Desa Sentang Luas dan Topografi Desa

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di desa Makmur dapat dikatakan cukup memadai karena telah tersedianya fasilitas sarana dan prasarana desa seperti yang tertera pada Tabel diatas.

2. Desa Sentang Luas dan Topografi Desa

Desa Sentang berada di kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 4.600 Ha. Jumlah penduduk desa Sentang sebanyak 2.256 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 535 KK. Desa ini memiliki jarak ± 2 Km ke ibukota kecamatan Sialang Buah , 13 Km ke ibukota kabupaten dan 63 Km ke ibukota Provinsi kota Medan. Keadaan musim yang menonjol didesa ini adalah musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata- rata tiap tahun berkisar 1500 mm 3 sd 1700 mm 3 , Tinggi dari permukaan laut sekitar 0 sampai 8 meter. Ada 2 tipe lahan di desa Sentang yaitu: sawah, dan lahan kering. Dari ke tiga tipe lahan tersebut yang paling luas adalah lahan sawah. Adapun batas- batas desa Sentang yang merupakan daerah penelitian sebagai berikut:  Sebelah Utara berbetasan dengan Desa Bedagai  Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sialang Buah Universitas Sumatera Utara  Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sialang Pekan  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Makmur Keadaan Penduduk Desa penelitian ini memiliki penduduk 2.256 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 535 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sentang, Tahun 2009 No Jenis Kelamin Jumlah jiwa Persentase 1 Laki- laki 1150 50,97 2 Prempuan 1106 49,03 Total 2.256 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009 Berdasarkan Tabel 12 diatas diketahui jumlah penduduk yang ada di desa Sentang yang berjenis kelamin laki- laki dan prempuan hampir seimbang atau hanya beda tipis, dimana jumlah laki- laki lebih banyak sekitar 1,94 dibanding jumlah prempuan. Jumlah penduduk desa Sentang yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 1150 jiwa atau 50,97 dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin prempuan sebanyak 1106 jiwa atau 49,03. Tabel 13. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Sentang, Tahun 2009 No Data Umur tahun Jumlah jiwa Persentase 1 0 – 4 297 13,16 2 5 – 9 265 11,74 3 10 – 14 243 10,77 4 15 – 19 212 9,39 5 20 – 24 180 7,97 Universitas Sumatera Utara 6 25 – 64 1000 44,32 7 65 59 2,61 Total 2.256 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009 Berdasarkan tabel 13 di atas diketahui bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif 1.392 jiwa atau 61,68 yang berarti bahwa sebagian besar penduduk di desa Makmur ini masih berusia produktif. Hal ini menunjukkan ketersediaan tenaga kerja yang relatif tinggi. Desa Sentang juga tergolong sebagai desa yang cukup luas, dan memiliki penduduk yang beraneka ragam suku heterogen. Oleh sebab itu dapat dilihat pada tabel 14. Distribusi penduduk desa Sentang menurut suku bangsa, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Sentang, Tahun 2009 No Suku Bangsa Jumlah Jiwa Persentase 1 Jawa 375 16,62 2 Melayu 1.040 46,09 4 Batak 273 12,08 5 Banjar 498 22,07 6 Lainnya 373 16,53 Total 2.256 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa suku bangsa yang mendominasi didesa Sentang adalah suku Melayu yaitu sebanyak 1.040 jiwa atau 46,09, kemudian didominasi suku Banjar sebanyak 498 jiwa atau 22,07, suku Jawa 375 jiwa atau 16,62, suku Batak sebanyak 273 jiwa atau 12,08 , , dan suku lainnya sebanyak 373 jiwa atau 16,53. Universitas Sumatera Utara Sebagai daerah pertanian, penduduk desa Sentang pada umumnya memiliki mata pencaharian dari sektor pertanian yaitu sebagai Petani dan Nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, berikut ini: Tabel 15. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sentang, Tahun 2009 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase 1 Petani 141 26,35 2 Pedagang 61 11,40 3 Pegawai Negri 8 1,49 4 Karyawan Swasta 12 2,24 5 Nelayan 235 43,92 6 Lainnya 78 14,57 Total 535 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009 Berdasarkan tabel 15 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Sentang bermata pencaharian sebagai Nelayan 235 jiwa atau 43,92 dan sebagai petani sebanyak 141 jiwa atau 26,35. Hal ini didukung tersedianya sumber daya alam yang memadai seperti laut yang luas untuk menangkap ikan dan lahan pertanian yang cukup luas untuk menanam padi serta sumber daya manusia yang mendukung untuk sektor pertanian, sehingga pekerjaan disektor ini yang paling potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 16. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Sentang, Tahun 2009 No Agama Jumlah Jiwa Persentase 1 Islam 2.140 94,85 2 Kristen protestan 113 5,00 3 Budha 3 0,13 Total 2.256 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 16. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Sentang beragama Islam yaitu: 2.140 Jiwa atau 94,85, Agama Kristen Protestan sebanyak 113 jiwa atau 5,00 dan penduduk yang beragama Budha sangat sedikit dengan jumlah 3 jiwa atau 0,13. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Semakin baik fasilitas sarana dan Prasarana desa pendukung maka akan mempercepat laju perkembangan dari desa tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prsarana yang ada di desa Sentang dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 17. Sarana dan Prasarana di Desa Sentang No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit 1 SD Negeri 1 2 Mesjid 1 3 Langgar 2 4 Puskesmas 1 5 Balai Desa 1 6 Kantor Kepala Desa 1 7 Kedai sampah kedai kopi 17 8 Galon kecil 2 9 Bengkel sepeda 2 10 Kilang padi 2 11 Bengkel sepeda motor 1 12 Penjual alat bangunan 1 13 PLN Ada Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di desa sentang masih kurang memadai dimana sulitnya transportasi kedesa penelitian dari pasar lintas besar dan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mencapai desa Sentang serta waktu yang cukup lama. Universitas Sumatera Utara Karakteristik Sampel Petani sampel yang dimaksud adalah seluruh petani yang merupakan anggota atau pengurus organisasi P3A yang Berbadan Hukum yaitu P3A Makmur di desa Makmur dan organisasi P3A yang tidak Berbadan Hukum yaitu P3A Sentang di desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu. Karakteristik petani sampel meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan luas lahan. Secara terperinci karakteristik sosial ekonomi anggota organisasi P3A Makmur P3A yang berbadan hukum dan organisasi P3A Sentang P3A yang tidak berbadan hukum tertera pada tabel berikut ini: Tabel 18. Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Organisasi P3A Makmur, dan Organisasi P3A Sentang. Karakteristik P3A Makmur P3A Sentang No Anggota Satuan Range Rataan Range Rataan 1 Umur Tahun 28- 60 41,16 27-60 41,23 2 Lama Pendidikan Tahun 5- 17 9,06 3- 12 8,66 3 Pengalaman Bertani Tahun 3- 30 14,13 3-35 14,86 4 Jumlah Tanggungan Jiwa 3- 9 5,43 3-10 5,8 5 Luas Lahan Ha 0,2- 2,5 1,13 0,2- 2,2 0,97 Sumber: Data diolah darilampiran 1 dan 2. Dari tabel 18 dapat diketahui bahwa rata-rata umur responden di organisasi P3A Makmur P3A yang Berbadan Hukum adalah 41,16 tahun, dengan rentang umur antara 28-60 tahun. Umur terendah responden adalah 28 tahun dan umur tertinggi responden adalah 60 tahun. Untuk organisasi P3A Sentang P3A yang tidak Berbadan Hukum rentang umur responden antara 27-60 tahun, dengan rata-rata 41,23 Universitas Sumatera Utara tahun, dari hal tersebut dapat diketahui secara umum bahwa responden di daerah penelitian masih dalam usia produktif. Demikian juga rata-rata tingkat pendidikan petani sampel untuk ke dua organisasi P3A berkisar antara 8- 9 tahun artinya setingkat SLTP. Pengalaman bertani anggota ke dua organiasasi P3A dikatakan sudah cukup lama yaitu dengan rata-rata 14-15 tahun. Jumlah tanggungan keluarga pada anggota ke dua organisasi P3A memiliki rata- rata 5-6 orang. Jumlah tanggungan tersebut dapat mempengaruhi ketaatan petani dalam membayar iuran P3A. Karena semakin banyak jumlah tanggungan petani maka semakin tinggi juga minat petani membayar iuran P3A supaya sawahnya lancar air sehingga mendapat Hasil produksi yang tinggi. Luas lahan rata-rata anggota kedua organisasi P3A tidak sama. Luas lahan rata- rata yang dikuasai petani pada P3A Makmur 1,13 Ha dan pada P3A Sentang 0,97 Ha . Universitas Sumatera Utara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Organisasi P3A Penelitian dilakukan terhadap petani yang terdapat di Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Pada penelitian ini ditetapkan 60 sampel petani yang diambil dari dua organisasi P3A, dimana dengan perincian 30 sampel petani anggota P3A Makmur yang mewakili anggota P3A yang Berbadan Hukum dan 30 sampel petani anggota P3A Sentang yang mewakili P3A yamg Tidak Berbadan Hukum. Petani padi sawah merupakan bagian terbesar dari organisasi P3A, dengan istilah dari petani, oleh petani, untuk petani. Agar pembangunan irigasi dapat tetap berkembang maka saluran irigasi harus tetap di pelihara dan dirawat, semua hal itu adalah tanggung jawab dari petani sebagai anggota dan pengurus P3A. Universitas Sumatera Utara Secara umum perlu diketahui maksud dari organisasi P3A adalah: 1. Pemeliharaan, perbaikan serta pembuatan saluran- saluran atau bangunan – bangunan irigasi dapat dikerjakan secara gotong –royong oleh P3A yang diatur secara bergilir sehingga saluran- saluran atau bangunan –bangunan pengairan tetap terpelihara dan dapat bekerja sebagaimana mestinya. 2. Pembagian air dapat diatur seefesian mungkin. Penggunaan air tidak boros sehingga dapat dicegah pertentangan- pertentangan yang disebabkan oleh saling serobot menyerobot air diwaktu malam hari 3. Mengatur besarnya iuran untuk para petani anggota P3A didasarkan atas luas lahan yang diairi, sehingga biaya untuk pemeliharaan dan perbaikan selalu tersedia. 4. Agar peraturan- peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah atau desa atau P3A ditaati dan dijalankan dngan baik. Dengan demikian pula sanksi yang dijatuhkan kepada yang mengadakan pelanggaran, agar ketertiban tetap terjamin. Daerah Kerja Dalam pengairan irigasi ada istilah saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, dan saluran kuarter. Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A daerah kerjanya hamya meliputi saluran tersier dan kuarter. Satu petak tersier luasnya berhubungan erat dengan kondisi tanah . Bila dipegunungan luas petak tersier : 60- 100 Ha Bila berbukit- bukit luas petak tersier : 100- 150 Ha Bila dataran rendah luas petak tersier: 150- 300 Ha Petak tersier tersebut bisa terletak pada satu desa bisa juga dua desa. Organisasi P3A Universitas Sumatera Utara Dilihat dari badan hukum, Organisasi P3A terdiri dari organisasi P3A yang berbadan hukum dan P3A yang tidak berbadan hukum. Organisasi P3A yang berbadan hukum merupakan organisasi P3A yang memiliki struktur dan fungsi tugas yang jelas dan memiliki SK yang di sah kan oleh Bupati serta ADART yang jelas. Organisasi P3A terdiri dari: a. Pengurus P3A Pengurus P3A terdiri dari: ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Kewajiban Adapun yang menjadi kewajiban pengurus dalam organisasi P3A adalah: 1. Memegang dan memelihara administrasi organisasi 2. Memungut iuran wajib dari para anggota dan membayar upah atau jasa ili- ili raja bondar 3. Penyimpan hasil iuran 4. Menyampaikan perintah- perintah dari lembaga- lembaga pemerintah 5. Mengganti kerugian akibat kelalaian pengurus 6. Merencanakan, memelihara, dan membangun bangunan baru 7. Bersama dengan ili- ili memcahkan persengketaan bila tak terselesaikan diteruskan kepada panitia pengairan desa 8. Mengdakan rapat seperlunya 9. Menyediakan bahan yang diperlukan misalnya bambu- bambu untuk alat penyadap air dai saluran tersier dan kuarter kesawah masing- masing anggota P3A Hak Pengurus P3A Universitas Sumatera Utara 1. Mendapatkan jasa menurut keputusan musyawarah organisasi 2. Bebas dari semua iuran yang di bebankan kepada anggota Ili- ili Raja bondar Ili-ili dipilih oleh petani anggota P3A kemudian disetujui atau diangkat oleh panitia pengairan desa. tugas ili- ili adalah: 1. Mengawasi pembagian air secara adil, bijaksana dan merata bila perlu secara bergilir kepada anggota P3A 2. Membuat laporan luas lahan dan pertanaman antara lain: Luas panen perhektar dan keadaan jaringan tersier, laporan tersebut disampaikan kepada pengurus pengamat pengairan, kepala desa perantaraan pengurus P3A. 3. Menjaga disiplin petani dalam menggunakan air 4. Menganjurkan petani perlunya efisiensi menggunakan air 5. Bertanggung jawab terhadap bangunan- bangunan air dan saluran tersier dan saluran kuarter Hak ili- ili 1. Mendapat hak jaga menurut keputusan dan musyawarah P3A 2. Bebas dari semua beban yang di bebankan pada anggota Syarat- Syarat Menjadi Ili ili atau Raja Bondar 1. Untuk setiap satu petak tersier perlu satu orang pengurus pekerja di petak tersier tersebut dengan luas jaringan tersier minimum 75 Ha dan maksimum 200 Ha 2. Ili- ili atau raja bondar tersebut harus menggarap sawah dalam petak tersier tersebut Universitas Sumatera Utara 3. Ili- ili di bebaskan dari semua pekerjaan desa 4. Proses ili-ili di pilih oleh petani dan diangkat oleh panitia pengairan desa 5. Seorang ili-ili aktif dan mau menerima bimbingan dari pemerintah terutama dari pengairan Anggota P3A Yang menjadi anggota P3A adalah petani sawah yang mendapat air langsung dari pengairan tersebut. Kewajiban anggota Setiap panen menyerahkan iuran menurut hasil musyawarah Hak- hak anggota 1. Tiap anggota berhak mendapat pelayanan yang adil dalam hal kebutuhan air 2. Berhak mengajukan pengajuan kepada tingkatan yang lebih tinggi bila merasakan dirugikan atau dilanggar haknya. 3. Berhak memilih atau dipilih menjadi pengurus P3A Iuran P3A Jenis iuran yang dipungut dari anggota terdiri dari: o Iuran pokok yakni sebesar Rp 5.000,- per anggota diberikan pada saat mulai menjadi anggota dan dapat diangsur dalam jangka waktu 2 musim tanam. Ini merupakan modal tetap yang akan dikembalikan kepada anggota apabila keanggotaannya berakhir. Iuran yang dikutip tersebut di simpan di bank BRI unit desa. Iuran ini dapat dipergunakan untuk pembanguan, rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi. Universitas Sumatera Utara o Iuran wajib yakni sebesar 2 Kg rante musim tanam yang telah ditetapkan dalam rapat anggota dan penggunaannya di sesuaikan dengan kesepakatan organisasi P3A secara umum yaitu: 1. 20 untuk imbalan jasa ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara 2. 10 untuk imbalan jasa ili- ili atau ketua blok 3. 30 Untuk kas P3A, untuk membiayai kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi 4. 30 untuk pembangunan desa 5. 10 untuk biaya administrasi Apabila terjadi kegagalan panen yang telah di sah kan oleh pengurus maka iuran wajib dapat dikurangi atas persentase kerusakan atau di bebaskan sama sekali. o Iuran khusus yaitu iuran yang dikumpulkan pada keadaan tertentu yang besarnya ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan keputusan rapat anggota. Iuran digunakan untuk melaksanakan rehabilitasi, pembangunan jaringan irigasi dan pinjaman kepada anggota atas dasar musyawarah. GAMBARAN ORGANISASI P3A DAN SALURAN IRIGASI DI DAERAH PENELITIAN Organisasi P3A Makmur Organisasi P3A yang Berbadan Hukum di Desa Makmur Tujuan pemberdayaan antara lain agar organisasi P3A yang sudah berbadan hukum merasa kuat,sehingga posisinya sama seperti perusahaan-perusahaan lain. Dari segi teknis agar P3A mampu mengelola jaringan irigasi, meskipun hanya pada taraf Universitas Sumatera Utara jaringan sekunder atau tersier. Berbadan hukum di sini berarti organisasinya legal, diakui keberadaannya oleh aparat maupun masyarakat. Sehingga ke depan mempunyai bargaining position terhadap pihak-pihak yang ingin bekerjasama dengan P3A. Kecuali itu P3A diwajibkan memiliki nomor rekening sendiri untuk menyimpan uang hibah, bantuan dari PemerintahPemda, dan hasil iuran para anggotanya. Ketiga kekuatan seperti organisasi, teknis, dan keuangan inilah diharapkan P3A mampu mengelola dirinya sendiri organisasinya, dan lingkungannya untuk menuju pada pembangunan secara berkelanjutan yang pada akhimya kegiatan- kegiatan P3A merupakan ketahanan bagi daerahnya. Untuk meujudkan petani yang sejahtera dan mandiri, perlu meningkatkan produksi pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani anggota P3A sehingga perlu di dukung oleh kesinambungan tata guna air dan jaringan irigasi di tingkat usaha tani secara tepat guna dan berhasil guna. Organisasi P3A makmur berdiri pada tahun 1982, pada awalnya organisasi P3A ini memiliki anggota sebanyak 15 orang yang merupakan petani yang ada didesa Makmur. Terbentuknya organisasi P3A Makmur karna adanya kerja sama antara petani dengan dinas pertanian, dimana sebelumnya desa ini bertani dengan cara tadah hujan sehingga musim tanam hanya satu kali dalam setahun. Terbentuk Organisasi P3A tersebut diharapkan mampu menampung kegiatan dan kepentingan bersama serta mempersatukan petani dalam kegiatan berusaha tani khususnya mengelola irigasi persawahan. Setelah melewati berbagai proses P3A Makmur berbadan Hukum pada tahun 2000. P3A Makmur merupakan salah satu P3A yang maju dan berprestasi di kecamatan Teluk Mengkudu bahkan dikabupaten Serdang Bedagai terbukti dari hasil produksi Universitas Sumatera Utara pertanian dari desa ini cukup memuaskan petani- petani desa ini. Selain itu juga pengurus P3A desa Makmur sering di berikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan nonformal tentang irigasi oleh pemerintah Serdang Bedagai, bahkan pernah mendapat penghargaan setingkat nasional karna sistem pengelolaan irigasi yang terbaik. Pada saat ini P3A Makmur memiliki anggota sebanyak 165 orang, dimana terdiri dari 10 orang pengurus yang sekaligus anggota P3A, antara lain: Satu orang ketua, satu orang sekretaris, satu orang Bendahara, dan 7 orang Ili-ili yang menguasai setiap blok yang telah ditentukan sebagai tanggung jawabnya. P3A Makmur telah memiliki SK atau dikatakan telah memiliki Badan Hukum yang jelas. Adapun yang menjadi Tugas P3A yang merupakan ketetapan yang terdapat di SK tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sistem irigasi tersier 2. Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier 3. Memberi persetujuan pembangunan, pemanfaatan, pengubahan atau pembongkaran bangunan atau saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan pendekatan partisipatif 4. Berpartisipasi dalam pengembangan sistem irigasi melalui pemikiran, pelaksanaan kegiatan, peningkatan dan operasi pemeliharaan dan rehabilitasi 5. Berpartispasi dalam pengembangan dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam bentuk pemikiran, material, financial, dan tenaga kerja dengan semangat kemitraan 6. Pembangunan jaringan irigasi tersier Universitas Sumatera Utara 7. Berpartisipasi dalam operasi dalam pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kemauan dan kemampuannya 8. Melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tersier 9. Melalukukan pengembangan jaringan irigasi tersier Organisasi P3A Sentang Organisasi P3A yang Belum Berbadan Hukum di Desa Sentang P3A Sentang merupakan P3A yang belum berbadan hukum dan yang tidak memiliki SK sehingga P3A Sentang masih kurang terorganisir maka dalam memberikan sanksi bagi petani yang tidak mematuhi peraturan belum terlaksana dengan tegas.. P3A Sentang berdiri sekitar 10 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1999, yang dibentuk oleh petani setempat. P3A Sentang pada saat ini memiliki anggota sebanyak 102 orang. Alasan yang membuat Desa ini belum memiliki P3A yang berbadan hukum adalah sebelumnya petani di desa ini mengelolah sawahnya berharap pada tadah hujan, Sehingga sebagian petani sulit menerima perubahan sawah yang tadah hujan menjadi sawah irigasi. Tapi dalam 6 bulan terakhir ini P3A Sentang berusaha mengurus SK P3A supaya memiliki badan hukum yang jelas sebab setiap P3A di kabupaten Serdang Bedagai rata- rata telah berbadan hukum. 1. Perkembangan organisasi P3A kabupaten Serdang Bedagai selama 5 tahun terakhir dilihat dari jumlah anggota, jumlah P3A dan jumlah P3A yang berbadan hukum di daerah penelitian Tabel 19. Perkembangan Organisasi P3A Kabupaten Serdang Bedagai, tahun 2009 Universitas Sumatera Utara Tahun Jumlah P3A Unit Jumlah Anggota Jiwa Jumlah P3A TBH Unit Jumlah P3A BH Unit 2004 73 74.000 45 28 2005 73 79.800 38 35 2006 73 80.500 26 47 2007 73 83.407 19 54 2008 73 90.100 13 60 Sumber: Dinas Pertanian, Tahun 2009 Dari Tabel diatas dapat kita ketahui bahwa perkembangan jumlah P3A di wilayah 1 kabupaten Serdang Bedagai tidak mengalami peningkatan dan juga tidak mengalami pengurangan, yang artinya jumlah P3A sejak tahun 2004 tidak ada pertambahan jumlah P3A yang terbentuk di wilayah ini karna masing- masing desa telah memiliki P3A yang terbentuk sebelum tahun 2004. Akan tetapi jumlah anggota P3A setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan perinciannya sebagai berikut: Tahun 2004 jumlah anggota sebanyak 74.000 jiwa, tahun 2005 meningkat sebesar 79.800 jiwa, tahun 2006 sebesar 80.500 jiwa, tahun 2007 sebesar 83.407 jiwa dan pada tahun 2008 meningkat sebanyak 90.100 jiwa. Sementara data jumlah P3A yang berbadan hukum setiap tahunnya bertambah dimana pada tahun 2004 P3A yang berbadan hukum sebanyak 28 unit, kemudian bertambah pada tahun 2005 sebanyak 35 unit, tahun 2006 sebanyak 47 unit, tahun 2007 sebanyak 54 unit, dan tahun 2008 sebanyak 60 unit P3A yang berbadan hukum. Sementara organisasi yang belum berbadan hukum pada tahun 2004 45 unit P3A, tahun 2005 sebanyak 38 unit P3A, tahun 2006 sebanyak 26 unit P3A, pada tahun 2007 sebanyak 19 unit P3A dan pada tahun 2008 sebanyak 13 unit P3A yang belum berbadan hukum. Ketaatan Anggota Membayar Iuran P3A Di P3A Makmur dan P3A Sentang Universitas Sumatera Utara Tabel 20. Ketaatan Anggota Membayar Iuran P3A No Ketaatan P3A Makmur P3A Sentang Skor Harapan Skor di Peroleh Skor Harapan Skor Diperoleh 1 Rutin Membayar iuran P3A 90 85 90 77 2 Ketepatan membayar iuran P3A 90 81 90 71 3 Iuran itu penting bagi anggota 90 84 90 77 4 Iuran itu bermanfaat bagi anggota 90 80 90 69 Jumlah 360 330 360 294 Rataan 11 9.8 Sumber: Diolah dari lampiran 5 dan 6 Penelitian tentang Ketaatan anggota Membayar Iuran P3A di lihat pada empat parameter yang tertera pada tabel diatas. Adapun penilaian yang digunakan adalah dari hasil olahan lampiran 5 dan 6 diperoleh rataan skoring P3A Makmur P3A yang Berbadan Hukum sebesar 11 dan rataan skoring untuk P3A Sentang P3A yang Tidak Berbadan Hukum sebesar 9.8. Range Kriteria keberhasilan Ketaatan anggota P3A untuk membayar Iuran P3A Sampel adalah: Rendah adalah 4-6 Sedang adalah 7-9 Tinggi adalah 10-12 Ketaatan anggota P3A Makmur P3A yang Berbadan Hukum membayar iuran P3A termasuk kategori Tinggi, sementara P3A Sentang P3A yang tidak Berbadan Hukum termasuk kategori sedang . Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan anggota P3A Makmur P3A yang berbadan hukum lebih profesional dan dibandingkan dengan P3A Sentang yang merupakan P3A yang tidak berbadan hukum. Sehingga P3A Sentang perlu dibenahi lagi agar memiliki memiliki Badan Hukum yang jelas. Universitas Sumatera Utara 2. Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A yang Berpengaruh Terhadap Ketaatan Membayar Iuran Menjadi Anggota P3A yang Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A yang dianalisis adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan luas lahan. Untuk mengetahui apakah karakteristik sosial ekonomi tersebut berpengaruh terhadap ketaatan membayar iuran dapat di uji dengan Analisis Regresi Linear Berganda dengan rumus sebagai berikut: Y= a + b 1 x 1 +b 2 x 2 +b 3 x 3 +b 4 x 4 +b 5 x 5 Variabel bebas dalam analisis tersebut: X1 : Umur Tahun X2 : Tingkat pendidikan Tahun X3 : Pengalaman bertani Tahun X4 : Jumlah tanggungan Jiwa X5 : Luas Lahan Ha Variabel terikatnya adalah Ketaatan anggota membayar iuran Y. Variabel bebas diregresikan dengan veriabel terikat dan diperoleh hasilnya sebagai berikut: Tabel berikut memperlihatkan pengaruh karakteristik sosial ekonomi anggota P3A terhadap Ketaatan anggota membayar iuran. a. Organisasi P3A Makmur P3A yang Berbadan Hukum Tabel Analisis Statistik Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Makmur P3A yang Berbadan Hukum Terhadap Ketaatan Membayar Iuran Cofficients a Universitas Sumatera Utara Mode l Unstandardi zed Coefficients B Std Error Unstandard ized Coefficients Beta t Sig 1 Constant Umur Pendidikan Pengalaman Tanggungan Luas Lahan 10.957 -.016 .155 .037 -.429 .845 1.215 .040 .044 .042 .126 .355 -.135 .502 .287 -.649 .447 9.019 -.414 3.546 .877 -3.405 2.383 .000 .683 .002 .389 .002 .025 a. Dependent Variable: Ketaatan Membayar Iuran Konstanta = 10.957 R 2 = 0.532 Sumber: Diolah dari lampiran Dari tabel dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut: Y = 10.957 – 0.016X1 + 0.155X2 + 0.037X3 – 0.492X4 + 0.845X5 Berdasarkan tabel diatas dapat di interpretasikan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan Uji Serempak

Dokumen yang terkait

Perbedaan Dinamika Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum (Studi Kasus : Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 3 121

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 7 105

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 2 117

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 12

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 16

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 25

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12