PENDAHULUAN Makna Hata-Hata Jampi Dalam Bahasa Angkola Mandailing

❏ Nurhayati Harahap Makna Hata-Hata Jampi dalam Bahasa Angkola Mandailing LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume III No. 1 April Tahun 2007 MAKNA HATA-HATA JAMPI DALAM BAHASA ANGKOLA MANDAILING Nurhayati Harahap Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Abstract Jampi word is a set of words that has an interrelation and those are meaningfulness. Jampi word consists of verses and each verse has unfinite lines, in this case, it can be two to six lines. The set of words are so chosen alertly and when it was altered, there will be magical empowerment within these utterances. Key words: jampi word, magical empowerment, utterances

1. PENDAHULUAN

Warisan budaya kita sangat beragam yang seharusnyalah dihindarkan dari kepunahan. Hata- hata jampi adalah salah satu warisan budaya yang terdapat di wilayah pemakian bahasa Angkola Mandailing, yaitu suatu wilayah pemakaian bahasa di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal. Hata-hata jampi digunakan oleh pemakainya untuk tujuan tertentu special purpose, yaitu untuk mengobati penyakit tertentu dengan diiringi oleh benda-benda tertentu. Hata- hata jampi adalah rangkaian kata-kata yang saling berhubungan dan semuanya bermakna sehingga tidak ada yang disebut sampiran seperti halnya pantun. Hata-hata jampi terdiri atas bait-bait yang jumlah barisnya setiap bait tidak tetap atau tidak sama, yang hasil temuan penelitian ini berkisar antara dua sampai enam baris. Rangkaian kata- katanya dipilih sedemikian rupa sehingga ketika mengucapkannya diharapkan ada daya magis di dalamnya. Sekarang ini hata-hata jampi sudah mulai dilupakan. Bisa jadi karena sudah memasyarakatnya pengobatan medis. Hal ini menyebabkan sedikitnya atau langkanya pemakai bahasa Angkola Mandailing sekarang ini yang menguasai hata-hata jampi. Bahkan adanya ragam kata ini dalam bahasa Mandailing sudah jarang pemakainya yang tahu. Ketika peneliti mengumpulkan data penelitian ini banyak yang bertanya, “Seperti apa hata-hata jampi itu?”. Kalaupun ada yang menguasainya, tidak menurunkannya dengan baik, dalam arti, yang mewarisinya mempunyai perhatian yang besar terhadap hata-hata jampi sehingga akan diingatnya dengan baik. Dengan keadaan ini bisa diperkirakan bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, hata-hata jampi akan hilang, yang akan berakibat punahnya salah satu warisan pendahulu kita. Demikian juga di berbagai perpustakaan yang dikunjungi, sepanjang pencarian peneliti, tidak ada buku-buku di perpustakaan yang menuliskan tentang hata-hata jampi ini, termasuk pada bagian deposit. Oleh karena itu, selayaknyalah hata-hata jampi ini mendapat perhatian untuk diwacanakan dalam berbagai kesempatan yang mendukung dalam konteks pembicaraan bahasa dan sastra, khususnya bahasa Angkola Mandailing. Penelitian ini bertujuan menyajikan hata- hata jampi yang dapat diinventarisir. Selain menginventarisir, dilakukan juga kajian makna, baik makna harfiahnya maupun makna konteks. Perlunya kajian makna konteks ini karena untuk dapat memahami kata-kata yang digunakan dalam hata-hata jampi, harus diketahui hubungan di antara kata-katanya. Untuk itu terutama diperlukan pengetahuan lingkungan Angkola Mandailing karena pemilihan kata-kata hata-hata jampi sangat dekat dengan lingkungannya. Populasi penelitian adalah pemakai bahasa Angkola Mandailing yang sudah berusia lanjut dan dianggap memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang data penelitian yang ditentukan secara purposif. Hasil penelitian berupa hata-hata jampi yang dapat diinventarisir disajikan dengan terlebih dahulu menuliskan hata- hata jampinya dalam bahasa Angkola Mandailing, kemudian penjelasan tentang benda yang menyertai pembacaannya. Selanjutnya adalah terjemahannya. Setelah terjemahannya, dilanjutkan dengan penjelasan tentang makna harfiah sekaligus makna konteksnya.

2. HASIL PENELITIAN