Fungsi Bank Perencanaan Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI

A. Fungsi Bank

Dalam perspektif makro sebagaimana tertulis dalam Undang-undang perbankan No.10 tahun 1998, bahwa bank didirikan untuk mensejahterakan rakyat banyak. Tujuannya begitu mulia karena mengemban tugas yang bermanfaat bagi rakyat banyak. Itu menurut undang-undang perbankan. Apakah dalam konteks corporate, sebuah bank didirikan untuk itu. Tampaknya tidak demikian, sebab bagaimanapun bank adalah lembaga bisnis yang didirikan untuk bisnis. Sebuah bisnis pasti berhitung dengan risiko dan profit. Pemodal akan selalu bertindak atas dasar kedua hal ini. Pemodal akan menginginkan return tertinggi dengan risiko tertentu atau return tertentu dengan risiko terendah. Dalam kontek manajemen dana perbankan, para manajer bank harus bisa mengelola dana bank untuk mendatangkan pendapatan tertinggi. Pendapatan bersih itu dicapai melalui pengelolaan dana pada sisi pasiva yang menimbulkan biaya, dan pengelolaan dana pada sisi aktiva yang mendatangkan pendapatan. Umumnya semakin berjangka waktu lama suatu aset produktif akan semakin tinggi pendapatkan yang disumbangkan, demikian juga semakin lama jangka waktu sumber dana juga semakin tinggi biayanya. Manajemen bank bisa mengelola dana melalui pengaturan gap untuk mendapatkan pendapatan tertinggi. 7 7 http:www.idtesis.comreferensi-skripsi-tesis-disertasicorporate-control-dalam-perspektif.html Krisis perbankan di masa lalu menjadikan pelajaran berharga bagi semua pihak, baik bagi para pelaku bisnis, praktisi perbankan, maupun Bank Indonesia selaku pembuat ketentuan dan sebagai otoritas pengawas bank. Menyadari sifat bisnis perbankan yang syarat dengan risiko karena struktur keuangannya didominasi oleh dana pihak ketiga, maka industri perbankan perlu diatur secara ketat untuk menjamin dan melindungi dana masyarakat. Tata kelola perbankan yang baik menjadi sangat penting dan strategis mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi ke depan menjadi semakin kompleks.

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. 8 Perencanaan SDM ini untuk menetapkan program pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Jadi, dalam rencana SDM harus ditetapkan semua hal tersebut diatas secara baik dan benar. 9 8 Malayu S.P Hasibuan , Manajemen Sumberdaya manusia Jakarta:Bumi Ksara 2007, Edisi revisi, h.250 9 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumberdaya manusia, h.250 a. Tujuan perencanaan SDM. 10 1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan perusahaan. 2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya. 3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. 4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi KIS sehingga produktivitas kerja meningkat. 5. Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan. 6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. 7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi vertical atau horizontal dan pensiun karyawan. 8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan. 10 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumberdaya manusia, h.252 b. Rencana SDM Rencana SDM harus baik dan benar, supaya pembinaan dan pengarahan karyawan efektif dan efisien dalam melakukan tugas – tugasnya. ciri – ciri SDM yang baik dan benar, antara lain sebagai berikut. 11 1. Rencana harus menyeluruh, jelas dan mudah dipahami para karyawan. 2. Job description setiap personel jelas dan tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja. 3. Kualitas dan kuantitas serta penempatan karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 4. Rencana harus secara jelas menetapkan hubungan kerja, saluran perintah, dan tanggung jawab. 5. Rencana harus fleksibel dalam pelaksanaannya, tetapi tujuan, pedoman, dan pola dasarnya tetap. 6. Rencana harus mengatur tentang mutasi vertical-horizontal, peraturan dan sanksi hukuman, pengembangan, cara penilaian dan yang dinilai, dan lain- lain. 7. Dalam rencana harus terdapat secara jelas hak dan kewajiban para karyawan. 8. Rencana harus menjadi pedoman, kejelasan tugas pendorong semangat kerja karyawan. 9. Rencana harus dapat digunakan menjadi alat control yang baik. 11 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumberdaya manusia, h.254 c. Audit SDM Audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui apakah para karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana. Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi karyawan yang bersangkutan. 12 d. Pelaksanaan Audit SDM Pelaksanaan audit SDM dilakukan oleh atasan langsung dan manajer urusan SDM, baik secara individual maupun kolektif. Audit SDM dilakukan secara formal dan informal, baik langsung maupun tidak langsung laporan tertulis. Audit formal dilaukan oleh atasan langsung atau orang yang dapat memberikan sanksi. Audit informal dilakukan oleh masyarakat sehingga tidak dapat memberikan sanksi, tetapi penilaiannya sangat objektif jadi perlu diperhatikan penilai formal sebagai masukan. Audit SDM baru ada artinya jika ada tindak lanjut dari hasilnya. Hal ini perlu supaya karyawan termotivasi untuk meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan perilakunya.

C. Seleksi