1.75 mm Komposisi I
Gambar 4.27 Pandangan Bawah Distribusi Tegangan Von Mises Ketebalan Dinding 1.75mm Komposisi I
Pada bagian bawah dudukan jerigen nampak satu sisi menerima beban lebih besar dari sisi lain dalam Gambar 4.27 berwarna hijau daun pisang, jadi dapat dikatakan
beban tidak seimbang kelihatan dalam simulasi ini, sehingga dimungkinkan untuk pembebanan yang lama akan menjadi penyebab kegagalan terhadap jerigen bila tidak
dilebihkan ketebalan disisi tersebut. Secara keseluruhan efek pembebanan belum menyebabkan jerigen berubah bentuk untuk ketebalan 1,75 mm.
4.9.3 Simulasi untuk ketebalan 1,5 mm material haipet 0,9
Ketebalan jerigen diturunkan lagi menjadi 1,5 mm, kemudian dilakukan
83
simulasi dengan memberikan beban tekan 1412,64 N dihasilkan total translasi atau lendutan total sebesar 2,583 mm. Dapat dikatakan bahwa jerigen mengalami
perubahan bentuk akibat beban. Ditinjau dari segi ketebalannya dibandingkan dengan sampel uji ASTM D 638 type IV yang tebal rata-ratanya 1,85 mm masih
menghasilkan grafik linear Gambar 4.1, dan belum memasuki daerah kritis dan plastis. Akan tetapi untuk jerigen yang tebalnya 1,5 mm kecenderungannya tidak
akan mampu bertahan lama karena terjadi lendutan saat dibebani sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 4.28 s.d 4.33 menunjukkan jerigen mengalami lendutan
ke segala arah.
Gambar 4.28 Pandangan Atas Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm, Komposisi I
Pada Gambar 4. 28 menunjukkan jerigen berubah bentuk dan konsenterasi tegangan terbesar juga terletak disisi belakang tangkai dalam Gambar berwarna merah. Pada
Gambar 4. 29 dudukan jerigen kelihatan masih kokoh, ini disebabkan bagian ini 84
ditahan oleh perlawanan gaya dari bawah akibat konstrain sehingga tidak terjadi lendutan. Akan lain keadaannya bila jerigen tidak di tumpu dibawah.
Gambar 4.29 Pandangan Bawah Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm, Komposisi I
85
Gambar 4.30 Pandangan Samping Kiri Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm, Komposisi I
Gambar 4.30 menunjukkan sisi belakang terjadi melengkung sehingga kelihatan lebih
rendah dari sisi depan. Efeknya dapat menyebabkan kegagalan menahan beban patah untuk jangka waktu pembebanan yang lama.
Gambar 4.31 Pandangan Samping Kanan Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm, Komposisi I
86
Gambar 4.32 Pandangan Depan Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm, Komposisi I
Gambar 4.33 Pandangan Belakang Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm Komposisi I
4.9.4 Simulasi untuk ketebalan 1,5 mm komposisi 3,9 Haipet
Selanjutnya dilakukan simulasi terhadap material dengan komposisi II dengan 87
ketebalan jerigen tetap 1,5 mm dan gaya 1412,64 N.
X Y
Z 2.583
2.422 2.26
2.099 1.938
1.776 1.615
1.453 1.292
1.13 0.969
0.807 0.646
0.484 0.323
0.161 0.
V1 L1
C1
Output Set: MSCNASTRAN Case 1 Deformed2.583: Total Translation
Contour: Total Translation
Gambar 4.34 Pandangan Atas Distribusi Lendutan ketebalan jerigen 1.5 mm Komposisi II
Hasilnya menunjukkan total translasinya juga sebesar 2,583 mm perhatikan Gambar 4.34 dan 4.35. Dengan demikian jerigen dengan ketebalan 1,5 mm tidak aman, dan
tidak mampu menahan beban sebesar 144 kg dan akan menyulitkan ketika disusun dalam kontener karena ukuran total saat disusun akan bertambah lebar,akibatnya sulit
menutup pintu kontener sehingga para pekerja mungkin akan melakukan penutupan secara paksa. Bila hal ini terjadi mungkin saja jerigen pecah karena penekanan secara
paksa ini tidak terukur besarnya gaya yang diterima jerigen bahkan dapat mencapai beberapa kali lipat dari gaya 1412,64 Newton. Dalam pengamatan peneliti pernah
menjumpai perlakuan penekanan secara paksa.
88
X Y
Z 2.583
2.422 2.26
2.099 1.938
1.776 1.615
1.453 1.292
1.13 0.969
0.807 0.646
0.484 0.323
0.161 0.
V1 L1
C1
Output Set: MSCNASTRAN Case 1 Deformed2.583: Total Translation
Contour: Total Translation
Gambar 4.35 Pandangan Bawah Distribusi Lendutan Ketebalan Jerigen 1.5 mm Komposisi II
4.10 Perbandingan Hasil Eksperimen dengan Simulasi