Faktor penutupan lahan. Kajian Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Pada Penggunaan Lahan Tanaman Pangan (Jagung) Di Sub Das Lau Biang (Kawasan Hulu Das Wampu)

makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20 . Sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun. Sebagian besar lahan penanaman jagung di Indonesia berupa lahan kering. Masalah utama penanaman jagung di lahan kering adalah kebutuhan air sepenuhnya tergantung pada curah hujan. Masalah lainnya adalah bervariasinya kesuburan lahan dan adanya erosi yang mengakibatkan penurunan kesuburan lahan Adisarwanto dan Widyastuti, 2000.

3. Tanah Lahan Budidaya Tanaman Pangan.

Lahan yang baik untuk pengembangan lahan pangan ialah datar atau sedikit landai. Lahan yang terlalu miring tidak terlalu cocok karena biasanya miskin hara kecuali yang tanahnya terbentuk dari endapan abu volkan dan memerlukan penterasan untuk pengendalian erosi. Tanah yang baik untuk pengembangan tanaman pangan ialah tanah alluvial asal jangan terlalu berpasir atau berbatu dan bebas banjir. Pemilihan tapak penanaman yang baik berkenaan dengan suhu, dan curah hujan Terra, 1948.

4. Faktor penutupan lahan.

Faktor pengelolaan tanaman faktor-C merupakan rasio dari tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman Achlil, 1995. Berdasarkan formula yang dikemukakan Wischmeier dan Smith 1978, nilai pengelolaan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya laju rosi, selain faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, kemiringan dan panjang lereng Supangat dkk, 2001. 29 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2009 di kawasan hulu DAS Wampu, yaitu Sub DAS Lau Biang yang meliputi 10 sepuluh wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Dolok Silau dan Silimakuta di Kabupaten Simalungun, serta wilayah Kecamatan Merek, Tiga Panah, Barus Jahe, Kabanjahe, Munthe, Payung, dan Tiganderket dan di Kabupaten Karo. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lahan budidaya tanaman pangan jagung, contoh tanahsedimen, contoh air larian, peta administrasi, peta jenis tanah, peta kelas lereng, peta penutupan dan penggunaan lahan, dan data curah hujan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah GPS Global Positioning System, altimeter, klinometer, bor tanah, ring sampel tanah, meteran, waterpass, pisau pandu, kantong plastik dan karet gelang, kertas label, drum penampung atau kolektor air larian dan sedimentasi, lembar plastik penahandinding petak kecil, kawat, patok kayu, paku, martil, dan alat pertukangan lainnya, perangkat penangkar mini curah hujan, timbangan, alat tulis, perangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat sistem informasi geografis SIG, kamera digital. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan metode deskriptif eksploratif yang dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi di kawasan hulu DAS Wampu Sub DAS Lau Biang melalui penghitungan dan pengukuran besarnya erosi dan erosi yang masih dapat ditoleransikan pada penggunaan lahan tanaman pangan jagung. Pengukuran erosi dan pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara purposive sampling terutama dalam menetapkan lokasi lahan budidaya tanaman pangan jagung.

1. Pengamatan Lapangan