum 26,14 dengan rata-rata DBH Sumber Daya Alam sebesar 20,9766 dengan jumlah sampel sebanyak 48 kabupaten dan kota,
e. variabel Belanja Modal memiliki nilai minimum 23,41 dan maksimum
26,75 dengan rata-rata Belanja Modal sebesar 25,1598 dengan jumlah sampel sebanyak 48 kabupaten dan kota.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggu nakan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis:
H
o
: Data residual berdistribusi normal H
a
: Data residua l tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .51098461
Most Extreme Differences
Absolute .143
Positive .060
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z .991
Asymp. Sig. 2-tailed .279
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Besarnya nilai Kolmogorov-Simirnov adalah 0,991 dan signifikansi pada 0,279 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p = 0,279 0,05.
Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Regression Standardized Residual
2 1
-1 -2
-3
Frequency
15
10
5
Mean = 1.7E-14 Std. Dev. = 0.978
N = 48
Dependent Variable: Ln_Belanjamodal Histogram
Gambar 4.1
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E xpect
ed C
um P
rob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Dependent Variable: Ln_Belanjamodal Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak
menceng skewness ke kiri maupun ke kanan atau normal dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titk menyebar disekitar garis diagonal
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
serta penyebarannya agak mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Gejala multikolonearitas dalam penelitian ini dapat dideteksi ada tidaknya dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, menganalisis
matrik korelasi variabel-variabel independen, melihat nilai Condition Index CI. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10,
Variance Inflation Factor VIF 10, Condition Index 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.4 Coefficients untuk BM = fDBH Pajak, DBH SDA
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 10.885
2.058 5.290
.000 Ln_SDA
.047 .053
.100 .889
.379 .854
1.170 Ln_Pajak
.551 .091
.675 6.025
.000 .854
1.170 a Dependent Variable: Ln_Belanjamodal
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukan variabel independen memiliki nilai tolerance 0.10 yaitu 0,854 untuk variabel Dana Bagi Hasil Pajak dan 0,854
untuk variabel Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang berarti tidak terjadi korelasi dimana vaiabel independen memiliki nilai VIF kurang dari10 yaitu 1,170
untuk variabel DBH Pajak dan 1,170 untuk variabel DBH SDA.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Tabel 4.5 Coefficient Correlations untuk BM = fDBH Pajak, DBH SDA
Correlations
Ln_Belanjamo dal
Ln_SDA Ln_Pajak
Pearson Correlation Ln_Belanjamodal
1.000 .357
.713 Ln_SDA
.357 1.000
.382 Ln_Pajak
.713 .382
1.000 Sig. 1-tailed
Ln_Belanjamodal .
.006 .000
Ln_SDA .006
. .004
Ln_Pajak .000
.004 .
N Ln_Belanjamodal
48 48
48 Ln_SDA
48 48
48 Ln_Pajak
48 48
48
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel DBH Pajak mempunyai korelasi sebesar 0,382 atau sekitar 38,2 dengan
variabel DBH SDA. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya di atas 0,95. Berdasarkan tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonearitas antar variabel independen dalam model ini. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dideteksi dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan
mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2
R egressi
on S
tudent iz
ed R
esi dual
2 1
-1 -2
-3
Dependent Variable: Ln_Belanjamodal Scatterplot
Gambar 4.3
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Grafik scaterplot menunjukan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya
data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahaan pengganggu pada periode t dengan kesalahaan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun tang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time
series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:
1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif ,
2 angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Mode l
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.719a .517
.496 .52222
1.481 a Predictors: Constant, Ln_Pajak, Ln_SDA
b Dependent Variable: Ln_Belanjamodal Sumber : Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.6 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,481 Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi
Pengujian asumsi klasik menyimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dala penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased
Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan
data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antar variabel independen dan variabel
dependen, melalui pengaruh BM = fDBH Pajak, DBH SDA. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
B Std. Error
1 Constant
10.885 2.058
5.290 .000
Ln_SDA .047
.053 .100
.889 .379
Ln_Pajak .551
.091 .675
6.025 .000
a Dependent Variable: Ln_Belanjamodal
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
BM = 10,885 + 0,551 DBH Pajak + 0,047 DBH SDA + e Keterangan
1 Konstanta sebesar 10,885 menunjukan bahwa apabila tidak ada variabel
independen X1=0 dan X2=0 maka Belanja Modal sebesar 10,885. 2
1
sebesar 0,551 menunjukan bahwa setiap kenaikan DBH Pajak sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Belanja Modal sebesar 0,551 dengan asumsi
variabel lain tetap. 3
2
sebesar 0,047 menunjukan bahwa setiap kenaikan DBH SDA sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Belanja Modal sebesar 0,047 dengan asumsi
variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukan seberapa besar variabel
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R Square semakin mendekati satu, maka variabel-
variabel independen menberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R
Square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan
yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate 1
.719a .517
.496 .52222
a Predictors: Constant, Ln_Pajak, Ln_SDA Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,719 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Belanja Modal dengan variabel
independennya DBH Pajak, DBH SDA kuat berada di atas 0,5. Angka Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,496. Hal ini berarti 49,6 variasi
atau perubahan dalam Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variasi dari DBH Pajak dan DBH SDA, sedangkan sisanya 50,4 dijelaskan oleh sebab-sebab
lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,52222, yang mana semakin besar
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Uji t t test dan uji F F test digunakan untuk mengetahui apakah variabel independendalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen.
1 Uji F F Test
Pengaruh DBH Pajak dan DBH SDA terhadap Belanja Modal secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji F
ANOVAb
Mode l
Sum of Squares
Df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 13.144
2 6.572
24.100 .000a
Residual 12.272
45 .273
Total 25.416
47 a Predictors: Constant, Ln_Pajak, Ln_SDA
b Dependent Variable: Ln_Belanjamodal Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F
hitung
sebesar 24,100 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F
tabel
sebesar 3,204 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa DBH Pajak dan DBH SDA
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Belanja Modal karena F
hitung
F
tabel
24,100 3,204 dan sig penelitian 0,05 0,000 0,05.
2 Uji t t test
Uji t di gunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 15, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant 10.885
2.058 5.290
.000 Ln_SDA
.047 .053
.100 .889
.379 Ln_Pajak
.551 .091
.675 6.025
.000 a Dependent Variable: Ln_Belanjamodal
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel DBH Pajak sebesar 6,025 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t tabel adalah 2,0129
sehingga t
hitung
t
tabel
6,025 2,0141, DBH Pajak secara individual mempengaruhi Belanja Modal. Signifikansi penelitian juga menunjukan angka
0,05 0,000 0,05, maka H ditolak dan H
a
diterima, artinya DBH Pajak berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
T hitung untuk variabel DBH SDA sebesar 0,889 sedangkan t tabel adalah 2,0141, sehingga t
hitung
t
tabel
0,8809 2,0141, maka DBH SDA tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal secara individual. Signifikansi 0,000
menyimpulkan bahwa sig penelitian 0,05 0,379 0,05, maka H diterima dan
H
a
ditolak, artinya DBH SDA tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,496 Hal ini berarti bahwa 49,6 variasi atau perubahan dalam Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variasi dari Dana Bagi
Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam sedangkan sisanya sebesar 50,4 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian. Berdasarkan hasil uji t sebelumnya, variabel Dana Bagi Hasil Pajak
berpengaruh secara signifikan positif terhadap variabel Belanja Modal dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,000 0,05. Dana Bagi Hasil Pajak
berpengaruh secara signifikan positif terhadap Belanja Modal mengindikasikan bahwa Pemerintah Daerah masih memiliki ketergantungan terhadap Pemerintah
Pusat. Variabel Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam menunjukan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap variabel Belanja Modal dengan tingkat
signifikansi variabel independen 0,379 0,05. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya tingat penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam tidak
mempengaruhi Belanja Modal.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Hasil uji F dengan signifikansi sebesar 0,000 berada di bawah 0,05 yang berarti secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan positif
terhadap variabel Belanja Modal. Hal ini didukung dari nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0,517 yang menunjukan bahwa variabel independen Dana
Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya alam mampu menjelaskan sebanyak 51,7 variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu Belanja
Modal. Sedangkan sisanya sebesar 48,3 dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model seperti luas wilayah, jumlah penduduk,
inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi makro ekonomi dan sebagainya. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial Dana Bagi Hasil
Pajak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal secara. Sedangkan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam tidak berpengaruh positif
terhadap Belanja Modal. Namun penulis belum menemukan penelitian terdahulu tentang pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
terhadap Belanja Modal. Hal ini mungkin disebabkan variabel Belanja Modal mulai digunakan setelah tahun 2006. Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa
Pemerintah Daerah memaksimalkan penggunaan Dana Bagi Hasil Pajak dan kurang memaksimalkan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam untuk Belanja
Modal. Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Modal. Hasil penelitian ini tidak memiliki tinjauan penelitian terdahulu. Namun ini berarti pihak
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
Pemerintah Daerah dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan Belanja Modal memanfaatkan dengan benar Dana Bagi Hasil ini secara bersama-sama.
Alfan H. Harahap : Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak Dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan