Peranan dan Kedudukan Auditor Internal dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern pada PT Indosat Tbk Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PERANAN DAN KEDUDUKAN AUDITOR INTERNAL DALAM MENINGKATKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PT

INDOSAT TBK MEDAN

OLEH :

NAMA : SARI WULANDARI

NIM : 050503237

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu SyaratUntuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Peranan dan Kedudukan Auditor Internal dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern pada PT Indosat Tbk Medan” adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 06 Januari 2010 Yang membuat pernyataan, SARI WULANDARI NIM : 050503237


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kekuatan yang diberikan-Nya kepada Penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi yang disusun oleh penulis yaitu : “Peranan dan Kedudukan Auditor Internal dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern pada PT Indosat Tbk Medan”.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dari segi isi maupun penyajiannya yang diakibatkan oleh keterbatasan yang dimiliki Penulis. Namun demikian, Penulis akan berusaha untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik di masa mendatang.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya pada seluruh pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Naleni Indra, MM., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan serta penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Syahrizal dan Nur Bintang Harahap selaku orang tua Penulis yang telah rela mengorbankan seluruh jiwa dan raga yang ada demi kehidupan Penulis, dan juga telah memberikan motivasi yang sangat membantu bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dalam kehidupan kita semua.

Medan, 06 Januari 2008 Penulis,

Sari Wulandari 050503237


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan audit internal dalam meningkatkan sistem pengendalian intern pada perusahaan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan menunjukkan bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan system pengendalian intern pada perusahaan. Kedudukan audit internal berada dibawah Direksi, sehingga penilaian terhadap pengendalian dilakukan dengan objektif dan independen. Laporan audit mengungkapkan kelemahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan akan semakin baik di masa yang akan datang.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to recognize the role of audit intern in company to increase internal control system.

This research use descriptive method. Data type that used are primary data and secondary data, data collecting technique that used are by interviews, documentation, and literature.

The results of this research that can be conclude expressed that the role of audit intern is very useful to increase the internal control system. The position of audit intern department is below of Director so that appraisal to control is done objectively and independent. Audit report expressed the weakness, recommendation of repair, and success which has been reached so that internal control system perform can improve in the next period.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern ... 5

B. Fungsi dan Tujuan Audit Intern ... 8

C. Pengendalian Intern ... 12

D. Independensi Audit Intern ... 19

E. Laporan Audit Intern ... 25

F. Tinjauan Peneliti Terdahulu...28


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Jenis Data ... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Metode Analisis Data ... 32

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 33

a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

2. Fungsi dan Tujuan Audit Internal ... 50

3. Prosedur Audit Internal ... 57

4. Independensi Audit Internal ... 60

5. Laporan Audit Internal ... 66

B. Analisis Hasil Penelitian ... 67

1. Kedudukan Audit Internal ... 67

2. Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern ... 70


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Internal Audit Department (IAD)

Berada Dibawah Direktur Keuangan 22

Gambar 2.2 Internal Audit Department (IAD)

Berada Dibawah Direktur Utama 23

Gambar 2.3 Internal Audit Department (IAD)


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT INDOSAT,

Tbk Medan 76

Lampiran 2 Struktur Organisasi Internal Audit 77


(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan audit internal dalam meningkatkan sistem pengendalian intern pada perusahaan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan menunjukkan bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan system pengendalian intern pada perusahaan. Kedudukan audit internal berada dibawah Direksi, sehingga penilaian terhadap pengendalian dilakukan dengan objektif dan independen. Laporan audit mengungkapkan kelemahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan akan semakin baik di masa yang akan datang.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to recognize the role of audit intern in company to increase internal control system.

This research use descriptive method. Data type that used are primary data and secondary data, data collecting technique that used are by interviews, documentation, and literature.

The results of this research that can be conclude expressed that the role of audit intern is very useful to increase the internal control system. The position of audit intern department is below of Director so that appraisal to control is done objectively and independent. Audit report expressed the weakness, recommendation of repair, and success which has been reached so that internal control system perform can improve in the next period.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada di perusahaan secara maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu mengusahakan agar jumlah laba yang diperoleh terus meningkat dari tahun-ketahun merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan atau keberhasilan sebuah perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan suatu sistem pengendalian untuk mengawasi secara terus-menerus terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan.

Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan akan semakin kompleks sehingga terasa sulit bagi pihak manajemen untuk mengadakan pengawasan langsung terhadap seluruh operasi perusahaan. Namun, diperlukan pengawasan langsung terhadap seluruh operasi perusahaan secara efektif.

Pihak manajemen dapat membentuk suatu departemen audit intern yang diberi wewenang untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pengendalian intern perusahaan. Struktur pengendalian intern dimaksudkan untuk


(15)

akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.

Audit intern merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan agar tercipta suatu bentuk pengendalian yang dapat membuat perusahaan terhindar dari kecurangan-kecurangan yang dapat terjadi di perusahaan dan juga dapat mengetahui apa saja risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Hal ini akan semakin mempermudah perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga seiring dengan hal itu dapat pula tercapai tujuan-tujuan perusahaan.

Perusahaan juga memerlukan aktivitas audit intern dalam kegiatan usahanya. Hal ini diupayakan agar menciptakan perusahaan yang sehat dan agar dapat melakukan pencegahan secara dini atas masalah yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Aktivitas audit intern yang konsisten akan mendorong peningkatan efisiensi operasional dan efektivitas usaha sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pada PT Indosat Tbk yang berkedudukan di Medan, propinsi Sumatera Utara merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Negara Qatar. Dilihat dari segi kepemilikan modalnya, perusahaan ini berbentuk perseroan tertutup. PT Indosat merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang telekomunikasi. Umumnya perusahaan yang telah maju, telah menyelenggarakan staf pemeriksaan intern, secara ideal. Pengendalian intern harus ada dan dilaksanakan dengan baik, selalu dimonitori atau diawasi serta disesuaikan dengan kemajuan dan keadaan perusahaan saat itu.


(16)

Pentingnya pelaksanaan fungsi dan peran auditor intern sebagai upaya tercapainya sistem pengendalian yang baik dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dengan berhasil dan berdaya guna maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi mengenai “ Peranan dan Kedudukan Auditor Internal Dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern Pada PT Indosat Tbk Medan“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi ini. Adapun perumusan masalah tersebut adalah :

a. apakah Auditor Internal sesuai dengan kedudukannya dapat berperan dalam upaya meningkatkan sistem pengendalian intern perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui apakah fungsi Auditor Internal pada PT Indosat Tbk Medan sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan,

2. untuk mengetahui apakah Auditor Internal sesuai dengan kedudukannya dapat berperan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern perusahaan.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pelaksanaan audit intern di lapangan dan membandingkannya dengan berbagai teori terkait yang pernah dipelajari, 2. bagi perusahaan, penelitian ini memberikan sumbangan dan masukan

berupa saran dalam pelaksaan audit intern untuk menerapkan pengendalian yang baik dan sesuai dengan praktek yang ada di lapangan,

3. bagi pembaca dan pihak lain, penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi dan panduan dalam melanjutkan penelitian di masa yang akan dating


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern

Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing.

Guy (2002:5) telah mendefinisikan audit sebagai berikut :

Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.


(19)

tanggung jawab di antara kedua kelompok auditor tersebut sangat berbeda satu sama lain. Seorang auditor internal bekerja pada perusahaan, lembaga pemerintahan, atau perusahaan nirlaba, sedangkan auditor eksternal bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Meskipun pihak yang melakukan audit intern merupakan bagian dari organisasi yang diaudit itu sendiri, tetapi pelaksanaan audit intern harus tetap obyektif dan independen dari aktivitas yang diaudit. Auditor internal umumnya melapor kepada manajer senior atau dewan direksi, sedangkan auditor eksternal hanya memiliki struktur pelaporan yang terbatas kepada kantor akuntan tempat auditor tersebut bekerja dan pihak ketiga (kreditor dan investor).

Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit intern secara baik, berikut ini akan dikutip beberapa definisi audit intern. Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors – IIA) dikutip oleh Messier (2005:514), mendefenisikan audit internal sebagai berikut :

Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit intern ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola.

Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit intern secara


(20)

independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi.

Sawyer (2005:10) mengemukakan definisi audit internal yang menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai berikut :

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :

1. informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan,

2. risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi,

3. peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa diterima telah diikuti,

4. kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi,

5. sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan

6. tujuan organisasi telah dicapai secara efektif --semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol.

Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka peran audit intern menjadi semakin penting untuk mengawasi perusahaan secara independen.


(21)

Definisi lain menurut Agoes (2004:221) mengenai audit intern sebagai berikut :

Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Definisi di atas menunjukkan bahwa audit intern telah mengalami perkembangan. Lingkup audit intern tidak lagi hanya terbatas melakukan pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain.

Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep audit intern telah mengalami perubahan. Peranan audit intern sebelumnya hanya sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini audit intern dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut.

B. Fungsi dan Tujuan Audit Intern

Perusahaan perkebunan memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit intern menjadi semakin


(22)

penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit intern bagi manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Di dalam perusahaan, audit intern merupakan fungsi staff, sehingga tidak memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang sifatnya di luar kegiatan pemeriksaan. Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.

• Perumusan fungsi audit intern dalam perusahaan biasanya menyangkut sistem pengendalian manajemen, ketaatan, pengungkapan penyimpangan, efisiensi dan efektivitas, manajemen risiko, dan proses tata kelola (good corporate governance). Fungsi audit intern menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat terbantu oleh fungsi audit intern untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan.


(23)

Sawyer (2005:32) menyebutkan fungsi audit intern bagi manajemen sebagai berikut :

1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.

2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. 3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. 4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5. Membantu proses pengambilan keputusan.

6. Menganalisis masa depan – bukan hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :

1. menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal

2. memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen

3. memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan

4. memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya


(24)

5. menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.

6. menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar audit intern dapat terlaksana efektif dalam membantu manajemen dengan memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah :

1. Internal audit department harus mempunyai kedudukan independen dalam organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang diperiksanya.

2. Internal audit department harus mempunyai uraian tugas tertulis yang jelas sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.

3. Internal audit department harus pula memiliki internal audit manual yang berguna untuk :

a) mencegah terjadi penyimpangan pelaksanaan tugas

b) menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance c) memberi keyakinan bahwa hasil akhir internal audit department telah

sesuai dengan requirement kepala audit intern.

4. Harus ada dukungan kuat dari top management kepada Internal audit department, dukungan tersebut dapat berupa :

a) penempatan Internal audit department dalam posisi yang independen b) penempatan audit staf dengan gaji yang menarik


(25)

c) penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca, mendengarkan dan mempelajari laporan–laporan Internal audit department dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan

5. Internal audit department harus memiliki sumber daya yang profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi.

6. Internal audit department harus dapat bekerja sama dengan akuntan publik. Hasil kerja satuan audit intern bisa mempercepat dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.

Fungsi audit internal yaitu melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, fungsi audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal, yang mencakup

governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.

C. Pengendalian Intern

Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem. Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk


(26)

memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, seperti memproduksi barang yang memenuhi standard biaya, kualitas, dan jadwal. Yang lainnya adalah sistem kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem kontrol tersebut terdiri aras prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan tercapai. Kontrol meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen.

Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya memahami sistem operasi; dan kalaupun mereka memahami, mereka mungkin tidak bisa menilai secara objektif. Tetapi auditor internal dididik untuk bisa mengevaluasi sistem kontrol secara objektif. Audit intern yang merupakan alat bantu pengendalian manajemen (managerial control) dan melakukan kegiatan penilaian bebas terhadap semua kegiatan perusahaan harus selalu dalam keadaan dinamis dan aktif. Dalam rangka itu auditor intern dapat menyusun pengendalian intern yang baik dan tepat, mengadakan pengawasan pelaksanaannya, mengukur dan menilai serta memberi saran-saran perbaikan dan komentar-komentar yang sangat diperlukan oleh manajemen. Manajemen yang berkepentingan langsung terhadap pengendalian intern dan audit intern harus sadar dan terbuka atas temuan (hasil) audit dan saran-saran perbaikan yang diberikannya dan melakukan tindakan segera apa yang harus diperbaikinya. Dengan demikian adanya dengan sistem pengendalian intern yang selalu dinilai, dievaluasi akan menghasilkan suatu “keluaran” atau output seperti yang diharapkan atau direncanakan manajemen.


(27)

Untuk lebih memahami tentang pengendalian intern dengan baik, maka berikut akan dijelaskan pengertian, tujuan, dan komponen dari pengendalian intern.

Romney (2006 : 229) mendefinisikan “Pengendalian internal (internal

control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk

menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.

Pengendalian intern yang dilakukan membantu manajemen dalam mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan tanggung jawab direksi dan manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian intern di dalam perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalam merumuskan model pengendalian intern yang sesuai untuk dijalankan perusahaan.

Ikatan Auditor Internal (Institue of Internal Auditors – IIA), yang dikutip oleh Sawyer (2003:59), mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut :

…..setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kontrol bisa bersifat preventif (untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan), detektif (untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang tidak diinginkan yang telah terjadi), atau direktif (untuk menyebabkan atau mengarahkan terjadinya hal yang diinginkan). Konsep sistem kontrol merupakan gabungan komponen kontrol yang terintegrasi dan aktivitas-aktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasarannya.

Definisi di atas membahas mengenai pengendalian intern yang sering juga disebut kontrol, menggambarkan bahwa pengendalian intern dalam perusahaan mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian


(28)

intern yang baik akan meningkatkan kemungkinan dapat dicegah, diketahui, diungkapkan, dan diselesaikannya kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.

Hartadi (1999 : 3) mendefinisikan sistem pengendalian intern sebagai berikut :

Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

Menurut Hall (2001 : 150), sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu :

1. untuk menjaga aktiva perusahaan

2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi.

3. untuk mempromosikan efisiensi perusahaan.

4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Pengendalian intern yang baik dapat dilihat dari komponen yang dimilikinya. Adapun lima komponen pengendalian intern adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian mempengaruhi kesadaran akan pentingnya pengendalian dari orang-orang sekitarnya dan merupakan pondasi bagi keempat elemen lainnya, yang menyediakan kedisiplinan dan struktur. Lingkungan pengendalian ini merupakan komponen yang amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain . Faktor yang berpengaruh


(29)

1. Nilai integritas dan etika. Manajemen dapat memiliki pegangan dalam melaksanaan tugasnya melalui integritas dan etika yang membentuk suatu standar moral dan prilaku.

2. Komitmen kepada kompetensi. Manajemen harus mempertimbangkan kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam menugaskan karyawannya.

3. Filosofi manajemen dan gaya operasional. Dalam setiap menjalankan tugas dan fungsinya, manajemen percaya akan pentingnya pengendalian intern dan berusaha mengaplikasikannya dengan efektif. Kepercayaan akan pentingnya pengendalian akan membentuk gaya operasioanal yang akan mengkomunikasikan kesadaran akan pengendalian tersebut.

4. Partisipasi dewan direksi dan komite audit. Pemegang saham melakukan kontrol atas manajemen melalui fungsi dewan direksi dan komitenya. Dewan direksi dan komitenya ikut memberikan saran kepada manajemen, serta mengawasi pengendalian internal. 5. Pemberian otoritas dan tanggung jawab. Pemberian otoritas dan

tanggung jawab dipengaruhi oleh struktur organisasi. Setiap bagian perusahaan harus memahami bagaimana mereka dapat memberi kontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan melalui otoritas dan tanggung jawab yang diberikan. Dengan demikian tujuan


(30)

perusahaan harus dapat dipahami dengan jelas pula oleh setiap personel.

6. Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia. Pada dasarnya sumber daya manusia merupakan unsur kunci dalam pelaksanaan pengendalian. Sumber daya manusia yang digunakan haruslah memiliki kemampuan yang sesuai dengan tugas yang diberikan. 2. Penilaian Resiko

Penilaian resiko merupakan proses identifikasi dan analisis resiko yang berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan entitas, sebagai dasar dalam manajemen resiko yang dilakukan. Proses penilaian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi perubahan internal dan eksternal dan tindakan yang terkait yang mungkin diperlukan. Dengan demikian dapat dievaluasi kemungkinan adanya pelaksanaan operasional yang tidak sesuai.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu manajemen untuk menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan sesuai fungsi dari masing-masing tingkatan organisasi. Aktivitas pengendalian yang dapat dilakukan antara lain : pemisahan tugas, pengendalian pemrosesan informasi, pengendalian fisik, dan review kerja.

4. Informasi dan Komunikasi


(31)

dapat melaksanakan tanggung jawabnya.informasi dan komunikasi penting dalam proses pemahaman individu tentang peran dan tanggung jawabnya dalam pengendalian.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Tindakan perbaikan yang mungkin diperlukan juga dapat dilakukan. Meskipun keseluruhan komponen pengandalian intern tersebut telah berjalan dengan baik, namun tidak menjamin bahwa penyimpangan dan kecurangan tidak terjadi sama sekali. Pengendalian yang dirancang dan diaplikasikan sedemikian rupa pun tetap saja terdapat kemungkinan kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang berkesempatan melakukan penyelewengan. Pengendalian yang baik dapat dirusak, baik karena kolusi pegawai atau penolakan manajemen. Di sisi lain, pengendalian yang bagus bisa jadi terlalu bagus. Lebih banyak biaya yang dikeluarkan dibandingkan kerugian yang ingin dikendalikan. Pengendalian bisa jadi berlebihan, atau bisa terlalu kaku sehingga membatasi imajinasi, inisiatif, dan inovasi karyawan. Oleh sebab itu, auditor internal harus menelaah kontrol internal menggunakan cara pandang manajemen serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan, risiko, dan kondisi.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai pengendalian intern perusahaan maka jelaslah bahwa pengendalian tersebut harus berjalan sebaik-baiknya demi tercapai tujuan perusahaan. Untuk menentukan


(32)

sampai di mana pengendalian intern perusahaan dapat dipercaya telah memadai, maka manajemen memerlukan peran internal auditor untuk menilainya.

Agar dapat berjalan dengan baik maka pelaksanaan pengendalian dalam perusahaan memerlukan komitmen dari semua pihak. Narotama dan Wirawan (2004 : 30) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian cukup baik ditandai dengan beberapa ukuran sebagai berikut :

1. semakin berkurangnya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi dan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan 2. semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah yang

dihadapi oleh satuan pengawas internal

3. laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu 4. meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.

D. Independensi Audit Intern

Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi perusahaan.

Agoes (2004:227), mengemukakan bahwa independensi internal auditor antara lain tergantung pada :

1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.

2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.

Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.


(33)

Kedudukan departemen audit intern di dalam perusahaan akan menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen audit internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit.

Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai bila departemen audit internal mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris.

Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut :

1. Internal auditor berada di bawah direktur keuangan.

2. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf dari direktur utama.

3. Internal auditor merupakan staf dewan komisaris.

Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja audit intern itu


(34)

sendiri. Untuk itu tersedia sedikit penjelasan mengenai tiga alternatif kedudukan diatas yaitu:

1. Berada di bawah Direktur Keuangan.

Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi.

2. Berada dibawah Direktur Utama.

Menurut sistem ini staf internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat internal auditor.

3. Berada dibawah Dewan Komisaris.

Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi


(35)

Apabila posisi atau kedudukan internal auditor itu digambarkan dalam skema maka letak kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

GAMBAR 2.1

Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Direktur Keuangan Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor

Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243. RUPS

DEWAN KOMISARIS

DIRUT

DIR. KEU

BAGIAN AKUNTANSI

BAGIAN


(36)

GAMBAR 2.2

Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Direktur Utama Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor

Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243. RUPS

DEWAN KOMISARIS

DIRUT

IAD

DIR. KEU

BAGIAN AKUNTANSI

BAGIAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN


(37)

GAMBAR 2.3

Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Dewan Komisaris Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor

Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243. RUPS

DEWAN KOMISARIS

DIRUT

IAD

DIR. KEU

BAGIAN AKUNTANSI

BAGIAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN


(38)

Audit intern yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit bagi seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang diperiksanya.

Sebagai penilai independen tentang kecukupan pengendalian intern perusahaan, audit intern hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangan dan implementasi pengendalian intern adalah manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian audit intern terhadap pengendalian intern tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam perencanaannya.

E. Laporan Audit Intern

Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi laporan audit internal menurut Boynton dkk (2003:494) yaitu:

a. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal. b. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada

tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.


(39)

d. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan bila tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.

e. laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.

f. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit.

g. direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.

Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang di dalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut:

1. laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan 2. menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan 3. sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap

penyimpangan yang terjadi.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang disampaikan haruslah memiliki unsur-unsur berikut ini:

1. Objektif

Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya.

2. Clear (jelas)

Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan


(40)

jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya.

3. Ringkas

Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

4. Membangun (konstruktif)

Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengupayakan peningkatan operasi.

5. Tepat waktu

Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan yang tepat waktu.

Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas laporan (review) adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan audit internal. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memastikan kebenaran dan kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak lanjut agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan. Untuk itu


(41)

menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi hambatan pelaksanaanya, dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.

TINJAUAN PENELITI TERDAHULU

Dari tinjauan pusataka di atas saya mengacu kepada dua peneliti terdahulu yang disajikan pada table berikut ini:

Nama Judul Rumusan Masalah Metode

Penelitian Hasil Penelitian Herlina Sitorus (2006) Internal Auditor dan peranannya bagi tercapainya pengawasan yang terbaik pada PT.BRI cabang tanjung Balai

• Apakah fungsi internal auditor pada PT.BRI cabang Tanjung Balai sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam usaha peningkatan efesiensi operasi perusahaan • Bagaimana internal auditor itu sendiri sesuai dengan kedudukannya dapat berperan dalam upaya tercapainya pengawasan yang baik pada PT. BRI cabang Tanjung Balai Metode deskriptif Fungsi internal auditor pada PT. BRI cabang Tanjuyng Balai telah berjalan dengan baik karena pihak manajemen telah mengerti pentingnya keberadaan internal auditor


(42)

Tengku Rifki Fauzan ( 2007) Analisa Fungsi dan Peranan Internal Auditor pada PT. BNI ( Persero) Tbk. Cabang Belawan

Apakah fungsi internal auditor telah diterapkan dalam menilai manajemen operasional pada PT. BNI (persero) Tbk. Cabang Belawan Metode Diskriptif Fungsi Internal Auditor pada PT. BNI (Persero) Tbk. Cabang Belawan dapat berjalan dengan baik dalam menunjang sistem pengawasan intern yang berlangsung dengan optimal

1. Penalitian yang dilakukan oleh Herlina Sitorus(2006) dengan judul “Intrnal Auditor dan Peranannya bagi Tercapainya Pengawasan Terbaik pada PT BRI cab. Tanjung Balai” mempunyai hasil bahwa fungsi auditor internal pada PT BRI cab. Tanjung Balai telah berjalan baik karena pihak manajemen telah mengerti pentingnya kebaradaan internal auditor.

2. Penelitian kedua oleh T. Rifki Fauzan dengan judul “Analisa Fungsi dan Peranan pada PT BNI (Persero) Tbk cab. Belawan” mempunyai hasil bahwa fungsi auditor pada PT BNI (Persero) Tbk cab. Belawan dapat berjalan dengan baik dalam menunjang sistem pengawasan intern yang berlangsung dengan optimal.


(43)

G. Kerangka Konseptual

PT Indosat Tbk Medan menerapkan fungsi audit intern dengan membentuk bagian Audit Intern. Secara berkesinambungan audit intern melakukan aktivitas pengawasan dan penilaian pengendalian intern yang ada dalam perusahaan serta memberikan rekomendasi atas kelemahan yang ditemukan. Rekomendasi kemudian diberikan kepada pihak manajemen agar dapat menjadi masukan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern, sehingga sistem pengendalian intern yang diterapkan perusahaan menjadi semakin baik di masa-masa yang akan datang.

Auditor Internal PT INDOSAT

Medan

Manajeman

Sistem Pengendalian


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain :

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif yaitu dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian, sehingga hanya merupakan pengungkapan fakta.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi antara lain data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang mana data tersebut masih perlu diolah oleh penulis. Data ini berupa hasil wawancara dengan pimpinan auditor internal untuk regional sumbagut dan sumbagsel besrta beberapa staff audit internal.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah diolah, seperti struktur organisasi perusahaan, sejarah perusahaan, dan


(45)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. 1. Wawancara

Teknik wawancara yaitu dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian seperti Kepala Bahagian Internal Audit, Staff Internal Audit, serta Staff Bahagian Umum.

2. Observasi

Teknik observasi yaitu dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data yang jelas berkaitan dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode analisa data dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisa sehingga memberikan keterangan sesuai dengan masalah yang dihadapi.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dimulai oleh penulis pada bulan Desember 2009 sampai dengan selesai, yang dilakukan di PT. Indosat Tbk Jalan Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero), adalah sebuah perusahaan penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Mentari, Matrix, IM3, StarOne). Saat ini, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah: Publik (45,19%), Qatar Telecom QSC (40,37%), serta Pemerintah Republik Indonesia (14,44%), termasuk saham Seri A. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Saham Singapura, serta Bursa Saham New York

Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing dan memulakan operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan telekomunikasi internasional seperti SLI dan layanan transmisi televisi antarbangsaa

PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Ia mulai beroperasi pada tahun 1994 sebagai


(47)

ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix. Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta,Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya.

Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat k kembali menjadi PMA. Pada bulan Indosat mengakuisisi PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha. Penjualan 41,94% saham Indosat tersebut menimbulkan banyak kontroversi. Pemerintah RI terus berupaya untuk membeli kembali (buyback) saham Indosat tersebut agar pemerintah menjadi pemegang saham yang mayoritas


(48)

dan menjadikan kembali Indosat sebagai BUMN, namun hingga kini upaya pemerintah tersebut belum terealisasi akibat banyaknya kendala. Pada tanggal 1 Maret 2007 STTC menjual kepemilikan saham Indosat sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom.

Layanan

Layanan seluler bagi Indosat merupakan jenis layanan yang memberikan penerimaan paling besar, yakni hingga mencapai 75% dari seluruh penerimaan pada tahun 2006. Berdasarkan data tahun 2006, Indosat menguasai 26,9% pasar operator telepon seluler GSM (yakni melalui Mentari dan IM3) dan 3,7% pasar operator CDMA (melalui StarOne).

Seluler GSM

• Mentari, kartu prabayar GSM untuk pengguna umum.

• Matrix, kartu pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan umum. • Matrix Auto, kartu prabayar-pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif

dan umum.

• IM3, kartu prabayar dan pascabayar GSM untuk pengguna muda-mudi dan umum.


(49)

Matrix (The Freedom to be You)

• Jaringan Satelindo (kini Indosat) • Kapasitas : 64 Kilobytes

• Voltase: 3 Volt atau 5 Volt • Memory SMS : 30 SMS

• Memory Phone Book : 550 nomor • GSM Phase 2+

• GSM 900/1800 • 3,5G

• Personalized PIN/PUK

• Menu Browser Satelindo@ccess/ Matrix-Centro

Mentari (Lengkap Melengkapi Hidup)

• Jaringan Satelindo (kini Indosat) • Kapasitas : 16Kb,32Kb


(50)

• Memory SMS : 35,30 SMS • Memory Phone Book : 250 nomor • GSM 900/1800

• 3,5G

• Menu Browser Satelindo@ccess hanya untuk 32Kb

IM3 (No Limits)

• Prabayar

• Jaringan Isat-M3 dan Satelindo (kini satu jaringan Indosat) • Kapasitas : 64 Kilobytes dan 32 Kilobytes

• Voltase: 3 Volt atau 5 Volt • Memory SMS : 20 SMS

• Memory Phone Book : 250 nomor • GSM 900/1800

• 3,5G

• Personalized PIN/PUK


(51)

Seluler CDMA

• StarOne (prabayar dan pascabayar), fixed wireless CDMA

Fixed Telecomm

IDD 001, Sambungan Langsung Internasional (premium) IDD 008, Sambungan Langsung Internasional (tarif hemat) GlobalSave (Layanan VoIP)

Indosat Phone (iPhone), layanan telepon tetap

Indosat Flat Call 01016, sambungan telepon internasional via VoIP

Global Corporate Services

• Indosat World Link, layanan sirkit sewa internasional • Indosat Domestic link, layanan sirkit sewa domestik

• Indosat Frame Net, layanan sirkit sewa berteknologi Frame Relay • Indosat IPVPN, layanan sirkit sewa dengan teknologi IPVPN

• Indosat MPLS, layanan terbaru berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS

Kantor Pelayanan Indosat

Indosat yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan multimedia di Indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk perkara


(52)

pertanyaan seputar telekomunikasi (seluler, SLI, dll), pengaduan, panduan berlangganan, pembelian kartu perdana prabayar GSM/ CDMA/ kartu prabayar internet atau voucer isi ulang, dan/ atau pembayaran tagihan, dll langsung di tempat. Indosat menyediakan kantor pelayanan Indosat (Satelindo Direct dan Galeri Indosat-M3) yang sekarang sudah menjadi Galeri Indosat yang sudah banyak tersedia di hampir seluruh wilayah Indonesia.Galeri Indosat dibagi dalam regional, seperti regional Jabodetabek & Banten, Sumatra bagian utara, Sumatra bagian selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, dan Indonesia timur.

Lain-lain

• Lintasarta, layanan jaringan komunikasi data dan internet dedicated • IndosatM2, layanan internet, Wi-Fi, dan HotSpots

Anak perusahaan

• PT Aplikanusa Lintasarta

• Indosat Finance Company, B. V. (IFB)

• Indosat International Finance Company, B. V. (IIFB) • Indosat Singapore, Pte. Ltd. (ISP)

• Acasia Communications, Sdn. Bhd. (Acasia) • ASEAN Cableship, Pte. Ltd. (ACPL)

• ASEAN Telecom Holdings, Sdn. Bhd. (ATH) • StarOne Mitar Telekomunikasi (SMT)


(53)

Bekas anak perusahaan

Anak perusahaan yang dibubarkan

• PT Satlit Palapa Indonesia (PT Satelindo)- Dimerger dengan Indosat. • PT Indosat Multimedia Mobile (PT IM3)- Dimerger dengan Indosat. • PT Bimagraha Telekomindo - Dimerger dengan Indosat.

Anak perusahaan yang dilepas

• PT Telekomunikasi Selular (PT Telkomsel)- Telkomsel awalnya merupakan kepemilikan silang PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Indosat, Bimagraha, dan Deutsche Telekom Asia. Pada tahun 2001 35% saham Telkomsel yang dimiliki Indosat dibeli oleh Telkom sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

PT Indosat Tbk merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi, yang visi utamanya adalah menawarkan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi yang lengkap dan berkualitas PT Indosat Tbk memiliki struktur organisasi dimana jabatan tertinggi dipegang oleh Group Head Northern Sumatera Region yang secara langsung membawahi internal audit.. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi menggambarkan


(54)

hubungan, wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan yang ada dalam organisasi tersebut untuk melaksanakan kegiatannya ke arah tercapainya tujuan perusahaan.

Struktur organisasi pada umumnya disusun dengan tujuan untuk mendapatkan sistem kerjasama yang baik antara pegawai perusahaan tersebut. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya struktur organisasi adalah :

1) memperinci tugas masing-masing bagian sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan penumpukan tugas di suatu bidang

2) mempermudah pelaksanaan tugas atau pekerjaan 3) mempermudah pengawasan oleh atasan

4) mempermudah jalinan kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang telah direncanakan.

Struktur organisasi memperjelas pembagian wewenang, tanggung jawab, dan penempatan pegawai sesuai dengan keahlian dan kecakapan masing-masing.Suatu organisasi yang terbaik tercermin dengan adanya penentuan kekuasaan (authority) dan pembagian tugas yang tegas. Hal ini berarti orang yang bekerja di dalamnya akan tahu tugasnya masing-masing, hubungan kerja yang cukup jelas dan adanya hubungan vertikal dan horizontal yang baik antara segmen organisasi yang terkait.

Untuk lebih jelasnya, kedudukan tugas dan fungsi dapat dilihat dari struktur organisasi PT Indosat Tbk Medan seperti yang terlampir pada bagian


(55)

Adapun tanggung jawab dan wewenang (job description) dari masing- masing bagian diuraikan di bawah ini:

Dewan Komisaris dan Direksi

Sebagai perseroan terbatas di Indonesia, PT Indosat Tbk menggunakan struktur dua dewan, yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang masing-masing memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsi terkait seperti ditetapkan dalam Anggaran Dasar, undang-undang serta peraturan yang berlaku. Dewan Komisaris bertindak sebagai badan pengawas dan pemantau secara keseluruhan dengan fungsi-fungsi utamanya antara lain:

1. menelaah rencana pengembangan, 2. menelaah dan menyetujui anggaran, 3. memonitor kinerja rencana kerja,

4. memberikan rekomendasi bagi RUPS sehubungan dengan penunjukan akuntan publik yang akan memeriksa kondisi keuangan perusahaan

Sedangkan Direksi memainkan peran penting dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik. Mereka bertanggung jawab untuk :

1. menetapkan strategi perusahaan

2. mengembangkan kebijakan yang menunjukkan arah perusahaan 3. memimpin, menugaskan dan mengelola operasional bisnis sehari-hari

Direksi menjalankan tugas mereka dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Untuk menghindari benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak diperbolehkan memegang jabatan lain yang dapat menimbulkan


(56)

benturan kepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perusahaan telah mendefinisikan wewenang direksi bagi setiap kebijakan yang relevan. PT Indosat Tbk memiliki keyakinan bahwa dengan adanya pembagian wewenang yang jelas, akan tercipta akuntabilitas serta level komitmen yang baik dari setiap anggota Direksi dalam memenuhi tanggung jawab dan tugas mereka.

Corporate Secretary

Corporate Secretary memiliki peranan penting untuk memastikan aspek keterbukaan dari perusahaan. Dalam struktur organisasi Perusahaan, Corporate Secretary bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama dan bertanggung jawab dalam menangani hubungan dengan Corporate Secretary juga mengepalai Komite Keterbukaan Informasi yang dibentuk untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi perusahaan dilaksanakan dengan akurat dalam segala hal, termasuk mempertahankan kepatuhanterhadap peraturan pasar modal. investor, publik dan pihak-pihak internal serta menangani data-data perusahaan.

Division Head Investor Relation

Ditetapkannya Divisi Investor Relations di bawah Group Corporate

Secretary lebih lanjut menunjukkan bahwa Perusahaan menekankan akses

informasi yang setara dan merata dibawah satu komando. Dengan struktur ini, informasi yang sama disebar kepada seluruh pemegang saham melalui berbagai saluran dan media komunikasi. Secara reguler, segera setelah penyampaian


(57)

(Bapepam&LK) dan USSEC, Perusahaan mengadakan konferensi jarak jauh (conference call) untuk mengkomunikasikan perkembangan operasional dan keuangan perusahaan. Conference call tersebut terselenggara dan dapat diakses oleh pemegang saham dan investor melalui akses langsung webcast.

Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugas pengawasannya,Dewan Komisaris didukung oleh tiga Komite yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi dan KomiteManajemen Risiko. Setiap Komite memiliki ketentuan masing-masing yang menetapkan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana telah disetujui oleh Dewan Komisaris.

Komite Audit

Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menelaah informasi keuangan Perusahaan sebelum diterbitkan serta memantau laporan penilaian audit internal kepada komite termasuk Dewan Komisaris dalam hal risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan

Peran Komite Audit

Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya dalam konteks meyakinkan bahwa :

1. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan telah memenuhi ketentuan termasuk diterapkannya Standar Akuntansi yang sesuai.

2. Risiko usaha telah dikelola dengan baik dan sistem pengendalian internal telah dilaksanakan secara memadai, serta


(58)

3. Aktivitas usaha telah dilaksanakan dengan beretika dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tugas-tugas tersebut dilaksanakan melakukan interaksi yang intensif dengan Direksi, manajemen dan auditor internal serta auditor eksternal. Komite Audit tidak menduplikasi pekerjaan pihak-pihak tersebut tetapi mengandalkan sepenuhnya pada informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak terkait tersebut. Berkaitan dengan hal yang dikemukakan di atas, perlu ditegaskan bahwa Direksi bertanggung-jawab sepenuhnya atas penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan yang berlaku, kecukupan dalam pengelolaan risiko, dan keandalan dari sistem pengendalian internal serta kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku. Sedangkan auditor internal dan auditor eksternal bertanggung-jawab atas pelaksanaan auditnya. Komite Audit membahas dan mengkaji perencanaan audit auditor internal dan auditor eksternal dan secara berkala membahas temuan-temuan mereka. Pada saat finalisasi audit laporan keuangan, auditor eksternal menyampaikan isu-isu signifikan yang ditemui dalam pelaksanaan auditnya dan membahasnya dengan Komite Audit.

Salah satu fokus utama Komite Audit adalah upaya untuk meningkatkan kinerja Auditor Internal, upaya ini dilaksanakan antara lain dengan:

1. Menyarankan agar fungsi auditor internal dikaji oleh konsultan independen.


(59)

2. Mendorong perubahan dalam pendekatan audit dari pendekatan konvensional yang lebih cenderung bersifat compliance audit menjadi pendekatan audit yang berbasis risiko serta lebih bersifat mitra bagi manajemen.

3. Memonitor kemajuan terlaksananya kedua hal diatas secara periodik.

Komite Remunerasi

Komite Remunerasi bertanggung jawab untukmemberikan saran kepada Dewan Komisaris dalamhal remunerasi, bonus, dan tunjangan untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

Komite Manajemen Risiko

Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris dalam menyusun kebijakan yang menyangkut penelaahan dan manajemen risiko. Kebijakan tersebut menekankan pelaksanaan yang efektif atas proses manajemen risiko dan menjadi pedoman bagi pengelolaan perusahaan yang penuh kehati-hatian atas risiko-risiko utama Perusahaan. Komite ini juga menelaah kecukupan, kelengkapan dan efektivitas pelaksanaan prosedur manajemen risiko perusahaan serta merekomendasikan perbaikan jika diperlukan.

Komite Manajemen Risiko menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan penugasannya. Kegiatan-kegiatan utama yang dijalankan oleh Komite sebagai berikut:

1. Menelaah dan memonitor Rencana dan jadwal kerja dari Manajemen Risiko Perusahaan


(60)

3. Menelaah Struktur Organisasi Manajemen Risiko Perusahaan.

4. Menelaaah dan memonitor pelaksanaan dari petunjuk Manajemen Risiko Perusahaan

5. Menelaah dan memonitor Peta Manajemen Risiko Perusahan dan Profil Risiko utama dari Perseroan.

6. Meninjau Kerangka Pelaporan Risiko untuk Manajemen Risiko Perusahaan.

Group Head Internal Audit dan Group Head Enterprise Risk Management Risk Based Intrenal Audit (RBIA) adalah suatu metodologi yang memberikan jaminan bahwa risiko dikelola sampai pada suatu tingkat yang dapat diterima oleh organisasi. RBIA adalah suatu metodologi yang mana departemen audit internal menggunakannya untuk memberikan keyakinan/jaminan bahwa risiko akan dikelola di dalam suatu risk appetite (risiko yang dapat diterima oleh organisasi). Dengan kata lain, Suatu proses yang mengelola resiko sampai pada suatu level yang dipertimbangkan untuk dapat diterima oleh dewan direksi untuk bekerja secara efektif dan efisien.

Metode ini terdiri dari lima bagian inti aturan audit internal yang mana meliputi kerangka risiko manajemen secara keseluruhan organisasi diketahui sebagai Enterprise-wide Risk Management (ERM) yang mengatur hal-hal sebagai berikut:


(61)

dengan efektif

2. Memberikan keyakinan/jaminan bahwa risiko secara benar telah dinilai (diberi skor) oleh manajemen dalam hal memberikan prioritasnya

3. Mengevaluasi proses manajemen risiko, untuk meyakinkan respon dari setiap resiko adalah tepat dan sesuai dengan kebijakan organisasi

4. Mengevaluasi pelaporan atas risiko yang menjadi kunci utama, oleh manajer ke direktur

5. Mereview manajemen atas risiko kunci oleh manajer untuk meyakinkan pengendalian diambil ke dalam operasional dan akan dimonitoring

RBIA untuk selanjutnya diaplikasikan pada setiap risiko yang mengancam tercapainya tujuan organisasi. Di sini akan meliputi keuangan, risiko strategis dan operasional, baik internal organisasi maupun eksternal organisasi. Menunjuk pada RBIA yang efektif, maka pemimpin organisasi diharuskan untuk meyakinkan bahwa kerangka manajemen resiko meliputi beberapa hal di bawah ini:

• Pemimpin organisasi harus mengidentifikasi dan menilai risiko yang mengancam tujuan organisasinya dan mengembangkan suatu system pengendalian internal, atau respon yang cocok lainnya, untuk mengurangi ancaman ini sampai pada tingkat risiko yang rendah, atau melaporkannya ke dewan direksi jika hal ini tidak memungkinkan

• Risiko bawaan dilaporkan dan dinilai dalam berbagai cara yang mengijinkan mereka untuk merangking ancaman yang ada.


(62)

organisasi seperti halnya suatu dasar risiko yang dapat secara mudah diidentifikasi baik risiko yang tinggi maupun rendah

• Tanggung jawab untuk memberikan jaminan pada kerangka manajemen risiko akan didefinisikan. Hal ini termasuk mendefinisikan tanggung jawab manajemen, eksternal audit, internal audit, dan setiap fungsi lainnya yang memberikan jaminan, seperti HR, Keuangan, dan bagian keamanan.

Kelebihan RBIA

Salah satu tujuan dari RBIA adalah untuk menguji bahwa sistem pengendalian internal akan mengurangi resiko sampai ke tingkat yang rendah Salah satu keuntungan dari RBIA adalah, tidak hanya seharusnya menyoroti risiko yang tidak secara tepat dikendalikan, RBIA seharusnya menyoroti risiko yang sangat dikendalikan dan kemudian memakan sumber daya yang tidak penting

Tahapan RBIA

Penerapan dan pelaksanaan operasional RBIA mempunyai 3 tahapan :

1. Menilai tumbuhnya siklus risiko pada organisasi

2. Memberikan risiko kepada suatu audit yang akan menguji manajemennya. Merancang Risk and Audit Universe (RAU) dan menggambarkan suatu rencana untuk melakukan audit, biasanya tahunan.


(63)

Teknik yang digunakan dalam RBIA

RBIA tidaklah cukup merubah teknik audit yang digunakan, tetapi di bagian mana yang akan diubah. Verifikasi fisik tetap vital untuk meyakinkan apakah seseorang akan mengatakan kepada anda apa yang seharusnya terjadi secara aktual. Di sini anda tetap melanjutkan untuk menggunakan pengujian berkelanjutan, sampling transaksi, pengujian otorisasi tandatangan, dan verifikasi neraca. Alasan untuk melibatkan pengujian ini adalah untuk meyakinkan bahwa pengendalian yang akan menghilangkan risiko, dan pengendalian monitoring yang meyakinkan pengendalian ini dilaksanakan secara efektif. Pengujian tidak dirancang secara khusus untuk mendeteksi kesalahan, atau kecurangan transaksi. Jadi, sepanjang RBIA memberikan keyakinan pada semua risiko, audit berbasis risiko dapat melibatkan area yang biasanya tidak diuji. Area baru yang akan diaudit akan menjadi hal yang tidak biasa bagi auditor, tidak hanya pada akhir ketika menyajikan temuan. Auditor akan lebih memahami tentang praktek bisnis dan fasilitas dalam menerapkan pengendalian yang sesuai

2. Fungsi dan Tujuan Audit Internal

Pada bab-bab terdahulu telah diuraikan bahwa fungsi utama audit internal adalah membantu manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensinya prosedur dan sistem yang ada termasuk di dalamnya penilaian dan analisa yang objektif mengenai operasi perusahaan serta sistem pengendalian intern yang ada pada perusahaan tersebut.


(64)

Pengendalian intern itu sendiri adalah merupakan pengendalian fungsional yang berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan fungsi manajemen dalam rangka pengendalian operasional, agar sesuai dengan rencana kerja dan peraturan ataupun ketentuan perusahaan yang berlaku. Pengendalian intern tidak saja dimaksudkan untuk menilai pelaksanaan rencana kerja dan peraturan serta mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, tetapi juga merupakan pembinaan dan mendisiplinkan diri pada karyawan terhadap rencana kerja dan peraturan agar mencapai tujuan perusahaan.

Audit intern pada PT. Indosat Tbk Medan diharapkan dapat menjalankan fungsinya sehingga membantu penerapan pengendalian intern yang efektif serta mendorong perbaikan yang terus-menerus. Adapun yang menjadi tujuan utama dari sistem internal control pada PT. Indosat Tbk Medan adalah memastikan :

a. Menjaga kehandalan dan integritas informasi.

Audit intern perlu memeriksa kehandalan dan menjaga integritas dari informasi keuangan dan operasional serta ukuran yang digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi.

b. Menjamin dipatuhinya kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan, dan kontrak.

Audit Intern perlu mengkaji sistem yang dibuat untuk memastikan kepatuhannya terhadap kebijakan, rencana, prosedur, prinsip akuntansi, dan risk measurement model, system development life cycle, hukum,


(65)

peraturan, dan kontrak yang memiliki dampak yang signifikan terhadap operasional dan pelaporan keuangan PT. Indosat Tbk Medan.

c. Melindungi asset perusahaan.

Audit Intern perlu mengkaji ukuran yang digunakan untuk melindungi asset dan memastikan keberadaan asset tersebut.

d. Menggunakan sumber daya secara ekonomis dan efisien.

Audit Intern perlu menilai ekonomi dan efisiensi pemakaian sumber daya di PT. Indosat Tbk Medan.

e. Membantu pencapaian tujuan yang ditetapkan untuk operasional atau program yang bersangkutan.

Audit Intern perlu mengkaji operasional atau program untuk memastikan bahwa hasil yang didapat konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan dan apakah operasional atau program tersebut dijalankan sesuai rencana.

Setelah membandingkan antara teori dengan praktek audit intern pada PT. Indosat Tbk Medan, penulis berpendapat bahwa audit intern pada perusahaan ini telah berfungsi secara efektif karena Direksi memberikan wewenang pada pihak audit intern untuk melakukan pengendalian dan pemeriksaan sehingga audit intern dapat melakukan tugasnya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas efektivitas pengendalian intern perusahaan. Begitu juga dengan bagian-bagian lain yang dimiliki perusahaan telah memahami fungsi dari audit intern dan memberikan dukungan serta kerjasama yang baik dengan bagian Internal Audit dalam menjalankan tugasnya, karena masing-masing bagian telah memiliki uraian tugas (job description) Internal Audit. Setiap bagian akan mengetahui dan memahami


(66)

bagian Internal Audit sehingga Internal Audit dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa hambatan oleh bagian lain yang diperiksanya dalam perusahaan.

Jadi jelas bahwa Audit Intern secara tidak langsung adalah tangan kanan Direksi dalam melakukan kegiatan pengendalian pada ruang lingkup objek pemeriksaannya.

Adapun fungsi dan peran dari audit intern yang dilakukan pada PT Indosat Tbk adalah sebagai berikut :

1) melaksanakan audit baik wilayah Sumbagut maupun wilayah Sumbagsel. 2) melakukan special audit yang ditugaskan oleh Direksi dalam hubungannya

dengan pekerjaan Audit Intern.

3) melakukan penilaian, evaluasi dan konsultasi secara independen ke manajemen atas sistem internal control dan risk management yang bertujuan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasional bisnis PT. Indosat Tbk secara keseluruhan.

4) memastikan independensi, objektifitas, dan profesionalisme Audit Intern dengan melakukan audit pada PT. Indosat Tbk secara ekonomis, efektif, dan efisien.

5) menetapkan, menyusun dan memperbaiki kebijakan dan prosedur Audit Intern.

6) mengkaji kualitas pekerjan Audit Intern secara internal.

7) terus menerus merencanakan dan melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme Internal Audit.


(67)

8) bertindak sebagai konsultan, terutama dalam memastikan bahwa organisasi, kebijakan, buku pedoman operasi, prinsip akuntansi proses bisnis, risk management, sistem internal control, dan sistem informasi yang tersedia selaras dengan tujuan PT Indoasat Tbk telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif serta memiliki tingkat resiko yang dapat diterima.

Fungsi ini menegaskan bahwa audit intern membantu manajemen dalam melakukan kegiatan pengawasan pada bagian operasional dan melaporkan penemuan yang memungkinkan menghambat kemajuan perusahaan.

Agar mutu fungsi audit intern yang dilakukan tetap terjaga, PT Indosat Tbk medan mengharapkan audit internnya baik sebagai individu maupun kelompok untuk menerapkan prinsip-prinsip berikut :

1. Integrity principle : dengan membangun kepercayaan yang menjadi landasan dasar profesionalisme.

a) melakukan pekerjaan Audit Intern dengan jujur, rajin, dan bertanggung jawab.

b) mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan intern PT. Indosat Tbk yang berlaku.

c) tidak ikut serta dalam kegiatan yang tidak legal atau

melakukan kegiatan yang dilarang oleh profesi Audit Intern atau PT Indosat Tbk medan.

d) menghormati dan berkontribusi pada tujuan hukum dan etika yang ditetapkan PT. Indosat Tbk.


(68)

2. Objectivity principle : dengan mempraktekkan perilaku objektif dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas/kegiatan atas setiap bagian yang sedang diperiksa. Auditor Intern membuat penilaian secara bebas dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sendiri atau pendapat orang lain dalam memberikan pendapat profesionalnya.

a) tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat mempengaruhi penilaian mereka.

b) tidak menerima apapun yang dapat mempengaruhi penilaian mereka secara profesional.

c) mengungkapkan semua fakta yang jika tidak dilaporkan dapat mengganggu aktivitas yang sedang diperiksa.

3. Confidentiality principle : dengan menghargai nilai dari informasi yang diterima dan kepemilikan informasi serta tidak membocorkan informasi yang diperoleh tanpa mendapat kuasa kecuali demi hukum atau profesi.

a) bijaksana dalam menggunakan dan melindungi informasi yang didapat dalam melakukan pekerjaan.

b) tidak menggunakan informasi untuk kepentingan sendiri dengan cara yang tidak legal atau tidak sejalan dengan tujuan hukum dan etika di PT Indosat Tbk Medan.

4. Competency principle: dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan audit.


(69)

(1). hanya melakukan audit pada bagian yang sesuai dengan kemampuan dan pengalaman.

(2). melaksanakan audit sesuai dengan prosedur dan kebijakan dari PT Indosat.

(3). terus menerus meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja.

Dalam pelaksanaan audit pada PT. Indosat Tbk, terdapat tujuan audit yang berbeda sesuai dengan tema audit masing-masing sebagai berikut :

(a) Financial Audit

Tujuan financial audit adalah menilai kehandalan sistem akuntansi, informasi dan laporan keuangan yang dihasilkannya. Pengujian yang dilakukan dalam financial audit bersifat substantif, dalam arti pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan keakuratan, kelengkapan, kebenaran, dan konsistensi dari catatan keuangan dan pembukuan perusahaan serta laporan keuangan yang dipersiapkan untuk usaha perusahaan tersebut.

(b) Compliance Audit

Tujuan Compliance Audit adalah menilai kualitas dan kecukupan sistem yang ada guna meyakini kepatuhannya terhadap hukum, peraturan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku.

(c) Operational Audit

Tujuan operational audit adalah menilai kualitas dan kecukupan sistem dan prosedur lainnya guna menganalisa struktur organisasi dengan pola ukur yang kritis, dan mengevaluasi kecukupan metode dan sumber daya yang berhubungan dengan penugasan audit.


(70)

Pengujian pada operational audit dilakukan untuk menentukan apakah kegiatan suatu bisnis telah dilakukan secara ekonomis, efisien dan efektif. Kegiatan usaha dikatakan ekonomis apabila pemanfaatan sumber daya yang ada di perusahaan dilakukan secara maksimal. Kegiatan usaha dikatakan efisien apabila hasil yang dicapai maksimal dengan suatu pengeluaran sumber daya yang minimal. Kegiatan usaha dikatakan efektif apabila tujuan dan hasil yang diharapkan telah dapat dicapai.

(d) Management Audit

Tujuan management audit adalah menilai kualitas pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengelola risiko dan kontrol dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

3. Prosedur Audit Intern

Program pemeriksaan adalah tindakan atau langkah-langkah yang terinci dan sistematis dari prosedur audit yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Hal ini penting agar pelaksanaan pemeriksaan dapat terarah. PT Indosat Tbk memiliki rincian sistematis tersendiri mulai dari surat penugasan sampai dengan monitoring tindak lanjut, hal ini dapat kita lihat daru uraian singkat di bawah ini

1) Surat Penugasan

Surat Penugasan merupakan penunjukan formal tim atau personal pelaksana untuk melaksanakan auditsecara professional yang berisikan


(71)

Tujuan audit, dan Tanda tangan pemberi tugas. Surat penugasan terbagi atas Surat penugasan PKAT ( Program Kerja Audit Tahunan) dan Non-PKAT misalnya penugasan langsung dari Direksi

2) Pelaksanaan Audit

a) Mengumpulkan data dan informasi b) Melakukan identifikasi risk

c) Melaksanakan audit pendahuluan d) Melaksanakan audit lapangan e) Inventarisasi temuan

3) Administrasi Kertas Kerja

Merupakan bukti- bukti dari pelaksanan audit yang digunakan untuk mendukung dalam pembuatan laporan hasil akhir ( LHA). Bukti- bukti tersebut harusdidokumentasikan dan difilekan secara memadai dalam sebuah berkas.

4) Penyusunan LHA

a) Konfirmasi Temuan ke Auditee b) Finalisasi LHA

c) Membuat NODIN (Nota Dinas) Pengantar LHA d) Mendistribusikan NODIN dan LHA

5) Monitoring Tindak Lanjut a) Daftar Tindak Lanjut b) Monitor Tindak Lanjut


(72)

Audit Intern membuat sendiri program pemeriksaannya. Program pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk dilaksanakan seutuhnya secara mutlak tetapi harus disesuaikan menurut kebutuhan dan situasi setempat dengan melihat relevansi masalah.

Di dalam melakukan pemeriksaan, Internal Audit akan mencari bukti-bukti pemeriksaan. Bukti-bukti tersebut diperoleh dengan cara :

a. Interview (wawancara)

Melakukan wawancara secara langsung kepada auditee atas temuan yang ada. b. Confirmation (konfirmasi)

Mendapatkan bukti kebenaran dari pihak lain sebagai penegasan atas temuan yang ada.

c. Checking to document of transaction (dokumen transaksi) baik yang bersumber dari eksternal maupun internal.

Untuk menentukan kelengkapan suatu dokumen yang harus diperoleh menurut ketentuan yang berlaku.

d. Computations (melakukan perhitungan)

Mencari perbedaan dua hal secara bersamaan dari pihak yang berbeda. e. Tracing of transaction (penelusuran transaksi)

Untuk memperoleh suatu kebenaran atas hasil informasi berdasarkan prosedur kerja yang berlaku dengan didukung oleh transaksi yang absah dan cukup. f. Checking on the spot (inspeksi secara mendadak)


(1)

3. Audit intern melakukan pemeriksaan secara rutin dalam satu periode tahun buku. Jadwal pemeriksaan dituangkan dalam program audit yang dibuat oleh Bahagian Internal Audit sendiri. Setiap bagian di perusahaan baik Sumbagut maupun Sumbagsel minimal dilakukan pemeriksaan satu kali dalam satu periode tahun buku pemeriksaan. Dan terdapat juga pemeriksaan yang dilakukan untuk hal-hal yang mendadak dan dianggap sangat diperlukan dengan segera demi kepentingan perusahaan.

4. Pemeriksaan yang dilakukan audit intern meliputi seluruh kegiatan bisnis perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas aspek keuangan maupun operasional.

5. Audit intern perusahaan berupaya menjaga agar manajemen tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan sistem, prosedur, dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

6. Hasil pemeriksaan Audit Intern dituangkan dalam bentuk laporan tertulis dan disampaikan kepada Direksi. Proses penyusunan laporan dilakukan dengan jelas dan terperinci, sehingga audit intern dapat diharapkan membimbing manajemen dalam mengenali kelemahan-kelemahan yang mengancam pencapaian tujuan organisasi.

7. Segala kecurangan dan penyimpangan dalam akvititas perusahaan dapat diminimalisir, karena adanya Group Internal Audit yang berfungsi melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian baik secara berkala maupun secara mendadak.


(2)

B. Saran

Untuk mengakhiri penulisan skrpsi ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. untuk meningkatkan kemampuan staff Group Internal Audit, perlu dilakukan pelatihan, bimbingan, kursus-kursus dan seminar secara berkala bagi auditor intern perusahaan sesuai dengan perkembangan dunia bisnis. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan staff mengenai teori dan praktek audit.

2. Audit intern tetap dipertahankan kedudukannya bertanggung jawab langsung kepada Direksi Hal ini untuk menjamin tingkat independensi dan lebih memberikan ruang lingkup yang luas dan bebas untuk melakukan pemeriksaan pada semua kegiatan bisnis dalam perusahaan.

3. untuk meningkatkan efektifitas pemeriksaan, dirasa perlu untuk menambah staff Group Internal Audit agar sebanding dengan luas sasaran pemeriksaan. Dengan ditambahnya staff Group Internal Audit, prosedur audit dapat dilakukan lebih cepat dan teliti. Tetapi dalam hal perekrutan staff Group Internal Audit perlu dilakukan dengan cermat dengan memperhatikan kompetensi dan pengalaman dari calon staff.

4. dapat pula dilakukan rotasi pekerjaan bagi staff Internal Audit sehingga staff Internal Audit tidak merasa jenuh.

5. dalam menjalankan tugasnya, auditor intern agar tetap diberikan keleluasaan dan dukungan dari pihak manajemen sehingga proses pemeriksaaan tidak


(3)

terhambat hanya dikarenakan adanya perintah atasan yang pada kondisi tertentu dapat membuat pemeriksaan menjadi tidak lancar.

6. tanggung jawab Internal Audit agar disosialisasikan oleh pihak manajemen kepada auditee sehingga Internal Audit tidak dianggap sebagai pencari kesalahan melainkan sebagai pembina dalam meningkatkan pengendalian sejalan dengan tujuan perusahaan.

7. Kode Etik semua staff agar dibuat dalam 1 (satu) buku sehingga akan memudahkan Audit Intern dalam melakukan audit dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja Audit Intern.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan

Publik, Jilid 2, Edisi 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Arens, Alivin.A dan Randal J. Elder dan Marks S. Beasley, 2003. Auditing dan

Pelaksanaan Verifikasi : Pendekatan Terpadu, PT.Indeks, Jakarta.

Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell, 2003. Modern

Auditing, Edisi 7, Penerjemah Paul A. Rajoe, Gina Gania, ichsan Setiyo

Budi, Erlangga, Jilid II, Jakarta.

Guy, Dan M., dan C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters, 2002. Auditing, Jilid II, Edisi 5, Penerjemah Sugiyarto, Erlangga, Jakarta.

Hall, James A., 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.

Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya

dengan Manajemen dan Audit. BPFE-Yogyakarta : Yogyakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Messier, William F. Jr dan Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt, 2005.

Auditing & Assurance Service A Systematic Approach, Buku II, Edisi 4,

Penerjemah Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Narotama, Ch. dan Wirawan E.D. Radianto, 2004. Sistem Pengendalian Internal

dalam BPR, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.

Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart, . Accounting Information Systems, Buku I, Edisi 9, Penerjemah Deny Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari, Salemba Empat, Jakarta.

Sawyer, Laurence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005.

Sawyer’s Internal Auditing, Buku 1, Edisi 5, Penerjemah Desi

Adhariani, Salemba Empat, Jakarta.


(5)

(6)

Lampiran ii

STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL AUDIT

TAHUN 2 0 0 8

Mulia Perangin-Angin HEAD - MEDAN

HEAD OFFI CE – MEDAN

-P. Sihombing

-A. Situmorang

GROUP I I I – AEK LOBA Edi Kurniawan

GROUP I I – T. MARI A K. S. Siregar

GROUP I – SEUMANYAM Mustarizal

Lilik Suhardi Clerk