Komparasi Konsep Fit and Proper Test pada Promosi Jabatan di Bank

haditsnya, atau tidak halal periwayatan darinya, atau laisa bi-syai-in tidak ada apa-apanya. Dikecualikan untuk Ibnu main bahwasannya ungkapan laisa bisyai-in sebagai petunjuk bahwa hadits perawi itu sedikit. 4 Tingkatan Keempat: Yang menunjukkan tuduhan dusta atau pemalsuan hadits, seperti : Fulan muttaham bil-kadzib dituduh berdusta atau dituduh memalsukan hadits, atau mencuri hadits, atau matruk yang ditinggalkan, atau laisa bi tsiqah bukan orang yang terpercaya. 5 Tingkatan Kelima: Yang menunjukkan sifat dusta atau pemalsu dan semacamnya; seperti : kadzab tukang dusta, atau dajjal, atau wadldla pemalsu hadits, atau yakdzib dia berbohong, atau yadla dia memalsukan hadits. 6 Tingkatan Keenam: Yang menunjukkan adanya dusta yang berlebihan, dan ini seburuk-buruk tingkatan; seperti : Fulan orang yang paling pembohong, atau ia adalah puncak dalam kedustaan, atau dia rukun kedustaan. Untuk dua tingkatan pertama tidak bisa dijadikan sebagai hujjah terhadap hadits mereka, akan tetapi boleh ditulis untuk diperhatikan saja. Dan tentunya orang untuk tingkatan kedua lebih rendah kedudukannya daripada tingkatan pertama. Sedangkan empat tingkatan terakhir tidak boleh dijadikan sebagai hujjah, tidak boleh ditulis, dan tidak dianggap sama sekali. Tadriibur-Rawi halaman 229-233; dan Taisir Musthalah Al-Hadits halaman 152-154.

E. Komparasi Konsep Fit and Proper Test pada Promosi Jabatan di Bank

Syariah dengan Konsep Al jarh wa At ta’dil pada Perawi Hadits. Setelah menemukan dan mengetahui kriteria-kriteria penilaian yang terdapat pada kedua konsep uji seleksi tersebut, selanjutnya kriteria-kriteria penilaian tersebut diklasifikasikan kedalam faktor-faktor penilaian dahulu sebelum dikomparasikan, agar kedua kriteria-kriteria penilaian tersebut dapat dikomparasikan secara terstruktur dan jelas. Berikut faktor-faktor penilaian yang digunakan dalam komparasi ini: 1. Integritas 2. Kompetensi 3. Hasil Penilaian Adapun bentuk komparasinya ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga proses komparasinya dapat terlihat dengan jelas: 1. Integritas Fit and Proper Test Al jarh wa At ta’dil a. Perbuatan rekayasa atau praktek- praktek perbankan yang menyimpang dari ketentuan perbankan. b. Perbuatan menolak memberikan komitmen atau tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia dan atau Pemerintah. a. Seorang Islam; perawi Hadits haruslah seorang muslim. Karena di dalam periwayatan Hadits, persaksian menjadi unsur yang sangat penting urgen. b. Dewasa baligh; perawi Hadits haruslah seorang yang dewasa, seorang yang belum baligh tidak c. Perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemilik, pengurus, pegawai, dan atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. d. Perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian di bidang perbankan e. Perbuatan dari Pengurus dan atau Pejabat Eksekutif yang tidak independen. f. Tercantum dalam daftar kredit macet g. Dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dipercaya periwayatannya. c. Berakal sehat; perawi Hadits harus seorang yang sehat normal akalnya karena seorang yang gila tidak dipercayai periwayatannya karena rusak akalnya, baik yang gila terus- menerus, maupun yang gila sewaktu- waktu. d. Orang yang bebas terhindar dari sebab-sebab fasik; menurut Syuhudi Ismail melaksanakan ketentuan agama adalah teguh dalam beragama, tidak melakukan dosa besar, tidak berbuat bid’ah, tidak berbuat maksiat, dan berakhlak mulia. e. Orang yang bebas terhindar dari suatu yang menimbulkan kejelekan kredibilitas muru’ah; arti muru’ah adalah kesopanan pribadi yang membawa pemeliharaan diri manusia pada tegaknya kebajikkan moral dan kebiasaan-kebiasaan. 2. Kompetensi Fit and Proper Test Al jarh wa At ta’dil a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya. b. Keahlian dan pengalaman di bidang perbankan dan atau bidang keuangan. c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat. a. Hafal dengan sempurna hadits yang diterima b. Mampu menyampaikan dengan baik hadits yang dihafal tersebut kepada orang lain c. Seorang rawi tersebut juga memahami dengan baik hadits yang dihafal tersebut d. Kriteria dhabith pada poin pertama dan poin kedua merupakan kategori dhabith yang bersifat umum, sedangkan kriteria dhabith pada poin ketiga merupakan kategori dhabith sempurna, disebut tamm dhabith atau dhabith plus. 3. Hasil Penilaian Fit and Proper Test Al jarh wa At ta’dil a. Hasil penilaian fit and proper test bagi orang yang menjadi calon pengurus ataupun pejabat bank, diklasifikasikan kedalam dua predikat penilaian, yaitu sebagai berikut: Lulus Tidak lulus b. Hasil penilaian fit and proper test bagi orang yang telah menjadi pengurus ataupun pejabat bank dan ingin menjabat kembali, diklasifikasikan kedalam tiga predikat penilaian, yaitu sebagai berikut: Lulus Lulus bersyarat Tidak lulus a. Tingkatan at ta’dil • Tingkatan Pertama: Yang menggunakan bentuk superlatif dalam pentadil-an, Fulan kepadanyalah puncak ketepatan dalam periwayatan • Tingkatan Kedua: Dengan menyebutkan sifat yang menguatkan ke-tsiqah-annya, ke-adil-annya, dan ketepatan periwayatannya, baik dengan lafadh maupun dengan makna. • Tingkatan Ketiga: Yang menunjukkan adanya pentsiqahan tanpa adanya penguatan atas hal itu. • Tingkatan Keempat: Yang menunjukkan adanya ke-adil-an dan kepercayaan tanpa adanya isyarat akan kekuatan hafalan dan ketelitian. • Tingkatan Kelima: Yang tidak menunjukkan adanya pentsiqahan ataupun celaan. • Tingkatan Keenam: Isyarat yang mendekati celaan jarh. b. Tingkatan al jarh • Tingkatan Pertama: Yang menunjukkan adanya kelemahan, dan ini yang paling rendah dalam tingkatan al-jarh. • Tingkatan Kedua: Yang menunjukkan adanya pelemahan terhadap perawi dan tidak boleh dijadikan sebagai hujjah. • Tingkatan Ketiga: Yang menunjukkan lemah sekali dan tidak boleh ditulis haditsnya. • Tingkatan Keempat: Yang menunjukkan tuduhan dusta atau pemalsua hadits. • Tingkatan Kelima: Yang menunjukkan sifat dusta atau pemalsu dan semacamnya. • Tingkatan Keenam: Yang menunjukkan adanya dusta yang berlebihan, dan ini seburuk-buruk tingkatan.

F. Persamaan dan Perbedaan antara Konsep Fit and Proper Test pada