Aborsi pada Remaja Infeksi Menular Seksual IMS

Kehamilan yang terjadi pada remaja memberi dampak yang berat pada remaja. Dikucilkan, diberhentikan dari pekerjaan, dan menjadi bahan pembicaraan yang tidak enak dalam masyarakat harus selalu diterima olehnya. Kemungkinan untuk diusir dari keluarga karena keluarga tidak tahan menahan aib yang harus diterima akibat perbuatannya juga harus diterima olehnya. Satu cara lain yang harus dihadapi oleh remaja itu sendiri untuk menutupi semua adalah perkawinan. Meskipun hal itu terpaksa dilakukannya namun ia tidak memiliki pilihan lain untuk menyelamatkan nama baik keluarga Asfriyati, 2005 -Dampak Medis Dampak medis yang terjadi pada kehamilan remaja adalah persalinan premature, berat badan lahir rendah BBLR dan kelainan bawaan akibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan. Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dan stress juga dapat memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas. Keadaan lain yang dapat terjadi adalah anemia kehamilan, keracunan kehamilan, dan kematian ibu yang tinggi akibat menggugurkan kehamilan Manuaba, 1998.

2.3.2 Aborsi pada Remaja

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus yang tidak aman unsafe abortion adalah abortus yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatihkompeten sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Melahirkan mengandung resiko bagi semua perempuan, apalagi bila remaja perempuan memutuskan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki. Karena hal ini tidak dibenarkan oleh hukum di Indonesia, pada umumnya mereka mencari orang yang dapat melakukan pengguguran kandungan, seringkali oleh mereka yang tidak ahli dan bekerja dengan kondisi yang tidak memenuhi persyaratan medis Azhari , 2002. Universitas Sumatera Utara Sebagian remaja mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan dengan cara- cara yang tidak aman, malah berbahaya bagi kesehatannya sendiri, misalnya : -Meminum ramuan atau jamu baik yang dibuat sendiri maupun yang dibeli. -Memijat peranakannya atau dengan mencoba mengeluarkan janin dengan lat-alat yang membahayakan dengan bantuan dukun pijat. -Meminum obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau bidan. Cara tersebut dapat mengakibatkan perdarahan, infeksi, hingga kematian calon ibu. Jika dengan cara-cara tersebut kehamilan tidak berhasil diakhiri, kemungkinan janin mengalami kecacatan mental maupun fisik dalam masa pertumbuhannya. Di samping itu, aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan bersalah seringkali menghantui pasangan khususnya wanita setelah mereka melakukan aborsi ini BKKBN, 2001.

2.3.3 Infeksi Menular Seksual IMS

Infeksi menular seksual adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual yang lebih berisiko bila hubungan seksual dilakukan dengan berganti-ganti pasangan, baik melalui vagina, oral, maupun anal BKKBN, 2008. Infeksi menular seksual menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan, dan kematian. Oleh karena bentuk dan letak alat kelamin yang menonjol, pada laki-laki gejala penyakit menular seksual lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan, sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala, sehingga sering kali tidak disadari. Pada laki-laki, gejala IMS antara lain : -Bintil-bintil berisi cairan, lecet, atau borok pada penisalat kelamin. -Luka tidak sakit, keras, dan berwarna merah pada alat kelamin. -Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam. Universitas Sumatera Utara -Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin. -Rasa sakit yang hebat saat buang air kecil. -Kencing nanah atau darah yang berbau busuk. -Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha. Sedangkan pada perempuan gejala-gejala penyakit menular seksual adalah: -Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual. -Rasa nyeri pada perut bagian bawah. -Pengeluaran lender pada vagina. -Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya. -Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal. -Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual. -Bintil-bintil berisi cairan, lecet, atau borok pada alat. Beberapa pencegahan terjadinya infeksi menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, kemudian menghindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, serta selalu menjaga kebersihan alat kelamin BKKBN, 2001

2.4 Pengetahuan