26 ini, sudah tentu tidak diperlukan adanya pola penempatan bagian pemeriksa intern
sebagai staff direksi atau pada staff komisaris. Namun kalau dilihat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern
sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumber-sumber secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian
pemeriksa intern sebagai staff komisaris yang paling tepat. Jadi yang paling ideal, bagian pemeriksa intern menerima perintah
penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksa diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil
pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah- langkah selanjutnya.
E. Peranan Internal Auditor
Kita menyadari bahwa internal auditor memiliki andil yang cukup besar bagi perusahaan. Sebagai staff dari pimpinan, seorang internal auditor harus
bertugas dengan baik dan kreatif. Sehingga peranannya dalam menunjang sistem pngawasan dapat berlangsung secara optimal. Internal auditor yang merupakan
anggota manajemen perusahaan memiliki peranan yang lebih baik dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu
manajemen untuk mengurangi pengambilan keputusan yang salah sehingga meningkatkan mutu manajemen. Internal auditor memiliki tugas yang meliputi
seluruh bidang kegiatan perusahaan yang antara lain harus mampu menilai dan mengevaluasi secara objektif berbagai hal yang telah dicapai manajemen,mampu
Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009
USU Repository © 2008
mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi serta sanggup memberi saran dan rekomendasi mengenai kegiatan yang diteliti.
27
Pimpinan memberikan wewenang padanya untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas efektivitas
pengawasan intern perusahaan. Begitu juga dengan bagian lain yang ada dalam perusahaan telah memahami peranan dari internal auditor dan memberikan
dukungan serta kerjasama yang baik dengan bagian internal audit dalam menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan karena masing-masing bagian telah
memiliki uraian tugas job description , sehingga setiap bagian mengetahui dan memahami bagian internal audit dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa
rasa khawatir akan dimusuhi oleh bagian lain yang diperiksanya dalam perusahaan.
Disamping itu juga, internal auditor harus mampu berkomunikasi pada berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen demi kelancaran dari pelaksanaan
tugasnya. Internal auditor mempunyai kelengkapan perusahaan yang disebut dengan Norma Pemeriksaan. Norma ini menjadi pedoman bagi internal auditor
dalam melakukan pemeriksaan. Norma pemeriksaan pada dasarnya disusun oleh divisi pengawasan pada kantor pusat. Norma pemeriksaan merupakan suatu
kaidah atau ukuran tertentu dalam melaksanakan pemeriksaan agar dapat dicapai mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan atau laporan
auditor yang dikehendaki.
Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009
USU Repository © 2008
28 Isi dari pada norma pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Norma Umum a. Objektivitas
Seorang internal auditor hendaknya bersikap objektif dalam melakukan pemeriksaan dan tidak terikat dengan unit kerja manapun.
b. Independensi Dalam setiap hal yang menyangkut kegiatan audit internal auditor harus
bebas dari hal-hal yang mengurangi independensinya. c. Profesional
Seorang internal auditor harus mempergunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
d. Menjaga Rahasia Informasi mengenai keadaan perusahaan dan prestasi dari setiap bagian
harus dijaga kerahasiaanya. e. Menjaga integritas
Internal auditor hendaknya selalu menjaga integritas demi kemajuan perusahaan.
2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan a. Pemeriksaan harus berdasarkan program yang telah ditetapkan.
b. Pemeriksaan harus memperoleh bukti yang cukup dan absah sebagai landasan menyusun temuan dan saran serta tanggapan unit kerja.
c. Pemeriksaan harus berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan
perusahaan yang terdiri dari :
Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009
USU Repository © 2008
29 1.
Bidang operasional
2. Bidang personalia atau sumber daya manusia 3. Bidang umum dan pengelolaan gedung
4. Bidang teknologi dan informasi d. Hasil pemeriksaan harus dituangkan secara tertulis ke dalam kertas kerja
yang telah ditentukan. e. Hasil pemeriksaan harus mendapat tanggapan dari unit kerja yang terkait
paling lambat tiga hari kerja sampai dengan seminggu sejak hasil kerja pemeriksaan disampaikan pada unit kerja yang bersangkutkan.
3. Norma Pelaporan
a. Laporan harus memuat objek, periode, tanggal dan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan, tanggapan unit kerja, serta saran. Untuk laporan dari
kantor cabang terdiri dari laporan aktivitas bulanan. b. Laporan pemeriksaan konsolidasi harus disimpan secara baik dan tertib
dalam arsip Divisi Pengawasan an Pengawasan Intern cabang pemantauan pasca pemeriksaan.
Seperti dijelaskan pada Norma Pemeriksaan bahwa sasaran pengawasan meliputi empat bidang. Sasaran tersebut meliputi semua unit kerja dalam
organisasi, atau bisa dikatakan sesuai dengan struktur yang ada. Apabila dalam bidang yang diperiksa ditemukan adanya penyimpangan atau kelemahan pada
pelaksanaan kerja, maka internal auditor akan melakukan analisa untuk kemudian memberikan rekomendasi atau saran kepada kepala cabang.
Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009
USU Repository © 2008
30 Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, internal auditor harus
memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup. Pengetahuan dan keahlian yang dimaksud bukanlah hanya dalam bidang
akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian-keahlian lainnya yang relevan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Selain itu, bantuan serta dorongan
manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.
Seorang internal auditor harus bersikap independent dalam melakukan kegiatannya agar apa yang ditugaskan memberikan hasil yang tidak memihak
kepada kepentingan masing-masing. Walapun internal auditor mempunyai sikap independen namun dalam melakukan pemeriksaan tidak scara langsung ke bagian
yang diperiksa. Internal auditor terlebih dahulu memberitahukan kepada pimpinan, objek yang yang diperiksa guna mebicarakan tentang pemeriksaan.
Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya, ia mempunyai kebebasan terhadap setiap yang diperiksanya dan berhak meminta kepada bagian-bagian
yang diperiksanya untuk menyediakan seluruh data-data yang diperlukan dan disertai dengan bukti-bukti pendukung.
F. Laporan Internal Auditor