4. Prediksi Erosi dengan Metode USLE
Penetapan erosi aktual pada setiap lahan yang dipilih untuk dijadikan sampel penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan prediksi USLE
menggunakan persamaan sebagai berikut : P
C S
L K
R A
. .
. .
. =
dimana : A
= Besarnya erosi yang diperkirakan tonhatahun R
= Faktor erosivitas hujan cmthn K
= Faktor erodibilitas tanah L
= Panjang lereng m S
= Kemiringan lereng C
= Faktor pengolahan tanah dan tanaman penutup tanah P
= Faktor teknik konservasi tanah Masing-masing faktor tersebut akan ditentukan nilainya dengan mempergunakan
rumus, seperti dibawah ini : a. Faktor Erosivitas Hujan R.
Faktor erosivitas hujan R dihitung berdasarkan data hujan bulanan dengan menggunakan persamaan Bols 1978 sebagai berikut :
dimana:
∑
=
=
12 1
30 i
i EI
R
……………………………………………………......5 dimana:
..................................6
CH = rata-rata curah hujan bulanan cm
HH = jumlah hari hujan per bulan
P.Max = curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang
bersangkutan cm. b. Faktor Erodibilitas Tanah K.
Faktor Erodibilitas tanah atau faktor kepekaan erosi tanah dihitung dengan
persamaan Wischmeier dan Smith 1978 :
[ ] [ ]
100 3
- 2,5c
+ 2
- 3,25b
+ a
- 12
10 M
2,713
-4 1.14
= K
..................... 7 dimana :
K = Faktor Erodibilitas tanah
M = Ukuran partikel yaitu debu + pasir sangat halus
100 - liat Bila data tekstur yang tersedia hanya fraksi pasir, debu dan liat,
maka persen pasir sangat halus dapat diduga 20 dari pasir Sinulingga, 1990 dalam Girsang, 1998
a = bahan organik tanah C x 1,724
b = Kode struktur tanah Tabel 6
c = Kode permeabilitas profil tanah Tabel 7
Tabel 6. Kode struktur tanah.
No. Kelas struktur tanah Ukuran diameter
Nilai 1.
Granular sangat halus 1
2. Granular halus
2 3.
Granular sedang sampai kasar 3
4. Gumpal, lempeng, pejal
4
Sumber : Arsyad 1989
Tabel 7. Kode permeabilitas tanah
No. Kelas kecepatan permeabilitas tanah
Nilai 1.
Sangat lambat 0,5 cmjam 6
2. Lambat 0,5 – 2,0 cmjam
5 3.
Lambat sampai sedang 2,0 – 6,3 cmjam 4
4. Sedang 6,3 – 12,7 cmjam
3 5.
Sedang sampai cepat 12,7 – 25,4 cmjam 2
6. Cepat 25,4 cmjam
1
Sumber : Arsyad 1989 c. Faktor Topografi LS.
Faktor topografi dihitung dengan menggunakan persamaan Wischmeier dan Smith
1978 yang dapat digunakan untuk menghitung LS :
0138 ,
00965 ,
00138 ,
2
+ +
= S
S L
LS
.................................. 8 dimana :
S = kemiringan lereng L =
panjang lereng m d. Faktor Pengelolaan Tanaman dan Tanaman Penutup Tanah C dan Faktor
Konservasi Tanah P. Faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah C serta faktor
teknik konservasi tanah P diprediksi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi
yang identik. Di samping itu juga akan ditentukan besarnya laju erosi yang masih dapat ditoleransi dan indeks bahaya erosi. Nilai faktor C dan nilai faktor P
dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Nilai faktor C untuk berbagai tipe pengelolaan tanaman
No. Jenis Tanaman
Nilai Faktor C 1
2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 Padi sawah
Gandum Jagung
Gerst Padi-padian
Singkong Kentang
Buncis Kacang Tanah
Sayuran Pisang
Teh Kopi
Cokelat Tebu
Bit gula Karet
Kelapa Sawit Kapas
Rumput Padang rumputilalang
Hutantanah hutan 0,1 – 0,2
0,1 – 0,2 tabur musim dingin
0,2 – 0,4 tabur musim semi
0,2 0,1 – 0,2
0,4 – 0,9 0,2 – 0,8
0,2 – 0,3 0,2 – 0,4
0,2 – 0,8
0,1 – 0,3 0,1 – 0,3
0,1 – 0,3 0,3 – 0,6
0,2 – 0,3
0,2 0,1 – 0,7
0,3 – 0,7 0,004 – 0,01
0,01 – 1,10 0,001 – 0,002
Sumber : Rahim 2003 Tabel 9. Nilai faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah
No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah
Nilai P 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
14. Tanpa tindakan pengendalian erosi
Teras bangku Konstruksi baik
Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik
Teras tradisional
Strip tanaman Rumput bahia
Clotararia Dengan kontur
Teras tradisional Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur
Kemiringan 0-8 Kemiringan 8-20
Kemiringan 20 Penggunaan sistem kontur
Penggunaan sistem strip 2-4 m lebar Penggunaan mulsa jerami 6 tonha
Penggunaan pemantap tanah 60 gr1m
2
CURASOL Padang rumput sementara
Strip cropping dengan clotataria lebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m Penggunaan sistem strip lebar 2 m-4 m
Penggunaan mulsa jerami 4-6 tonha Penggunaan mulsa kadang-kadang 4-6 tonha
1,00 0,04
0,15 0,35
0,40
0,40 0,64
0,20 0.40
0,50 0,75
0,90
0,10-0,020 0,10-0,30
0,01 0,20-0,50
0,10-0,50 0,64
0,20 0,06-0,20
0,20-0,40
Sumber : Arsyad, S. 1989, Seta, A. K. 1991, Kartasapoetra 1990.
Tingkat Bahaya Erosi TBE
Tingkat bahaya erosi TBE ditentukan dengan membandingkan erosi aktual A dengan erosi yang masih dapat ditoleransikan T di daerah itu dengan
rumus:
TBE =
T A
…………………………………………………………. 9
Kriteria tingkat bahaya erosi menurut Hammer 1981 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Kriteria Tingkat Bahaya Erosi
Nilai KriteriaRating TBE
1.0 1.10 – 4.0
4.01 – 10.0 10.01
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Sumber : Hammer 1981
Parameter Penelitian
Untuk penghitungan erosi menggunakan persamaan USLE, parameter yang akan diamati diantaranya :
1. Jenis tanah
2. Kedalaman efektif tanah
3. Permeabilitas tanah
4. Kadar C-organik tanah
5. Tekstur tanah
6. Struktur tanah
7. Kemiringan lereng
8. Curah hujan tahunan, bulanan dan harian
Pengukuran erosi secara langsung menggunakan metoda petak kecil dilakukan pada tipejenis penggunaan lahan budidaya tanaman jagung dengan
satu unit alat pengukuran petak kecil. Parameter yang akan diamati dalam pengukuran erosi menggunakan metoda petak kecil ini antara lain:
1. Jumlah curah hujan per kejadian hujan.
2. Volume air larian pada drum kolektor.
3. Berat sedimentasi tanah di dalam drum kolektor.
Pelaksanaan penelitian
Adapun pelaksanaan penelitian adalah : 1.
Ditentukan laju erosi yang dapat ditoleransikan T . 2.
Dihitung erosi dengan menggunakan metode Petak Kecil. a.
Ditentukan lokasi penempatan alat petak kecil. b.
Diukur curah hujan per kejadian hujan. c.
Dilakukan pengukuran setiap setelah kejadian hujan. d.
Pengukuran air limpasan dan sedimen -
Diaduk seluruh air limpasan dan sedimen yang tertampung dalam drum penampung.
- Dihitung volume air limpasan dan sedimen yang telah diaduk rata.
- Diambil sampel larutan air limpasan dan sedimen yang diaduk
e. Pengukuran besar tanah yang tererosi
- Disaring sampel larutan air limpasan dan sedimen yang diaduk
- Ditimbang sedimen yang tersaring setelah diovenkan.
3. Dihitung erosi menggunakan prediksi metode USLE.
a. Ditentukan titik pengambilan sampel tanah, diambil sampel tanah.
b. Dihitung laju permeabilitas tanah.
c. Dianalisis sifat fisika tanah tekstur, struktur.
d. Dianalisis kandungan C-Organik tanah
e. Dihitung besar erosi dan tingkat bahaya erosi.
4. Ditentukan Tingkat Bahaya Erosi TBE.
40
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Sub DAS Lau Biang Bagian Hulu DAS Wampu
Kawasan sub DAS Lau Biang merupakan kawasan hulu DAS Wampu yang terletak pada posisi 02
54,24’-03 14,78’ Lintang Utara dan 98
38,49’- 98
16,17’ Bujur Timur dengan luas 94.250 hektar. Sub DAS Lau Biang terletak di 19 kecamatan yang terdiri dari kabupaten Simalungun 2 kecamatan, kabupaten
Karo 16 kecamatan, serta kabupaten Langkat 1 kecamatan. Berbatasan dengan kabupaten Langkat kec, Salapian dan Sei Bingei dan Kabupaten Deli Serdang
kec. Kutalimbaru dan Sibolangit di sebelah Utara, Kabupaten Deli Serdang kec. STM Hulu dan Gunung Meriah di sebelah Timur, daerah tangkapan DTA
Danau Toba di sebelah Selatan dan kabupaten Karo kec. Merek, munthe, Tiga Binanga dan Kuta Buluh di sebelah Barat.
Sub DAS Lau Biang termasuk daerah yang topografinya digolongkan dalam kondisi agak curam hingga curam kemiringan antara 30-35. Hal ini
sesungguhnya sangat tidak memungkinkan untuk diolah menjadi lahan pertanian tanpa menerapkan pola konservasi tanah P. Disamping terjadinya erosi pada sub
DAS Lau Biang akibat alih fungsi menjadi lahan tanaman budidaya, khususnya tanaman pangan juga akan mengakibatkan penyempitan saluran DAS pada bagian
hilir DAS Wampu akibat sedimen yang terbawa aliran permukaan dan mengendap. Sehingga jika terjadi hujan lebat di bagian hulu akan mengakibatkan
banjir pada bagian hilir. Luas lahan pada pertanian lahan kering pada sub DAS
Lau Biang seluas 80169,822 Ha sekitar 85,06 dari luas total sub DAS Lau Biang seluas
95552,095
Ha.
Erosi yang Dapat Ditoleransikan T
Erosi yang dapat ditoleransikan pada lahan tanaman pangan jagung dapat dilihat pada Tabel 11 berikut :
Tabel 11. Tabel nilai erosi yang ditoleransikan T pada lahan tanaman jagung
No. Kecamatan
Desa Kedlmn
Efektif Tanah
mm Faktor
Kedlmn Tanah
W thn
BD grcm
3
T tonha.thn
mmthn 1
Merek Merek
1030 1
400 0,93
23,948 2,575
2 Merek
Merek 1010
1 400
0,90 22,725
2,525 3
Merek Dokhan
970 1
400 0,95
23,038 2,425
4 Merek
Dokhan 1120
1 400
0,90 25,200
2,800 5
Dolok Silau Cingkes 1010
1 400
0,92 23,230
2,525 6
Dolok Silau Cingkes 950
1 400
0,93 22,088
2,375 7
Silimakuta Naga Timbul
1040 1
400 0,95
24,700 2,600
8 Silimakuta
Naga Timbul 990
1 400
0,93 23,018
2,475 9
Tiga Panah Regaji
1000 1
400 0,93
23,250 2,500
10 Tiga Panah
Regaji 1130
1 400
0,92 25,990
2,825 11
Barus Jahe Semangat
980 1
400 0,95
23,275 2,450
12 Barus Jahe
Semangat 900
1 400
0,97 21,825
2,250 13
Kabanjahe Sukaramai
1010 1
400 0,93
23,483 2,525
14 Kabanjahe
Sukaramai 1030
1 400
0,90 23,175
2,575 15
Munthe Singgamanik
1100 1
400 0,93
25,575 2,750
16 Munthe
Singgamanik 1130
1 400
0,96 27,120
2,825 17
Payung Payung
1090 1
400 0,93
25,343 2,725
18 Payung
Payung 1030
1 400
0,96 24,720
2,575 19
Kuta Buluh Bintang Meriah
1020 1
400 0,94
23,970 2,550
20 Kuta Buluh
Bintang Meriah 1000
1 400
0,92 23,000
2,500 21
Tiganderket Tiganderket 1040
1 400
0,92 23,920
2,600 22
Tiganderket Tiganderket 980
1 400
0,93 22,785
2,450 Ket : diukur dilapangan
Dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP USU dihitung menggunakan persamaan Hammer, 1981.
Besarnya nilai erosi yang dapat ditoleransikan T dipengaruhi oleh besarnya nilai kedalaman efektif tanah, jenis tanah yakni sub ordo tanah untuk
penentuan faktor kedalamannya serta nilai bulk density. Rata-rata erosi yang dapat ditoleransikan pada lahan tanaman jagung sebesar 23,881 tonha.thn. Sedangkan
nilai erosi yang dapat ditoleransikan yang tertinggi terdapat pada daerah Munthe dengan besar erosi ditoleransikan sebesar 27,120 tonha.thn dan yang paling
rendah terdapat pada daerah Barus Jahe yaitu sebesar 21,825 tonha.thn.
Melihat besarnya nilai erosi yang dapat ditoleransikan, maka dapat di katakan bahwa erosi yang dapat ditoleransikan pada lahan tanaman pangan jagung di
Sub DAS Lau Biang tergolong tinggi. Erosi ditoleransikan dipergunakan untuk mengukur sejauh mana erosi tanah yang bisa ditoleransikan atau dibiarkan pada
suatu lahan. Dengan mengetahui besar laju erosi ditoleransikan, maka pengelolaan lahan dan teknik konservasi tanah dan air dapat disesuaikan saat pemanfaatan
lahan.
Metode Petak Kecil
Banyaknya tanah yang tererosi pada lahan tanaman pangan jagung dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:
Ket: I= filter + sedimen
II= sedimen gr No Tgl
Hari Curah
Hujan Air
dalam Tong
ltr Ulangan I
Ulangan II Ulangan III
Sedimen Rata-
rata gr Total
sedimen gr
Total Sedimen gr
x 3 I
II I
II I
II 1
5 Minggu 26
2 6 Senin
191 11,155
4,50 16,15 4,70 17,15 4,80 17,65 16,98
947,25 2841,74
3 7 Selasa
9 4
8 Rabu 80
5 10 Jumat
164 5,6
2,40 5,65 2,75
7,40 2,53 6,30
6,45 180,60
541,80 6
14 Selasa 13
7 15 Rabu
85 7,64
1,40 0,65 5,30 20,15 2,00
3,65 8,15
311,33 933,99
8 19 Minggu
21 9
29 Rabu 485
13,74 2,20
4,65 2,56 6,45 2,40
5,65 5,58
383,58 1150,73
10 30 Kamis
385 17,73
4,30 15,15 4,48 16,05 4,08 14,05 15,08 1337,14
4011,41 11
3 Minggu 21
12 25 Senin
23 13
26 Selasa 20
14 13 Sabtu
12 15
19 Jumat 38
16 25 Kamis
210 17
27 Sabtu 201
6,9 4,30 15,15 4,70 17,15 4,60 16,65
16,32 562,93
1688,78 18
7 Selasa 31
19 8 Rabu
53 20
10 Jumat 58
11.164,476
Sedimen total = 11.164,476
gr
Sedimen dalam 1 hari
= sedimen totaljumlah hari hujan = 11.164,476
gr6 hari
= 1860,746 gr hari
Nilai prediksi erosi dengan petak kecil pada lahan tanaman pangan jagung = 1860,746 gr hari
Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rata-rata jumlah hari hujan bulanan
Lampiran
= 1860,746 gr hari x 64,875 harithn =
120715,9
grthn.44 m² Sedimen untuk luasan hektar
= 10.000 m²44 m² x Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = 10.00044 m² x 120715,9 grthn. m²
=
27435428
grha.thn =
27,435
tonha.thn = 2,89 mmthn dengan bulk density 0,95 grcm³
Pengamatan untuk data petak kecil dilakukan pada bulan April-Juli 2009. petak kecil diamati setiap kejadian hujan dan dilakukan pengukuran jumlah air
limpasan yang masuk kedalam drum penampung. Dengan pengambilan data erosi tanah setiap kejadian hujan selama 4 bulan maka diperoleh besar erosi yang
terjadi pada lahan tanaman pangan jagung untuk metode petak kecil sebesar 27,435 tonha.thn atau 2,89 mmthn dengan asumsi bahwa besarnya nilai erosi
rata-rata perbulan dari pengukuran selama 4 bulan penelitian dapat digunakan untuk menghitung erosi selama 12 bulan 1 tahun. Nilai erosi metode petak kecil
ini berada di atas batas toleransi yang diperkenankan yaitu 2 mmthn atau setara 5.588.580 tonthn atau 34 tonha.thn massa jenis 1,7 grcm
³
sesuai dengan pernyataan Saptarini, dkk, 2007.
Nilai besar erosi tanah A yang diperoleh dengan metode petak kecil 2,89mmthn lebih besar dari erosi yang ditoleransikan rata-rata 2,56mmthn,
namun perbedaan yang terjadi tidak begitu signifikan. Sehingga erosi yang terjadi dilahan tanaman jagung tergolong rendah.
Pengukuran dengan metode petak kecil pada lahan jagung di laksanakan di kecamatan Merek desa Dokhan. Dengan latar belakang pemilihan lokasi adalah
lahan budidaya tanaman jagung tersebut sesuai dengan yang di butuhkan untuk pengukuran erosi tanah menggunakan metode petak kecil. Baik dari
kemiringannya, panjang lerengnya dan kondisi tanaman jagungnya. Nilai erosi petak kecil sebesar 27,435 tonha.thn bila dibandingkan
dengan nilai erosi yang dapat ditoleransikan T sebesar 23,881 tonha.thn. maka nilai tingkat bahaya erosi yang terjadi adalah sedang 1,12. Erosi yang di peroleh
pada metode ini adalah dengan melakukan pengukuran secara langsung dilapangan tanpa menggunakan ketetapan-ketetapan aritmetik seperti digunakan
dalam metode USLE. Sehingga erosi tanah yang diperoleh dengan metode petak kecil adalah erosi nyata yang terjadi dilahan tanaman jagung.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui keakuratan pengukuran erosi metode petak kecil tergantung pada pemilihan lokasi
penempatan petak kecil, pemasangan semua komponen petak kecil dan
pengukuran volume air limpasan yang tertampung dalam drum penampung. Namun demikian, untuk mendapatkan nilai erosi yang lebih mendekati keadaan
sebenarnya perlu dilakukan penelitian selama 1 tahun atau adanya kesinambungan data pengukuran selama 12 bulan untuk kedua musim yakni musim kemarau dan
musim hujan serta penggunaan petak kecil yang lebih banyak agar dapat mewakili seluruh lahan tanaman pangan jagung pada Sub DAS Lau Biang.
Prediksi Erosi Metode USLE 1.
Erosi
Nilai erosi lahan tanaman pangan jagung di 22 titik sampel dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai erosi tertinggi pada lahan tanaman pangan jagung di Sub
DAS Lau Biang terdapat di daerah Dolok Silau sebesar 382,043 tonha.thn dan yang terendah di daerah Munthe sebesar 64,031 tonha.thn dengan nilai erosi
rata-rata 171,165 tonha.thn. Erosi tanah yang terjadi dengan prediksi USLE jika dibandingkan dengan besar erosi ditoleransikan, maka diperoleh tingkat bahaya
erosi tinggi 7,17. Dari nilai besarnya erosi pada lahan tanaman pangan jagung di Sub DAS Lau Biang dengan menggunakan metode USLE maka besar erosi
tanah yang mungkin terjadi paling tinggi adalah di kecamatan Dolok Silau desa Cingkes yaitu sebesar 382,043 tonha.thn, dan yang paling rendah terdapat di
kecamatan Munthe desa Singgamanik yaitu sebesar 64,031 tonha.thn. Besarnya nilai erosi yang terjadi dengan menggunakan metode USLE
disebabkan oleh penggunaan nilai-nilai tetapan faktor yang mempengaruhi erosi tanah itu sendiri. Yaitu nilai-nilai faktor yang mempengaruhi kemungkinan
terjadinya erosi tanah dalam prediksi USLE yang telah ditetapkan sebelumnya. Penggunaan koefisien tetapan-tetapan tersebut mengakibatkan erosi tanah yang
terjadi dengan mengunakan prediksi USLE sangat tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh data curah hujan yang diperlukan kurang lengkap sehingga mengakibatkan
faktor erosivitas tinggi 2065,17 cmthn, nilai erosivitas yang tinggi diperoleh dari data curah hujan tahunan yang tinggi yakni sebesar 3137,8 mmthn.
Erosi tanah yang terjadi dengan menggunakan prediksi USLE jika dibandingkan dengan erosi tanah dengan menggunakan metode petak kecil, maka
diperoleh perbedaan yang sangat signifikan. Dimana diperoleh nilai erosi tanah dengan menggunakan prediksi USLE paling tinggi sekitar 382,043 tonha.thn.
Sedangkan dengan menggunakan metode petak kecil hanya 27,435 tonha.thn. Dengan melihat perbedaan besar erosi yang terjadi di lahan tanaman jagung
dengan menggunakan kedua metode, dapat di tarik kesimpulan bahwa metode yang paling tepat untuk meghitung laju erosi adalah metode petak kecil. Juga
dapat dilihat bahwa dari perbandingan antara kedua metode dengan besar laju erosi yang ditoleransikan, diperoleh besar erosi yang mendekati besar erosi
ditoleransikan adalah besar erosi yang diperoleh dengan metode petak kecil. Perbedaan besar erosi tanah yang diperoleh dengan kedua metode
petak kecil dan prediksi USLE disebabkan oleh adanya perbedaan penggunaan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah dalam pengukuran. Pada metode
petak kecil besar erosi tanah yang diperoleh adalah langsung dari pengukuran sedimen yang terhanyutterkikis oleh aliran permukaan saat terjadi hujan, tanpa
memilah faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah. Sedangkan perhitungan laju erosi tanah dengan metode prediksi USLE semua faktor yang mempengaruhi
erosi erosivitas hujan, erodibilitas tanah, topografi, tanaman, dan teknik konservasi di uraikan secara terpisah. Nilai-nilai faktor yang mempengaruhi
prediksi erosi dengan metode USLE telah ditentukan sebelumnya, dengan kata lain mungkin faktor-faktor tersebut tidak sesuai dengan lahan yang sedang diukur
laju erosinya. Misalnya untuk faktor topografi, kemiringan dan panjang lereng diukur di
lapangan. Kesalahan dalam pengukuran dapat berpengaruh terhadap penyimpanan nilai erosi yang diperoleh. Demikian juga untuk nilai C dan P yang didapat
merupakan nilai yang besarnya telah tertentu berdasarkan tabel yang telah ada sebelumnya sehingga nilai dari kedua faktor ini merupakan koefisien yang didapat
melalui penelitian sebelumnya yang telah menjadi tetapan. Untuk itu perlu penetapan nilai C dan P yang sesuai dengan di lapangan.
Karena nilai-nilai faktor pada prediksi metode USLE telah tertentu terjadi perbedaan yang sangat signifikan antara metode Petak Kecil dengan metode
prediksi USLE, sehingga prediksi USLE perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah secara terurai. Sehingga
setiap faktor yang mempengaruhi erosi tanah diuraikan satu persatu. Hal ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran di laboratorium pengukuran laju erosi
skala laboratorium.
2. Tingkat Bahaya Erosi