Menghilangkan Sakit karena Tertelan Duri
❏ Nurhayati Harahap
Makna Hata-Hata Jampi
dalam Bahasa Angkola Mandailing
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume III No. 1 April Tahun 2007
1 Menghilangkan sakit karena tertelan duri 2 Menunda atau mengalihkan hujan
3 Menguatkan semangat pengantin 4 Mengobati rasa sakit karena absus atau
infeksi bernanah 5 Membuat tegang diam tak bergerak
6 Pelet untuk disenangi orang lain 7 Pemanis
8 Mengobati yang terkejut 9 Menguatkan pukulan untuk bertinju
10 Mengobati sakit yang digigit penyengat
Dari sepuluh hata-hata jampi yang dapat diinvetarisir, semuanya mempunyai tujuan yang
berbeda. Sebelum popular pengobatan secara medis, hata-hata jampi sangat berperan dalam
masyrakat AM dalam hal mengobati penyakit. Salah seorang responden mengisahkan bagaimana
besarnya pengorbanan, baik dalam bentuk materi maupun fisik, yang dibayar atau dilakukannya
untuk mendapatkan sebuah hata-hata jampi. Pengorbanan dalam bentuk materi misalnya, harga
sebuah hata-hata jampi, kalau disetarakan dengan nilai uang sekarang bernilai ratusan ribu rupiah.
Dalam bentuk fisik, seorang yang akan diwariskan hata-hata jampi harus melakukan beberapa ritual
tertentu. Jadi, seseorang ingin mendapatkan hata- hata jampi harus bersusah payah.
Seseorang yang menguasai hata-hata jampi tidak akan mempopulerkan atau
memberitahukannya atau mewariskannya kepada sembarang orang. Biasanya orang yang paling
dekat kepadanyalah, misalnya anaknya, yang dipilihnya untuk mewarisi hata-hata jampi yang
dimilikinya. Masih menurut responden yang sama, si responden mendapatkan warisan hata-hata
jampi yang dimilikinya dari orang tuanya ketika orang tuanya merasa umurnya tidak lama lagi.
Karena tidak sembarangnya orang yang dapat mengusainya, hata-hata jampi ini relatif sulit
diinventarisir.
Disamping kesulitan menjumpai orang yang menguasainya, kendala yang dirasakan
adalah kerahasiannya. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa orang yang menguasainya
tidak mudah mendapatkannya sehingga dia juga tidak akan dengan mudah memberitahukannya
kepada orang lain, apalagi yang bukan orang dekatnya. Karena dianggap dapat mencapai tujuan
tertentu sehingga dianggap barang berharga, tidak semua orang yang menguasainya mau membagi
atau memberitahukan ilmunya kepada sembarang orang.
Pengucapan setiap hata-hata jampi selalu disertai dengan benda-benda tertentu, namun yang
paling banyak digunakan adalah air liur. Hal ini disebabkan air liur mudah dan cepat
memperolehnya karena dimiliki setiap orang. Selain air liur, tumbuh-tumbuhan yang ada di
sekitar tempat tinggal masyarakat seperti daun- daunan juga sering digunakan. Namun yang agak
berbeda adalah celana dalam wanita. Benda–benda digunakan karena adanya persamaan fungsi
dengan yang dimaksudkan.
Sesudahnya masuknya agama Islam, hata-hata jampi dalam bahasa AM tidak langsung
ditinggalka, hanya saja pemakaiannya berkurang. Selain itu, terjadi asimilasi, yaitu menambahkan
unsur-unsur agama Islam dalam pembacaan hata- hata jampi sehingga sesudah agama Islam masuk
banyak pembacaan hata-hata jampi yang dimulai dengan bacaan Bismillahirohmanirrohim, bahkan
ada sebagian besar kata-katanya dari bacaan Al Qur’an. Adanya asimilasi ini menunjukkan begitu
eratnya hubungan keduanya dalam masyarakat
Memahami makna komteks yang terdapat dalam hata-hata jampi bukan hal yang mudah.
Untuk memahaminya sangat diperlukan pengetahan lingkungan sekaligus pengetahuan
budaya, sejarah, serta pengetahuan antara kata-kata yang digunakan dengan tujuan atau maksud hata-
hata jampi.
Di bawah ini diuraikan fungsi dan makna hata-hata jampi dalam AM yang dapat
diinventarisir: