79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
A.1 Profil Perusahaan Textile dan Garment Go- Public di Bursa Efek Indonesia
1. PT Apac Citra Centertex Tbk
PT Apac Citra Centertex Tbk semula bernama PTMayadextion Industry sebagai perusahaan garment.
Perusahaan merupakan perusahaan induk dari 6 perusahaan garment yang berdiri pada tahun 1987. Perusahaan
memasarkan produknya dengan afiliasi perusahaan di Amerika, Eropa, Hongkong dan Jepang. Perusahaan juga
memegang lisensi untuk Lanhattan, pakaian eksekutif pria yang diproduksi oleh PT Likespring untuk pasar modal.
2. PT Argo Pantes Tbk PT Argo Pantes Tbk adalah pabrik gabungan textile
yang mengoperasikan pemintalan, penenunan, pencelupan, percetakan dan textile jadi, yang didirikan pada tahun 1977.
Perusahaan berpatungan usaha dengan perusahaan Jepang pada PT Argo Fajar Textile Industry dan PT Argo Beni
Manunggal, yang telah memproduksi rajutan dan penemuan textile rajut sejak kwartal 1 tahun 1991.
80
Sejak tahun 1977, perusahaan telah menyetujui bantuan tekhnis dengan Kurabo Industry Ltd, Jepang. Pada
tahun 1990, perusahaan mengambil alih PT Darma Manunggal yang juga memiliki fasilitas produksi textile. Di
tahun yang sama, International Finance Corporation di Washington bergabung dengan perusahaan dan memberikan
fasilitas kredit. 3. PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk
PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk adalah perusahaan manufaktur yang didirikan pada tahun 1990. Kegiatan dasar
dari perusahaan
adalah memproduksi
sweaters dan
memasarkannya ke pasar domestik dan international. Kantor pusatnya berada di Sragen, Indonesia.
4. PT Eratex Djaja Tbk PT Eratex Djaja Tbk merupakan perusahaan penghasil
textile, yang didirikan di Indonesia pada tahun 1972 sebagai perusahaan Joint Venture Asing antara PT Private
Development Finance Ltd, Unisouh Holding Ltd, dan Eastern Cotton Mills Ltd. Perusahaan membangun pabrik pemintalan
pertama kali pada tahun 1973, kemudian memperluas dan mendiversifikasi usaha pada penemuan dan pembuatan
garment.
81
5. PT Ever Shine Textile Industry Tbk PT Ever Shine Textile Industry Tbk beroperasi pada
pembuatan textile sintetik gabungan yang mulai produksi komersialnya pada tahun 1975. Perusahaan memproduksi
nylon dan textile polyster. Pada tahun 1996, perusahaan merencanakan untuk mengambil 100 saham PT Prima
Rajuti Sukses dan PT Mingtale Niaga Jaya. Dua perusahaan ini memproduksi bahan baku nilon dan kain polyster.
Perusahaan mengekspor 35 produknya dan 65 untuk pasar lokal.
6. PT GT Petrochem Industries Tbk PT GT Petrochem Industries Tbk adalah perusahaan
textile yang didirikan pada tahun 1986 sebagai gabungan usaha antara orang Indonesia dan beberapa perusahaan
Jepang. Sejak tahun 1993 perusahaan telah mengekspor produknya.
7. PT Indorama Syntetics Tbk PT Indorama Syntetics Tbk adalah produsen Polyster
Indonesia yang didirikan pada tahun 1974. Pada akhir tahun 1997, perusahaan mengembangkan usahanya ke India dan
bergabung dengan dua perusahaan Jepang, Itachu dan Mitsui dalam pemasangan fasilitas Purified Therapaltic.
82
8. PT Karwell Indonesia Tbk PT Karwell Indonesia Tbk adalah perusahaan
garment. Perusahaan memproduksi kemeja pria, blus wanita, piyama dan pakaian anak-anak. Pada bulan Mei 1996
perusahaan mengambil alih 55 saham dari PT Kaho Indah Citragarment.
9. PT Panasia Filament Inti Tbk PT Panasia Filament Inti Tbk memproduksi textile.
Perusahaan didirikan pada tanggal 31 Desember 1987 dan memulai produksi komersilnya tahun 1988. PT Panasia
Filament Inti Tbk telah terdaftar di Surabaya Stock Exchange pada tanggal 20 Agustus 1997. Mulai 1 Juli 1998, cabang PT
Panasia Filament Inti Tbk memilki mayoritas saham 67 dari PT Tritama Texindoraya, sebuah perusahaan yang berdomisili
di Bogor dan bergerak di bidang industry textile.Produksi komersial PT Tritama Texindoraya dimulai tahun 1994.
Tahun 2000 dan 1999 komposisi penjualan ekspor berturut- turut sebesar 66 dan 69 dan penjualan lokal sebesar 34
dan 31. 10. PT Panasia Indosyntec Tbk
PT Panasia Indosyntec Tbk didirikan pada tahun 1973 dengan nama awal PT Harapan Djaja Empat Saudara.
Perusahaan berubah nama menjadi PT Handtex Indosyntec
83
pada tahun 1989 dan beberapa sahamnya telah diambil alih oleh PT Panasia Syntethic Abadi, penghasil benang polyster
yang digunakan untuk memproduksi textile jadi untuk wanita dan kemudian digunakan pada gabungan operasi pembuat
Textile, yaitu pemintalan, penenunan, percetakan, pencelupan dan proses akhir.
11. PT Pan Brother Tex Tbk PT Pan Brother Tex Tbk adalah penghasil textile dan
siap membuat garment, yang didirikan pada tahun 1980 dengan nama PT Panca Brothers Textile. Perusahaan
mengawali bisnisnya dengan membuat garment knite untuk pasar domestik. Kemudian pada bulan Desember 1989,
perusahaan merubah namanya menjadi PT Pan Brother Tex Tbk dalam pembuatan persetujuan untuk lisensi dari merk-
merk : Adidas, Esprit, Puma, Fila, Green Line, Nike, Arrow, Jordoche, Levi’s, Eddie Baner, Van Hensen. Pada bulan April
1997, perusahaan bekerjasama dengan Sariwarna Group, Keris Group dan perusahaan Argo Manunggal Group.
12. PT Ricky Putra Globalindo Tbk PT Ricky Putra Globalindo Tbk sebelumnya bernama
PT Ricky Putra Garmindo, didirikan pada tahun 1987. Sejak tahun 1997 namanya telah berubah menjadi PT Ricky Putra
Globalindo Tbk. Produk yang dijual dengan merk GT Man,
84
Ricsony dan Ricky, sedangkan merk pakaian lainnya antara lain Ricky Jeans, Ricky Primer, Ricky Junior, Della, Stolle,
dan Hiku. Tujuan ekspor produk adalah Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Timur Tengah. Bahan
baku yang digunakan adalah serat kapas yang disediakan oleh PT Jabatex, suatu perusahaan gabungan PT Ricky Putra
Globalindo Tbk. Anak perusahaan PT Ricky Putra Globalindo Tbk adalah PT Ricky Jaya Sakti di Surabaya, PT Jasa Ricky
Abadi di Medan, PT Ricky Musi Wijaya di Palembang, PT Ricly mumbul Daya di Semarang, dan PT Ricky Jaya Artha di
Bandung. 13. PT Roda Vivatex Tbk
PT Roda Vivatex Tbk beroperasi dalam industry textile, memproduksi georgette, saten dan kain sutra.
Beroperasi pada tahun 1983 dan memproduksi kain abu-abu, pada tahun 1984 perusahaan memproduksi kain biasa dan kain
cetak. Pada tahun 1989 perusahaan mengambil alih 100 persediaan dari PT Chicatex Peni. Sebagian besar produksi
dari PT Roda Vivatex Tbk 80 dijual dipasar ekspor melalui agen seperti C. Itoh Co Ltd, Nichimen Corp, Cen In Corp
dan Teisha.
85
14. PT Sunson Textile Manufacture Tbk PT Sunson Textile Manufacture Tbk didirikan pada
tahun 1972 dengan nama PT Sandang Usaha Nasional Indonesia Textile Industry. Namanya diganti dengan PT Indo
Suntex di tahun 1976 dan kemudian berubah menjadi PT Sunson Textile Manufacture Tbk pada tahun 1993. Bahan
baku yang digunakan untuk proses produksi meliputi kapas, rayon, dan serat sintetik. Kebanyakan bahan baku diimport
dari Amerika Serikat, Australia, dan China. Penjualan produk untuk texturizing dan penenunan benang dipercayakan kepada
PT Surya Rejeki dan PT Susindo Textile Investama. 15. PT Tiffico Tbk
PT Tifico Tbk adalah produsen polyster yang didirikan pada tahun 1973 oleh perusahaan Jepang. Teijin Limited dan
PT Tomen Corporation. Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1976. Produknya saat ini adalah bahan baku serat
polyster, polyster untuk benang, benang tenun, benang tekstur dan kancing polyster.
86
Tabel A.2 : Ringkasan Profil Perusahaan Textile dan
Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007- 2009
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2009. B. Rasio Keuangan Altman
Nilai minimum, maximum dan mean dari masing- masing rasio keuangan digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai karakteristik rasio-rasio keuangan dari kelima rasio keuangan dari kelima rasio keuangan yang
digunakan oleh Altman dan dua rasio keuangan yang digunakan oleh Foster yang dijadikan variabel penelitian
selama tahun 2007 sampai dengan 2009.
No Kode
Listing Date Listed Shares
Tahun Berdiri Status Perusahaan Bidang Usaha
1 MYTX 10 Oktober 1989
1,466,666,577 10 Februari 1987
2 ARGO
7 Januari 1991 264,705,000
12 Juli 1977 3
DOID 15 Juni 2001
3,395,205,930 26-Nov-90
4 ERTX
21 Agustus 1990 98,236,000
12 Oktober 1972 5
ESTI 13 Oktober 1992
2,015,208,720 11 Desember 1973
6 ADMG 20 Oktober 1993
3,889,179,559 25-Apr-86
7 INDR
3 Agustus 1990 654,351,707
3-Apr-74 8
KARW 20 Desember 1994 587,152,700
18 Februari 1978 9
PAFI 22 Juli 1997
875,357,000 31 Desember 1987
10 HDTX
6 Juni 1990 708,571,000
6-Apr-73 11
PBRX 16 Agustus 1990
445,440,000 21 Agustus 1980
12 RICY
22 Januari 1998 641,717,510
22 Desember 1987 13
RDTX 14 Mei 1990
268,800,000 27-Sep-80
14 SSTM
20 Agustus 1997 836,707,000
18-Nov-72 15
TFCO 26 Februari 1980
930,000,000 25 Oktober 1973
Ever Shine Textile Industry Tbk Nama Perusahaan
Argo Pantes Tbk Apac Citra Centertex Tbk
Daeyu Orchid Indonesia Tbk Eratex Djaja Tbk
Ricky Putra Globalindo Tbk Roda Vivatex Tbk
Sunson Textile Manufacture Tbk Tifico Tbk
Garment Textile
Garment Textile
Textile Textile
GT Petrochem Industries Tbk Indorama Synthetics Tbk
Karwell Indonesia Tbk Panasia Filament Inti Tbk
Panasia Indosyntec Tbk Pan Brothers Tex Tbk
Textile Textile
Polyster PMDN
PMDN PMDN
PMA PMDN
PMDN PMA
Polyster Garment
Textile Textile
TextileGarment Garment
PMDN PMA
PMDN PMDN
PMDN PMDN
PMDN PMDN
87
Berdasarkan perhitungan menggunakan program
excel, diperoleh hasil seperti dalam tabel B.1 yaitu : Tabel B.1 : Rasio Keuangan Altman Perusahaan Textile
dan Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009
Sumber: Hasil penelitian, diolah : Dari perhitungan tabel B.1 memperlihatkan :
a. Working Capital To Total Assets Ratio X
1
Nilai minimal dari Working Capital To Total Assets Ratio X
1
merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X
1
terendah pada tahun 2007 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk yaitu : -55,49, sedangkan tahun 2008 dan 2009 adalah
PT Argo Pantes Tbk yaitu -46,03 dan -53,91. Nilai maksimal dari Working Capital To Total Assets
Ratio X
1
merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X1 tertinggi selama tiga tahun
Variabel Min
Max Mean
Min Max
Mean Min
Max Mean
WCTA -55.49
54.44 2.77
-46.03 49.88
6.42 -53.91
48.34 2.90
RETA -53.8
40.72 -10.06
-60.43 41.83
-12.44 -85.10
43.71 -16.83
EBITTA -6.47
18.80 -0.57
-15.36 6.52
-2.96 -8.04
10.17 1.35
MVEBTD 1.58
275.69 32.25
1.87 238.89
26.36 2.15
212.27 37.10
STA kali 0.44
2.13 0.86
0.48 2.35
0.93 0.38
2.43 0.93
2007 2008
2009
88
berturut-turut adalah PT Pan Brothers Tex Tbk, yaitu 54,44 pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 49,88 pada tahun
2008, dan turun lagi menjadi 48,34 pada tahun 2009. Mean digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu
distribusi data berdasarkan nilai rata-rata yang digunakan dengan cara membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok
data dengan jumlah data yang diteliti. Mean Working Capital to Total Assets Ratio X
1
yang dimilki oleh perusahaan textile dan garment pada tahun 2007 adalah 2,77,tahun 2008 naik
menjadi 6,42, dan untuk tahun 2009 turun lagi menjadi 2,90.
b. Retained Earnings to Total Assets Ratio X
2
Nilai minimal dari Retained Earnings to Total Assets Ratio X
2
merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X
2
terendah pada tahun 2007 adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk yaitu -53,80, pada tahun 2008 adalah PT Karwell
Indonesia Tbk yaitu -60,43 dan pada tahun 2009 adalah PT Panasia Indosyntec Tbk yaitu -85,10.
Nilai Maksimal dari Retained Earnings to Total Assets Ratio X
2
merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.
89
Perusahaan dengan rasio X
2
tertinggi selama tiga tahun berturut-turut adalah PT Roda Vivatex Tbk, yaitu 40,72
pada tahun 2007, kemudian naik menjadi 41,83 pada tahun 2008, dan naik lagi menjadi 43,71 pada tahun 2009. Rasio
X
2
pada PT Roda Vivatex Tbk selama tiga tahun berturut- turut mengalami kenaikan.
Mean Retained Earnings to Total Assets Ratio X
2
selama tiga tahun berturut-turut yang dimiliki oleh perusahaan textile dan garment selalu mengalami penurunan. Pada tahun
2007 yaitu sebesar -10,06, pada tahun 2008 turun menjadi - 12,44, dan pada tahun 2009 turun lagi menjadi -16,83.
c. Earnings Before Interest and taxes to Total Assets Ratio X
3
Nilai minimal dari Earnings Before Interest and taxes to Total Assets Ratio X
3
merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-
public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X
3
terendah pada tahun 2007 adalah PT Roda Vivatex Tbk yaitu -6,47, pada tahun 2008 adalah PT Eratex Djaja
Tbk yaitu -15,36 dan pada tahun 2009 adalah PT Panasia Filament Inti Tbk yaitu -8,04.
90
Nilai maksimal dari Earnings Before Interest and taxes to Total Assets Ratio X
3
merupakan nilai terendah dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X
3
tertinggi selama tahun 2007 dan 2008 adalah PT Pan Brother Tex Tbk yaitu
18,80 dan 6,52, sedangkan pada tahun 2009 perusahaan dengan rasio X3 tertinggi adalah PT GT Petrochem Industries
Tbk yaitu 10,17. Mean Earnings Before Interest and taxes to Total
Assets Ratio X
3
. Pada tahun 2007 adalah -0,57 pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi -2,69, dan pada tahun
2009 mengalami kenaikan menjadi 1,35. d. Market Value Equity to Book Value of Total Debt ratio X
4
Nilai minimal dari Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio X
4
merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-
public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X
4
terendah pada tahun 2007 adalah PT GT Petrochem Industries Tbk yaitu 1,58, tahun 2008 adalah PT
Panasia Filament Inti Tbk yaitu 1,87, dan tahun 2009 adalah PT Eratex Djaja Tbk yaitu sebesar 2,15.
Nilai maksimal dari Market Value Equity to Book Value of Total Debt ratio X
4
merupakan nilai tertinggi dari
91
rasio X
4
tertinggi selama tahun 2007 samapi dengan 2009 adalah PT Vivatex Tbk yaitu sebesar 275,69 pada tahun
2007, turun menjadi 238,89 pada tahun 2008, dan turun lagi menjadi 212,27 pada tahun 2009. Meskipun setiap tahun
mengalami penurunan tetapi PT Roda Vivatex Tbk masih lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaannya
lainnya. Mean Market Value Equity to Book Value of Total
Debt ratio X
4
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mengalami fluktuatif yaitu sebesar 32,25 pada tahun 2007,
turun menjadi 26,36 pada tahun 2008, dan mengalami kenaikan menjadi 37,10 pada tahun 2009. X
4
dari tahun ketahun mengalami kecenderungan menurun untuk masing-
masing perusahaan. e. Sales to Total Assets Ratio X
5
Nilai minimal dari Sales to Total Assets Ratio X
5
merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X
5
terendah pada tahun 2007 adalah PT GT Petrochem Industries Tbk
yaitu 0,44 kali, tahun 2008 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu
92
0,48 kali, dan tahun 2009 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu 0,38 kali.
Nilai maksimal dari Sales to Total Assets Ratio X
5
merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X
5
tertinggi selama tahun 2007 samapi dengan tahun 2009 adalah PT Pan Brother Tex Tbk yaitu sebesar 2,13
kali pada tahun 2007, naik menjadi 2,35 kali pada tahun 2008, dan naik lagi menjadi 2,43 kali pada tahun 2009.
Mean Sales to Total Assets Ratio X
5
untuk tahun 2007 sebesar 0,86 kali, naik menjadi 0,93 kali pada tahun
2008, dan stagnan pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,93 kali. Rata-rata perusahaan industry textile dan garment memiliki
penjualan yang lebih kecil daripada aktivanya, dan sebagian besar perusahaan berada dibawah rata-rata industry terutama
pada tahun 2007 sampai dengan 2009.
93
B.2 Rasio Keuangan Foster Tabel B.2 : Rasio Keuangan Foster Perusahaan
Textile dan
Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009
Sumber : Hasil Penelitian, diolah Dari perhitungan tabel B.2 memperlihatkan:
a. Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio
Nilai minimal dari Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio merupakan nilai
terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-
2009. Perusahaan dengan TEOR terendah pada tahun 2007 dan 2008 adalah PT Tifico Tbk yaitu 0,040 dan 0,032 dan
pada tahun 2009 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu sebesar 0,031.
Nilai maksimal dari Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio merupakan nilai
tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio TEOR
Variabel Min
Max Mean
Min Max
Mean Min
Max Mean
TEOR 0.04
0.157 0.09
0.032 0.164
0.093 0.031
0.175 0.08
TIE -18.084
3.882 -1.959
-7.335 20.720
2.578 -41.62
6.263 -2.348
2007 2008
2009
94
tertinggi pada tahun 2007 adalah PT Eratex Djaja Tbk yaitu 0,157, tahun 2008 dan 2009 adalah PT Ricky Putra
Globalindo Tbk yaitu 0,164 dan 0,175. Mean Transportation Expense to Operating Revenue
Ratio TEOR Ratio dari tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi yaitu sebesar 0,090 pada tahun 2007,
naik menjadi 0,093 pada tahun 2008, dan mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,081.
b. Time Interest Earned Ratio TIE Ratio Nilai minimal dari Time Interest Earned Ratio TIE
Ratio merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan TIE terendah pada tahun 2007 adalah PT Karwell Indonesia Tbk
yaitu -18,084, tahun 2008 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu - 7,335 dan pada tahun 2009 adalah PT Ricky Putra Globalindo
yaitu sebesar yaitu -41,617. Nilai maksimal dari Time Interest Earned Ratio TIE
Ratio merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio TIE tertinggi pada tahun 2007 adalah
PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu 3,882, tahun 2008 adalah PT Ever Shine Textile Industry Tbk yaitu 20,720, dan
95
pada tahun 2009 adalah PT Panasia Filament Inti Tbk yaitu sebesar 6,263.
Mean Time Interest Earned Ratio TIE Ratio dari tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi yaitu
sebesar -1,959 pada tahun 2007, naik menjadi 2,578 pada tahun 2008, dan mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu
sebesar -2,348.
C. Perhitungan Working Capital to Total Assets Ratio X