nternal Audit METODE PENELITIAN

23 Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga Dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera. RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Keuangan Bagian Anggaran

Bagian Internal Audit

Gambar 2.2. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Sumber : Agoes Sukrisno 2004 : 244

3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris.

Pada gambar di atas terlihat bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai staff bagian dewan komisaris, dan posisinya berada di atas Direktur Utama. Status ini, memberikan tingkat independensi yang tinggi sekali karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan struktur ini, para anggota dewan komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 24 atau saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan dan perbaikan. Selain itu, karena tugas Dewan Komisaris sangat banyak, sehingga laporan yang diberikan oleh internal auditor tidak dapat dengan segera dipelajari. RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Keuangan Bagian Anggaran

Bagian Internal Audit

Gambar 2.3. Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Sumber : Agoes Sukrisno 2004 : 245 . Dari ketiga alternatif di atas,menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh internal auditor tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, yang pasti dalam hal ini, semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam organisasi, maka semakin besar pula kebebasan independensi yang Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 25 dimilikinya. Ketiga alternatif tersebut tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika dilihat dari segi independensi yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama, lalu laporan hasil pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya diberikan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah- langkah selanjutnya, tetapi dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan independensinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan ruang lingkup pengawasannya sebagai pemeriksa. Pelaksanaan fungsi internal audit objektifitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektifitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang sedang direview. Untuk menjaga objektifitas sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi objektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan. Dari keempat pola penempatan yang dikemukakan akan menimbulkan suatu pertanyaan, yaitu mana pola yang baik. Hal ini bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada segi pengendalian keuangan saja, maka pola penempatan bagian pemeriksaan intern seperti pada alternative yang pertama a yang paling cocok. Dengan penempatan pola seperti Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 26 ini, sudah tentu tidak diperlukan adanya pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai staff direksi atau pada staff komisaris. Namun kalau dilihat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumber-sumber secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai staff komisaris yang paling tepat. Jadi yang paling ideal, bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksa diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah- langkah selanjutnya.

E. Peranan Internal Auditor

Kita menyadari bahwa internal auditor memiliki andil yang cukup besar bagi perusahaan. Sebagai staff dari pimpinan, seorang internal auditor harus bertugas dengan baik dan kreatif. Sehingga peranannya dalam menunjang sistem pngawasan dapat berlangsung secara optimal. Internal auditor yang merupakan anggota manajemen perusahaan memiliki peranan yang lebih baik dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu manajemen untuk mengurangi pengambilan keputusan yang salah sehingga meningkatkan mutu manajemen. Internal auditor memiliki tugas yang meliputi seluruh bidang kegiatan perusahaan yang antara lain harus mampu menilai dan mengevaluasi secara objektif berbagai hal yang telah dicapai manajemen,mampu Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi serta sanggup memberi saran dan rekomendasi mengenai kegiatan yang diteliti. 27 Pimpinan memberikan wewenang padanya untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas efektivitas pengawasan intern perusahaan. Begitu juga dengan bagian lain yang ada dalam perusahaan telah memahami peranan dari internal auditor dan memberikan dukungan serta kerjasama yang baik dengan bagian internal audit dalam menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan karena masing-masing bagian telah memiliki uraian tugas job description , sehingga setiap bagian mengetahui dan memahami bagian internal audit dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa rasa khawatir akan dimusuhi oleh bagian lain yang diperiksanya dalam perusahaan. Disamping itu juga, internal auditor harus mampu berkomunikasi pada berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen demi kelancaran dari pelaksanaan tugasnya. Internal auditor mempunyai kelengkapan perusahaan yang disebut dengan Norma Pemeriksaan. Norma ini menjadi pedoman bagi internal auditor dalam melakukan pemeriksaan. Norma pemeriksaan pada dasarnya disusun oleh divisi pengawasan pada kantor pusat. Norma pemeriksaan merupakan suatu kaidah atau ukuran tertentu dalam melaksanakan pemeriksaan agar dapat dicapai mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan atau laporan auditor yang dikehendaki. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 28 Isi dari pada norma pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1. Norma Umum a. Objektivitas Seorang internal auditor hendaknya bersikap objektif dalam melakukan pemeriksaan dan tidak terikat dengan unit kerja manapun. b. Independensi Dalam setiap hal yang menyangkut kegiatan audit internal auditor harus bebas dari hal-hal yang mengurangi independensinya. c. Profesional Seorang internal auditor harus mempergunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. d. Menjaga Rahasia Informasi mengenai keadaan perusahaan dan prestasi dari setiap bagian harus dijaga kerahasiaanya. e. Menjaga integritas Internal auditor hendaknya selalu menjaga integritas demi kemajuan perusahaan. 2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan a. Pemeriksaan harus berdasarkan program yang telah ditetapkan. b. Pemeriksaan harus memperoleh bukti yang cukup dan absah sebagai landasan menyusun temuan dan saran serta tanggapan unit kerja. c. Pemeriksaan harus berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan perusahaan yang terdiri dari : Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 29 1. Bidang operasional 2. Bidang personalia atau sumber daya manusia 3. Bidang umum dan pengelolaan gedung 4. Bidang teknologi dan informasi d. Hasil pemeriksaan harus dituangkan secara tertulis ke dalam kertas kerja yang telah ditentukan. e. Hasil pemeriksaan harus mendapat tanggapan dari unit kerja yang terkait paling lambat tiga hari kerja sampai dengan seminggu sejak hasil kerja pemeriksaan disampaikan pada unit kerja yang bersangkutkan. 3. Norma Pelaporan a. Laporan harus memuat objek, periode, tanggal dan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan, tanggapan unit kerja, serta saran. Untuk laporan dari kantor cabang terdiri dari laporan aktivitas bulanan. b. Laporan pemeriksaan konsolidasi harus disimpan secara baik dan tertib dalam arsip Divisi Pengawasan an Pengawasan Intern cabang pemantauan pasca pemeriksaan. Seperti dijelaskan pada Norma Pemeriksaan bahwa sasaran pengawasan meliputi empat bidang. Sasaran tersebut meliputi semua unit kerja dalam organisasi, atau bisa dikatakan sesuai dengan struktur yang ada. Apabila dalam bidang yang diperiksa ditemukan adanya penyimpangan atau kelemahan pada pelaksanaan kerja, maka internal auditor akan melakukan analisa untuk kemudian memberikan rekomendasi atau saran kepada kepala cabang. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 30 Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup. Pengetahuan dan keahlian yang dimaksud bukanlah hanya dalam bidang akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian-keahlian lainnya yang relevan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Selain itu, bantuan serta dorongan manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern. Seorang internal auditor harus bersikap independent dalam melakukan kegiatannya agar apa yang ditugaskan memberikan hasil yang tidak memihak kepada kepentingan masing-masing. Walapun internal auditor mempunyai sikap independen namun dalam melakukan pemeriksaan tidak scara langsung ke bagian yang diperiksa. Internal auditor terlebih dahulu memberitahukan kepada pimpinan, objek yang yang diperiksa guna mebicarakan tentang pemeriksaan. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya, ia mempunyai kebebasan terhadap setiap yang diperiksanya dan berhak meminta kepada bagian-bagian yang diperiksanya untuk menyediakan seluruh data-data yang diperlukan dan disertai dengan bukti-bukti pendukung.

F. Laporan Internal Auditor

Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan oleh pimpinan. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan internal auditor Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 yang ditunjang dengan data-data yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil pemeriksaan intern. 31 Laporan pemeriksaan mempunyai tiga tujuan utama. Dalam laporan- laporannya internal auditor harus berupaya untuk : 1. menyampaikan informasi yaitu menceritakan apa yang ditemukan auditor. 2. mendesak yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validitas temuan pemeriksaan. 3. mendapatkan hasil yaitu mendorong manajemen kea rah perubahan dan perbaikan. Jadi, laporan harus menyajikan temuan pemeriksaaan secara jelas dan sederhana. Laporan tersebut harus mendukung kesimpulan dengan bukti-bukti persuasif. Laporan tersebut harus memberikan arah bagi manajemen untuk pengambilan keputusan dengan cara menawarkan rekomendasi-rekomendasi perbaikan. Laporan harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti, sehingga dengan laporan tersebut, pimpinan dapat segera mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus diambil. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu. 1. Laporan yang objektif adalah laporan yang factual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada suatu prasangka. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 32 1 Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemeriksaan akhir terdapat kasalahan atau error, pimpinan audit internal harus mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan tambahan yang menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah menerima laporan akhir sebelumnya. 2 Suatu kesalahan atau error didefinisikan sebagai penulisan suatu pernyataan secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam laporan pemeriksaan akhir, yang tidak disengaja terjadi. 2. Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung. 3. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif. 4. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan. 5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitnya tidak memerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan efektif. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 33 Adapun tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut : 1. Laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan. 2. Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan berlangsung 3. Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk dapat menyusun laporan dengan baik dan agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, maka ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman : 1. Langsung Pembaca mengharapkan penyajian hasil yang terus terang dan berdasarkan fakta. Bila auditor melindungi, mengkualifikasikan atau menutupi, temuan penting akan menjengkelkan pembaca yang mencari kesimpulan dan rekomendasi. 2. Ringkas Kalimat-kalimat harus dibuat secara singkat dan ringkas mengenai ide-ide penting. Penjelasan yang terlalu panjang dan sangat rinci akan membingungkan pembaca. 3. Tepat Setiap laporan harus menggunakan suatu strategi yang tepat untuk informasi yang penting yang disajikan. Bahasa laporan harus kreatif. Kata-kata yang dipilih dan susunannya harus mencerminkan tingkat kepentingan yang bervariasi diantara item yang disajikan. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 34 4. Persuasif Pembaca perlu memperhatikan informasi yang disajikan sebelum mereka termotivasi untuk melakukan tindakan terhadapnya. Laporan audit harus relevan, menggambarkan resiko temuan dan manfaat rekomendasi. 5. Konstruktif Pembaca tidak membaca secara sederhana sekedar untuk menemukan masalah, tetapi lebih jauh untuk mempelajari tindak lanjut pemecahan. 6. Mengundang Perhatian Laporan audit akan mendapat perhatian yang lebih banyak bila ia mengundang untuk dibaca. 7. Tepat Waktu Nilai laporan audit secara langsung berhubungan dengan kecepatan informasi. Dengan kata lain agar supaya laporan dapat dimanfaatkan secara efektif dan memuaskan bagi si penerima laporan maka prinsip penyiapan laporan dapat diperinci menjadi lima prinsip sebagai berikut : 1. Pertanggung jawaban responsibility , ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya. 2. Pengecualian exception ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan harus disusun dan mewujudkan hal-hal yang menyimpang dari ukuran yang ditentukan. 3. Perbandingan figure comparative ialah prinsip yang menghendaki agar laporan perlu ada perbandingan dengan data atau angka-angka lainnya. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 35 4. Makin ringkas untuk tingkat yang lebih tinggi increasingly summary ialah laporan harus semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi. 5. Komentar interpretative commentary ialah laporan harus memuat komentar dari pihak yang memberi laporan sehingga hal-hal yang penting dapat segera diperhatikan dan diketahui. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian dilakukan di PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, Jl. Gunung Krakatau Ujung No. 100 Medan dimulai dari tanggal 10 September 2007. B. Jenis Data 1. Data Primer Data primer adalah jenis data yang berhubungan langsung dengan perusahaan yang hendak diteliti penulis, data ini bersumber dari perusahaan yang diteliti. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis, data ini dapat berupa teori-teori dari ahli-ahli dan dapat berasal dari sumber lain, misalnya buku-buku. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Wawancara Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan khususnya bagian yang berkaitan dengan penelitian. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 36 37 2. Teknik Observasi Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian di perusahaan yang hendak diteliti penulis. 3. Teknik Dokumentasi Melakukan penelitian terhadap bahan-bahan tulisan perusahaan dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian. D. Teknik Analisa Data 1. Metode Deskriptif Yaitu data yang diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian ini dpat terungkap secara objektif 2. Metode Komparatif Yaitu membandingkan antara teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan masalah yang dihadapi langsung oleh perusahaan. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN