Kerangka Teoritis 1. Teori Akuntansi Positif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 1. Teori Akuntansi Positif

Positive Accounting Theory Teori akuntansi positif sering kali dihubungkan dengan pembahasan manajemen laba earning management. Teori akuntasi positif menjelaskan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi manajemen dalam memilih prosedur akuntansi yang optimal dengan tujuan tertentu. Menurut teori akuntansi positif, pemilihan prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan tidak harus sama dengan perusahaan lainnya. Perusahaan diberi kebebasan untuk memilih salah satu dari alternatif prosedur yang tersedia untuk meminimumkan biaya kontrak dan memaksimumkan nilai perusahaan Scott, 1997 dalam Agnes Utari 2001:90. Adanya kebebasan untuk memilih prosedur yang tersedia maka manajer akan melakukan tindakan yang dinamakan oleh teori akuntansi positif sebagai tindakan oportunis opportunistic behavior. Jadi tindakan oportunis adalah suatu tindakan dimana manajer memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya atau memaksimumkan keuntungannya. Ada tiga hipotesis yang secara umum dihubungkan dengan tindakan oportunistik manajer Watts dan Zimmerman dalam Primanita dan Setiono, 2006:46 sebagai berikut: 11 1. Bonus plan hypothesis Hipotesis ini menyatakan bahwa manajer akan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang cenderung akan meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode berjalan. Tujuannya untuk memaksimumkan bonus yang akan mereka peroleh karena besarnya bonus tergantung pada besarnya laba yang dihasilkan. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey tingkat laba terendah untuk mendapatkan bonus dan cap tingkat laba tertinggi. Hipotesis ini sering dikaitkan dengan skema bonus, dimana: • Manajemen akan meminimalkan laba karena kondisi perusahan saat itu rugi kondisi bogey ke kiri. • Manajemen berusaha memaksimalkan laba dengan menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba agar manajemen dapat memperoleh bonus yang maksimal kodisi bogey ke cap. • Manajemen akan membuat laba menjadi rata income smoothing, supaya perusahaan dianggap sudah mapan dan stabil. Dalam kondisi ini manajemen tidak lagi memaksimalkan bonus karena bonus sudah maksimal kondisi cap ke kanan. 2. Debt convenant hyphotesis Hipotesis ini berkaitan dengan syarat yang harus dipenuhi dalam perjanjian hutang debt convenant. Dinyatakan pula bahwa semakin dekat perusahaan pada pelanggaran terhadap debt convenant, maka semakin besar kecenderungan manajer tersebut untuk menggunakan 12 metode akuntansi yang meningkatkan laba. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya technical default. Dengan meningkatkan laba melakukan income increasing dinilai dapat mencegah atau setidaknya dapat menunda hal tersebut. 3. Political cost hypothesis Hipotesis ini menyatakan bahwa semakin besar biaya politis yang dihadapi perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan perusahaan tersebut untuk menggunakan pilihan akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan, dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator sehingga akan menimbulkan biaya politis diantaranya adalah munculnya intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis.

2. Teori Keagenan Agency Theory

Pengelolaan perusahaan yang semakin dipisahkan dari kepemilikan perusahaan merupakan salah satu ciri perekonomian modern, hal ini sesuai dengan teori keagenan yang menginginkan principal pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga profesional agent yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis. Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan 1995 dalam Agnes Utari 2001:92 13

Dokumen yang terkait

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 23 97

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008).

0 1 6

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 1

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 1

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 3

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY DAN TIMELINEES (Study empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2008)

0 1 60

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

0 0 8

ANALISIS PENGARUH FAKTOR UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP INCOME SMOOTHING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang listing di BEI) SKRIPSI

0 0 87