Karakteristik Pengawasan Intern TINJAUAN PUSTAKA

15 Tanggung jawab penting internal auditor menurut Mulyadi 2002 : 211 adalah “ untuk memantau kinerja pengendalian entitas.” Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian intern, ia harus berusaha untuk memahami fungsi audit intern untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.

C. Karakteristik Pengawasan Intern

Sebelum menganalisa karakteristik pengawasan intern yang baik, sebaiknya dijelaskan lebih dahulu pengertian dan tujuan pengawasan intern, prinsip-prinsip pengawasan intern, keterbatasan pengawasan intern serta karakteristik dan ciri-ciri pengawasan intern yang baik. Struktur pengendalian intern dapat mempunyai pengertian, yaitu struktur pengendalian intern dalam arti sempit dan dalam arti luas. Definisi pengendalian intern menurut D. Hartanto 1997 : 51 disebutkan sebagai berikut : Dalam arti sempit, istilah tersebut sama dengan pengertian internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar horizontal dengan penjumlahan melurus vertical . Dalam arti yang luas, sistem pengendalian intern dapat dipandang sebagai sistem social social sistem yang mempunyai wawasan dan makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia 2005 : 51 menyatakan bahwa : “ Struktur pengendalian intern meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur yang ditetapkan Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 16 untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat dicapai. Pengertian tersebut tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan tetapi juga meliputi aspek kegiatan perusahaan itu sendiri. Dari definisi-definisi seperti yang dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari sistem pengawasan intern atau istilah sekarang dikenal sebagai struktur pengendalian intern adalah sebagai berikut : a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c. Meningkatkan efisiensi dalam operasi d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan terlebih dahulu. Prinsip-prinsip pengawasan intern Sistem pengawasan intern tidak berlaku universal untuk semua perusahaan namun berpedoman pada beberapa prinsip yang langsung membantu berfungsinya sistem pengawasan intern. Efektivitas pengawasan intern keuangan atau akuntansi didasarkan pada konsepsi pertanggungjawaban, sehingga prinsip utama intern keuangan atau akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Tanggung jawab atas pelaksanaan setiap tugas harus ditetapkan. Tanpa pembebanan tanggung jawab yang tepat, kualitas akan menjadi tidak efisien. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 17 2. Akuntansi dan operasi keuangan harus dipisahkan. Petugas pembukuan tidak boleh diberi wewenang untuk mengontrol operasi keuangan yang akan dicatatnya. Petugas yang harus menyelenggarakan buku besar tidak boleh mencampuri urusan penerimaan atau pengeluaran uang atau mencatat penjualan tunai. 3. Seluruh alat atau prosedur yang membuktikan ketelitian harus dimanfaatkan untuk menjamin kebenaran operasi dan akuntansi. 4. Tidak boleh satu orang pun diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan transaksi perusahaan selengkapnya. Seseorang sengaja atau tidak sengaja yaitu lalai akan melakukan kesalahan, tetapi besar kemungkinan kesalahan itu akan ditemukan bila pelaksanaan transaksi itu dipecah atau dipisah antara beberapa orang. 5. Pegawai harus dipilih secara hati-hati dan dilatih dengan baik. Latihan yang baik akan menghasilkan mutu pelaksanaan yang lebih baik, biaya berkurang, dan pegawai bertindak lebih waspadai. Prinsip-prinsip di atas hanya sebagai pedoman umum, namun tidak dapat menjamin tidak akan terjadinya penyelewengan sama sekali walaupun keseluruhan unsur berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengawasan intern itu sendiri ataupun sebab-sebab lain,missal : pengawasan intern yang ada tidak sesuai lagi akibat perkembangan perusahaan. Pengawasan intern yang baik biasanya mencakup ciri-ciri sebagai berikut : 1. Suatu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat pemisahan tanggung jawab fungsional yang sesuai. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 18 2. Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencatatan yang sesuai agar memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta, uang, pendapatan dan biaya. 3. Cara kerja yang wajar yang harus digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing bagian organisatoris, dan 4. Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya. Setiap pengawasan yang bagaimanapun baiknya tetap memiliki kelemahan, kelemahan itu sendiri sering dimanfaatkan oleh orang atau oknum yang mempunyai kesempatan melakukan penyelewengan dan penipuan atau tindakan yang merugikan perusahaan. Adapun kelemahan pengawasan intern tersebut sebagai berikut : 1. Persekongkolan atau collusion, adalah kerja sama antara beberapa pegawai dalam suatu perusahaan untuk melakukan penyelewengan atau manipulasi. Apabila terjadi persekongkolan maka akan sulit untuk menemukan indikasinya. 2. Keterbatasan biaya penyelenggaraan Biaya yang dibutuhkan untuk pengawasan intern tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh, misalnya kecurangan yang sering terjadi pada biaya gaji dan upah, biaya penyelenggaraan pengawasan internnya tidak boleh melebihi kerugian yang terjadi. Keterbatasan biaya penyelenggara pengawasan intern salah satu factor penghambat terlaksananya pengawasan intern yang memadai. Mirza Rahmiratih Hsb : Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009 USU Repository © 2008 19 3. Kelemahan manusia Pelaksana pengawasan intern adalah manusia, karena sering melakukan pekerjaan rutin dan otomatis, tidak lagi melakukan pengawasan secara baik. Kelemahan ini sering dipergunakan pula oleh orang atau hokum yang berniat tidak baik terhadap perusahaan. Keterbatasan atau kelemahan pengawasan intern di atas merupakan kendala untuk tercapainya pengawasan intern yang baik dan memadai. Tanggung jawab pembina pengawasan intern dilimpahkan pada pucuk pimpinan, sebab pengawasan intern yang bagaimanapun baiknya sangat mudah dilanggar oleh pucuk pimpinan. Apabila dibahas secara dalam, unsur utama penyebab lemahnya pengawasan intern adalah manusia pelaksananya. “ Manusia sebagai unsur dari internal control, adalah lebih penting perannya dari unsur yang lain seperti, prosedur maupun catatan.

D. Kedudukan Internal Auditor