Penentuan Informan Teknik Observasi Teknik Wawancara

I.7.1. Penentuan Informan

Sebelum melakukan wawancara mendalam maka terlebih dhulu mencari beberapa informan sebagai sumber data, adapun wawancara yang dilakukan yaitu mewawancarai orang yang berperan serta dalam lokasi penelitian tersebut yaitu berupa pengurus Sahiva, anggota dan lain-lain. Si peneliti menggunakan teknik snowball dalam penentuan informan terutama informan kunci. Setelah mendapatkan informasi dari pengurus Sahiva, maka dilanjutkan wawancara dengan orang yang lebih merasakan sejauh mana Sahiva sebagai pusat informasi HIVAIDS yaitu berupa anggota-anggota Sahiva serta orang yang berada dilingkungan Sahiva. Untuk memperkuat data yang diinginkan di dalam penelitian ini, maka wawancara ini juga tidak dibatasi kepada orang-orang tertentu saja tetapi melainkan juga ditambah dengan cara mewawancarai beberapa orang mahasiswa yng berada di lokasi penelitian.

I.7.2. Teknik Observasi

Teknik observasi ini dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran penuh mengenai Sahiva sebagai pusat informasi HIVAIDS dikalangan mahasiswa studi kasus pada mahasiswa FISIP-USU Medan. Dalam hal mengobservasi ini maka si peneliti menggunakan dua macam teknik observasi yaitu : a. Observasi non partisipasi Dalam melakukan observasi non partisipasi ini si peneliti mengamati secara langsung warung Sahiva tersebut sebagai pusat informasi HIVAIDS Universitas Sumatera Utara dikalangan mahsiswa. Juga melihat kontribusi sahiva dalam peningkatan dan pemahaman mahasiswa tentang kesehatan reproduksi. b. Observasi sepintas lalu Observasi biasa ini dilakukan si peneliti untuk memperkuat data yang telah dapat dari hasil wawancara dan hal ini bisa dilakukan kapan saja ketika si peneliti berada pada lokasi penelitian.

I.7.3. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba 1985:226, antara lain : mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan. Mengkontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatn-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; mengverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun tidak manusia triangulasi; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas kontruksi yang dikembangkan oleh si peneliti Lexy J. Moleong, 2005:186. Adapun dalam pengumpulan data si peneliti menggunakan beberapa teknik wawancara untuk mendapatkan data dari informan. Wawancara mendalam dept interview dalam penelitian ini wawancra mendalam dept interview digunakan untuk memperoleh data tentang Sahiva sebagai pusat informasi Universitas Sumatera Utara HIVAIDS dikalangan mahasiswa dengan berpedoman kepada interview quide sebagai acuan dalam wawancara. Pada kejadian dilapangan, untuk wawancara mendalam ini peneliti membuat perjanjian dengan informan dalam waktu yang tepat untuk di wawancarai. Tetapi kadang-kadang yang menjadi kendala adalah ketika si peneliti membuat perjanjian dengan informan yang berada kota tempat peneliti melakukan penelitian adalah kesulitan didalam menepati janji dikarenakan waktu. Wawancara tak berstruktur, wawancara ini dilakukan tanpa persiapan terlebih dahulu dan biasanya apabila si peneliti secara kebetulan berjumpa dengan si informan. Dalam pengumpulan data dilapangan wawancara tak berstruktur ini banyak dilakukan terhadap informan biasa yang sedang berada dilingkungan kampus si peneliti. Kedua wawancara diatas tadi akan di dukung pula oleh alat- alat pengumpulan data lainnya seperti, tape recorder, dan kamera sebagai dokumentasi. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari lapangan peneliti juga mencari data kepustakaan. Data kepustakaan itu dapat berupa buku-buku, majalah, surat kabar dan tulisan-tulisan lainnya, yang dipilah-pilah untuk kemudian diambil sesuai dengan kepentingan kajian atau masalah yang dibahas, dengan tujuan dapat menambah pemahaman penulis terhadap permasalahan yang diteliti.

I.8 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penggunaan New Media Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Penggunaan New Media Instagram Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Usu)

20 113 108

Pelaksanaan Manajemen Strategis Warung Sahiva USU Sebagai Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi, Penyakit Menular Seksual, HIV/AIDS Dan Napza Pada Remaja Di Medan Tahun 2003

0 41 71

Warung Sahiva Sebagai Pusat Informasi HIV/AIDS Di Kalangan Mahasiswa, Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP-USU

0 53 79

Perilaku Pilih Bahasa Dan Alih Kode Di Kalangan Mahasiswa Program Studi Bahasa Perancis

0 17 1

Daya Tarik Trend Fashion Korea Sebagai Budaya Populer Di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung

0 6 1

Gejala Shopaholic Di Kalangan Mahasiswa

8 40 62

Peranan Jejaring Sosial Twitter Sebagai Media Pertukaran Informasi Di Kalangan Penggunanya (Studi Deskriptif Tentang Peranan Twitter Sebagai Media Pertukaran Informasi di Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung)

0 3 1

Penggunaan New Media Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Penggunaan New Media Instagram Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Usu)

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Penggunaan New Media Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Penggunaan New Media Instagram Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fi

0 0 7

Penggunaan New Media Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Penggunaan New Media Instagram Sebagai Sarana Virtual Display Of Affection Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Usu)

0 0 15