Sertifikat Hak Guna Bangunan Sertifikat Hak Pakai

berkedudukan di Indonesia sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1992. Sesuai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, sebelum berakhir jangka waktu hak guna usaha dapat diperpanjang dan jika telah berakhir hanya dapat diajukan permohonan baru, sepanjang pemegang hak masih memenuhi syarat dan tanahnya masih diusahakan secara layak, dengan catatan bahwa harus sesuai dengan perkembangan rencana penggunaan dan peruntukan tanah bersangkutan pada saat itu. Hak guna usaha yang tidak lagi diusahakan pemegangnya maka dalam jangka waktu satu tahun harus melepaskan atau mengalihkan haknya kepada negara atau pihak lain, dengan sanksi bahwa haknya hapus demi hukum, sedangkan bangunan, tanaman dan benda-benda di atasnya dapat dibongkar sendiri ataupun diganti rugi oleh negara, nilainya diputuskan oleh Presiden, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30 ayat 2 UUPA Jo Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996.

3. Sertifikat Hak Guna Bangunan

Sertifikat hak guna bangunan merupakan surat tanda bukti hak atas tanah bagi pemegangnya guna membangun dan menggunakan bangunan yang berdiri di atas tanah kepunyaan pihak lain guna tempat tinggal atau tempat usaha. 102 Hak guna bangunan diberikan dengan luas tidak melebihi batas maksimum atau ceiling jangka waktu paling lama 30 tahun dan perpanjangan 20 tahun, dapat beralih dan dialihkan 102 Hasil Wawancara dengan Jokiaman Limbong, Kepala Seksi Urusan Perencanaan dan Keuangan Kantor Pertanahan Kota Medan, Tanggal 15 April 2009. Universitas Sumatera Utara kepada pihak lain serta dijadikan jaminan utang melalui pembebanan hak tanggungan. 103 Hak guna bangunan dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang digunakan untuk tempat tinggal, atau tempat usaha sepanjang tidak mengganggu fungsi sosial tanah, sebagaimana diatur dalam Pasal 31 dan Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Hak guna bangunan dapat diberikan atas tanah hak milik atau hak pengelolaan atau tanah negara, dengan ketentuan apabila hak guna bangunan hapus maka hak atas tanahnya kembali kepada penguasa asalnya. Sebelum jangka waktunya berakhir hak guna bangunan dapat diperpanjang dan ketika haknya telah berakhir hanya dapat diperbaharui sepanjang pemegang hak masih memenuhi syarat, tanahnya masih diusahakan secara layak dan harus disesuaikan dengan perkembangan rencana penggunaan, serta peruntukan tanah bersangkutan pada saat itu. Pengalihan pemilikan hak atas tanah hak guna bangunan yang berdiri atas hak pengelolaan harus mendapat izin atau persetujuan tertulis dan penguasa hak pengelolaannya. 104

4. Sertifikat Hak Pakai

“ Sertifikat hak pakai merupakan surat tanda bukti pemilikan hak atas tanah untuk memungut hasil atas tanah yang bukan kepunyaan pemegangnya. Sertifikat hak 103 Pasal 35 sd Pasal 39 UUPA Jo, Pasal 19, Pasal 25, Pasal 33, dan Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah. 104 S. Chandra, Op.Cit, halaman 26. Universitas Sumatera Utara pakai dapat diperoleh atas tanah hak milik, tanah hak pengelolaan atau tanah negara”. 105 “ Sertifikat hak pakai dapat dipunyai oleh warga negara Indonesia, warga negara asing yang bekerja dan bertempat tinggal di Indonesia, badan hukum Indonesia, badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia, departemen, lembaga non departemen pemerintahan pusat dan daerah, perwakilan negara asing, perwakilan organisasi internasional, badan keagamaan dan badan sosial”. 106 Khusus terhadap pemilikan rumah tempat tinggal warga negara asing di Indonesia, lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996; PermenagKa. BPN Nomor 7 dan Nomor 8 Tahun 1996; Surat Edaran MenagKa. BPN Nomor 110-2871 tanggal 8 Oktober 1996; Surat Edaran Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 124UM0101MJ 1297 tanggal 11 Desember 1997. “ Jangka waktu hak pakai diberikan kepada badan hukum publik seperti departemen, lembaga pemerintahan Indonesia di pusat dan daerah, perwakilan negara asing, perwakilan badan internasional, badan keagamaan, dan badan sosial yaitu selama masih dipergunakan bagi keperluan tugas pokok dan fungsinya”. 107 Hak pakai atas tanah hak pengelolaan diberikan jangka waktu paling lama 25 tahun dan dapat diperpanjang selama 20 tahun atau diperbaharui atas persetujuan 105 Hasil Wawancara dengan Jokiaman Limbong, Kepala Seksi Urusan Perencanaan dan Keuangan Kantor Pertanahan Kota Medan, Tanggal 15 April 2009. 106 Pasal 42 UUPA Jo, Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. 107 Pasal 41 ayat 2 UUPA Jo, Pasal 45 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Universitas Sumatera Utara pemegang hak pengelolaannya sebagaimana diatur dalam Pasal 42 sampai dengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Hak pakai atas tanah hak milik diberikan jangka waktu paling lama 25 tahun dan tidak dapat diperpanjang, tetapi dapat diperbaharui berdasarkan akta kesepakatan antara pemegang hak pakai dengan pemegang hak miliknya sesuai dengan Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Hak pakai atas tanah negara diberikan jangka waktu paling lama 25 tahun dan dapat diperpanjang selama 20 tahun atau dapat diperbaharui atas permohonan pemegang hak pakai dengan ketentuan bahwa masih memenuhi persyaratan untuk pemberian hak pakai atas tanah negara, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 42 sampai dengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Sertifikat hak pakai dapat dijadikan jaminan utang melalui pembebanan hak tanggungan, dengan ketentuan bahwa berakhirnya jangka waktu hak pakai menyebabkan hapusnya hak pakai dan mengakibatkan hapusnya hak tanggungan. Selain itu sertifikat hak pakai dapat beralih dan dialihkan sepanjang dimungkinkan dalam perjanjian oleh para pihak yang bersangkutan dengan ketentuan bahwa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengusaha hak atas tanahnya, dalam hal ini persetujuan tertulis dari pemegang hak miliknya atau dari pemegang hak pengelolaannya atau atas tanah negara dengan izin tertulis dari pejabat berwenang. 108

B. Sertifikat Sebagai Alas Hak Atas Tanah

Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak atas tanah, suatu pengakuan dan penegasan dan negara terhadap penguasaan tanah secara perorangan atau bersama 108 Hasil Wawancara dengan Jokiaman Limbong, Kepala Seksi Urusan Perencanaan dan Keuangan Kantor Pertanahan Kota Medan, Tanggal 15 April 2009. Universitas Sumatera Utara atau badan hukum yang namanya ditulis di dalamnya dan sekaligus menjelaskan lokasi, gambar, ukuran dan bata-batas bidang tanah tersebut. 109 Dalam bahasa Inggris sertifikat hak atas tanah disebut title deed, sedangkan penguasaan hak atas tanah disebut land tenure, pemilikan atas tanah disebut land ownership dan bidang tanah disebut dengan parcel atau plot. 110 Dalam Pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 disebutkan bahwa “Sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c Undang-Undang Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan”. Dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria ditegaskan bahwa sertifikat adalah surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. “ Alas pemilikan hak atas tanah yang dijadikan dasar penerbitan sertifikat kepemilikan hak atas tanah di kantor pertanahan merupakan alat bukti yang dapat digunakan sebagai alat pembuktian data yuridis atas kepemilikan atau penguasaan suatu bidang tanah, baik secara tertulis ataupun berdasarkan keterangan saksi”. 111 “ Pembuktian adalah suatu proses bagaimana alat alat bukti dapat dipergunakan, diajukan ataupun dipertahankan dalam hukum acara. Alat-alat bukti adalah suatu hal, barang, dan non barang yang ditentukan oleh undang-undang dapat 109 Herman Hermit, Op.Cit, halaman 29. 110 Ibid. 111 Hasil Wawancara dengan Jokiaman Limbong, Kepala Seksi Urusan Perencanaan dan Keuangan Kantor Pertanahan Kota Medan, Tanggal 15 April 2009. Universitas Sumatera Utara digunakan untuk memperkuat atau menolak sesuatu dakwaan, tuntutan, atau gugatan”. 112 Pada proses pembuktian mengisyaratkan adanya alat bukti hak secara tertulis atau pernyataan tertulis dengan sesuatu title melalui penguasaan tanah secara nyata dan itikad baik yang tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat setempat, kemudian dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi sesuai ketentuan Pasal 1866 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menyatakan bahwa hak dapat dibuktikan melalui: a. Alat bukti tertulis; b. Alat bukti saksi-saksi; c. Alat bukti pengakuan, dan sumpah. Kewenangan selanjutnya untuk menilai sesuatu alat bukti hak hanya oleh hakim pengadilan berdasarkan kebenaran formil, seluas cakupan pemeriksaan terhadap alat buktinya, sepanjang tidak melampaui batas-batas yang diperkarakan, dengan pengertian bahwa dalam mencari kebenaran formil hakim tidak boleh melampaui batas-batas yang diperkarakan, dengan demikian hakim tidak melihat kepada bobot atau isi, melainkan melihat kepada luas cakupan pemeriksaannya. 113 Berdasarkan ketentuan Pasal 1865 KUH Perdata bahwa alat bukti hak dapat digunakan untuk: a. Mendalilkan kepunyaan suatu hak; b. Meneguhkan kepunyaan hak sendiri; c. Membantah kepunyaan hak orang lain; 112 Bambang Waluyo, Sistem Pembuktian dalam Peradilan Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, halaman 3. 113 Ibid, halaman 4. Universitas Sumatera Utara d. Menunjukkan kepunyaan hak atas suatu peristiwa hukum. 114 Dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 ditentukan alat bukti hak atas tanah sebagai berikut: 115 Pasal 59 : Untuk keperluan penelitian data yuridis bidang-bidang tanah dikumpulkan alat-alat bukti mengenai kepemilikan atau penguasaan tanah, baik bukti tertulis maupun bukti tidak tertulis berupa keterangan saksi dan atau keterangan yang bersangkutan yang ditunjukkan oleh pemegang hak atas tanah atau kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan kepada Panitia Ajudikasi. Pasal 67 : Berdasarkan alat bukti sesuai dimaksud dalam Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, penegasan konversi dan pengakuan hak sesuai dimaksud dalam Pasal 65 dan penetapan pemberian hak sesuai dimaksud dalam Pasal 66 hak-hak atas tanah, hak pengelolaan dan tanah wakaf yang bersangkutan dibukukan dalam buku tanah. Sertifikat tanah merupakan alat pembuktian kepemilikan atas tanah, baik itu sebagai pembuktian hak baru atas tanah maupun pembuktian hak lama atas tanah.

1. Pembuktian hak baru atas tanah