keuangan bank akan berdampak pada timbulnya persaingan ketat, efisiensi yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih rendah
Demirgüç-Kunt dan Huizinga, 2000.
2.2.3 Return On Asset ROA
Profitabilitas bagi perbankan sangat penting sekali karena beberapa alasan seperti yang disebutkan dibawah ini
: a Dapat menarik para pemilik modal untuk menginvestasikan modalnya dengan
membeli saham yang dikeluarkan oleh bank. Pada gilirannya bank mempunyai kekuatan modal untuk memperluas penawaran jasanya kepada masyarakat.
b Dengan laba yang cukup dapat disisihkan sebagian, artinya tidak semua laba dibagikan seluruhnya kepada pemilik saham sehingga dapat dibentuk cadangan.
Kenaikkan cadangan sudah barang tentu menaikkan kredibilitas tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.
c Sebaliknya, bila tingkat profitabilitas dianggap tidak cukup kurang, maka modal tidak bertambah, sehingga para pemegang saham akan menjual sahamnya untuk
ditanamkan ke dalam perusahaan lain yang lebih menguntungkan. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen perbankan dalam memperoleh profitabilitas secara keseluruhan. Semakin tingginya tingkat profitabilitas menunjukkan bank tersebut tingkat rentabilitasnya
semakin baik dan sehat. Menurut Bank Indonesia, ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu periode. Dalam
kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan memberikan score maksimal 100 sehat apabila bank memiliki ROA 1,5 Hasibuan, 2006.
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi, bank mampu mendapatkan laba. Sebaliknya apabila nilai ROA negatif
maka dapat dikatakan bank tidak mampu mendapatkan laba dan menderita kerugian. Jadi, jika bank mampu memperoleh nilai ROA dalam jumlah yang tinggi maka bank
berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi
sebaliknya, jika bank tidak bisa memperoleh laba dalam kegiatan operasinya dapat menyebabkan kerugian dan akan mengahambat pertumbuhan modal sendiri.
ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Ukuran atau rumus yang digunakan adalah Rivai,dkk,2012 :
Menurut Munawir 2001 keunggulan ROA adalah sebagai berikut : a Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi
perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
b Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis ROA juga berguna untuk kepentingan perencanaan.
c Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang
menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan
Menurut Munawir 2001 kelemahan yang terdapat pada ROA yaitu : a ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva
tetap. b ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi.
ROA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian kenaikan harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
2.2.4 Inflasi