” Saya aja ga tahu apa itu pendidik sebaya, jadi gimana saya mau berkomentar tentang pendidik sebaya itu. Nggak mungkin kan saya
memberikan komentar sama hal yang belum saya ketahui sama sekali ”.
Dan hal ini juga didukung oleh salah satu informan. Adapun kutipan wawancaranya adalah sebagai berikut :
” Saya nggak tahu, justru saya baru mendengar sekarang mengenai pendidik sebaya ”.
Dari pernyataan diatas maka sebagian mahasiswa pernah mengikuti pelatihan pendidikan sebaya saja yang tahu dan mengatakan bahwa pendidikan
sebaya itu sangat bagus karena cara pendekatan dan penyampaiannya seperti teman sebaya yang membuat mahasiswa lebih terbuka dan lebih mudah untuk
dimengerti. Sedangkan sebagian mahasiswa yang belum mengetahui pendidikan sebaya disebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang pendidikan sebaya
tersebut. menyebabkan hanya beberapa orang mahasiswa saja yang mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan sebaya dan kegunaannya.
Jadi, benar pernyataan yang menyatakan bahwa sebagian dari mahasiswa saja yang mengetahui tentang pendidik sebaya karena kurangnya sosialisasi
mengenai itu kepada mahasiswa.
IV.2.2 Pendekatan KIE
KIE penanggulangan HIVAIDS adalah kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan memberikan informasi yang tepat dan benar dalam mencegah
penularan HIVAIDS dan bahayanya. Informasi yang efektif untuk program HIV tidak hanya tergantung pada pengembangan pesan yang jelas dan berarti tetapi
juga dapat meyakinkan pesan tergantung audien yang ingin kita pilih. cara ini
Universitas Sumatera Utara
dapat melalui media masa radio, televisi, koran, brosur atau poster, teater, musik dan sebagainya.
Seperi yang diungkapkan oleh informan: ” Nyampe juga sih tapi saya pikir kurang efektif karena nggak
kontak langsung, lagipula terkadang bahasa yang digunakan di media itu kurang mudah untuk dimengerti ”.
Secara umum cara pendekatan KIE melalui media yang dikelompokkan dalam media elektronik, media grafika, media luar ruangan dan media tradisional.
masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Seperti yang dituturkan informan:
” Kita bisa berinteraktif langsung dengan narasumber, kaya konseling yang diadain di radio, kita kan bisa tanya jawab dengan
narasumbernya langsung klu ada yang mau ditanyakan lewat telefon, terus kita bisa liat seperti apa HIVAIDS dengan alat
peraga yang mereka berikan dengan penjelasan yang cukup
”. Mahasiswa juga merasa pendekatan ini mempunyai kelemahan sebab
pesan-pesan yang digambarkan belum tentu menjelaskan maksud dan tujuan dari informasi HIVAIDS itu sendiri bila tidak diikuti dengan penyuluhan yang benar.
Seperti yang diungkapkan informan: ” Bagus sich tapi kadang saya kurang ngerti apa yang dimaksud
dalam gambar stiker yang diberikan, soalnya hanya memberikan stike-stiker atau sejenis pin tanpa memberikan penjelasan arti dari
kata-kata stiker tersebut. Dengan kata lain, dengan cara itu saya kurang dapat sosialisasi informasi HIVAIDSnya ”.
Dari keadaan diatas dapat dilihat bahwa dengan pendekatan KIE mahasiswa bisa mendapatkan informasi HIVAIDS dengan menggunakan alat
peraga seperti stiker maupun poster. Pendekatan dengan KIE juga memberikan konseling dengan mengadakan dialog interaktif lewat radio dimana mahasiswa
dapat melakukan interaktif dengan narasumber yang ada.
Universitas Sumatera Utara
IV.3 Presepsi Mahasiswa Terhadap Kinerja Sahiva