Hasil Pengujian Sifat Mekanik Spesimen

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mencakup teknik pembuatan jerigen untuk industri yang dapat menjamin keutuhan isinya sampai di tangan konsumen. Hingga saat ini belum ditemui standar suatu jerigen industri, oleh sebab itu masing-masing industri perlu menetapkan sendiri kualitas jerigennya untuk mencegah kerugian yang mungkin timbul akibat penolakan pelanggan.

4.1 Hasil Pengujian Sifat Mekanik Spesimen

Pelaksanaan pengujian spesimen uji tarik yang memakai standar ASTM D 638 IV di Balai Sentra Teknologi Polimer, Balai Pusat Pengkajian dan Penelitian Teknologi BPPT Serpong dengan alat uji tarik Shimadzu Type AGS-10kNG, dimaksudkan untuk mendapatkan sifat mekanis yang sebenarnya dari material SABIC BM 1052 setelah dicampur dengan material recycled dan material penguat dan menjadi perbandingan sifat mekanik yang diperoleh dari produsennya seperti yang tercantum pada tabel 3.2 dan 3.3. Secara keseluruhan hasil uji tarik diringkaskan pada tabel 4.1, dan akan diuraikan secara lebih luas pada bagian ini. Gambar 4.1 menunjukkan hubungan tegangan regangan dari hasil uji tarik statik untuk material komposisi I. Data tentang gaya tarik F [N] dan pertambahan panjang specimen L [mm] diolah dengan menggunakan rumus-rumus tegangan regangan dan berpedoman pada manual book ‘ 33 Mechanic Of Material’ [8] halaman 9 sbb: 1kgf = 9,807 N dibulatkan menjadi 10 N Luas penampang awal Ao specimen untuk sampel I1 berbentuk empat persegi panjang adalah: Ao = 1,880mm x 5,960 mm = 11,2048 mm² Tegangan σ stress dari material uji dapat dihitung dengan menggunakan data dari tabel 4.1 dimana terlihat gaya maksimum sebelum meregang yang diterima spesimen adalah sebesar 296.9 N untuk itu tegangannya adalah sbb: σ max = F[N] Ao [mm²] = 296,9 N 11,2048 mm² = 26,48865 N mm² Regangan i merupakan perbandingan antara pertambahan panjang L dangan panjang awal Lo yang diambil dari hasil uji tarik pada saat putus, pada lampiran 4 menunjukkan panjang mula-mula gripped Length Lo = 65 mm dan hasil pengukuran pertambahan panjang L spesimen sebesar 255,4 mm yaitu: i = LLo x 100 = 255,4 mm 65 mm x 100 = 392,8 Mudulus Elasticity, E dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5 yaitu: E = σ 51 yang dapat diukur langsung oleh peralatan uji tesnsile strength. Tabel 4.1 Hasil Uji Sifat Mekanik Spesimen ASTM D 638 type IV Komposisi Thickness Width Ao Fmax Tensile Strength , σ Strain at break, i Modulus Young, E Test No. mm mm mm² N MPa GPa I1 1.880 5.960 11.205 296.9 26.5 392.8 0.829 I3 1.900 5.970 11.343 294.6 25.97 447.6 0.733 I5 1.830 6.000 10.980 276.3 25.16 843..9 0.763 I6 1.830 6.000 10.980 280.1 25.51 329.2 0.724 I7 1.980 5.960 11.801 298.1 25.26 880.3 0.761 Rata-rata 1.884 5.978 11.263 289.2 25.68 578.8 0.762 Minimum 1.830 5.960 10.907 276.3 25.16 329.2 0.724 Maximum 1.980 6.000 11.880 298.1 26.50 880.3 0.829 II1 1.860 5.950 11.067 283.6 25.63 413.3 0.714 II2 1.840 5.950 10.948 294.5 26.90 213 0.849 II3 1.850 5.940 10.989 293.1 26.67 155.1 0.778 II4 1.880 5.990 11.261 295.8 26.26 463.5 0.806 II5 1.910 5.950 11.365 303.0 26.66 564.8 0.819 Rata-rata 1.868 5.956 11.126 294.0 26.42 361.9 0.793 Minimum 1.840 5.940 10.930 283.6 26.63 155.1 0.714 Maximum 1.910 5.990 11.441 303.0 26.90 564.8 0.849 III1 1.900 5.960 11.324 301.1 26.59 241.4 0.817 III2 1.920 5.960 11.443 303.8 26.54 18.88 0.849 III3 1.950 5.960 11.622 314.9 27.09 27.79 0.808 III4 1.870 5.960 11.145 298.5 26.78 50.04 0.882 III5 1.810 5.960 10.788 285.3 26.44 27.18 0.818 Rata-rata 1.890 5.960 11.264 300.7 26.69 73.06 0.835 Minimum 1.810 5.960 10.788 285.3 26.44 18.88 0.808 Maximum 1.950 5.960 11.622 314.9 27.09 241.4 0.882 IV1 1.810 5.98 10.824 288.9 26.69 1096 0.799 IV2 1.880 5.95 11.186 290.0 25.93 616.9 0.829 IV3 1.810 6 10.860 278.0 25.6 890.5 0.853 IV4 1.900 5.94 11.286 288.9 25.6 643.6 0.822 IV5 1.810 5.99 10.842 282.3 25.03 621.4 0.879 Rata-rata 1.842 5.972 11.000 285.6 25.97 773.7 0.762 Minimum 1.810 5.940 10.751 278.0 25.6 616.9 0.724 Maximum 1.900 6.000 11.400 290.0 26.69 1096 0.829 Berdasarkan pengukuran untuk spesimen komposisi I dengan kandungan 52 haipet 0,9 dilakukan uji tarik sebanyak 7 sampel tapi sampel 2 dan 4 tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat fisik saat awal pengujian. Grafik tegangan – regangan hasil pengujian diberikan berikut ini: Gambar 4. 1 Grafik tegangan – regangan material komposisi I Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa tegangan rata-ratanya mencapai 25,68 Mpa dan material putus pada pertambahan panjang L 578,8 ini dapat diartikan 53 bahwa material memiliki elastisitas yang tinggi dan modulus elastisitasnya sebesar 762 MPa. Untuk spesimen komposisi II grafik tegangan-regangan diberikan pada Gambar 4.2 yang mana terjadi peningkatan nilai tegangan rata-ratanya menjadi 26,42 Mpa dan spesimen putus pada pertambahan panjang L 361,9, ini menunjukkan penurunan elastisitas dibandingkan dengan spesimen untuk komposisi I sedangkan modulus elastisitasnya naik menjadi 793 Mpa. Pengujian dilakukan sebanyak 8 spesimen, dan spesimen nomor 8, 11, serta 13 ditemui tidak memenuhi syarat fisik. Gambar 4. 2 Grafik tegangan – regangan material komposisi II 54 Selanjutnya diberikan grafik dengan komposisi berkadar haipet yang lebih tinggi yaitu 8,9 dan diperoleh data seperti Gambar 4.3 yang menggambarkan bahwa tegangan rata-ratanya juga naik menjadi 26,69 Mpa sedangkan regangannya menurun menjadi 73,06 berarti material menjadi semakin kurang elastis. Modulus elastisitas menunjukkan semakin meningkat yaitu menjadi 835 Mpa. Spesimen diuji sebanyak 10 buah, dan lima spesimen juga dinyatakan tidak memenuhi syarat fisik yaitu spesimen test nomor 16, 17, 21, 22, dan nomor 23. Gambar 4. 3 Grafik Tegangan –Regangan material komposisi III 55 Pada Gambar 4.4 merupakan data pengukuran setelah material haipet ditingkatkan lagi menjadi 12,9. Hasilnya menunjukkan bahwa tegangan rata- ratanya turun menjadi 25,97 Mpa demikian juga modulus elastisitasnya menjadi 762 MPa sedangkan regangan naik menjadi 737,7. Menurut hemat penulis keadaan ini agak janggal karena semestinya elastisitas spesimen cenderung menurun, sebagai akibat pertambahan kadar zat kapur yang bersifat lebih rapuh yang dikandung haipet. Gambar 4. 4 Grafik Tegangan Regangan Material Komposisi IV Diperkirakan pada komposisi IV ini material haipet tidak dapat merata lagi 56 atau partikel CaCO3 berserak kembali atau terpisah dari material SABIC BM 1052, sehingga sifat elastisnya ini merupakan sifat murni bahan dasar SABIC BM 1052 dan bukan sifat bahan campuran kombinasi IV. Untuk itu ukuran partikel haipet lihat tabel 3.3 harus lebih halus dari 1200 mesh agar mampu tercampur sempurna pada kadar haipet yang lebih tinggi. Ternyata peningkatan persentase haipet tidak lagi menambah modulus elastisitas dan kekuatan material. Maka pemakaian haipet diatas 8,9 tidak dianjurkan lagi. Sebahagian spesimen komposisi IV tegangannya naik lagi melebihi tegangan tarik maksimum sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.4 ini merupakan salah satu indikasi material haipet terpisah dari material utama SABIC BM 1052. Dari data pengujian tarik menunjukkan bahwa komposisi haipet 3,9 merupakan komposisi yang lebih baik untuk material haipet yang memiliki ukuran partikel 1200 mesh. Dibandingkan dengan data pada tabel 3.2 tensil strength sebelum dicampur dengan material recycled dan penguat haipet adalah sebesar 30 Mpa dan elongation-nya 850 , penurunan tensile strength sebesar 2,1 s.d 3,5 Mpa ini merupakan degradasi karena dicampur dengan material recycled yang rata-rata mencapai 30 , masalah ini tidak dapat dihindari karena sudah merupakan keharusan untuk menggunakan kembali material recycled agar tidak ada material yang terbuang rejected.

4.2 Hasil Pengukuran Massa Jenis Bahan Jerigen