BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1 Persepsi 1.1 Defenisi
Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan yang dialaminya
Suliswati, 2005. Persepsi merupakan pantulan ”perasaan jiwa” seseorang terhadap suatu stimulus tertentu yang terjadi dilingkungannya, baik yang ada
dalam diri individu yang bersangkutan maupun diluar dirinya atau dihadapannya Potter Perry, 1987 dalam Arwani, 2004. Menurut Siagian 1995 persepsi
merupakan apa yang ingin dilihat oleh seseorang yang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya, dan inilah yang menyebabkan timbulnya interpretasi
berbeda tentang apa yang dilihat dan dialami oleh dua orang yang mengalami hal
yang sama.
1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut Siagian 1995, ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu diri orang yang bersangkutan, sasaran, persepsi, dan faktor situasi
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
1.2.1. Diri orang yang bersangkutan sendiri
Dalam hal ini yang berpengaruh adalah karakteristik individual meliputi sikap, motif, kepentingan, minat, pnengalaman dan pengharapan.
Universitas Sumatera Utara
1.2.2 Sasaran persepsi
Sasaran mungkin berupa orang, benda atau peristiwa, dimana sifat-sifat dan sasaran persepsi dapat mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya. Hal-hal
lain yang ikut menentukan persepsi seseorang adalah gereakan, suara, ukuran,
tindak tanduk dan cirri-ciri lain dari sasaran persepsi. 1.2.3 Faktor situasi
Faktor ketiga yang turut berperan dalam membentuk persepsi seseorang adalah factor situasi. Dalam hal ini tinjauan persepsi terus secara kontektur artinya
perlu diperhatikan dalam situasi yang mencari suatu persepsi itu timbul.
2. Orang tua 2.1. Defenisi Orang tua
Orang tua adalah suatu komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk suatu keluarga Damandiri, 2009. Menurut Gunarsa 2000 orang tua merupakan sebagai tokoh sentral sangat berperan penting. Ini terlihat sejak anak
lahir orang tua akan menjadi pusat logistik, memenuhi kebutuhan fisik dan fisiologis. Kemudian orang tua harus memenuhi kebutuhan lainnya, seperti
kebutuhan psikis. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam bermasyarakat. Dari pengertian orang tua di atas tidak terlepas dari pengertian keluarga. Departemen Kesehatan 1988
mendefenisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
Universitas Sumatera Utara
kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul. Menurut Bailon dan Maglaya, 1998 dalam Supartini 2004, mengemukakan keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
perannya. Jadi keberadaan keluarga ditengah-tengah anak sangat penting, baik dalam perawatan anak kala sehat maupun selama anak dalam perawatan di Rumah
Sakit keluarga adalah pemberi perawatan terbaik bagi anak. Orang tua tidak dapat dipisahkan dari ikatan keluarga yang mempunyai peran
dan fungsi yang penting dalam pendidikan anak. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam kondisi dan situasi tertentu Effendy, 1998. Dalam keluarga, seorang ayah berperan sebagai suami dan ayah dari anak-
anaknya sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa nyaman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dan kelompok sosialnya dan sebagai
anggota masyarakat dan hubungannya. Sebagai seorang istri dan ibu dari anak- anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peran sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya. Ibu lebih sering bertemu dan berkomunikasi dengan anak-anaknya dan anak-anak lebih dekat kepada ibu
daripada ayahnya Hadayara, 1997.
Universitas Sumatera Utara
3. Komunikasi efektif 3.1. Defenisi komunikasi
Komunikasi berasal dari kata “to Commune” yang berarti “menjadikan milik bersama”. Berikut beberapa pengertian komunikasi. Komunikasi adalah
pertukaran informasi antara dua atau lebih manusia, atau dengan kata lain pertukaran ide dan pikiran Kozier Erb, 1995. Komunikasi proses pengoperan
lambang yang memiliki arti di antara individu. Komunikasi adalah proses ketika seorang individu komunikator mengoper perangsang biasanya lambang bahasa
untuk mengubah tingkah laku individu yang lain komunikan.
3.2 Defenisi komunikasi efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mengandung pengiriman dan penerimaan informasi yang paling cermat. Pengertian pesan yang mendalam oleh
kedua belah pihak perawat dan pasien dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap penyelesaian pertukaran informasi Moekitat, 1993. Syarat komunikasi
yang baik menurut Purwanto 1994 adalah : menggunakan bahasa yang baik agar artinya jelas, lengkap agar pesan yang disampaikan dipahami kemungkinan secara
menyeluruh, atur arus informasi sehingga antara pengiriman dan penerimaan, ada umpan balik seimbang, dengarkan secara aktif, tahan emosi, perhatikan syarat non
verbal.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Bentuk – Bentuk Komunikasi Efektif. 3.3.1 Komunikasi verbal
Bahasa dapat membantu kita untuk memiliki kemampuan memahami dan menggunakan symbol, khususnya symbol verbal dalam pemikiran dan
berkomunikasi. Secara etimologis, kata verbal berasal dari verb bahasa Latin yang berarti word kata. Word merupakan terjemahan dari bahasa Yunani, rhema,
yang berarti ‘sesuatu’ yang digunakan untuk menggambarkan tindakan, eksistensi, kejadian, atau peristiwa, atau ‘sesuatu’ yang digunakan sebagai pembantu atau
penghubung sebuah predikat. Kata ‘verbal’ sendiri berasal dari bahasa Latin, verbalis, verbum yang sering pula dimaksudkan dengan ‘berarti’ atau ‘bermakna
melalui kata-kata’, atau yang berkaitan dengan ‘kata’ yang digunakan untuk menerangkan fakta, ide, atau tindakan yang lebih sering berbentuk percakapan
lisan daripada tulisan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa komunikasi verbal adalah bahasa kata – kata dengan aturan tata bahasa, baik secara lisan
maupun secara tertulis. Dan hanya manusia yang dapat melambangkan keadaan dunia malalui bahasa Irapurwitasari, 2009
Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang melibatkan bahasa dan ekspresinya contohnya : vokalisasi dalam bentuk tertawa. Komunikasi verbal
menggunakan kekuatan kata-kata yang dapat mengubah persepsi orang lain tentang realitas dengan pilihan kata yang digunakan. Cara paling umum yang
digunakan untuk mencoba mengubah kenyataan adalah dengan menghindari kata- kata yang sebenarnya menggambarkan kenyataan tersebut. Selain itu juga dapat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan bahasa pengalihan untuk melindungi diri dari kenyataan atau situasi yang menyakitkan dengan mengalihkan topik pembicaraan Wong, 2008.
3.3.2. Komunikasi Non verbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa
tubuh, gerakan , ekpresi wajah, postur tubuh, dan reaksi.Selain kata yang diucapkan, pesan juga disampaikan secara nonverbal atau paralanguage. Anak
yang masih kecil sangat mampu memahami paralanguage sebelum mereka memahami makna kata-kata. Sebagian orang tidak berupaya secara sadar untuk
mengontrol paralanguage mereka maka ini merupakan petunjuk yang sangat
berharga terhadap perasaan dan perhatian seseorang Wong, 2008. Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti
pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Para
ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi tidak menggunakan kata dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan
intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat
berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal wikipedia, 2009.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Komunikasi Abstrak
Komunikasi abstrak dapat berbentuk permainan, ekspresi artistik,
symbol, foto, dan pilihan pakaian Wong, 2008.
3.4. Pedoman komunikasi.
Ketika perawat berbicara dengan anak – anak, mereka berfokus pada individu untuk menentukan orang seperti apa mereka, model penyelesaian masalah
yang digunakan, bantuan dan cara mereka bereaksi terhadap konseling. Pengembangan ketrampilan komunikasi dapat difasilitasi dengan mengikuti
beberapa prinsip pedoman salah satunya menetapkan suatu ruang lingkup untuk komunikasi. Menurut Wong 2008 prinsip ini harus memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Perkenalan yang tepat
Memperkenalkan diri dan menanyakan nama setiap anggota keluarga yang hadir merupakan langkah awal yang penting dalam komunikasi. Pada permulaan
komunikasi, libatkan anak dalam interaksi dengan menanyakan nama, usia, dan informasi lain mengenai mereka pada orangtua.
b. Peran klasifikasi dan penjelasan
Selama perkenalan, penting untuk mengklasifikasi peran khusus perawat dalam ruang lingkup kesehatan. Alasan lain untuk klasifikasi peran adalah
pendidikan konsumen kesehatan. Seiring pengembangan peran, individu sering berfikir bahwa pemeriksa adalah dokter bukan perawat.
Universitas Sumatera Utara
c. Pendekatan Awal
Untuk membuat individu merasa nyaman dan mengembangkan hubungan saling percaya, awali komunikasi dengan percakapan yang umum. Berikan
kesempatan pada orang tua dan anak untuk mengekspresikan perhatian utama dalam suasana yang akrab dan santai. Pendekatan awal juga menunjukkan
keresponsifan informan terhadap pertanyaan.
d. Menjamin Privasi dan Kerahasiaan.
Lingkungan fisik harus semaksimal mungkin menunjang privasi, dengan meminimalkan kebisingan atau aktivitas lain. Kerahasiaan juga merupakan
komponen penting dalam komunikasi. Pastikan untuk menginformasikan keluarga tentang batasan yang berhubungan dengan kerahasiaan .
3.5. Syarat Komunikasi
Untuk membuat komunikasi efektif menurut Tamsuri 2006 diperlukan beberapa syarat yang selanjutnya dikenal dengan Tujuh C. dalam komunikasi The
seven C.’s of Communication, yaitu : a.
Credibility kredibilitas Adalah pengakuan komunikan terhadap keberadaan komunikator posisi dan
kedudukan dalam strata sosiokultural tertentu memengaruhi pengakuan dan kredibilitas seseorang.
b. Context konteks
Universitas Sumatera Utara
Adalah situasi dan kondisi relevan dengan keadaan si penerima pesan dan dapat meliputi konsentrasi dan perhatian atensi individu yang terlibat dalam
komunikasi maupun situasi kondisi lingkungan. c.
Content isi Adalah merupakan materi yang akan disampaikan sebagai pesan oleh
komunikator, yang berpengaruh bagi penerima pesan. d.
Clarity kejelasan Adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima dan dimengerti
oleh penerima. e.
Continuity dan consistency kontinuitas dan konsistensi Adalah pesan yang disampaikan konsisten dan berkesinambungan dan tidak
menyimpang dari topik dan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan f.
Capability of audience kemampuan komunikan. Materi isi pesan dan tehnik penyampaian pesan disesuaikan dengan
kemampuan penerimaan sasaran,sedangkan pesan itu sendiri mudah diterima.
4. Komunikasi pada Anak Masa Prasekolah Usia 3-6 tahun
Seorang perawat yang merawat menangani pasien anak harus memiliki kemampuan melakukan pendekatan dan komunikasi kepada anak karena hal ini
yang membedakannya dengan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Pasien dewasa. Pasien dewasa mudah untuk diajak bekerja sama dalam pelayanan
keperawatan yang dijalankan, sedangkan anak-anak, sesuai dengan karakteristik perkembangannya, sering kali sulit diajak bekerja sama dalam asuhan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan, terutama anak prasekolah. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku dan ucapan yang ditunjukkan perawat dapat menimbulkan trauma pada anak
Supartini, 2004 untuk itu penting sekali perawat menggunakan pendekatan yang tepat melalui komunikasi yang dijalankannya pada anak sesuai dengan tahapan
usia anak misalnya Pendekatan pada orangtua terlebih dahulu,baru mulai kontak dengan anak.
Masa prasekolah atau sering disebut masa kanak-kanak awal adalah periode pada saat anak berusia 3-6 tahun. Pada masa ini, anak mulai mandiri dan
mengembangkan keterampilan dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain Wong, 2008.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak ber daya dan tergantung pada orang lain.Ciri
awal masa kanak-kanak sering tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh para orangtua. Pendidik dan ahli psikologi. Sebagian besar orangtua
menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Masa kanak-kanak lebih menyulitkan dari pada masalah perawatan fisik
masa bayi. Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi diawal masa kanak-
kanak ialah karena anak-anak muda sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang
berhasil. Lagi pula anak yang lebih mudah seringkali bandel, keras kepala tidak menurut negativistis dan melawan. Dan sering kali orangtua menganggap masa
awal kanak-kanak sebagai usia mainan. Karena anak muda menghabiskan
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar waktu juga bermain dengan mainannya. Dan para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak sebagai usia prasekolah. Anak yang
mengikuti taman Indira atau taman kanak-kanak juga dinamakan anak-anak prasekolah dan bukan anak sekolah. Dirumah, dipusat-pusat perawatan, taman
Indira atau taman. Awal masa kanak-kanak merupakan masa persiapan. Sedangkan sebutan yang digunakan para ahli psikologi ialah masa kelompok
masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu Hurlcock, 1980. Pada masa prasekolah, anak masih bersifat egosentris. Mereka memandang
sesuatu hanya dalam hubungannya dengan diri mereka dan dari sudut pandang mereka sehingga komunikasi yang dilakukan hendaknya difokuskan pada diri
mereka. Misalnya anda dapat membicarakan aktivitas bermainnya, kemampuan makan mereka, dan sebagainya. Pada masa ini, anak ingin ditanyai tentang hal-hal
yang telah didapat mereka lakukan. Salah satu baris komunikasi pada anak ini adalah bahwa sebagian, anak
menjadi “stranger anxiety” yaitu bahwa anak menjadi cemas dan takut bila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya. Pada situasi ini anak akan
sangat sensitif terhadap berbagai nonverbal. Periksa dan gerak-gerik yang dilakukan orang lain sangat diperhatikan dirinya atau tidak. Anak juga mengalami
peningkatan kecemasan bila mendengar informasi yang membingungkan atau tidak diketahuinya. Anak menjadi terancam dengan berkomunikasi yang
dilakukan. Manakala ia merasa gagal mendeskripsikan pesan yang diterimanya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu dalam menerapkan komunikasi hendaknya ajarkan kata-kata yang sederhana, kalimat pendek, pengulangan kata yang familier dan memberi
keterangan dengan penjelasan Dalam mengembangkan komunikasi pada anak, perlu diperhatikan bahwa anak tidak hanya memperhatikan pesan yang diucapkan
saja, tetapi juga memperhatikan situasi non verbal yang disampaikan. Ada beberapa teknik komunikasi yang efektif menurut Tamsuri 2006.
Beberapa tehnik komuniksi efektif yaitu : a. Yakinkan
apa yang
akan dikomunikasikan
dan bagaimana
mengkomunikasikannya. Hal ini berkaiatan dengan kejelasan pesan yang ingin disampaikan.
b. Gunakan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan. Seringkali perawat menemui pasien yang tidak dapat berbahasa indonesia, sedangkan
perawat itu sendiri tidak dapat berbahasa seperti bahasa pasien .Dalam kondisi seperti ini, orang ketiga diperlukan untuk menjabatani proses komunikasi
tersebut. c. Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat. Media tertentu tepat untuk
komunikasi tertentu. Perawat yang sedang memberi penyuluhan pada satu orang pasien tidak perlu menggunakan flip chart, tetapi cukup dengan brosur
atau leaflet. Sebaliknya dalam satu kegiatan penyuluhan pada 25 orang tidak cukup hanya dengan brosur saja,tetapi diperlukan media yang tepat seperti flip
chart atau film. d. Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat.Untuk berlangsungnya proses
komunikasi yang efektif diperlukan suasana tenang dan tidak bising. Akan
Universitas Sumatera Utara
lebih baik lagi apabila disertai dengan udara yang nyaman dan tidak terlalu panas.
e. Dengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang sedang diutarakan komunikan karena apa yang diutarakan komunikan adalah umpan balik
terhadap pesan yang diberikan komunikator. f. Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja. Setiap proses komunikasi yang
dijalankan hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dan dilakukan dengan berencana.
g. Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah, yaitu harus terjadi umpan balik antara komunikator dan komunikan.
h. Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa yang diucapkan . Dengan kata lain ,ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi
nonverbal.Hindari mengatakan “Saya turut berbahagia”, tetapi dengan ekspresi wajah yang datar tidak menunjukkan rasa bahagia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN