Keterangan Gambar:
Bagian 1. Cetakan terbuka sementara extruder mengeluarkan plastik panas
diantara cetakan dengan suhu yang telah disetting sebelumnya. Kondisi suhu ini tidak membuat material panas terputus sebelum ditiup tapi juga masih mudah untuk
dibentuk melalui tiupan gas atau udara.
Bagian 2 . Cetakan tertutup setelah volume keluaran material plastik dianggap
cukup dan menutupnya cetakan ini yang juga menutup ujung material plastik yang masih berongga menjadi tertutup untuk memastikan udara atau gas yang akan ditiup
tidak bocor.
Bagian 3.
Udara atau gas ditiupkan ke dalam material yang berongga malalui mulut cetakan dengan tekanan yang disetting cukup membuat material plastik ini
menggelembung mengikuti bentuk cetakan. Kemudian memasuki proses pendinginan dengan suhu cetakan yang disetting pula dimana suhu cetakan dibuat lebih rendah.
Bagian 4 . Setelah waktu pendinginan dirasa cukup maka cetakan terbuka dan kita
sudah mendapatkan produk yang diinginkan. Diagram alir proses produksi selengkapnya diberikan pada Gambar 2.5 yang
terdiri dari mesin utama dan beberapa mesin pendukung. Proses yang berlangsung pada mesin utama terdiri dari tiga tahap yaitu pemanasan, pencetakan dan
pendinginan dengan menggunakan mesin pencetakan tiup PARKER CTSI 100, di PT. Pacific Medan Industri. Bahan baku yang diumpankan ke dalam mesin terdiri dari
material baru fresh dan bekas Recycled serta material penguat yaitu haipet. Material recycled yang dihasilkan rata-rata 30 yang berasal dari bekas material
32
eksperimen dan reject dari jerigen yang berasal dari komplain pelanggan sehingga untuk menghabiskan material recycled ditetapkan menggunakan material tersebut
sebanyak 30 setiap saat produksi sehingga ditetapkan angka tersebut untuk bahan baku yang akan dicampukan dengan bahan fresh dan penguat HAIPET.
Pembuatan jerigen dengan beberapa komposisi material baru mulai dari 70, 67, 62, dan 58 sedangkan material penguatnya mulai dari 0.9, 3.9, 8.9,
dan 12.9 serta sisanya 29.1 adalah material recycled dengan bahan yang sama yaitu SABIC BM 1052 yang di hancurkan dengan mesin crusher hingga seukuran biji
kedelai atau diameter 3 mm. Diagram proses pembuatan jerigen dijelaskan menurut Gambar 2.6. Pengadukan yang merata terjadi ketika material dipanaskan pada unit
extruder sekitar 160 s.d 180 ºC dan meleleh sehingga berupa adonan kue diputar
33
Hidraulic
Pump
Blow Molding Machine
Air Compressor
Hopper Feed
Finish Poduct Recycle
Material Crusher
Automatic Mixing
Fresh Material
Cooling Tower
Chiller
Auto Vacum loader
Gambar 2. 5 Skematik Proses Pembuatan Jerigen Plastik mengikuti gerakan screw dengan kecepatan tertentu dapat diatur dan dapat
diyakinkan mencapai homogen saat berada dalam extruder. Hasil pencampuran ini dapat menjamin seragamnya warna dan kekuatan disetiap sisi jerigen. Proses
pemanasan terdiri dari tiga zona yaitu: zona extruder, zona adapter dan zona die head. Screw pada extruder berfungsi tidak hanya sebagai transportasi tapi juga sebagai
pengaduk dan penekan material hingga sampai ke unit adapter.
34
Gambar 2. 6 Mekanisme Terjadinya Material Recycled Material yang telah sampai di ujung extruder ditekan ke bawah oleh
akumulator dan material melintasi zona adapter. Kepala die konvergen atau divergen dapat membuka dan menutup untuk mengumpan material plastik yang berbentuk jelly
panas sekitar 165 º C ke bagian mold. Disain cetakan terbagi dua bagian yang simetris, dapat dipisahkan satu sama
lain dalam proses pembentukan produk jerigen, satu digerakkan ke kiri dan satunya ke kanan atau dengan kata lain gerakan mold membuka. Pada saat akan diisi material
panas, mold berada pada posisi membuka hingga material masuk dari atas secukupnya sesuai setting, dilanjutkan dengan gerakan merapat kedua sisi mold. Pada
saat ini feed material ke mold terhenti dan terpotong oleh gerakan konvergen die. Angin bertekanan 8 bar ditiupkan blowing melalui blow pin sehingga plastik
yang panas mengembang seperti balon mengikuti bentuk cetakan. Sedangkan angin sisa yang dipindahkan oleh mengembangnya balon plastik tersebut keluar melalui
lubang pembuangan yang tersedia pada cetakan sebanyak empat sisi. Selanjutnya 35
jerigen akan dipertahankan bentuknya dengan pendinginan oleh air dingin dari Chiller dengan temperatur yang dapat diatur berkisar 10 s.d 17 º C.
Gambar 2. 7 Ekstruder Mesin Pencetakan tiup
Beberapa saat dalam mold tersebut suplai angin tertutup secara otomatis dan tekanan angin yang tersisa di lepaskan saat ini juga. Selama proses delay ini mold
yang satu set lagi melakukan proses yang sama sehingga masuk masa delay cooling, di saat mold yang kedua memasuki tahap cooling, mold yang pertama terbuka secara
pnewmatic dan mengeluarkan jerigen dengan bantuan robot, selanjutnya siap menerima feed panas yang baru pada posisi feeding plastik panas. Pekerja mengambil
jerigen yang sudah jadi, memindahkan scrap dan membersihkan mulut jerigen. Di dalam memproduksi jerigen dengan mesin tersebut ditemui ada kelemahan
terutama pada bentuk die bulat tidak sama dengan jerigen segi empat, hal ini akan mempengaruhi kekuatan jerigen. Hal lain yang turut menentukan adalah konstruksi
cetakan,
perlu diketahui apakah saling menguatkan sebagaimana halnya dengan 36
bangunan, hal ini juga perlu diuji secara simulasi untuk mendapatkan solusi dari
Gambar 2. 8 Mesin Pencetakan Tiup kemungkinan penyebab kerusakan jerigen. Masalah yang paling penting lagi adalah
pemilihan bahan baku sebagai umpan mesin, karena masing-masing bahan baku
berbeda perlakuannya.
37
Gambar 2. 9 Cetakan Simetris Posisi Terbuka Tiga masalah tersebut sangat berpengaruh untuk mendapatkan jerigen yang
berkualitas. Bukan berarti unit-unit pendukung lain tidak penting, semua unit produksi harus diperlakukan secara benar.
Gambar 2. 10 Jerigen Plastik SABIC BM 1052 a. Tampak samping kanan b. Tampak samping kiri
c. Tampak dari belakang d. Tampak dari depan e. Tampak dari atas f. Tampak dari bawah
38
BAB 3 METODE PENELITIAN