Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOM

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

OLEH

NAMA : BOBBY ISKANDAR

NIM : 050503125

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyataan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2010 Yang membuat pernyataan,

Bobi Iskandar NIM: 050503125


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MSi, Ak selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs.Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Bapak Sambas Ade Kusuma, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas saran-sarannya.


(4)

5. Bapak Pimpinan PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan beserta jajarannya. Terima kasih atas kerjasama dan bantuannya.

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Abdul Razak dan Ibunda Sri Darwati Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Terima kasih kepada satu-satunya adik yang peneliti miliki Yulia Sudirman atas semua perdebatan, masukan, do’a, dan semangat yang telah mewarnai hari-hari penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Juni 2010 Peneliti,

Bobby Iskandar NIM: 050503125


(5)

ABSTRAK

Penggunaan Total Quality Management (TQM) sebagai pengukur peningkatan kinerja manajerial sudah semakin luas digunakan. Hal ini terjadi karena banyaknya kesuksesan implementasi TQM dalam meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara TQM dengan 6 subvariabel yang diteliti, yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini dilakukan di PT SUPER ANDALAS STEEL dengan jenis penelitian assosiatif kausal. Teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Data yang digunakan diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 36 karyawan perusahaan yang berada di level menengah dan level bawah manajemen. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah validitas data dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t), dan adjusted R square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara parsial. Kinerja manajerial tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Kata Kunci : Total Quality Management (TQM), Fokus Pada Pelanggan, Obsesi Terhadap Kualitas, Kerjasama Tim, Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, Kinerja Manajerial.


(6)

ABSTRACT

The used of Total Quality Management (TQM) as a tool for measuring managerial performance has been used by world wide. This caused by the successful of the implementation of TQM in increasing managerial performance. This research is done to investigate whether there is the correlation between TQM – in this case using 6 sub variable: focus on customer, obsession on quality, teamwork, continous improvement system, learning and training, and the involvement and empowerment of employee – and managerial performance or not.

This research was done in PT SUPER ANDALAS STEEL with causal assosiative as the kind of the research. Technic that being used in defined research object was sensus. The data that being used in this research received from questionnaires sprading to 36 employees who was in middle and low level management in the company. Analysis model that being used was multiple regression. Data quality was tested by using validity and reliability test. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test), and adjusted R square.

The result of this research showed that TQM didn’t influence managerial performance simultanly. TQM also didn’t influence managerial performance partially. Managerial performance can not be explained by focus on customer, obsession on quality, teamwork, continous improvement system, learning and training, and involvement and empowerment of employee.

Keywords : Total Quality Management (TQM), Focus On Customer, Obsession on Quality, Teamwork, Continous Improvement System, Learning and Training, Involvement and Empowerment of Employee, Managerial Performance.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management ... 7

1. Pengertian Total Quality Management ... 7

2. Karakteristik Total Quality Management ... 8

3. Manfaat Total Quality Management ... 10

B. Kinerja Manajerial ... 12

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14


(8)

2. Yan Saputra Saragih (2008) ... 15

3. Henny Zurika Lubis (2005) ... 16

4. I Made Narsa dan Rani Dwi Yuniawati (2003) ... 16

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 17

1. Kerangka Konseptual ... 17

2. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 21

C. Teknik Penentuan Objek Penelitian ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Defini Operasional dan Pengukuran Variabel ... 23

F. Menguji Kualitas Data ... 27

G. Model Analisis Data ... 28

H. Uji Asumsi Klasik ... 28

I. Pengujian Hipotesis ... 30

J. Jadwal dan Waktu Penelitian... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT Super Andalas Steel ... 33

B. Analisis Hasil Penelitian ... 33


(9)

2. Pengujian Reliabilitas Variabel ... 42

3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 46

5. Hasil Uji Normalitas Data ... 47

6. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 50

7. Hasil Pengukuran Adjusted R2 ... 53

8. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji – F) ... 54

9. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji – t) ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 32

Tabel 4.1 Validitas Instrumen Fokus Pada Pelanggan ... 34

Tabel 4.2 Validitas Instrumen Obsesi Terhadap Kualitas (Pengujian I) ... 35

Tabel 4.3 Validitas Instrumen Obsesi Terhadap Kualitas (Pengujian II) ... 36

Tabel 4.4 Validitas Instrumen Kerjasama Tim ... 36

Tabel 4.5 Validitas Instrumen Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan (Pengujian I) ... 37

Tabel 4.6 Validitas Instrumen Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan (Pengujian II) ... 38

Tabel 4.7 Validitas Instrumen Pendidikan dan Pelatihan ... 38

Tabel 4.8 Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian I) ... 39

Tabel 4.9 Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian II) ... 40

Tabel 4.10 Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian III) ... 40

Tabel 4.11 Validitas Instrumen Kinerja Manajerial ... 41

Tabel 4.12 Reliability Statistics Fokus Pada Pelanggan ... 42

Tabel 4.13 Reliability Statistics Obsesi Terhadap Kualitas ... 43


(11)

Tabel 4.15 Reliability Statistics Perbaikan Sistem Secara

Berkesinambungan ... 43

Tabel 4.16 Reliability Statistics Pendidikan dan Pelatihan ... 44

Tabel 4.17 Reliability Statistics Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan . 44 Tabel 4.18 Reliability Statistics Kinerja Manajerial ... 45

Tabel 4.19 Colinearity Statistics ... 46

Tabel 4.20 One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test ... 50

Tabel 4.21 Variables Entered/ Removed ... 51

Tabel 4.22 Regresi Linear Berganda ... 51

Tabel 4.23 Model Summary ... 54


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Peran Perbaikan Kualitas Dalam Perusahaan ... 12

Gambar 2.2 Kerang Konseptual ... 19

Gambar 4.1 Scatterplot ... 47

Gambar 4.2 Histogram ... 48


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Struktur Organisasi PT Super Andalas Steel ... 65

Lampiran ii Lembar Kuesioner... 66

Lampiran iii Tabulasi Hasil Kuesioner Fokus Pada Pelanggan ... 75

Lampiran iv Tabulasi Hasil Kuesioner Obsesi Terhadap Kualitas ... 76

Lampiran v Tabulasi Hasil Kuesioner Kerjasama Tim ... 77

Lampiran vi Tabulasi Hasil Kuesioner Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan... 78

Lampiran vii Tabulasi Hasil Kuesioner Pendidikan dan Pelatihan ... 79

Lampiran viii Tabulasi Hasil Kuesioner Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan ... 80

Lampiran ix Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Manajerial ... 81

Lampiran x Reliability Fokus Pada Pelanggan ... 82

Lampiran xi Reliability Obsesi Terhadap Kuallitas ... 84

Lampiran xii Reliability Kerjasama Tim ... 88

Lampiran xiii Reliability Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan .... 90

Lampiran xiv Reliability Pendidikan dan Pelatihan ... 93

Lampiran xv Reliability Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan ... 95

Lampiran xvi Reliability Kinerja Manajerial ... 100

Lampiran xvii Regression ... 102


(14)

Lampiran xix Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 105

Lampiran xx One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 106

Lampiran xxi Scatterplot... 107


(15)

ABSTRAK

Penggunaan Total Quality Management (TQM) sebagai pengukur peningkatan kinerja manajerial sudah semakin luas digunakan. Hal ini terjadi karena banyaknya kesuksesan implementasi TQM dalam meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara TQM dengan 6 subvariabel yang diteliti, yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini dilakukan di PT SUPER ANDALAS STEEL dengan jenis penelitian assosiatif kausal. Teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Data yang digunakan diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 36 karyawan perusahaan yang berada di level menengah dan level bawah manajemen. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah validitas data dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t), dan adjusted R square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara parsial. Kinerja manajerial tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Kata Kunci : Total Quality Management (TQM), Fokus Pada Pelanggan, Obsesi Terhadap Kualitas, Kerjasama Tim, Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, Kinerja Manajerial.


(16)

ABSTRACT

The used of Total Quality Management (TQM) as a tool for measuring managerial performance has been used by world wide. This caused by the successful of the implementation of TQM in increasing managerial performance. This research is done to investigate whether there is the correlation between TQM – in this case using 6 sub variable: focus on customer, obsession on quality, teamwork, continous improvement system, learning and training, and the involvement and empowerment of employee – and managerial performance or not.

This research was done in PT SUPER ANDALAS STEEL with causal assosiative as the kind of the research. Technic that being used in defined research object was sensus. The data that being used in this research received from questionnaires sprading to 36 employees who was in middle and low level management in the company. Analysis model that being used was multiple regression. Data quality was tested by using validity and reliability test. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test), and adjusted R square.

The result of this research showed that TQM didn’t influence managerial performance simultanly. TQM also didn’t influence managerial performance partially. Managerial performance can not be explained by focus on customer, obsession on quality, teamwork, continous improvement system, learning and training, and involvement and empowerment of employee.

Keywords : Total Quality Management (TQM), Focus On Customer, Obsession on Quality, Teamwork, Continous Improvement System, Learning and Training, Involvement and Empowerment of Employee, Managerial Performance.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Persaingan yang kuat diantara sesama perusahaan menuntut setiap perusahaan berusaha dengan sebaik mungkin untuk meningtakan kinerjanya masing-masing Tidak hanya itu, perusahaan juga harus mampu untuk mengatasi segala kendala yang dapat menghambat perkembangan perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.. Menurut Garrison (2000: 23) “kendala atau

constraint adalah segala sesuatu yang menghambat Anda untuk mendapatkan apa

yang anda inginkan”. Oleh karena itu, pengelolaan berdasarkan Theory of

Constraints menjadi faktor kunci sukses. Perusahaan dituntut untuk dapat

mengatasi kendala agar kinerja manajerialnya dapat menjadi lebih baik sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu alat yang dianggap dapat membantu memperbaiki kinerja manajerial dalam mencapai tujuan peningkatan laba adalah TQM.

TQM merupakan satu sistem yang saat ini mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena dianggap mampu mendukung kinerja manajerialnya. TQM juga dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu. Menurut Ishikawa dalam Nasution (2005: 22) “TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam


(18)

falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas, dan kepuasan pelanggan”

Menurut Purwanto dalam Suharyanto (2005: 7) “TQM pada dasarnya merupakan upaya untuk menciptakan ‘a culture of continous improvement’ di antara para karyawan dengan menerapkan berbagai teknik pemecahan permasalahan secara kelompok dengan memusatkan perhatian pada kepuasan

customer”. Menurut Tjiptono (2003: 4) “TQM merupakan suatu pendekatan

dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Menurut Suharyanto (2005: 62), TQM adalah sebuah kultur, dengan sifat yang melekat di dalam kultur ini adalah sebuah komitmen sepenuhnya terhadap kualitas dan sikap yang diperlihatkan melalui keterlibatan setiap individu dalam proses perbaikan produk maupun jasa secara kontinyu, melalui penggunaan metode ilmiah yang inovatif.

TQM menghendaki komitmen total dari manajemen dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Sukses tidaknya implementasi TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah suatu alat yang digunakan oleh manajemen suatu perusahaan yang melibatkan seluruh personel dalam perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan, dan manajemen perusahaan melalui metode ilmiah yang inovatif.


(19)

Pencapaian tujuan suatu perusahaan membutuhkan peran semua anggota yang ada dalam perusahaan, karenanya tujuan dapat dipandang sebagai alat untuk menyatukan semua unsur yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu selain penerapan TQM, agar tujuan perusahaan mudah tercapai maka diperlukan suatu pedoman yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan bagian dari Akuntansi Manajemen yang dalam fungsi perencanaan, direncanakan dan disusun untuk menjadi suatu pedoman kerja dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Anggaran adalah suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. Dari defenisi tersebut dapat dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana finansial yang dipakai untuk pengelolaan sumber daya organisasi. Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Terdapat tiga pendekatan penyusunan anggaran yakni, top-down approach (dimana manajemen puncak menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan), bottom-up approach (penyusunan anggaran dimana anggaran disusun oleh manajemen level bawah untuk selanjutnya diterapkan untuk seluruh level manajemen), dan kombinasi dari keduanya yang disebut dengan pendekatan partisipasi. Yang dimaksud dengan partisipasi adalah proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan. Pada penyusunan anggaran dengan menggunakan


(20)

pendekatan partisipasi, informasi anggaran yang didapat oleh manajemen puncak, untuk mengevaluasi kinerja manajerial fungsional dan mendistribusikan penghargaan dan hukuman. Oleh karena itu partisipasi dalam penyusunan anggaran memainkan peranan

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial maupun hasil penelitian pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pernah dilakukan oleh Yan Saputra Saragih (2008), Zulaika (2008) dan Dewi Maya Sari (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Yan Saputra Saragih berjudul Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menyatakan bahwa TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Kedua, partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial dimana terdapat hubungan yang tidak searah diantara keduanya. Ketiga, secara bersamaan TQM dan partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Zulaika berjudul Pengaruh Total

Quality Management Terhadap Kinerja Manajemen pada PT PP Lonsum

Indonesia, Tbk menyatakan bahwa TQM berpengaruh terhadap kinerja manajemen secara simultan. Tetapi jika dilihat secara parsial, variabel fokus pada pelanggan serta pendidikan dan pelatihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajemen dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Maya Sari terhadap PT Super Andala Stell menyatakan bahwa TQM tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara parsial. Kinerja manajerial tidak


(21)

dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara di bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatra Utara. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) mengelola 3 (tiga) budidaya perkebunan yang berupa tanaman Kelapa Sawit, kakao dan teh dengan 31 unit kebun yang dilengkapi dengan sarana pengolahannya berupa 16 unit Pabrik kelapa Sawit (PKS), 1 unit Pabrik Pemurnian Minyak Sawit, 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, 4 unit Pabrik Pengeringan Biji Kakao, 6 unit pabrik Pengolahan Teh, 1 unit Perbengkelan dan 3 unit Rumah Sakit. Kegiatan usaha lainnya yang dikelola Perusahaan, antara lain : Pabrik Kompos, Tanaman Jagung, Kebun Benih Kelapa Sawit, Kebun Benih Kakao.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut dalam sebuah penelitan yang berjudul: “Pengaruh Total Quality

Management dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah yang akan di teliti sebagai berikut : “apakah total quality management dan partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan?”.


(22)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Apakah total quality management dan partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh total quality management dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial,

2.perusahaan, sebagai masukan dalam penerapan total quality management, partisipsi dalam penyusunan anggaran untuk perbaikan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

3.peneliti lain, sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian pada bidang yang sama dan sebagai kontribusi untuk pengembangan ilmu akuntansi manajemen dan penganggaran perusahaan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Total Quality Management

1. Pengertian Total Quality Management

Menurut Garrison (2000: 23) “kendala atau constraint adalah segala sesuatu yang menghambat Anda untuk mendapatkan apa yang anda inginkan”. Oleh karena itu, pengelolaan berdasarkan Theory of Constraints menjadi faktor kunci sukses. Perusahaan dituntut untuk dapat mengatasi kendala agar kinerja manajerialnya dapat menjadi lebih baik sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu alat yang dianggap dapat membantu memperbaiki kinerja manajerial dalam mencapai tujuan peningkatan laba adalah TQM.

TQM merupakan satu sistem yang saat ini mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena dianggap mampu mendukung kinerja manajerialnya. TQM juga dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu. Menurut Ishikawa dalam Nasution (2005: 22) “TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas, dan kepuasan pelanggan”.

Menurut Purwanto dalam Suharyanto (2005: 7) “TQM pada dasarnya merupakan upaya untuk menciptakan ‘a culture of continous improvement’ di antara para karyawan dengan menerapkan berbagai teknik pemecahan permasalahan secara kelompok dengan memusatkan perhatian pada kepuasan


(24)

customer”. Menurut Tjiptono (2003: 4) “TQM merupakan suatu pendekatan

dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Menurut Suharyanto (2005: 62),

TQM adalah sebuah kultur, dengan sifat yang melekat di dalam kultur ini adalah sebuah komitmen sepenuhnya terhadap kualitas dan sikap yang diperlihatkan melalui keterlibatan setiap individu dalam proses perbaikan produk maupun jasa secara kontinyu, melalui penggunaan metode ilmiah yang inovatif.

TQM menghendaki komitmen total dari manajemen dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Sukses tidaknya implementasi TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah suatu alat yang digunakan oleh manajemen suatu perusahaan yang melibatkan seluruh personel dalam perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan, dan manajemen perusahaan melalui metode ilmiah yang inovatif.

2. Karakteristik Total Quality Management

Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005: 22).

a. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan

driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang

disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.


(25)

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good enough’.

c. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

d. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

e. Kerjasama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

f. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.

g. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

h. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan


(26)

tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.

i. Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya

3. Manfaat Total Quality Management

Manfaat TQM adalah memperbaiki kinerja manajerial dalam mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan. Ada beberapa keuntungan pengendalian mutu yang digambarkan Ishikawa (1992) dalam bukunya, antara lain:

a. pengendalian mutu memungkinkan untuk membangun mutu di setiap langkah proses produksi demi menghasilkan produk yang 100% bebas cacat,

b. pengendalian mutu memungkinkan perusahaan menemukan kesalahan atau kegagalan sebelum akhirnya berubah menjadi musibah bagi perusahaan, c. pengendalian mutu memungkinkan desain produk mengikuti keinginan

pelanggan secara efisien sehingga produknya selalu dibuat sesuai pilihan pelanggan,

d. pengendalian mutu dapat membantu perusahaan menemukan data-data produksi yang salah.


(27)

TQM juga digunakan untuk memperbaiki posisi persaingan perusahaan di pasar dan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan

output dengan mutu berkualitas. “Produk yang berkualitas yang mampu

memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen secara berkelanjutan (sustainable

satisfaction) akan menimbulkan pembelian yang berkelanjutan yang pada

akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan mencapai skala ekonomi dengan akibat penurunan biaya produksi” (Ibrahim, 2000: 22).

Perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan penghasilan perusahaan dan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan laba perusahaan agar perusahaan dapat terus berjalan dan tetap hidup dalam persaingan perdagangan yang semakin ketat saat sekarang ini. Perbaikan kualitas juga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan peran perbaikan kualitas dalam perusahaan untuk memperbaiki posisi persaingan dalam pasar perdagangan dan meningkatkan ketelitian dalam menghasilkan produk yang bebas dari kerusakan.


(28)

Gambar 2.1

Peran Perbaikan Kualitas Dalam Perusahaan

Sumber: Pall dalam Tjiptono (2003: 11).

B. Partisipasi Anggaran

1. Pengertian dan Fungsi Anggaran

Anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Anggaran dalam suatu organisasi merupakan rencana kuantitatif yang mengidentifikasikan sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan dalam suatu periode anggaran.

Menurut Rudianto (200:110), “Anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis”. Jadi, pada dasarnya anggaran merupakan rencana kerja organisasi

P E R B A I K A N K U A L I T A S Memperbaiki posisi persaingan Meningkatkan output yang bebas

dari kerusakan Harga yang lebih tinggi Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan penghasilan Mengurangi biaya operasi Meningkatkan laba


(29)

dimasa mendatang, sedangkan proses penyiapan dan penyusunan anggaran disebut penganggaran.

Menurut Munandar (2001:1) defenisi anggaran sebagai berikut: “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Sementara itu Supriyono (1999:340) menyatakan: “Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun.”

Anggaran merupakan bagian dari akuntansi yang membahas mengenai keuangan dan kegiatan operasi perusahaan pada masa yang akan datang. Anggaran dipergunakan sebagai perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kegiatan operasi perusahaan. Anggaran merupakan kebutuhan perusahaan dalam merencanakan laba dan meningkatkan efisiensi biaya operasi perusahaan pada masa yang akan datang, meliputi kegiatan operasi perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

Munandar (2001:2) mengemukakan bahwa suatu anggaran mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkanya berasal dari angka yang bukan satuan keuangan (misalnya : unit terjual jumlah produksi).

b. Mencakup kurun waktu satu tahun.

c. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.


(30)

d. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi dari pada yang menyusunnya.

e. Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tersebut tidak dapat dirubah kecuali dalam hal khusus.

f. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran seperti periodik, dan varians yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.

Menurut Supriyono (1999:343) anggaran mempunyai beberapa macam fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Perencanaan

Dalam perencanaan terdapat tujuan yang akan dicapai suatu organisasi, yang untuk mewujudkannya ditetapkan strategi dan kebijaksanaan yang dituangkan dalam anggaran.

b. Fungsi Koordinasi

Berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan.

c. Fungsi Komunikasi

Dalam penyusunan anggaran, berbagai, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran. Selanjutnya, setiap orang yang bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan pengendalian periodik.

d. Fungsi Motivasi

Anggaran berfungsi pula sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana di dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan. Dengan mengikutsertakan peran serta para pelaksana dapat digunakan untuk memotivasi mereka di dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan dan sekaligus untuk mengukur prestasi mereka.

e. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperanserta di dalam penyusunan anggaran tersebut.

f. Fungsi Pendidikan

Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dia pimpin dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain di dalam organisasi yang bersangkutan.

Secara luas anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian mencakup pengarahan/pengaturan orang-orang dalam organisasi atau perusahaan. Oleh


(31)

karenanya proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting sekaligus kompleks, sebab anggaran mempunyai kemungkinan berdampak disfungsional terhadap perilaku anggota organisasi.

2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Kennis (1979) menegaskan bahwa: “Partisipasi adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang bersangkutan”. Sedangkan Menurut Iksan dan Ishak (2005:173), partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara manajemen, yang pada gilirannya cenderung untuk meningkatkan kinerja mereka.

Penyusunan anggaran partisipatif sangat menguntungkan untuk pusat tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban mereka (Anthony dan Govindarajan, 2005:86).

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87), partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan:

a.Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajerdibandingkan bila secara eksternal.

b. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang efektif.


(32)

Partisipasi dalam penyusunan anggaran menyangkut suatu proses dimana individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran mereka. Selain itu, partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama antara dua pihak atau lebih yang akan membawa pengaruh pada masa yang akan datang bagi para pembuat keputusan.

B. Kinerja Manajerial

Kinerja dapat diartikan sebagai “penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan, bagian dari perusahaan dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya” (Lubis, 2005: 21). Menurut Stolovitch dan Keeps dalam Rivai (2005: 14) “kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta”. Menurut Donnelly, Gibson, dan Ivancevich dalam Rivai (2005: 15) “kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Manajemen adalah ilmu yang menggunakan orang lain dalam usaha mencapai suatu tujuan dengan menggunakan fungsi manajemen: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Sedangkan manajer adalah orang yang menerapkan manajemen dalam mengemban tugas yang diterimanya guna mencapai tujuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut Mahoney dan Carroll “yang dimaksud dengan


(33)

kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi, dan representasi” (Lubis, 2005: 22). Kinerja manajerial yang baik akan menghasilkan keefektivitasan yang berujung pada perolehan keuntungan bagi perusahaan. Kinerja manajerial yang stabil bahkan meningkat akan menambah kepercayaan investor terhadap perusahaan.

Menurut Lois Goldberg “bukan teori entity atau proprietory yang perlu dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan atau lembaga, tetapi cukup melihat commander-nya (commander theory) atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan kontrol ekonomi atas sumber daya yang efektif terhadap suatu lembaga” (Harahap, 2007: 74). Penekanan informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau

stewardship. Bagaimana yang dipercayai mengelola kekayaan yang diamanahkan

kepadanya. Dengan kata lain teori ini menitikberatkan pengendalian terhadap kinerja manajerial perusahaan dalam meningkatkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Zulaika (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Zulaika berjudul Pengaruh Total Quality

Management Terhadap Kinerja Manajemen pada PT PP Lonsum Indonesia, Tbk.

Variabel independen (TQM) terdiri dari empat subvariabel yang diteliti yaitu, fokus pada pelanggan, perbaikan berkesinambungan, pelibatan dan pemberdayaan


(34)

karyawan, serta pendidikan dan pelatihan. Sedangkan kinerja manajemen diukur dengan Balanced Scorecard yang terdiri dari empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Jenis penilitian ini adalah assosiatif kausal, dimana teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sensus. Sampelnya adalah 30 orang manajer PT PP Lonsum Indonesia, Tbk. Pengumpulan datanya dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 30 manajer. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

Pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji reliabilitas dan validitas data. Sedangkan uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji-F) dan uji signifikan parsial (uji-t). Hasil analisis data menujukkan bahwa TQM berpengaruh terhadap kinerja manajemen secara simultan. Tetapi jika dilihat secara parsial, variabel fokus pada pelanggan serta pendidikan dan pelatihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajemen dalam penelitian ini.

2. Yan Saputra Saragih (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Yan Saputra Saragih berjudul Pengaruh Total

Quality Management dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada

PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Variabel independennya adalah TQM. Variabel dependennya adalah partisipasi anggaran.

Jenis penelitian ini adalah assosiatif kausal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Sampel dalam penelitian ini adalah


(35)

42 responden yang terdiri dari pegawai level manajemen yang ada pada perusahaan tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana dan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Kedua, partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial dimana terdapat hubungan yang tidak searah diantara keduanya. Ketiga, secara bersamaan TQM dan partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

3. Dewi Maya Sari (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Maya Sari berjudul Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Super Andalas Steel.Variabel independennya adalah TQM dan variabel dependennya adalah partisipasi anggaran.

Penelitian ini dilakukan di PT SUPER ANDALAS STEEL dengan jenis penelitian assosiatif kausal. Teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Data yang digunakan diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 36 karyawan perusahaan yang berada di level menengah dan level bawah manajemen. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah validitas data dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t), dan adjusted R square.


(36)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara parsial. Kinerja manajerial tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka kerangka konseptual sebagai berikut:

2.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

TQM dapat memperbaiki kinerja manajerial dalam perusahaan untuk mewujudkun tujuan perusahaan. Fokus pada pelanggan berarti setiap produk yang dihasilkan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

Total Quality Management

(X1)

Partisipasi Anggaran

(X2)

Kinerja Manajerial


(37)

pelanggan. Orientasi pada pelanggan tersebut akan merangsang manajer untuk meningkatkan kinerjanya agar menghasilkan produk yang bermutu untuk memuaskan pelanggan.

Obsesi terhadap kualitas merupakan sikap tidak pernah puas akan kualitas dari produk yang dihasilkan. Peningkatan kualitas produk juga dapat mengurangi biaya kualitas yang dapat menurunkan laba. Apabila sikap ini dapat ditanamkan di benak para manajer, maka kinerja para manajer akan meningkat karena mereka ingin tetap menghasilkan produk yang bermutu tinggi.

Kerjasama tim merupakan cermin integritas perusahaan. Hubungan yang baik diantara anggota tim harus dijalin, dibina, dan dijaga. Kekompakan dalam melakukan aktivitas perusahaan akan meningkatkan kinerja para manajer perusahaan karena mereka merasa dapat diandalkan dan pasti melakukan hal yang terbaik demi nama tim karena apabila salah seorang manajer melakukan sebuah kesalahan, maka anggota tim yang lain juga akan merasakan akibatnya.

Perbaikan sistem secara terus menerus harus dilakukan perusahaan seiring dengan perkembangan informasi dan kebutuhan pelanggan. Perbaikan secara berkala di segala bidang yang rutin dilakukan perusahaan dapat meningkatkan kinerja manajerial karena perbaikan yang dilakukan dapat mempermudah kerja manajer. Peningkatan kinerja manajerial pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.


(38)

Pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan oleh para manajer untuk memperbaharui pengetahuan mereka tentang masing-masing bidang yang mereka tangani. Pendidikan dan pelatihan membuat para manajer semakin ahli di bidangnya. Peningkatan keahlian pasti akan meningkatkan kinerja mereka di perusahaan tempat mereka bekerja.

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan membuat karyawan memiliki andil dalam setiap keputusan dan aktivitas yang dilakukan perusahaan. Hal ini membuat karyawan merasa memilki perusahaan. Perasaan yang dirasakan karyawan, dalam hal ini manajer, akan meningkatkan kinerja mereka karena mereka pasti akan melakukan yang terbaik bagi perusahaan yang mereka anggap seperti milik mereka sendiri.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial bersifat kausal. Peningkatan TQM akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Gambaran tersebut dapat divisualisasikan melalui kerangka di bawah ini.

B. Hipotesis

Dari kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Total Quality Management berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

H2 : Partisipasi Anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. H3 : Total Quality Management dan partisipasi anggaran berpengaruh positif


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah assosiatif kausal, dimana terjadi hubungan sebab akibat diantara dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah TQM dan variabel dependennya adalah kinerja manajerial.

B. Jenis Data Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau narasumber. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diisi oleh seluruh manajer pada perusahaan. Instrumen dalam kuesioner dikembangkan oleh berbagai pihak yang dirangkum oleh Mas’ud (2004).

2. Data sekunder, yaitu data olahan yang diperoleh dari perusahaan, antara lain:

a. sejarah perusahaan,


(40)

C. Teknik Penentuan Objek Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas maupun tidak terbatas. Populasi penelitian ini adalah karyawan pada middle management level pada PT Super Andalas Steel yang berjumlah60 responden. Keseluruhan populasi pada penelitian ini merupakan data bagi penelitian ini. Menurut Erlina (2007: 72) “jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian, maka disebut sensus, jika sebagian saja disebut sample”. Dengan demikian teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Ke enam puluh responden yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

General Manajer 5 orang Manajer unit 39 orang Kepala bagian 15 orang

Total 60 orang

Manajer Diperbantukan Pada Direksi 1 Orang

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data primer yang berupa kuesioner, penulis melakukan beberapa langkah, yaitu:

1. memberikan kuesioner kepada seluruh responden,

2. mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh seluruh responden.

Data sekunder yang berupa sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan didapatkan langsung dari perusahaan.


(41)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel terikat lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah TQM yang terdiri dari enam subvariabel, yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, kebebasan yang terkendali, serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dalam penelitian ini setiap responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai penerapan TQM yang dikhususkan pada empat subvariabel tersebut.

Kuesioner fokus pada pelanggan dikembangkan oleh Hajjat (2002). Kuesioner obsesi terhadap kualitas dikembangkan oleh Harrington (2000). Kuesioner kerjasama tim dikembangkan oleh Daft (1998). Kuesioner perbaikan sistem secara berkesinambungan dikembangkan oleh Zeitz (1997). Kuesioner pendidikan dan pelatihan dikembangkan oleh Baker (1999). Kuesioner keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dikembangkan oleh White (1973).

a. Fokus pada pelanggan

Fokus pada pelanggan merupakan upaya perusahaan untuk memproduksi produk sesuai dengan keinginan pelanggan untuk memuaskan pelanggan. Observasi terhadap kebutuhan pelanggan diperlukan untuk merumuskan formula produk yang dapat memuaskan pelanggan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 7 dimana jika memilih 1 berarti


(42)

sangat tidak setuju, jika memilih 4 berarti netral, dan jika memilih 7 berarti sangat setuju.

b. Obsesi Terhadap Kualitas

Obsesi terhadap kualitas merupakan sikap dan komitmen perusahaan untuk tetap memberikan kualitas yang terbaik pada setiap produknya yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Obsesi terhadap kualitas juga dapat mengurangi biaya kualitas, yaitu biaya yang mungkin akan terjadi karena kualitas produk yang buruk. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 7 dimana jika memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 4 berarti netral, dan jika memilih 7 berarti sangat setuju.

c. Kerjasama Tim

Kerjasama tim merupakan implementasi integritas perusahaan dimana setiap orang dalam setiap departemen pada perusahaan bersama-sama melakukan tindakan yang dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Tiap-tiap anggota tim harus menyamakan visi dan misinya dalam mewujudkan tujuan perusahaan secara bersama-sama. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 5 dimana jika memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 2 berarti tidak setuju, jika memilih 3 berarti netral, jika memilih 4 berarti setuju, dan jika memilih 5 berarti sangat setuju.


(43)

Perbaikan sistem secara berkesinambungan merupakan proses perbaikan produksi dan manajemen menuju sistem produksi dan manajemen yang lebih baik secara berkesinambungan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 7 dimana jika memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 4 berarti netral, dan jika memilih 7 berarti sangat setuju.

e. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang diadakan perusahaan untuk memperbaiki kualitas manajemen perusahaan. Perusahaan biasanya mengadakan pendidikan dan pelatihan dengan menggelar acara seminar yang berkaitan dengan bidang perusahaan atau menyekolahkan karyawannya untuk memperbaiki kualitas karyawan dan meningkatkan kemampuan inovasi karyawan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 5 dimana jika memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 2 berarti tidak setuju, jika memilih 3 berarti netral, jika memilih 4 berarti setuju, dan jika memilih 5 berarti sangat setuju.

f. Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengikutsertakan karyawannya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mengeksplorasi diri dengan melakukan hal-hal baru yang dapat memperbaiki perusahaan ke arah yang lebih baik. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 5 dimana jika


(44)

memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 2 berarti tidak setuju, jika memilih 3 berarti netral, jika memilih 4 berarti setuju, dan jika memilih 5 berarti sangat setuju.

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Jadi variabel terikat adalah konsekuensi dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja manajerial. Kinerja manajerial adalah keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan dengan melibatkan orang lain demi menghasilkan laba bagi perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 7 dimana dimana jika memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 4 berarti netral, dan jika memilih 7 berarti sangat setuju. Kuesioner kinerja manajerial dikembangkan oleh Heneman (1974).

F. Menguji Kualitas Data 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya dalam mencapai sasarannya. Validitas berhubungan dengan kenyataan. Validitas juga berhubungan dengan tujuan dari pengukuran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:


(45)

1. jika r hitung positif atau r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid,

2. jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid,

3. r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005: 42) “suatu konstruksi atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6”.

G. Model Analisis Data

Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Metode ini menghubungkan dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan regresi berganda penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ e Keterangan:

Y = Kinerja manajerial


(46)

X2 = Obsesi Terhadap Kualitas

X3 = Kerjasama Tim

X4 = Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

X5 = Pendidikan dan Pelatihan

X6 = Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien Regresi e = error (tingkat kesalahan)

H. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu: (a) mengeluarkan salah satu variabel


(47)

dari model regresi, (b) menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2005) “deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X1, X2, dan Y”. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah “ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali, 2005: 110). Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, adalah dengan analisis grafik dan uji statistik.

I. Pengujian Hipotesis 1. Adjusted R2


(48)

Pengujian adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R2 semakin kecel mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima atau Ho ditolak Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak atau Ho diterima


(49)

3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya:

Ho : b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen,

Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima atau Ho ditolak Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak atau Ho diterima


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjtnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara kronologis riwayat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut:


(51)

Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse

Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA (Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam) pada tahun 1959

dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19.

Tahun 1967, Tahap Regrouping I

Pada tahun 1967-1968 selanjutnya pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN Serat.

Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX.

Tahun 1971, Tahap Peerubahan menjadi Perusahaan Perseroan

Dengan dasar peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT. Perkebunan I s.d. IX (persero). Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1971 dan


(52)

Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1966, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV.

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan proyek pengembangan PTP VI, PTP VII< dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan Akta Pendirian No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8332.HT.01.01. Thn 96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8675/1996, serta telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat I Sumatera


(53)

Utara c.q. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Simalungun No. 001/BH.2.15/IX/1996 tanggal 16 September 1996 dan telah diperbaharui dengan Nomor 07/BH/0215/VIII/01 tanggal 23 Agustus 2001.

Anggaran dasar perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, SH., tanggal 26 September 2002, tentang tempat kedudukan Kantor Pusat (dari Bah Jambi Kabupaten Simalungun ke Medan) dan Modal Dasar Perusahaan (dari 425.000 lembar saham Prioritas dan 550.000 lembar saham biasa yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 975.000 lembar saham). Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-20652.HT.01.04.TH.2002 tanggal 23 Oktober 2002.

Pada tahun 2008 telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan Akta No. 11 dari notaris Sri Ismiyati, SH tanggal 4 Agustus 2008 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-60615.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

2. Kepemilikan Perusahaan

PTPN IV sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Non Listed mempunyai modal dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp 3,5 triliun (tiga setengah triliun rupiah), terbagi atas 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta


(54)

rupiah). Dari modal dasar tersebut telah disetor sebanyak 975.000 lembar saham atau seluruhnya sebesar Rp 975.000.000.000 (sembilan ratus tujuh puluh lima milyar rupiah). Jumlah modal sendiri sampai dengan tahun 2008 berada pada posisi Rp2,5.000.000.000.000.

3. Bidang Usaha

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Usaha yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 10 kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan,, Labuhan Batu, Toba Samosir, Padang Lawas, Batubara, dan Mandailing Natal.

Dalam proses pengolahan, PTPN IV dilengkapi 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 560 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 3 unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 271 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari, dan 1 Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 400 ton per hari.

PTPN IV juga didukun oleh 1 Unit Usaha Perakitan/Erection Pabrik (Perbengkelan) yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit,


(55)

yaitu RS Laras, RS Balimbingan, dan RS Pabatu. Seluruh Unit Usaha dan Proyek Pengenbangan yang diusahai PTPN IV dikelompokkan dalam 6 Grup Unit Usaha (GUU).

4. Visi dan Misi Perusahaan

a. VISI:

Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir, di tingkat nasional dan regional.

b. MISI:

1) menjalankan usaha agribisnis di bidang perkebunan kelapa sawit (komoditi utama), dan teh serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, teh jadi, serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2) meningkatkan daya saing produk secara terus-menerus yang didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreatifitas dan inovasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi. 3) menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan,

perkembangan, dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan, dan stakeholder lainnya.

4) mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.


(56)

5) memberikan perhatian dan peran sungguh-sungguh dalam membangun kemitraan dan mengembangkan lingkungan (community development), koperasi, usaha kecil dan menengah, serta kelestarian lingkungan hidup.

4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi adalah suatu kerangka atau bagan yang menggambarkan jaringan hubungan kerja yang bersifat formal, yang menunjukkan kedudukan dan jabatan secara hirarki. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi dalam suatu organisasi, yang sifatnya relatif permanen tanpa menutup kemungkinan adanya reorganisasi, baik yang bersifat pemekaran maupun penyerdehanaan organisasi sesuai dengan tuntutan dari perkembangan organisasi tersebut.

Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan alat bagi perusahaan untuk menggambarkan pendelegasian wewenang pada tiap bagian sehingga aktivitas organisasi itu dapat dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mudah. Bentuk struktur organisasi perusahaan terlihat pada lampiran 5. Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV menurut pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

a. MANAJER GRUP UNIT USAHA

1) Tugas Utama

Adapun tugas utama dari Manajer Grup Unit Usaha adalah :

a) memimpin grup unit usaha untuk mencapai kinerja (hasil usaha) secara efektif dan efisiensi sesuai dengan sasaran dan kebijakan yang digariskan oleh Direksi,


(57)

b) mengkoordinir, membina, serta mengendalikan pengelolaan unit usaha yang ada di dalam grupnya untuk mencapai kinerja masing-masing unit usaha dalam kesatuan tujuan Grup Unit Usaha secara efektif dan efisiensi.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Manajer Grup Unit Usaha adalah :

a) melakukan pengawasan dan memberikan koreksi terhadap kegiatan operasional ke Unit-Unit Usaha dalam rangka pencapaian sasaran Unit Usaha/Grup,

b) mengambil keputusan dalam rangka efektivitas kepemimpinan dan pelaksanaan tugas di Grup Unit Usaha, yang sejalan dengan kebijakan Direksi dan atau pencapaian sasaran Grup Unit Usaha,

c) menilai kinerja manajer dan karyawan di Grup Unit Usaha, d) menetapkan kebijakan dalam rangka efektivitas pencapaian

sasaran Unit Usaha dan Grup yang tidak bertentangan dengan kebijakan Direksi.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Manajer Grup Unit Usaha adalah :

a) manajer Grup Unit Usaha bertanggungjawab kepada Direksi, b) manajer Grup Unit Usaha bertanggungjawab terhadap


(58)

c) manajer Grup Unit Usaha bertanggungjawab terhadap terciptanya kerjasama, keserasian, keselarasan, dan keharmonisan di antara unit usaha di dalam grupnya,

d) manajer Grup Unit Usaha bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya dalam kesatuan unit usaha di dalam grupnya.

b. KABAG. SEKRETARIS PERUSAHAAN (CORPORATE

SECRETARY) 1) Tugas Pokok

Adapun tugas pokok dari Kabag. Sekretaris Perusahaan adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi (Direktur Utama) dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di bidang sekretariat, aspek legal (corporate law), kepatuhan (compliance), dan Manajemen Resiko, aspek manajemen hubungan investor, aspek komunikasi perusahaan (corporate communication), hubungan masyarakat, dan protokoler.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Sekretaris Perusahaan adalah :

a) menjawab pertanyaan investor, stakeholder, dan Bapepam tentang kebijakan dan kinerja perusahaan,

b) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

c) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern, dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,


(59)

d) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Sekretaris Perusahaan adalah :

a) kepala Bagian Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab kepada Direktur Utama,

b) kepala Bagian Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

c. KABAG. SATUAN PENGAWASAN INTERN

1) Tugas Pokok

Adapun tugas pokok dari Kabag. Satuan Pengawasan Intern adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direktur Utama dalam melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan perusahaan di bidang penggunaan sumberdaya operasional serta sistem dan prosedur untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi perusahaan.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Satuan Pengawasan Intern adalah : a) melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional,

sistem dan prosedur di semua unit kerja perusahaan,

b) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,


(60)

c) memberikan pendapat dan pertimbangan berdasarkan kesimpulan hasil pemeriksaan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Direktur Utama,

d) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

e) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Satuan Pengawasan Intern adalah :

a) kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama,

b) kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

d. KABAG. TANAMAN

1) Tugas Pokok

Adapun tugas pokok dari Kabag. Tanaman adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen dibidang produksi tanaman.

2) Wewenang


(61)

a) melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan operasional bidang produksi tanaman di semua unit produksi tanaman,

b) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

c) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

d) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Tanaman adalah :

a) kepala Bagian Tanaman bertanggungjawab langsung kepada Direktur Produksi,

b) kepala Bagian Tanaman bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Tanaman bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

e. KABAG. PENGOLAHAN

1) Tugas Pokok

Adapun tugas pokok dari Kabag. Pengolahan adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang pengolahan.


(62)

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Pengolahan adalah :

a) melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan operasional di bidang pengolahan,

b) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

c) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

d) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Pengolahan adalah :

a) kepala Bagian Pengolahan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Produksi,

b) kepala Bagian Pengolahan bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Pengolahan bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

f. KABAG. TEKNIK

1) Tugas Pokok

Adapun tugas pokok dari Kabag. Teknik adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang Teknik.


(63)

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Teknik adalah :

a) melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan operasional di bidang teknik,

b) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

c) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

d) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Teknik adalah :

a) kepala Bagian Teknik bertanggungjawab langsung kepada Direktur Produksi,

b) kepala Bagian Teknik bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Teknik bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

g. KABAG. KEUANGAN


(64)

Adapun tugas pokok dari Kabag. Keuangan adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang keuangan.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Keuangan adalah :

a) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

b) melakukan penilaian, mengusulkan; promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

c) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Keuangan adalah :

a) kepala Bagian Keuangan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Keuangan,

b) kepala Bagian Keuangan bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Keuangan bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

h. KABAG. AKUNTANSI


(65)

Adapun tugas pokok dari Kabag. Akuntansi adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang akuntansi.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Akuntansi adalah :

a) melakukan verifikasi ke semua unit kerja perusahaan,

b) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

c) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

d) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Akuntansi adalah :

a) kepala Bagian Akuntansi bertanggungjawab langsung kepada Direktur Keuangan,

b) kepala Bagian Akuntansi bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Akuntansi bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

i. KABAG. PEMASARAN


(66)

Adapun tugas pokok dari Kabag. Pemasaran adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang pemasaran.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Pemasaran adalah :

a) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

b) melakukan penilaian, mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

c) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Pemasaran adalah :

a) kepala Bagian Pemasaran bertanggungjawab langsung kepada Direktur Keuangan,

b) kepala Bagian Pemasaran bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Pemasaran bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya.

j. KABAG. PERENCANAAN


(67)

Adapun tugas pokok dari Kabag. Perencanaan adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang perencanaan.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Perencanaan adalah :

a) mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya, yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan,

b) melakukan penilaian dan mengusulkan; promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern maupun ekstern, dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagiannya,

c) menggunakan sumber daya di bagiannya sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Perencanaan adalah :

a) kepala Bagian Perencanaan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha,

b) kepala Bagian Perencanaan bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Perencanaan bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di dalam bagiannya.

k. KABAG. PENGEMBANGAN USAHA


(68)

Adapun tugas pokok dari Kabag. Pengembangan Usaha adalah membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi Manajemen di bidang pengembangan usaha.

2) Wewenang

Adapun yang menjadi wewenang Kabag. Pengembangan Usaha adalah :

a) melakukan survei dan kajian kelayakan suatu wilayah untuk lokasi kebun baru,

b) melakukan seleksi calon petani dan koperasi sebagai mitra binaan PIR,

c) melakukan upaya penyelesaian masalah-masalah PIR di lapangan,

d) mengelola aset perusahaan dalam cakupan pembangunan kebun, industri hilir baru,

e) menilai kinerja Manajer Unit baru, dan staf yang ada di bagian.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kabag. Pengembangan Usaha adalah :

a) kepala Bagian Pengembangan Usaha bertanggungjawab langsung kepada Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha,

b) kepala Bagian Pengembangan Usaha bertanggungjawab atas efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya,

c) kepala Bagian Pengembangan Usaha bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya di dalam bagiannya.


(1)

a. Predictors: (Constant), Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, Perbaikan Sistem Secara

Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kerjasama Tim, Fokus Pada Pelanggan, Obsesi Terhadap Kualitas

b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 38.00 46.19 41.28 1.986 36

Std. Predicted Value -1.651 2.475 .000 1.000 36

Standard Error of Predicted

Value 1.143 3.231 2.094 .507 36

Adjusted Predicted Value 35.41 47.91 41.18 2.347 36

Residual -6.414 11.523 .000 4.444 36

Std. Residual -1.314 2.360 .000 .910 36

Stud. Residual -1.633 2.589 .009 1.011 36

Deleted Residual -9.909 13.860 .100 5.509 36

Stud. Deleted Residual -1.684 2.901 .026 1.061 36

Mahal. Distance .945 14.362 5.833 3.250 36

Cook's Distance .000 .209 .035 .060 36

Centered Leverage Value .027 .410 .167 .093 36

a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial


(2)

(3)

Lampiran xx


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 4.44371181

Most Extreme Differences Absolute .126

Positive .126

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .758

Asymp. Sig. (2-tailed) .614

a. Test distribution is Normal.


(5)

(6)

Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 34.641 15.743 2.200 .036

Fokus Pada

Pelanggan .313 .265 .343 1.179 .248 .340 2.939

Obsesi Terhadap

Kualitas -.407 .380 -.319 -1.070 .294 .324 3.089

Kerjasama Tim .176 .324 .104 .542 .592 .787 1.271

Perbaikan Sistem Secara

Berkesinambungan

.750 .700 .288 1.072 .293 .397 2.517

Pendidikan dan

Pelatihan -.230 .320 -.129 -.720 .477 .899 1.112

Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

-.277 .389 -.132 -.712 .482 .829 1.206

a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial