Analisis Pengaruh Return On Assets, Current Ratio, Total Assets Turnover, Growth, Dan Earning Per Share Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, CURRENT
RATIO, TOTAL ASSETS TURNOVER, GROWTH, DAN
EARNING PER SHARE TERHADAP CASH DIVIDEND
PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
OLEH
FERDINANDUS SORAI A
100502059
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJAMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 21
1.3 Tujuan Penelitian ... 21
1.4 Manfaat Penelitian ... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 23
2.1.1 Pengertian Dividen ... 23
2.1.2 Cash Dividend ... 24
2.1.3 Kebijakan Dividen ... 25
2.1.4 Tujuan Pembayaran Dividen ... 28
2.1.5 Teori Kebijakan Dividen ... 28
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 30
2.2 Penelitian Terdahulu ... 33
2.3 Kerangka Konseptual ... 37
2.4 Hipotesis ... 41
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
3.3 Batasan Operasional ... 42
3.4 Definisi Operasional ... 43
3.5 Populasi dan Sampel ... 46
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 51
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 52
(3)
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 61
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.2.1. Return On Assets ... 62
4.2.2. Current Ratio ... 64
4.2.3. Total Assets Turnover ... 65
4.2.4. Growth ... 67
4.2.5. Earning Per Share ... 69
4.2.6. Cash Dividend ... 71
4.3. Statistik Deskriptif ... 73
4.4. Analisis Data Penelitian ... 76
4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 76
4.4.1.1. Uji Normalitas ... 76
4.4.1.2. Uji Heteroskedastisitas ... 82
4.4.1.3. Uji Autokorelasi ... 85
4.4.1.4. Uji Multikoinearitas ... 86
4.5. Analisis Regresi Berganda ... 87
4.6. Pengujian Hipotesis ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 97
5.2. Saran ... 98
(4)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Retun On Asset (ROA), Current Ratio(CR),Total assets Turnover (TATO), Growth, dan Earning Per Share (EPS) terhadap Cash Dividend pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
Populasi dalam penelitian ini sejumlah 31 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan periode 2007-2011, (2) perusahaan yang secara kontinu membagikan dividennya setiap periode 2007-2011 dan (3) Perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011. Data diperoleh dari publikasi Indonesia Stock Exchange (idx). Diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan .Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Retun On Asset (ROA), Current Ratio(CR), Total assets Turnover (TATO),Growth, dan Earning Per Share (EPS)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Secara parsial variabel Current Ratio(CR) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cash Dividend, sedangkan variabel Retun On Asset (ROA), Total assets Turnover (TATO) dan Growth berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Cash Dividend. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,795 yang menunjukkan bahwa variabel dependen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel independen sebesar 79,5%dan sisanya sebesar 10,5% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian para investor dan manajer keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar memberi perhatian lebih terhadap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka.
Kata kunci: Retun On Asset (ROA), Current Ratio(CR),Total assets Turnover (TATO),Growth, Earning Per Share (EPS, dan CashDividend
(5)
ABSTRACT
This research was conducted to examine the effect of variable Retun on Assets (ROA), Current Ratio (CR) , Total Assets Turnover (TATO) , Growth, and Earnings Per Share ( EPS ) of the Cash Dividend on mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange period from 2007 to 2011 .
The population in this research a number of 31 companies listed in Indonesia Stock Exchange 2007-2011. The sampling technique used was purposive sampling criteria : (1) company which always presents the 2007-2011 financial statements , (2) companies that are continuous distribute dividends every period 2007-2011 , and (3) Mining sector companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2007-2011 . Data obtained from publications Indonesia Stock Exchange (IDX). Obtained a total sample of 10 companies . Analysis technique used is multiple regression equation least squares and hypothesis testing using t- statistics to test the partial regression coefficients and F- statistics to test the effect together with a confidence level of 5 % .
The results showed that Retun on Assets (ROA) , Current Ratio (C ), Total Assets Turnover (TATO), Growth, and Earnings Per Share (EPS) simultaneously significant effect on the Cash Dividend . In partial Current Ratio (CR) and
Earning Per Share (EPS) positive and significant effect on the Cash Dividend, while the variable Retun on Assets (ROA) , Total Assets Turnover (TATO) and
Growth positive and not significant effect on the Cash Dividend . Adjusted R Square value of 0.795 which indicates that the dependent variable is able to explain the influence of the independent variable of 79.5 % and the remaining 10.5 % is explained by other variables not examined in this study . Thus investors and financial managers on mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in order to give more attention to the information released by the company in making their investment decisions .
Keywords: Retun on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Growth, Earnings Per Share (EPS), and Cash Dividend
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan berkat yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa hambatan yang cukup berarti. Skripsi yang saya kerjakan ini dipergunakan untuk memenuhi prasyarat kelulusan strata 1 di Program Studi Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, saya berusaha menyelesaikan dan menjelaskan apa yang saya kerjakan selama membuat skripsi dan merupakan aplikasi dari apa yang telah saya dapat di kampus Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Selama pelaksanaan dan penyusunan tesis ini, saya telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr.Isfenti Sadalia,M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen Deparetemen Manajamen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra.Lisa Marlina, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan sabar dan bijaksana dalam membimbing serta
(7)
memberikan arahan, nasihat, dan semangat kepada saya sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, M.B.A. sebagai Dosen Pembaca dan Penilai yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi., sebagai Dosen Pembanding II yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
7. Para Dosen dan seluruh staf pengajar Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi saya.
8. Para staf administrasi dan tata usaha Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Kedua orang tuaku tercinta Amonio Hawan, BA., dan Yuliana Netti Herawati Dachi atas doa restu, kasih sayang, semangat, motivasi, dukungan baik moral ,spiritual dan materil serta kesabaran yang berlimpah kepada saya selama ini.
10. Kedua saudaraku Antonius Hawan, S.Psi., dan Dian Karnila, A.Md., yang saya kasihi.
(8)
11. Paman Asli Dachi S.H., M.H. dan Wawak Capt. Tuti Jumiati atas doa, semangat, motivasi, nasehat baik moral, spritual dan materil kepada saya selama ini .
12. Sahabat-sahabatku Adi, Reza, Dila, Nisa, Putra, Wiwit, Ridwan, Sandi, dan Havis terima kasih atas persahabatan yang indah dan dukungan selama ini. 13. Teman-teman Program Studi Manajemen Stambuk 2010 terima kasih atas
dukungan selama ini
13. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Saya menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata, saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya sendiri dan bagi pembaca sekalian.Terima Kasih.
Medan , 10 April 2014 Penyusun,
(9)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Retun On Asset (ROA), Current Ratio(CR),Total assets Turnover (TATO), Growth, dan Earning Per Share (EPS) terhadap Cash Dividend pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
Populasi dalam penelitian ini sejumlah 31 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan periode 2007-2011, (2) perusahaan yang secara kontinu membagikan dividennya setiap periode 2007-2011 dan (3) Perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011. Data diperoleh dari publikasi Indonesia Stock Exchange (idx). Diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan .Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Retun On Asset (ROA), Current Ratio(CR), Total assets Turnover (TATO),Growth, dan Earning Per Share (EPS)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Secara parsial variabel Current Ratio(CR) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cash Dividend, sedangkan variabel Retun On Asset (ROA), Total assets Turnover (TATO) dan Growth berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Cash Dividend. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,795 yang menunjukkan bahwa variabel dependen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel independen sebesar 79,5%dan sisanya sebesar 10,5% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian para investor dan manajer keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar memberi perhatian lebih terhadap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka.
Kata kunci: Retun On Asset (ROA), Current Ratio(CR),Total assets Turnover (TATO),Growth, Earning Per Share (EPS, dan CashDividend
(10)
ABSTRACT
This research was conducted to examine the effect of variable Retun on Assets (ROA), Current Ratio (CR) , Total Assets Turnover (TATO) , Growth, and Earnings Per Share ( EPS ) of the Cash Dividend on mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange period from 2007 to 2011 .
The population in this research a number of 31 companies listed in Indonesia Stock Exchange 2007-2011. The sampling technique used was purposive sampling criteria : (1) company which always presents the 2007-2011 financial statements , (2) companies that are continuous distribute dividends every period 2007-2011 , and (3) Mining sector companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2007-2011 . Data obtained from publications Indonesia Stock Exchange (IDX). Obtained a total sample of 10 companies . Analysis technique used is multiple regression equation least squares and hypothesis testing using t- statistics to test the partial regression coefficients and F- statistics to test the effect together with a confidence level of 5 % .
The results showed that Retun on Assets (ROA) , Current Ratio (C ), Total Assets Turnover (TATO), Growth, and Earnings Per Share (EPS) simultaneously significant effect on the Cash Dividend . In partial Current Ratio (CR) and
Earning Per Share (EPS) positive and significant effect on the Cash Dividend, while the variable Retun on Assets (ROA) , Total Assets Turnover (TATO) and
Growth positive and not significant effect on the Cash Dividend . Adjusted R Square value of 0.795 which indicates that the dependent variable is able to explain the influence of the independent variable of 79.5 % and the remaining 10.5 % is explained by other variables not examined in this study . Thus investors and financial managers on mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in order to give more attention to the information released by the company in making their investment decisions .
Keywords: Retun on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Growth, Earnings Per Share (EPS), and Cash Dividend
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi ekonomi telah menyebabkan perubahan pesat terhadap perekonomian, tidak hanya pada tingkat dunia tetapi juga berpengaruh terhadap Indonesia sebagai salah satu negara pelaku ekonomi. Sebagai dampaknya, terjadi perkembangan aktivitas ekonomi yang drastis di Indonesia. Perkembangan ekonomi negara yang semakin berkembang seperti saat ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas pasar modal yang setiap tahun semakin berkembang pesat.
Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan sekuritas yang tumbuh di Indonesia. Dengan semakin banyaknya perusahaan sekuritas yang tumbuh, semakin memudahkan bagi perusahaan yang membutuhkan modal dari investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam bentuk saham dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen maupun capital gain.
Perusahaan juga harus dapat memanfaatkan efek globalisasi dalam perkembangan investasi di Indonesia. Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan perusahaan adalah kegiatan investasi. Dalam kegiatan investasi manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Dalam
(12)
kegiatan investasi tersebut perlu mempertimbangkan sumber pendanaan investasi tersebut apakah dari sumber internal atau dari sumber eksternal sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal.
Tanggung jawab utama yang lain dari manajer adalah menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Keputusan pendanaan dan investasi tentu saling terkait dimana jumlah investasi menentukan jumlah pendanaan yang harus diperoleh dan para investor yang berkontribusi mendanai saat ini mengharapkan pengembalian investasi di masa depan.
Dalam perkembangan usaha saat ini, keefisienan serta keefektifan sebuah perusahaan akan menjadi kekuatan tersendiri dalam mempertahankan usaha serta bersaing dengan para pesaing. Perusahaan dalam hal ini dihadapkan pada sebuah keputusan besar, yaitu dalam keputusan kebijakan dividen. Kebijakan ini terkait pada penggunaan laba perusahaan yang akan digunakan untuk pembagian dividen kepada para pemegang saham, atau menahan laba yang dimiliki guna dana ekspansi atau investasi yang akan datang (Pribadi dan Sampurno, 2012).
Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini tergantung dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih
(13)
setelah pajak dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan.
Untuk itulah manajer harus dapat menentukan kebijakan dividen yang memberikan keuntungan kepada investor, disisi lain harus menjalankan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. Pembagian dividen bertujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui jumlah dividen yang dibayarkan ke para pemegang saham dan menunjukkan likuiditas perusahaan dengan tetap membayarkan dividen dalam menghadapi resiko perusahaan yang ada. Untuk mencapai tujuan tersebut melibatkan dua pihak yang berkepentingan dalam pembagian dividen yaitu investor dan emiten.
Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan return atau keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan. Return atau keuntungan yang akan diperoleh investor adalah dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dalam aktifitas pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu berupa
capital gain dan dividen (Marlina dan Danica, 2009).
Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen dibandingkan dengan laba ditahan (retained earning) atau justru sebaliknya. Apabila proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen lebih besar dari laba ditahan, akibatnya adalah dana internal yang dimiliki perusahaan turun, dan perusahaan perlu mencari dana dari luar perusaahaaan bila perusahaan ingin melakukan ekspansi.
(14)
Menurut bentuk pembayarannya, dividen dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu cash dividend (dividen tunai), stock dividend (dividen saham) dan
property dividend (dividen kekayaan). Cash dividend merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas, stock dividend merupakan dividen yang dibayarkan sebagai tambahan jumlah lembar saham biasa kepada pemegang sahamnya dan
property dividend merupakan distribusi pro rata suatu aset fisik. Cash dividend
merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling umum digunakan oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham (Warsono, 2003:272).
Cash Dividend perusahaan tergambar pada dividen per share-nya yaitu besar dividen yang diberikan kepada para investor. Besar kecilnya dividen per share yang dibagikan akan mempengaruhi keputusan investasi para investor dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Cash dividend sangat diharapkan oleh para pemegang saham, karena cash dividend merupakan pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Bagi para pemegang saham atau investor cash dividend merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan. Bagi pihak manajemen, cash dividend merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan.
Di dalam perusahaan, cash dividend yang terjadi setiap tahunnya selalu berfluktuasi, serta ada pula perusahaan yang membagikan dividen secara konstan setiap tahunnya meskipun nilai pasar perusahaan tiap tahun selalu berubah. Bagi emiten, pertimbangan yag digunakan untuk memutusakan pembagian cash
(15)
dividend tidak mudah. Emiten akan mempunyai banyak pertimbangan yang kadang kala bertentangan dengan harapan dari pemegang saham. Adanya perbedaan pembagian cash dividend oleh masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa setiap perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menentukan kebijakan dividen (Lubis, 2009).
Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return)
baik berupa dividen maupun capital gain tidak didasarkan pada kebijakan manajemen (intern) perusahaan tetapi didasarkan pada hasil/kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Kebijakan apapun yang ditempuh oleh manajemen perusahaan, bagi investor tidak terlalu penting dipertimbangkan, karena kebijakan manajemen hanya dapat diketahui oleh pihak intern perusahaan. Lagi pula, bagi investor yang terpenting adalah melihat bagaimana perkembangan perusahaan terutama dari kinerja keuangannya (Pujiyanti,2005).
Banyak perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diantaranya adalah perusahaan sektor pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara. Potensi yang kaya akan sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan–perusahaan melakukan ekspolarasi pertambangan sumber daya tersebut.
Sifat dan karakteristik industri pertambangan berbeda dengan industri lainnya. Salah satunya industri pertambangan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sarat resiko, dan adanya ketidakpastian yang
(16)
tinggi menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan perusahaan. Perusahaan pertambangan membutuhkan modal yang sangat besar dalam mengekspolorasi sumber daya alam dalam mengembangkan pertambangan. Untuk itu, perusahaan pertambangan banyak masuk ke pasar modal untuk investasi dan untuk memperkuat posisi keuangannya.
Sektor pertambangan telah menjadi sektor yang semakin strategi di Indonesia dilihat dari posisi Indonesia sebagai penghasil tembaga terbesar keempat di dunia dan juga penghasil nikel terbesar kedua di dunia. Namun, krisis ekonomi global dan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara menjadi masalah utama industri pertambangan di Indonesia ke depan. Dalam waktu dekat, diperkirakan tidak ada investasi besar yang masuk. Pelaku industri pertambangan menilai belum ada kemajuan berarti dalam mengatasi masalah itu.
Industri pertambangan Indonesia menikmati lonjakan harga komoditas di tahun 2007 sehingga mendorong laba naik 65 persen. Namun, pendapatan perusahaan tambang ikut merosot sampai 33 persen seiring anjloknya harga komoditas tahun 2008. Fluktuasi kinerja keuangan yang terjadi pada perusahaan sektor pertambangan tentu berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan
. Industri di sektor ini mengalami era
kejayaannya pada tahun 2011. Pada periode tersebut, harga rata-rata batubara sempat menyentuh level US$ 127,05 per ton. Ini merupakan level tertingginya sejak 2009 silam. Ketika itu, harga tertinggi batubara berada di level US$ 81,35 per ton. Level harga tersebut bahkan tidak melebihi harga rata-rata batubara pada 2010 sebesar US$ 91,74 per ton
(17)
Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada
cash dividend yang tinggi. Stabilitas di sini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif.Bagi investor pembayaran deviden yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil (Sartono, 2001:294).
Namun, besar kecilnya deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan deviden masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Berdasarkan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh manajemen dan keputusan investor yang didasarkan pada kinerja keuangan maka penelitian ini mengidentifikasi variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap rasio pembayaran cash devidend. Variabel-variabel yang mempengaruhi rasio pembayaran cash dividend dalam penelitian ini yaitu,
return on assets, current ratio, total assets turnover, growth,dan earning per share.
Return On Assets merupakan rasio untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return On Assest (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2001:123). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit tinggi maka perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usaha. Perusahaan yang dapat menciptakan profit atau laba besar berarti perusahaan dapat menciptakan pendanaan internal
(18)
bagi perusahaan sendiri. Setelah ada dana tersebut, maka perusahaan akan menggunakan untuk ditahan menjadi laba ditahan dan dibagikan kepada para pemilik sebagai dividen (Hardiatmo dan Daljono, 2012). Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sadalia dan Khalijah, 2011).
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Current ratio menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat biasanya kurang dari satu tahun (Lubis, 2009). Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001: 293).
Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Jika penjualan tinggi dan total aktivanya tetap, maka perputaran assetnya akan tinggi. Keuntungan yang tinggi dapat digunakan pada investasi aktiva tetap atau bisa juga dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian semakin tinggi perputaran asset perusahaan, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membagikan dividen per share-nya. Hal ini dapat dilihat pada nilai Total Assets Turn Over. Total Asset Turn Over adalah rasio yang menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba (Hanafi, 2004: 40).
(19)
Sebuah perusahaan yang mengalami pertumbuhan atau growth berarti aktivitas operasi perusahaan tinggi. Hal ini menyebabkan pendananaan perusahaan lebih difokuskan untuk mengembangkan pertumbuhan atau dana perusahaan lebih difokuskan untuk kegiatan operasi. Perusahaan akan memilih untuk membiayai pertumbuhan perusahan daripada membayar dividen kepada para pemegang saham. Sehingga pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan yang sedang dalam masa pertumbuhan adalah rendah (Hardiatmo dan Daljono, 2012).
Setiap perusahaan yang menjalankan operasi perusahaanya tentu mampu menghasilkan keuntungan bersih (earning). Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Dividen akan dibayarkan jika perusahaan mampu mendapatkan keuntungan bersih, dengan begitu laba bersih per saham (EPS) akan mempengaruhi dalam pembagian dividen (Sadalia dan Khalijah, 2011).
Berdasarkan pernyataan sebelumnya dapat diketahui bahwa investor menginginkan kebijakan deviden yang stabil. Namun kenyataanya, rata-rata perkembangan cashdividend pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Berikut akan ditunjukkan perkembangan kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI yang membagikan deviden secara berturut-turut pada periode 2007-2011:
(20)
Tabel 1.1
Rata-rata Kinerja Keuangan Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2007-2011
No Nama Perusahaan
Tahun 2007 ROA (%) CR (%) TATO (%) Growth (%) EPS (Rp) Cash Dividend (Rp)
1 Aneka Tambang
Tbk. 42,63 447,41 99,7 65,18 536,67 215,23 2 Bumi Resources
Tbk. 25,52 105,07 90,63 12,17 382,99 77 3 Vale Indonesia
Tbk. 62,15 253,38 123,24 11,07 1140 987,7 4. Indo Tambangraya
Megah Tbk. 7,19 159,29 97,41 51,82 449 155 5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 14,06 212,26 31,79 12,25 98 20 6. Medco Energi
International Tbk. 0,31 216,99 49,45 21,77 210 57 7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 7,73 117,23 43,05 34,63 346 34,2 8. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk. 18,25 413,79 103,63 26,39 330 164,97 9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 8,72 287,3 216,02 29,68 47 12 10. Timah Tbk. 35,45 290,53 169,73 45,36 3546 1772,88
Rata-rata 22,20 250,32 102,46 31,03 708,56 349,59
Tahun 2008
1. Aneka Tambang
Tbk. 13,9 801,65 93,54 15,11 143,67 57,47 2. Bumi Resources
Tbk. 4,91 75,22 74,17 85,66 364,19 50,6 3. Vale Indonesia
Tbk. 19,51 476,07 71,18 2,33 395,97 208,15 4. Indo Tambangraya
Megah Tbk. 23,99 152,87 132,51 26,22 2276,64 1345 5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 17,97 236,99 150,28 29,54 161,89 20 6. Medco Energi
International Tbk. 17,48 222,48 64,95 9,15 920,71 150,42 7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 2,47 217,68 50,07 24,97 27,6 41,74 8. Tambang Batubara
(21)
9.
Radiant Utama
Interinsco Tbk. 4,86 198,46 195,04 49,89 39 12 10. Timah Tbk. 23,2 262,41 156,49 14,94 2667,1 133
Rata-rata 15,62 300,96 110,64 31,12 773,79 212,33
Tahun 2009
1. Aneka Tambang
Tbk. 6,52 727,5 87,63 2,87 63,46 25,38 2. Bumi Resources
Tbk. 2,58 93,96 49,84 40,4 92,58 27,68 3. Vale Indonesia
Tbk. 8,36 723,57 37,53 10,01 161,78 104,56 4. Indo Tambangraya
Megah Tbk. 27,99 197,97 125,51 22,41 2801,29 1964 5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 17,71 205,72 148,97 21,21 128,01 10 6. Medco Energi
International Tbk. 0,94 155,38 32,72 3,01 54,44 44,1 7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 21,97 248,38 62,87 12,21 256,96 154,2 8. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk. 33,75 491,52 110,76 32,29 1183,84 533,4 9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 3,3 217,38 184,14 8,89 24,18 12 10. Timah Tbk. 6,46 287,66 158,77 16,06 62,34 31,17
Rata-rata 12,95 334,90 99,87 16,93 482,88 290,64
Tahun 2010
1. Aneka Tambang
Tbk. 13,8 381,77 71,56 23,06 176,77 70,71 2. Bumi Resources
Tbk. 2,94 188,65 41,53 4,16 134,49 41,78 3. Vale Indonesia
Tbk. 19,96 451 55,27 8,02 395,18 178,72 4. Indo Tambangraya
Megah Tbk. 18,73 183,44 148,92 9,08 1622,11 1202 5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 31,41 233,77 180,41 93,17 166,03 50 6. Medco Energi
International Tbk. 3,64 204,23 40,81 11,63 223,77 74,8 7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 19,44 343,4 60,59 11,91 257,38 154,44 8. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk. 23,03 579,05 85,67 7,97 871,86 523,12 9. Radiant Utama
(22)
10. Timah Tbk.
16,11 323,66 138,79 21,17 188,34 94,17
Rata-rata 15,12 303,85 99,58 19,57 405,25 250,38
Tahun 2011
1. Aneka Tambang
Tbk. 12,66 1064,2 68,06 24,4 201,79 90,99 2. Bumi Resources
Tbk. 2,99 110,25 54,3 4,55 93,9 14,31 3. Vale Indonesia
Tbk. 13,72 436,48 51,31 11,01 304,6 86 4. Indo Tambangraya
Megah Tbk. 34,59 236,59 150,89 44,85 4244,39 2336 5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 46,62 283,03 225,46 85,47 450,2 250 6. Medco Energi
International Tbk. 3,5 160,52 44,18 13,57 1323,48 76,6 7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 15,65 549,92 63,16 3,58 254,25 134,62 8. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk. 26,83 463,24 91,95 31,34 1339,27 803,94 9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 0,32 107,69 118,06 71,09 5,21 4 10. Timah Tbk. 13,65 325,7 133,17 11,71 178,25 89,09
Rata-rata 17,05 373,76 100,05 30,157 839,53 388,55
Sumber : www.idx.com (2007-2011, data diolah)
Perkembangan kinerja keuangan dapat dilihat melalui informasi yang berhubungan dengan kinerja keuangan yaitu pergerakan cash dividend serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu return on assets (ROA), current ratio (CR), total assets turnover (TATO), growth dan earning per share (EPS) pada gambar 1.1 berikut ini :
(23)
Sumber :2007-2011, data diolah) Gambar 1.1
GrafikRata-rata Kinerja Keuangan Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2007-2011
Berdasarkan tabel 1.1. dan gambar 1.1, menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang dilihat dari cash dividend dan faktor-faktor yang mempengaruhinya berfluktuasi selama tahun 2007-2011. Pada tahun 2007-2008, rata-rata cash dividend mengalami penurunan dari Rp.349,19 menjadi Rp.211,93. Rata-rata return on assets mengalami penurunan dari 22,20% menjadi 15,62%. Rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari 250,32% menjadi 302,12%. Rata-rata total assets turnover mengalami kenaikan dari 101,69% menjadi 109,87%. Rata-rata pertumbuhan perusahaan (growth) mengalami kenaikan dari 31,07% menjadi 33,23%. Rata-rata earning per share mengalami kenaikan dari Rp.708,69 menjadi Rp.773,77.
Pada tahun 2008-2009, rata-rata cash dividend mengalami kenaikan dari Rp.211,93 menjadi Rp.286,52. Rata-rata return on assets mengalami penurunan dari 15,62% menjadi 12,95%. Rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
ROA (%) CR (%) TATO (%)
(24)
302,12% menjadi 336,14% . Rata-rata total assets turnover mengalami penurunan dari 109,87% menjadi 99,88%. Rata-rata pertumbuhan perusahaan (growth)
mengalami penurunan dari 33,23% menjadi 17,01%. Rata-rata earning per share
mengalami penurunan dari Rp.773,77 menjadi Rp.482.87.
Pada tahun 2009-2010, rata-rata cash dividend mengalami penurunan dari Rp.286,52 menjadi Rp.233,83. Rata-rata return on assets mengalami kenaikan dari 12,95% menjadi 15,12%. Rata-rata current ratio mengalami penurunan dari 336,14% menjadi 305,39% . Rata-rata total assets turnover mengalami penurunan dari menjadi 99,88% menjadi 99,58%. Rata-rata pertumbuhan perusahaan
(growth) mengalami kenaikan dari 17,01% menjadi 19,65%. Rata-rata earning per share mengalami penurunan dari Rp.482.87 menjadi Rp.401,06.
Pada tahun 2010-2011, rata-rata cash dividend mengalami kenaikan dari Rp.233,83 menjadi Rp.388,85. Rata-rata return on assets mengalami kenaikan dari 15,12% menjadi 17,05%. Rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari 305,39% menjadi 373,48% . Rata-rata total assets turnover mengalami kenaikan dari 99,58% menjadi 100,05%. Rata-rata pertumbuhan perusahaan (growth)
mengalami kenaikan dari 19,65% menjadi 30,11%. Rata-rata earning per share
mengalami penurunan dari Rp.401,06 menjadi Rp.839,53.
Berdasarkan nilai rata-rata roa, cr, tato, growth, eps dan cash dividend yang berfluktuasi selama periode penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai rata-rata kelima variabel bebas (roa, cr, tato, growth, dan eps) tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend
(25)
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:340), semakin tinggi tingkat pengembalian atas aset perusahaan maka semakin besar pembayaran cash dividend oleh perusahaan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata return on assets pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata return on assets pada periode 2007-2008 mengalami penurunan dan nilai rata-rata pembayaran cash dividend juga mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata return on assets mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata
cash dividend mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata return on assets mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata return on assets mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata return on assets pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend oleh sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI perusahaan selama periode 2007-2011.
Menurut Sartono (2001:293), makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata current ratio
(26)
pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata current ratio pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata current ratio mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata current ratio mengalami penurunan dan nilai rata-rata
cash dividend juga mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata
current ratio mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata
current ratio pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI perusahaan tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran
cash dividend oleh sektor pertambangan yang terdaftar di BEI perusahaan selama periode 2007-2011.
Menurut Syamsuddin (2000:62), semakin tinggi rasio total assets turnover
berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dari hasil penjualan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membaginya dalam bentuk dividen atau laba ditahan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata total assets turnover pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding
(27)
lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata
total assets turnover pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata total assets turnover mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata total assets turnover mengalami penurunan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami penurunan. Pada tahun 2010-2011, nilai rata-rata total assets turnover mengalami penurunan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata total assets turnover pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend oleh sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2011.
Menurut Riyanto (2001:267), apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata growth pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding
(28)
lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata
growth pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata growth mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata growth mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata growth mengalami kenaikan dan nilai rata-rata
cash dividend juga mengalami kenaikan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata
growth mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata growth pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend oleh sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2011. Menurut Tandelilin (2001:149), earning Per Share menggambarkan kemampuan dari setiap lembar saham yang diterbitkan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena besarnya cash dividend yang dibayarkan tergantung dari laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata earning per share pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend
(29)
.Nilai rata-rata earning per share pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 200-2009, nilai rata-rata earning per share mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata earning per share mengalami penurunan dan nilai rata-rata
cash dividend juga mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata
earning per share mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata cash dividend
juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata
earning per share pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend oleh sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2011.
Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, terdapat perbedaan hasil penelitian antara satu dengan yang lain. Pujiyanti (2005) meneliti “Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan (CR, ROI, TATO dan EPS) Terhadap Cash Dividend pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)” dimana hasil yang didapatkan yaitu variabel Current Ratio, Total Assets Turnover dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan sedangkan variabel Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend.
Turnip (2009) meneliti “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Total Asset, Return On Investment dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas pada
(30)
Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia”. Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh signifikan, sedangkan variabel
Current Ratio, Debt to Total Assets dan Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas.
Lubis (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa variabel
Return On Investment, Debt to Total Assets, Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Cash Ratio, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas.
Berdasarkan fenomena dan teori yang diungkapkan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang cash devidend. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Cash Dividend, yaitu
Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Growth, dan Earning Per Share (EPS). Selanjutnya penelitian ini diberi judul dengan judul:“Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR),
Total Assets Turnover (TATO), Growth, dan Earning Per Share (EPS)
terhadap Cash Dividend pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang
(31)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Growth, dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap Cash Dividend pada Perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR),Total AssetsTurnover (TATO), Growth, dan Earning Per Share (EPS)
baik secara simultan maupun parsial terhadap Cash Dividend pada Perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah : 1. Bagi Perusahaan (emiten)
Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dividen dan membantu manajer dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk cash dividend bagi perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(32)
2. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan diharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan dividen terutama cash dividend yang akan diterima oleh para pemegang saham.
3. Bagi Pihak lain
Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend bagi perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(33)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan kepada pera pemegang saham biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003:271). Menurut Warsono (2003:272), dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikan kembali dalam saham biasa di perusahaan.
2. Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar saham tambahan dan bukannya dalm bentuk uang tunai.
3. Dividen Kekayaan (Property Dividend)
Dividen kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan.
(34)
2.1.2. Cash Dividend
Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan (Warsono, 2003:272). Dividen tunai (cash dividend) merupakan bentuk dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi dalam jumlah bergantung kepada keuntungan perusahaan (Fahmi, 2013:273)
Cash Dividend bersumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian, 2003:380).
Pembayaran cash dividend kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang prosedur pembayaran dividen tunai sebagai berikut (warsono, 2003:270):
1. Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu
2. Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen 3. Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar
4. Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen tunai, seperti tanggal tercatatnya pemegang saham, tanggal tanpa dividen, dan tanggal pembayaran.
(35)
Menurut Warsono (2003:273), prosedur pembayaran dividen tunai adalah sebagai berikut :
1. Tanggal Deklarasi (Declaration Date)
Tanggal Deklarasi adalah tanggal saat dewan direktur mengumumkan deviden. Hal-hal yang diumumkan meliputi besarnya jumlah dividen
yang akan dibayarkan, dividen ekstra, dan kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Holder-of-Record-Date)
Tanggal ini adalah tanggal saat perusahaan menutup buku pencatatan pemindahtanganan saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut.
3. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex-Dividend-Date)
Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal pada saat dividen dipisahkan dari saham. Tanggal pemisahan ini biasanya dilakukan 4 hari sebelum tanggal pencatatan.
4. Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan akan melaksanakan pengiriman cek kepada para pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham.
2.1.3. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan
(36)
kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvestment)
atau ditahan (retained) di dalam perusahaan (Ambarwati, 2010:64).
Menurut Warsono (2003:272), kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan karena empat alasan berikut :
1. Kebijakan keuangan ini berpengaruh kepada sikap para investor. Pemotongan dividen dapat dianggap negatif oleh para investor, karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan sengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan.
2. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan.
3. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi pembayaran dividennya.
4. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai ekuitas pemegang saham biasa karena besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba ditahan.
Menurut Van Horne (2005) dalam Lubis (2009), secara umum, ada empat macam jenis kebijakan dividen yaitu :
1. Kebijakan Dividen Stabil
Kebijakan dividen stabil berarti jumlah dividen per lembar saham (DPS)
yang dibayarkan setiap tahunnya relatif sama selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnyaberfluktuasi. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen tersebut antara lain, yaitu :
(37)
a. akan memberikan kesan kepada para pemodal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.
b. adanya golongan pemodal tertentu yang menginginkan kepastian dividen yang akan dibayarkan.
2. Kebijakan Dividen Reguler Rendah ditambah Ekstra
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya dan jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra.
3. Kebijakan Dividen Konstan
Kebijakan dividen konstan berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan (membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan. 4. Kebijakan Dividen Fleksibel
Kebijakan dividen fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama.
(38)
2.1.4. Tujuan Pembayaran Dividen
Tujuan dari pembagian dividen adalah sebagai berikut (Turnip, 2009) : 1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena
tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. 2. Untuk menunjukkkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya
dividen, diharapkan kinerja perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor.
3. Sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain.
4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi.
5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham.
2.1.5. Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2002:66) :
1. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irellevance Theory)
Teori ketidakrelevanan dividen dikemukan oleh Miller dan Modigliani (MM). Teori MM menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan semata-mata oleh kemampuan laba dan resiko aset-asetnya (investasi) dan bahwa cara pemecahan laba yang didistribusikan antara dividen dan laba ditahan
(39)
tidak mempengaruhi nilai. MM dan pendukung ketidakrelevanan dividen berargumen bahwa, jika semua yang lain sama, maka pengembalian yang diharapkan seorang investor dan selanjutnya nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen karena tiga alasan :
1. Nilai perusahaan ditentukan semata-mata oleh kemampuan dalam mendapatkan laba dan resiko aset-asetnya.
2. Jika dividen mempengaruhi nilai, itu semata-mata karena isi
informasi (informational content), yang merupakan sinyal harapan laba menajemen.
3. Suatu keberadaan efek klien yang menyebabkan para pemegang saham biasa perusahaan menerima dividen yang mereka harapkan. 2. Bird-In-The-Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan capital gains. Mereka juga berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya, daripada mengharapkan sesuatu pendapatan yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu. Penganut teori
bird-in-the-hand ini lebih menyukai pembayaran dividen tinggi karena akhirnya dapat menghasilkan harga saham yang juga tinggi.
3. Teori Kebijakan Dividen Yang Terkena Pajak (Tax Preference Theory)
Menurut teori ini, bahwa dividen itu sebenarnya merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pajak terhadap pendapatan dividen
(40)
dan capital gains. Pada umumnya pajak untuk capital gains lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk pendapatan dividen. Dengan demikian jika ditinjau dari aspek perpajakan, para investor lebih menyukai capital gains
daripada pembayaran dividen tunai.
2.1.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
1. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2013:80). Return On Assets (ROA) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsuddin, 2000:63). Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain (Sundjaja dan Barlian, 2002:340). 2. Current Ratio (CR)
Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Rasio likuditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
(41)
perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wwesel tagih jangka pendek, utang jangka pendek, akrual pajak dan beban-beban akrual lainnya(Brigham dan Houston, 2006:95). Current Ratio (CR)
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya (Sartono, 2001:116). Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001:293).
3. Total Assets Turnover (TATO)
Total Assets Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Rasio aktivitas melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Rasio aktivitas melihat seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan. Jika dana yang tertanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka aktivitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya (Hanafi, 2004:38). Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total assets
(42)
turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dari hasil penjualan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membaginya dalam bentuk dividen atau laba ditahan (Syamsuddin, 2000:62).
4. Growth
Rasio pertumbuhan pada dasarnya adalah untuk untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu (Sitanggang, 2012:33). Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Jika keuntungannya dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan terkena tarif pajak perorangan yang tinggi, maka hanya sebagian saja yang dapat ditanam kembali (Sundjaja dan Barlian,2003:387). Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda . Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:267). Rasio pertumbuhan dapat dilihat dari total aktiva, penjualan atau earning after tax
(43)
5. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan salah satu rasio dalam pengukuran rasio nilai pasar. Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya di masa yang akan datang. Earning Per Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Earning Per Share menggambarkan kemampuan dari setiap lembar saham yang diterbitkan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena besarnya cash dividend yang dibayarkan tergantung dari laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan (Tandelilin, 2001:149).
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul Variabel
Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
1. Tri Pujiyanti (2005) Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan (CR, ROI, TATO dan
Dependen : Cash Dividend Independen : Current Ratio Analisis Regresi berganda Current Ratio, Total Asset Turnover dan
Earning Per Share
(44)
EPS) Terhadap
Cash Dividend
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2001-2003 (CR) , Return On Investment (ROI), Total Assets Turnover (TATO), Earning Per Share (EPS) signifikan sedangkan variabel Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend
2. Asrani Turnip (2009)
Analisis
Pengaruh Current Ratio, Debt to Total Asset, Return On Investment
dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia periode 2004 -2007
Dependen : Dividen Kas
Independen :
Current Ratio, Debt to Total Asset, Return On Investment, Earning Per Share Analisis regresi linier berganda Earning Per Share berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Current Ratio, Debt to Total Asset dan
Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas 3. Yetty
Meliany Lubis (2009) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas Dependen : Dividen Kas Analisis Regresi Linear berganda Return On Investment, Debt to Total Asset, Earning
(45)
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007 Independen : Return On Investment, Debt to Total Asset, Earning Per Share, Dividend Payout Ratio, Cash Ratio, Current Ratio, Debt to Equity Ratio
Per Share dan
Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Cash Ratio, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio
berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas. 4. Indah
Martati (2010) Faktor Penentu Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia periode 2000 -2003 Dependen : Dividend Per Share Independen : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Earning Per Share, DPSt-1 Analisis regresi berganda Earning Per Share dan
DPSt-1 berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap DPS.
(46)
5. Isfenti Sadalia dan Khalijah (2011) Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Per Share Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2011 Dependen : Dividend Per Share Independen : Firm Size, Earning Per Share, Current Ratio, Debt to Equity Ratio ,
Return On Asset Analisis regresi linear berganda
Firm Size dan
Earning Per Share berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Return On Asset tidak berpengaruh terhadap
Dividend Per Share. 6. Novianty
Palino (2012) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 -2009. Dependen : Dividen Tunai Independen : Current Ratio, Return On Investment, Total Asset Turnover, Earning Per Share Analisis regresi linear berganda Current Ratio, Return On Investment, Total Asset Turnover dan
Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap Dividen Tunai.
(47)
7. Ahmad Sandy dan Nur Fadjrih Asyik (2013) Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Otomotif
periode 2009 -2011. Dependen : Dividen Tunai Independen : Return On Asset Profit Margin, Return On Equity, Current Ratio, Quick Ratio Analisis regresi linear berganda Variabel Return On Asset berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Profit Margin, Return On Equity, Current Ratio
dan Quick Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas.
2.3. Kerangka Konseptual
Pengambilan keputusan pendistribusian keuntungan selalu selalu merupakan isu penting, apakah akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tetap ditahan untuk diinvestasikan kembali dan mengaharapkan mendapatkan capital gain yang akan datang. Artinya manajemen harus membuat keputusan berapa besar bagian yang harus dibagikan dalam bentuk dividen. Dividen adalah sebuah pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham yang berasal dari pendapatan atau earning dalam bentuk kas atau saham (Ambarwati, 2010:64).
(48)
Cash Dividend merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan (Warsono,2003:272). Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian. 2003:380).
Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend dapat secara internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend secara internal adalah faktor yang bersifat fundamental, yang meliputi tentang kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend secara eksternal adalah faktor yang bersifat teknis, meliputi faktor sosial, ekonomi dan politik yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor fundamental dalam penelitian ini yaitu return on asset (ROA), current ratio (CR), total assets turnover (TATO), growth, dan earning per share (EPS)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio pengukuran profitabilitas. Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan (Sitanggang, 2012:30). Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sadalia dan Khalijah, 2011).
Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
(49)
utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar (Hanafi, 2004:37). Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001:293).
Total Assets Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2000:62). Jika penjualan tinggi dan total aktivanya tetap, maka perputaran assetnya akan tinggi. Keuntungan yang tinggi dapat digunakan pada investasi aktiva tetap atau bisa juga dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian semakin tinggi perputaran asset perusahaan, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membagikan dividen per share-nya.
Pertumbuhan perusahaan (growth) pada dasarnya adalah untuk untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu (Sitanggang, 2012:33). Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana
(50)
kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda . Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:267).
Earning Per Share merupakan salah satu rasio dalam pengukuran rasio nilai pasar. Earning Per Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2013:83). Begitu juga dengan besarnya earning per share (EPS) yang dihasilkan perusahaan sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akandibayar. Karena dividen akan dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba bersih per lembar sahamnya (Martati, 2010).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan didukung tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
(51)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Growth dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Cash Dividend.
Return On Assets (X1)
Current Ratio (X2)
Total Assets Turnover (X3)
Growth (X4)
Earning Per Share (X5)
Cash Dividend (Y)
(52)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah peneliti memahami objek penelitian serta untuk memecahkan masalah di dalam penelitian yang dilakukan. Metodologi penelitian dapat mengarahkan peneliti agar dapat melakukan langkah- langkah analisis dengan tepat.
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif, yaitu untuk menganalisis hubungan – hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Erlina, 2011:20).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Berdasarkan jenis data yang digunakan dalam penelitian, peneliti tidak datang langsung ke perusahaan, melainkan dengan mengunjungi situs-situs internet yang menyajikan data yang dibutuhkan melalui situs Sedangkan waktu penelitian adalah mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Maret 2014.
(53)
3.3 Batasan Operasional
Batasan Operasional dalam penelitian ini adalah :
Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend yaitu return on assets (ROA), current ratio (CR), total assets turnover (TATO), growth, dan earning per share (EPS). Data cash dividend yang diteliti adalah cash dividend perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI yang dibagikan secara rutin selama periode 2007-2011 yang bersumber dari data laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang dipublikasikan selama periode 2007-2011.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Pemberian definisi operasional dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi hal-hal yang bias terhadap obyek penelitian, pengukuran penelitian, instrument penelitian, dan pengumpulan data. Oleh karena itu diperlukan variabel-variabel yang jelas untuk mendefinisikannya.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada enam yang terdiri dari lima variabel independen yaitu Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Pertumbuhan Perusahaan (Growth) dan
Earning Per Share (EPS) serta satu variabel dependen yaitu Cash Dividend. Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat didefiniskan sebagai berikut:
(54)
3.4.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Cash Dividend.
Cash Dividend disebut juga dividend per share (DPS) yang menggambarkan perbandingan antara besarnya dividen total yang dibayarkan perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Secara sistematis, cash dividen dirumuskan sebagai berikut ( Warsono, 2003:39) :
���ℎ�������� = Jumlah Dividen Kas Jumlah Saham yang beredar
3.4.2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba yang tersedia bagi para pemegang saham dengan aset total. Secara sistematis, ROA dihitung sebagai berikut (Sartono, 2003:123) :
�������������� (���) =Laba bersih setelah pajak Total Assets
(55)
2. Current Ratio (CR)
Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara aset lancar perusahaan dengan hutang lancar perusahaan. Secara sistematis, current ratio (CR) dihitung sebagai berikut (Sitanggang, 2012:22) :
������������ (��) = Aset Lancar Hutang Lancar
3. Total Assets Turnover (TATO)
Total Assets Turnover (TATO) mengukur dari perputaran semua aset perusahaan dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total aset. Secara sistematis, total assets turnover (TATO) dihitung sebagai berikut (Fahmi, 2013:80) :
������������������� (����) = Penjualan Total Asset
4. Growth
Rasio pertumbuhan (growth) merupakan rasio untuk melihat keberhasilan aktivitas operasional perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Aset adalah salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset, maka diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Secara sistematis, growth dapat dihitung sebagai berikut (Sitanggang, 2012:33) :
�����ℎ= Total Asset−Total Assett−1 Total Assett−1
(56)
5. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba perusahaan yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham perusahaan yang beredar. Secara sistematis, earning per share (EPS) dapat dihitung sebagai berikut(Tandelilin, 2001,242) :
�����������ℎ��� (���) =Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah Saham beredar
3.5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011:80)
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang tahun 2007-2011 yaitu sebanyak 31 perusahaan.
Tabel 3.1
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. Adaro Energy Tbk ADRO
2. ATPK Resources Tbk. ATPK
3. Atlas Resources Tbk. ARII
4. Bayan Resources Tbk. BYAN
5. Berau Coal Energy Tbk. BRAU
6. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk. BORN
7. Bumi Resources Tbk. BUMI
8. Darma Henwa Tbk. DEWA
(57)
10. Garda Tujuh Buana Tbk. GTBO
11. Golden Energy Mines Tbk. GEMS
12. Harum Energy Tbk. HRUM
13. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 14. Perdana Karya Perkasa Tbk. PKPK
15. Petrosea Tbk. PTRO
16. Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 17. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 18. Benakat Petroleum Energy Tbk. BIPI
19. Elnusa Tbk. ELSA
20. Energi Mega Persada Tbk. ENRG
21. Medco Energi International Tbk. MEDC 22. Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS
23. Ratu Prabu Energy Tbk. ARTI
24. Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 25. Central Omega Resources Tbk. DKFT 26. Cita Mineral Investindo Tbk. CITA
27. Vale Indonesia Tbk. INCO
28. Timah (Persero) Tbk TINS
29. SMR Utama Tbk. SMRU
30. Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH
31. Mitra Investindo Tbk. MITI
Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan anggota sampel dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Sampel yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011.
2. Perusahaan membagikan dividen secara rutin selama periode 2007-2011. 3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap
(58)
Tabel 3.2
Kriteria Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI
Periode 2007-2011
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
Kriteria Sampel
1. Adaro Energy Tbk ADRO Terdaftar di BEI baru pada tahun 2008.
Membagikan dividen hanya pada tahun 2008 - 2011.
2. ATPK Resources Tbk. ATPK Terdaftar di BEI pada tahun 2001.
Membagikan dividen hanya pada tahun 2001.
3. Atlas Resources Tbk. ARII Terdaftar di BEI baru pada tahun 2011. Tidak membagikan dividen.
4. Bayan Resources Tbk. BYAN Terdaftar di BEI baru pada tahun 2008. Membagikan dividen hanya pada tahun 2010 dan 2011. 5. Berau Coal Energy Tbk. BRAU Terdaftar di BEI baru
pada tahun 2010. Membagikan dividen hanya pada tahun 2010 dan 2011. 6. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk. BORN Terdaftar di BEI baru
pada tahun 2010. Tidak membagikan dividen.
7. Bumi Resources Tbk. BUMI Memenuhi semua kriteria sampel. 8. Darma Henwa Tbk. DEWA Terdaftar di BEI baru
pada tahun 2007. Tidak membagikan dividen.
9. Delta Dunia Makmur Tbk. DOID Terdaftar di BEI pada tahun 2001.
Membagikan dividen hanya pada tahun 2001.
(1)
PENGUJIAN HIPOTESIS
A.
Uji Koefisien Determinasi (R
2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 .902a .814 .793 242.71602 2.150 a. Predictors: (Constant), EPS, Growth, CR, TATO, ROA
b. Dependent Variable: Cash Dividend
B.
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.138E7 5 2275150.733 38.620 .000a
Residual 2592086.962 44 58911.067 Total 1.397E7 49
a. Predictors: (Constant), EPS, Growth, CR, TATO, ROA b. Dependent Variable: Cash Dividend
C.
Uji t
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -82.488 103.439 -.797 .429 ROA 5.035 3.338 .125 1.508 .139 CR -.017 .186 -.006 -.089 .929 TATO .223 .761 .022 .293 .771 Growth -1.023 1.715 -.044 -.597 .554 EPS .472 .044 .831 10.771 .000 a. Dependent Variable: Cash Dividend
(2)
LAMPIRAN 2
HASIL PENGOLAHAN DATA
(SESUDAH PERBAIKAN LOGARITMA NATURAL)
UJI ASUMSI KLASIK
A. Uji Normalitas
1.
Histogram
(3)
3.
One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .68444665 Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .096
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z .826
Asymp. Sig. (2-tailed) .502
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
B.
Uji Heteroskedestisitas
(4)
2.
Uji Glesjer
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.016 1.037 .979 .333
LnROA -.047 .091 -.125 -.510 .612 LnCR -.190 .128 -.252 -1.477 .147
LnTATO .097 .142 .119 .685 .497
LnGrowth -.048 .077 -.102 -.623 .536
LnEPS .067 .064 .218 1.048 .300
a. Dependent Variable: absut
C.
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .903a .816 .795 .72229 2.083
a. Predictors: (Constant), LnEPS, LnTATO, LnCR, LnGrowth, LnROA b. Dependent Variable: LnCashDividend
D.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1(Constant) -4.365 1.691 -2.581 .013
LnROA .033 .149 .024 .218 .828 .344 2.904 LnCR .446 .209 .164 2.130 .039 .709 1.411 LnTATO .229 .231 .078 .993 .326 .678 1.475 LnGrowth .041 .126 .024 .326 .746 .770 1.299 LnEPS .921 .104 .833 8.884 .000 .477 2.096 a. Dependent Variable: LnCashDividend
(5)
PENGUJIAN HIPOTESIS
A.
Uji Koefisien Determinasi (R
2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .903a .816 .795 .72229
a. Predictors: (Constant), LnEPS, LnTATO, LnCR, LnGrowth, LnROA b. Dependent Variable: LnCashDividend
B.
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 101.477 5 20.295 38.902 .000a
Residual 22.955 44 .522 Total 124.431 49
a. Predictors: (Constant), LnEPS, LnTATO, LnCR, LnGrowth, LnROA b. Dependent Variable: LnCashDividend
C.
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.365 1.691 -2.581 .013
LnROA .033 .149 .024 .218 .828
LnCR .446 .209 .164 2.130 .039
LnTATO .229 .231 .078 .993 .326
LnGrowth .041 .126 .024 .326 .746
LnEPS .921 .104 .833 8.884 .000
(6)