74
d. Nilai Pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang market value equity to book value of total debt X
4
Digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah hutang lebih
besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi pailit. Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal
biasa dan saham prefer, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang.
e. Penjualan terhadap total harta sales to total assets X
5
Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan. Rasio tersebut
mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk mengahasilkan penjualan.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan mengenai prediksi kebangkrutan diantaranya adalah :
1. Oleh Siti Rodiyah Alumnus program studi Akuntansi UMM 2004 dalam Jurnalnya yang berjudul “ Penerapan
Analisa Diskriminasi Altman Untuk Memprediksi Tingkat Kebangkrutan Studi kasus pada perusahaan tekstil produk
75
tekstil yang tercatat di BEJ ”. Dimana hasil analisis diskriminasi menunjukkan adanya empat rasio keuangan yang
merupakan indikator dominan dalam penentuan kinerja perusahaan. Kombinasi keempat rasio tersebut, dalam fungsi
diskriminan mampu
mengelompokkan perusahaan
– perusahaan tekstil dan produk tekstil kedalam satu kelompok
yaitu kelompok yang rendah bangkrut dan kelompok yang tinggi tidak bangkrut.
2. Oleh Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi STIE Perbanas 2005 dalam jurnalnya yang berjudul “ Analisis
Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta”. Dimana dari hasil analisis keduabelas persamaan regresi yang dibentuk diatas menunjukkan bahwa
rasio –
rasio keuangan
dapat digunakan
untuk memprediksikan
financial distress
suatu perusahaan.
Sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, bahwa rasio
– rasio
keuangan dapat
digunakan untuk
memprediksikan financial distress suatu perusahaan. 3. Oleh Peni Sawitri Alumnus Ekonomi, Universitas
Gunadarma 2005, dalam jurnalnya yang berjudul “ Prediksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk
Kemungkinan Kebangkrutannya Dengan Rasio – Rasio
76
Keuangan”. Dimana hasil dari semua criteria rasio yang dipilih oleh Biro Riset Info Bank masih belum dapat dijadikan
estimator atau penentu ukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa, karena hanya 44.9 saja ketepatannya. Jadi masih
banyak variabel lain yang sebenarnya menjadi ukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa.
4. Oleh Theresia Niken Setyorini dan Aloysia Yanti Ardiati Universitas Atmajaya Yogyakarta 2005, dalam junalnya
yang berjudul “ Pengaruh Potensi Kebangkrutan Perusahaan Publik Terhadap Pergantian Auditor “. Dimana hasilnya dapat
disimpulkan bahwa potensi kebangkrutan perusahaan public tidak mempengaruhi pergantian auditor, karena diduga adanya
beberapa faktor, yaitu pertama di Indonesia perusahaan – perusahaan akan mempertimbangkan secara serius tentang
masalah pergantian auditor karena auditor yang selama ini mereka gunakan telah mengetahui dan mengerti kondisi
perusahaan, kedua adanya benturan kepentingan pada auditor dalam melaksanakan tugas audit dan memberikan jasa
konsultan. Benturan kepentingan ini dapat mengganggu independensi auditor yang akan mempengaruhi opini audit
perusahaan di Indonesia dan merasa hal tersebut dapat memberikan keuntungan, sehingga perusahaan enggan
melakukan pergantian auditor.
77
5. Oleh Semra Karacaer dan Ayhan Kapasuzoglu Hacettepe University, Department of Business Administration, Ankara
Turkey, 2008 , dalam jurnalnya yang berjudul “ An Analysis of the Effect of Financial Ratios on Financial Situation of
Turkish Enterprises Resulting from their Annual Operations “. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa rasio – rasio yang
mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan didalam penelitian ini antara lain adanya 61 saham perusahaan –
perusahaan bluechip yang diperdagangkan di Bursa Efek Istanbul Nasional Istanbul Stock Exchange pada tahun 2005
sampai dengan 2007. Dan ini pula menunjukkan tingkat kebangkrutan sekitar berjumlah 30 rasio yang dikategorikan
dalam keadaan untung rugi, likuidasi, operasional dan
tingkat keuntungan rasio. G. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk mengukur
tingkat kebangkrutan antara model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan Garment go-public di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009. Penelitian ini menggunakan Independent Sample t Test
Uji t untuk dua sampel yang berpasangan dengan bantuan
78
software SPSS. Dua sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun
mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Prosedur yang harus dilakukan adalah :
a. Untuk pengambilan keputusan menggunakan tingkat signifikansi 5
Dasar pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak b. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak.
Ringkasan prosedur pengujian Uji t DUA SAMPEL : 1. Uji F test Levence test untuk menguji kesamaan varians
dua populasi. 2. Jika varians dua populasi secara signifikan berbeda, maka
untuk membandingkan Means digunakan t – test dengan asumsi varians tidak sama.
3. Jika varians dua populasi tersebut sama, maka secara otomatis pada output SPSS tidak ada angka untuk t – test Equal
variance not assumed. Oleh karena itu, test dengan uji t untuk membandingkan means langsung dilakukan dengan Equal
variance assumed. Singgih,2007: 198
79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN