BAB III ANALISA KASUS PUTUSAN NO.1920 PID B 2004 PN MEDAN
A. Kasus Posisi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat kasus tentang mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar di wilayah hukum Pengadilan
Negeri Medan. Pada kasus dengan No Putusan 1902 Pid B 2004 PN Medan, dengan terdakwa Nerawati.
Bahwa terdakwa Nerawati pada hari Kamis tanggal 2 Oktober 2003, sekitar pukul 14.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun
2003, di toko obat Dwi jaya jalan Mayor No.7-f Pajak Palapa Medan atau setidak- tidaknya pada suatu tempat yang masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Medan, telah mengedarkan sedian farmasi dan atau alat kesehatan tanpa izin edar, yang hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar, yang dilakukan dengan
cara sebagai berikut : -
Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, terdakwa selaku pemilik toko obat Dwi Jaya, telah membuka toko tersebut sejak tahun 2000 untuk menjual
obat-obatan pada pelanggan, dan tiba-tiba datang petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan yaitu Sahat T.Marpaung, Drs.Ramses
Doloksaribu dan Dahlinar Astuty untuk melaksanakan tugas pemeriksaan terhadap toko obat berizin berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Balai
Besar POM di Medan Nomor : PO.02.02.82.824.2550 tanggal 30 September 2003.
46
Universitas Sumatera Utara
- Kemudian para petugas Balai Besar POM melakukan pemeriksaan obat-obatan
yang berada di toko obat Dwi Jaya milik Nerawati, dan hasilnya petugas menemukan sejumlah obat-obatan yang tidak terdaftar atau tanpa izin edar
yaitu : 13 tiga belas botol obat batuk, 60 enam puluh Tube Fluoclnonide Oitment, 20 dua puluh pot salap HL, 10 sepuluh kotak Niu Huang dan 16
enam belas tube cream Cinolone. -
Selanjutnya petugas Balai Besar POM melakukan penyitaan terhadap obat- obatan tersebut dan terdakwa mengakui bahwa obat-obatan tanpa izin edar
tersebut diperoleh dengan membeli dari toko obat Kemenangan dan toko obat Abadi, dan sebagian obat-obatan tersebut telah terjual secara eceran kepada
orang-orang yang datang ke toko obat tersebut. -
Berdasarkan keterangan ahli yaitu Dra. Florasari, Apt, menerangkan bahwa obat-obatan yang telah disita dari toko Dwi Jaya milik terdakwa tersebut,
adalah benar obat yang tidak terdaftar atau tanpa izin edar.
Dengan Dakwaan Diancam pidana dalam Pasal 81 ayat 2 huruf c “Barang siapa yang tampa
keahlian dan kewenangan dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan tanpa izin edar sebagaimana diatur dalam pasal411
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun dan atau pidana dendapaling banyak Rp. 140.000.000,00 seratus enpat puluh juta rupiah” Jo
Pasal 41 ayat 1 “Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar” Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan Putusan Menyatakan terdakwa Nerawati telah terbukti secara syah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar” sebagaimana yang diatur dalam Pasal 81 ayat 2 huruf c Jo Pasal 41 ayat
1 Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selam 6 enam bulan dengan masa hukuman percobaan selama 1 satu tahun
B. Analisis Kasus 1. Unsur-unsur Tindak Pidana Mengedarkan Sediaan farmasi tanpa Izin