2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana jawaban dari rumusan masalah didasarkan pada teori dan
penelitian empiris sebelumnya. Berdasarkan landasan teori dan penelitian empiris sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diambil mengenai pengaruh inflasi, nilai
tukar, dan BI Rate terhadap ROA perbankan persero di Indonesia adalah : H
1
: variabel inflasi, BI Rate, dan nilai tukar secara parsial berhubungan positif terhadap tingkat ROA perbankan persero di Indonesia.
H
2
: variabel inflasi, BI Rate, dan nilai tukar secara simultan berhubungan positif terhadap tingkat ROA perbankan persero di Indonesia.
Kestabilan Makro Ekonomi
Kestabilan Sistem Keuangan Kebijakan Makroprudensial
Kestabilan Harga
Faktor Eksternal :
Inflasi
BI rate
Nilai Tukar Tingkat Profitabilitas
ROA
Faktor Internal :
tingkat likuiditas
kebijakan provisioning
kecukupan modal
manajemen biaya
ukuran bank Bank Koperasi
Bank Asing Lembaga Keuangan
Bank Lembaga Keuangan
Non Bank
Bank Swasta Nasional
Bank Pemerintah Persero Bank Campuran
BAB 3. METODE PENELITIAN
Pada bab 3 akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan untuk mengestimasi variabel-variabel dengan menggunakan data yang diperoleh. Hasil
estimasi dari data dapat menggambarkan pergerakan tiap variabel akan digunakan untuk menjelaskan bahasan penelitian dengan menggunakan dua analisis, yaitu
analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series. Data time series yang digunakan merupakan data kuartal pada
rentang waktu tahun 2006Q1 hingga tahun 2015Q4 dengan objek penelitian di Indonesia. Penentuan periode dalam penelitian dipengaruhi oleh alasan ekonomi,
metodologi, dan tersedianya data tiap-tiap variabel yang digunakan yang berhubungan dengan fenomena ekonomi yang terjadi serta dianggap berpengaruh
signifikan terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Pertama, pada rentang waktu tahun 2006-2015 fenomena kondisi keuangan ekonomi Indonesia yang mulai
membaik pasca krisis 19971998. Kedua, adanya kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia API sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang
sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tahun 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan
industri perbankan Indonesia kedepan. Ketiga, terjadinya krisis global pada tahun 2008 dan pelemahan nilai tukar pada Bulan Agustus 2013 hingga berlanjut sampai
akhir 2015 yang dipengaruhi oleh ketidakpastian di pasar keuangan global terkait dengan kebijakan Tapering Off oleh The Fed. Hal tersebut memberikan sentimen
negatif terhadap perekonomian domestik yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah, dan kemudian akan berdampak juga terhadap kestabilan sistem keuangan di
Indonesia. Fenomena ekonomi tersebut memiliki daya tarik permasalahan yang dapat